Audrey merasa sebuah kenangan indah memang layak disimpan, lalu berusaha menenangkan Tuan dan Nyonya Lanscote.
"Tuan mengapa tidak menyewa jasa petugas keamanan?" tanya Audrey.
"Lihatlah sekelilingmu, pemandian ini sungguh sepi," jawab Tuan Lanscote.
"Jadi aku rasa, cukup aku saja yang mengawasi itu sudah cukup," jawab Tuan Lanscote.
"Tapi..." ujar Audrey meragu.
"Bagaimana jika aku meminjamkan pengawal-ku yang berjaga diluar untuk membantumu menjaga disini," Audrey memberikan penawarannya.
"Dan itu gratis," ujar Audrey.
"Mengapa kau ingin membantu kami?" tanya Nyonya Lanscote.
"Karena kenangan inda
"Apa mau-mu?" tanya Mia dengan marah seraya mendorong tubuh Gery menjauh.Mia melangkah pergi dengan marah, ingin bergegas menjauh dari Gery namun malah ditarik kembali oleh Gery."Aku menginginkanmu," jawab lugas Gery.Tubuh Mia pun mematung tak bergerak mendengar pengakuan Gery."Menginginkanku," ulang Mia."Apa kau sudah gila, kau ingin aku menjadi selingkuhanmu?" tanya Mia kepada Gery."Selingkuhan?" tanya balik Gery."Kau dan Melinda bukankah sudah bertunangan," jawab Mia."Ah Melinda..." jawab Gery.Gery menarik Mia keluar dari dapur, Gery memba
Keesokan harinya, Stefan mengantar Audrey untuk bekerja di pemandian umum Lanscote. Sebelum turun Stefan memberikan kecupan ringan di bibir Audrey, "aku akan menjemputmu sore nanti," janji Stefan.Audrey pun dengan bersemangat memulai hari pertama dia bekerja di pemandian umum Lanscote, selang beberapa jam setelah jam operasional buka. Mia datang untuk membantu, Mia sama bersemangatnya dengan Audrey, satunya menjadi kasir, satunya menjadi bagian peyediaan perlengkapan.Mia membantu Audrey melipat-lipat handuk sambil mengobrol, Mia ingin mengatakan tentang hubungannya dengan Gery namun merasa ragu. Audrey menangkap gelagat salah tingkah Mia."Ada apa?" tanya Audrey."Tidak ada," jawab Mia."Owh ayolah, aku sangat mengenalmu," ujar Audrey.Mia "...""Bagaimana jika keluarganya tidak menerima-ku," tanya Mia."Kau ini memangnya kurang apa, cantik, cerdas, pemberani," puji Audrey,"Hanya kau satu-satunya wanita yang berani me
Setelah berpindah kepemilikan maka Stefan berhak secara penuh untuk mengelola maupun meronavasi pemandian umum tersebut. Audrey sangat bersemangat mengelola tempat ini. Renovasi kecil dilakukan terlebih dahulu untuk mempercantik tempat ini tanpa mengubah arsitektur awal bangunan.Audrey merasa lelah karena mengatur dekorasi lalu memutuskan mandi di kamar mandi VIP. Audrey melepaskan pakaiannya menggantinya dengan kimono lalu masuk ke bathup besar di sana, Audrey juga memasang aroma terapi dengan wangi Lavender, itu semakin menambah rasa rileks di tubuh Audrey.Audrey memejamkan matanya, lalu tiba-tiba merasa ada yang ikut masuk kedalam bathup-nya, "Kau." ujar Audrey yang melihat Stefan ikut masuk kedalam."Bukankah kau sibuk?" tanya Audrey."Sex di siang hari nampaknya akan mengenyangkan," jawab Stefan seraya menarik tubuh Audrey.Audrey "...."Tubuh basah keduanya, semakin erat saling memeluk. Stefan menciumi tulang selangka Audrey sementar
