Home / Romansa / LILY / BAB 8

Share

BAB 8

Author: Anputri
last update Last Updated: 2021-10-21 12:13:17

Mereka akhirnya sampai di rumah Rachel. Aunty Sera berencana tinggal di sini selama dirinya di Jakarta. Sebenarnya Aunty Sera memiliki rumah di Jakarta. Tetapi, wanita itu malas jika harus di rumah sendirian apalagi di sana banyak kenangan dengan mantan suaminya. Aunty Sera sudah lama bercerai dengan suaminya semenjak dua tahun yang lalu.

Alasan mereka bercerai adalah mantan suaminya yang selingkuh dengan wanita lain. Miris sekali nasib Aunty Sera, bahkan sampai sekarang wanita itu belum ingin memulai hubungan dengan lelaki manapun. Itulah sebabnya dia menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Lily kagum dengan tante dari sahabatnya itu, menurutnya Aunty Sera sudah seperti kakak dan idola bagi dirinya.

Rachel masuk ke dalam rumah terlebih dahulu dan disusul Lily serta Aunty Sera. Di ruang tamu sudah ada Bunda Santi yang menyambut kedatangan mereka. “Selamat datang adikku tersayang. I miss you,” ujar Bunda Santi sambil merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan adiknya. “Miss you too, bagaimana kabar kakak?” ucap Aunty Sera. Lily dan Rachel yang melihat kedua wanita itu tersenyum geli.

“Kabarku baik. Bagaimana denganmu? aku lihat kamu semakin kurus,” kata Bunda Santi.

“Aku baik-baik saja dan jangan bahas mengenai berat badanku, aku merasa nyaman dengan berat badanku saat ini jadi tidak perlu khawatir,” jelas Aunty Sera.

“Oke baiklah, apapun itu aku akan mendukungmu asalkan kamu bahagia dengan kehidupanmu saat ini,” ujar Bunda Santi.

“Ekhm ... masih ada orang di sini,” sindir Rachel.

“Maaf sayang soalnya Bunda sudah lama tidak bertemu dengan Aunty Sera,” kilah Bunda Santi.

"Kamu akan lama berada di Jakarta kan Ser?" tanya Bunda Santi lagi setelah memberi pengertian pada anak satu-satunya itu.

"Rencananya sih begitu kak, karena aku akan membuka cabang baru di sini," balas Aunty Sera.

"Oh benarkah? kakak bangga dengan kamu. Butikmu sekarang semakin berkembang pesat," puji Bunda Santi.

"Kakak bisa saja, ini semua karena kerja keras semua karyawanku dan tentunya keponakanku serta temannya itu," ucap Aunty Sera dengan tersenyum manis.

"Ckckck ... sudahlah ayo kita makan siang, perutku sudah sangat lapar," ucap Rachel.

"Oke baiklah ayo kita makan siang terlebih dahulu dan kita lanjutkan bicaranya setelah makan," kata Bunda Santi.

Mereka berjalan menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai makanan. Makanan tersebut sudah Bunda Santi siapkan dan dirinyalah yang memasaknya sendiri dengan bantuan pembantu di rumah. Wanita itu menyiapkan makanan yang khusus untuk menyambut kedatangan adik tercintanya itu. Hal tersebut karena sudah lama adiknya tidak berkunjung ke sini dan karena itu dirinya ingin memberikan yang terbaik untuk adiknya.

"Ah ... rasanya perutku ingin meledak, ini enak sekali kak. Sudah lama aku tidak makan seperti ini," ucap Aunty Sera.

"Salah siapa yang tidak pernah pulang dan nyaman di negara lain," sindir Bunda Santi.

Aunty Sera yang mendengarkan itu hanya tersenyum geli dengan sindiran kakaknya itu. Bukannya dia nyaman di negara lain tetapi karena memang dirinya harus mengurus butiknya di sana. Sebenarnya dirinya ingin sekali pulang dan berkumpul bersama keluarganya. Oleh karena itu, dirinya bekerja keras sampai malam untuk menyelesaikan pekerjannya disana dan pulang ke Indonesia untuk menemui keluarganya dalam waktu yang lama.

Setelah makan siang, Aunty Sera mengajak Rachel dan Lily untuk mengobrol mengenai butik di gazebo dekat kolam renang. Sedangkan, Bunda Santi pergi ke kamar untuk istirahat. Aunty Sera ingin membicarakan rencanannya yang ingin membuka cabang butik baru dan merenovasi butik tempat Lily dan Rachel bekerja. Dirinya juga ingin meminta saran terkait asisten yang akan