Audrey mempersilahkan kedua ibu dan anak itu untuk bertemu dirinya, ibu dan anak itu nampak sedikit kusam. Begitu melihat Audrey Nyonya Smith segera memeluk Audrey berlaku seakaan selama ini menjadi ibu yang baik. Mia menarik tangan Audrey, agar melepaskan pelukannya."Jangan terlalu baik dengan kedua ular ini!" ujar Mia."Ada apa kalian kemari?" tanya Audrey."Apakah ada larangan jika aku ingin menemui putriku," jawab Nyonya Smith."Putri yang telah kau buang maksudmu!" ujar marah Mia.Audrey tak ingin bertengkar lalu menarik Mia duduk di sofa, "katakan ada apa? waktu ku tidak banyak," ujar Audrey."Keluarga kita.... keluarga kita menuju kebangkrutan," jawab Nyonya Smith terisak."Ayahmu, saat ini sedang sakit parah dan membutuhkan pengobatan yang tidak sedikit," jawab Nyonya Smith lagi."Ayah," gumam Audrey."Tolonglah kami!" pinta Nyonya Smith.Nyonya Smith mendatangi Nyonya Spencer, ibu dari Mia. untuk mencari
Keandra memandang Audrey dengan tatapan iri, melihat Stefan begitu lembut memandangi Audrey. Kepala pelayan meminta Keandra menuangkan jus jeruk ke gelas Stefan dan Audrey. Dengan gugup Keandra pun menuangkannya."Keandra!" panggil Audrey."Perkenalkan ini adalah Tuan Wyatt, suamiku" ujar Audrey."Sayang ini adalah sepupu yang kuceritakan, yang kuterima bekerja disini," ujar Audrey lagi.Stefan hanya tersenyum seraya menyesap jus jeruknya, Keandra berjalan pergi ke dapur dengan hati kesal. Pria yang baru saja dia taksir ternyata adalah suami dari wanita yang dia benci."sial, ternyata dia memiliki keberuntungan yang bagus," gumam Keandra merutuki Audrey."lihat saja, sebentar lagi aku akan meruntuhkan keberuntunganmu ini," ancam Keandra.Sementara itu Gery masih sibuk dengan penggalian harta karun Fenn di pemandian umum Lanscote. Lokasi pasti harta karun itu tertanam telah diketahui. Mereka memulai membongkar gudang bawah tanang Lansc
Dalam waktu singkat, juru bicara kepolisian segera menggelar konfresni pers yang mengatakan bahwa Negara telah menemukan Harta karun Fenn, dan atas nama negara maka Harta karun yang terdiri dari banyak koleksi-koleksi lukisan langka, maka akan menjadi milik negara yang akan di simpan di museum dan di buka untuk publik untuk dilihat.Stefan mematikan Televisi, merasa lega karena dengan konfrensi pers dari juru bicara kepolisian, maka keluarga kecilnya tidak lagi menjadi target dari kelompok Son Of The Devil.Stefah Wyatt menjadi trending topik. karena menyerahkan begitu saja harta karun yang ditemukan untuk negara. Dan Stefan tiba-tiba saja menjadi pria yang semakin diinginkan oleh para gadis-gadis. Audrey yang mengetahui tentang hal ini menjadi sedikit merajuk."Kenapa? tanya Stefan yang melihat Audrey tengah merajuk, sambil menyisiri rambutnya."Saat ini kau pasti merasa senang bukan?" jawab sekaligus tanya Audrey."Tentu saja." jawab Stefan.
Hari ini Audrey pergi ke rumah sakit, memeriksa kehamilan dan berencana menjenguk Tuan Smith. Stefan ikut pergi mengantar, begitu juga Keandra dan Nyonya Smith yang memohon untuk bisa ikut pergi bersama Audrey dan Stefan. Mereka pun pergi bersama.Setelah kehamilan Audrey di periksa, mereka pun menjenguk Tuan Smith yang terbaring koma. Audrey hanya menatapi Ayahnya itu dari balik kaca, Stefan merangkul Audrey, menghiburnya. Keandra menatapi iri. Dokter dan perawat terlihat masuk, dan bersiap memindahkan Tuan Smith."Ei.... itu kenapa?" tanya Keandra dan Nyonya Smith."Akan dipindahkan ke ruang VIP," jawab Stefan.Stefan telah mengatur dokter terbaik untuk merawat Papa mertuanya ini, juga memberikan kamar rawat inap yang lebih baik.
Keandra mengetahui jika Stefan meminta susu hangat untuk diantarkan ke ruang kerjanya, Keandra dengan sukarela menawarkan diri untuk mengantar susu itu untuk Stefan. Keandra sedikit membuka kancing atas kemeja-nya sehingga membuat dadanya seakan seperti akan menyumbul keluar, tak lupa Keandra juga menyemprotkan parfum yang wanginya menggoda penciuman dan bisa membangkitkan hasrat.Keandra mengetuk pintu dan masuk lalu berjalan perlahan kearah meja kerja Stefan lalu meletakan susu hangat itu dengan perlahan, Stefan meletakan pulpennya karena mencium aroma wangi yang tajam di hidungnya. Stefan menengadahkan kepalanya dan melihat Keandra dengan sedikit membungkuk meletakan susu hangat itu di meja.Keandra berdiri dengan wajah tersenyum, berharap Stefan tertarik dengan tubuhnya. Keandra agak bergerak dengan sedikit sensual mencoba memberi tanda jika dia sedang merayu, mengajak Stefan melakukan olah raga fisik yang menyenangkan nikmatnya. Stefan memandangi Keandra, dan ini
Merasa ada yang menciuminya Audrey pun terbangun, membuka kedua matanya. dan merasa terkejut ketika melihat wajah Stefan sangat dekat dengan wajahnya. Mereka sama-sama saling bisa merasakan embusan nafas mereka. Tubuh Stefan menegang, ini adalah pertama kalinya mereka sedekat ini setelah bertahun-tahun. Selama kepergian Audrey, Stefan mengalami disfungsi seksual, tidak bisa berdekatan dengan wanita. Tidak memiliki hasrat sama sekali.Jadi ketika dirinya sedekat ini dengan Audrey, Tubuh Stefan bereaksi tak karuan, semua rasa ingin bercumbu menyerang kembali, datang dengan bertubi-tubi bahkan lebih besar dari sebelumnya. Tubuh Stefan mengkaku melihat bola mata Audey yang terlhat seperti manik-manik yang indah, embusan nafas Audrey seketika saja mengacaukan emosi jiwa Stefan."Maafkan aku, maafkan aku ... karena sudah membangunkanmu," ujar Stefan dengan suara gugupnya.Mereka berdua dalam suasana canggung, Audrey sedikti bangun dari posisi tidurnya, : T-tidak apa,"
Saatnya kembali pulang ke Mansion, Xavier menjemput Audrey dan Hugo. Karena Stefan masih berpergian dinas luar untUk mengurus bisnisnya. Demi untuk bisa pulang cepat maka Stefan benar-benar memangkas waktu tidurnya agar pekerjaannya cepat selesai dan bisa segera kembali ke Mansion.Di Mansion, Hugo melihat-lihat tampat tinggal barunya itu, selama ini tinggal berpindah-pindah dan tinggal di desa tentu saja Hugo tidak pernah melihat Mansion sebagus itu, "Ini semua adalah milikmu," ujar Xavier yang sedari tadi memperhatikan Hugo."Ayo! Kita lihat kamarmu," ajak Xavier.Hugo pun mengikuti langkah Xavier pergi ke kamar barunya. Sementara, Audrey bersama kepala pelayan mengantarkan Nyonya Aleida melihat kamarnya, "Untuk seterusnya ini adalah kamar Nyonya!" jelas kepala pelayan."Terima kasih," ujar Nyonya Aleida dengan sopan dan menatapi kagum kamar barunya ini.Mia menarik tangan Audrey, "Apa kau sudah siap?' tanya Mia."Siap apa?" ta
Audrey berpikir jika MIa menunda pernikahannya bersama Gery, karena permasalahan dirinya dengan Stefan. Mia ini adalah teman yang setia kawan. Melihat sahabat baiknya kesusahan, mana bisa dia bersenang-senang. "Sudah tak usah dibahas tentang aku, kita bahas tentangmu saja," ujar Mia."Apa selama ini kau hidup dengan baik?" tanya Mia."ya, tidak ada yang lebih baik dari ini, bersama Hugo tentu saja baik," jawab Audrey."Tentang Stefan ..." Mia tidak berani melanjutkan perkataannya."Kita ... kita tidak usah bahas itu dulu ya," ujar Audrey.Mia pun beberapa hari menginap disini, Mia semakin akrab dengan Hugo. Mengetahui ini adalah sahabat baik mamanya maka Hugo pun dengan mudah dekat dengan Mia. Ketika hampir menjelang tengah malam ponsel Audrey berdering, itu adalah panggilan telpon dari Gery, "ada apa?" tanya Audrey."Mia ..." Gery menjawab meragu."Semenjak kau pergi, Mia menjaga jarak dengan aku/," jelas Gery.Audrey merasa s
"Mengapa kau begitu tega kepada kami?' tanya Mia dengan suara tercekat menahan tangis."Maafkan aku, maafkan aku," tukas Audrey.Audrey menceritakan kejadian malam itu, alasan mengapa dia lebih memilih menghilang bersama bayinya, Mia langsung saja memeluk Audrey, "jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi," pinta Mia."Aku janji," ujar Audrey.Begitu mereka memasuki ruangan tempat para pria mereka menunggu, dengan tiba-tiba saja Mia berdiri di depan Stefan. Merasa bingung Stefan dan Gery pun bangun secara bersamaan. Dengan tiba-tiba saja Mia melayangkan tangannya dan "plak" tangan Mia mendarat di pipi Stefan."Itu karena telah membuat Audrey-ku pergi meninggalkanku selama bertahun- tahun!" tukas kesal Audrey.Stefan hanya mengusap-usap lembut pipinya, tidak melawan sama sekali karena memang merasa dirinya bersalah. Gery segera menarik Audrey, menenangkan MIa yang masih bersungut kesal., "sayang tenanglah, ada Hugo di sini," nasehat Gery.
Setelah meminum air buah timun buatan Nyonya Aleida maka barulah Stefan sedikti merasa lebih baik, Audrey berjalan kearah Stefan yang terlihat lemas itu. Sementara Hugo yang tadi telah mencuri dengar sedikit merasa tiba melihat Papa-nya yang sedang sakit itu. Hugo masuk ke kamarnya, lalu merebakan dirinya di ranjang besarnya, memandangi langit-langit seraya berpikir tentang sesuatuSementara Audrey berdiam duduk di sofa menjaga Stefan. Audrey terlelap sambil duduk, Stefan membuka kedua matanya. Merasa sudah lebih baik maka Stefan pun mencoba bangun. Stefan memperhatikan Audrey yang sedah terlelap dan merasa jika kecantikan Audrey tidak memudar sedikitpun. Stefan mencoba bangun, namun masih tersisa sedikti rasa sakit di perutnya sehingga Stefan sediit meringis. Mendengar suara Stefan yang sedang menahan sakit, langsung saja Audrey berdiri dan duduk di sisi Stefan."Apakah masih sakit, katakan bagian mana yang masih terasa sakit?" tanya Audrey dengan terlihat panik.
Audrey masuk ke rumah sambil bersungut tak percaya jika Stefan mau berkemping di depan rumah mereka, "lihat saja mereka akan bertahan sampai kapan," gumam Audrey.Nyonya Aleida dan Hugo juga ada mengintip dari balik tirai jendela rumah mereka, "itu, apakah mereka benaran akan tidur di luar?" ujar Nyonya Aleida."Biarkan saja jika mereka mau, tak usah pikir lagi dan tak usah dilihat lagi!" tukas Audrey seraya menggendong Hugo untuk masuk kedalam kamarnya.Dalam hati, Hugo juga ada sedikit rasa kasihan terhadap Papa-nya itu. Namun Hugo masih belum bisa menerima kehadiran Stefan setelah mengetahui cerita keadaan sebenarnya. Ketika tengah malam, Audrey terbangun perlahan karena tidak ingin membangunkan Hugo, Audrey berjalan ke ruang tam lalu menyibak tirai jendela mereka dan mengintip keadaan Stefan dan Xavier."Mereka benaran tidur diluar sana," ujar pelan Audrey.Audrey masih sangat mencintai pria yang sedang menungguinya di luar rumahnya itu, namun
"Sebentar," ujar Xavier menarik tangan Stefan."Tidak! aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi," tukas Stefan."Hei! sabarlah, ku akan mengecek lokasi mereka dulu ada dimana sekarang," jelas Xavier."Apa maksudmu?" tanya Stefan bingung.Xavier mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu mulai membuka media sosial, mulai menggerakan jarinya di layar ponselnya lalu xavier tersenyum."Dapat," ujarnya kesenangan."Apa?" tanya Stefan bertambah bingung."Ayo!" ajak Xavier.Di media sosial tadi, Xavier mencari tahu Food Truck Hugo sedang berjualan di daerah mana. Xavier pun melajukan mobilnya dengan cepat. Sementara Stefan berdebar-debar. Mobil yang sedang dilajukan ini akan segera membawa dirinya bertemu dengan Audrey dan putranya.Setelah berkendara beberapa jam, maka mereka pun tiba. Terlihat banyak antrian di depan Food Truck, Stefan pun tak bisa menguasai diri dan ingin menyelak antrian. Namun malam memancing keributan, Audrey
Begitu tiba, Xavier segera saja masuk ke kamar Stefan, melihat Stefan sudah tertidur langsung saja Xavier menarik selimut Stefan."Hei ada apa ini?" tanya Stefan limbung.Xavier mengambil rambut Stefan beserta akarnya, "kelak kau akan berterima kasih kepadaku," ujar Xavier langsung saja bergegas pergi lagi keluar."Apakah dia sedang keracunan makanan," gumam Stefan seraya melihat jam diatas nakasnya yang menunjukan jika ini masih jam lima pagi.Stefan pergi ke rumah sakit menemui dokter kenalannya, "aku ingin kau melakukan tes DNA untuk ini," ujar Xavier."Kau memintaku datang pagi-pagi sekali hanya untuk ini?" tanya Alex."Sudah lakukan saja, nanti akan kupastikan kakak-ku mem
panggilan Hugo membuyarkan lamunan Audrey, "Ma!" panggil Hugo lagi.Audrey pun segera mengembalikan kesadarannya, dirinya masih begitu mencintai Stefan namun tidak bisa memaafkan sikap Stefan waktu itu yang lebih memilih menyelamatkan dirinya ketimbang buah cinta mereka, "Maaf! Mama hanya sedikti haus saja," jawab Audrey yang melihat tatapan kekhawatiran dimata putranya itu.Sementara itu di Wyatt Group, Stefan tengah dilanda kebosanan dan kerinduan mendalam, lalu mencoba mengecek lagi rekaman CCTV waktu itu. Satu persatu Stefan memperhatikan untuk melihat kejanggalan namun tidak menemukan apa-apa, sekali lagi Stefan memutar rekaman CCTV ketika Nyonya Aleida keluar dari kamar rawat Audrey.Stefan menghentikan rekaman lalu memutar balik kembali, Stefan memperhatikan pada saat itu ada sebuah tali gelang yang sedikit menjuntai. Itu adalah gelang pasangan yang pernah Stefan berikan untuk Audrey. Dengan impulsif Stefan segera keluar ruanganya m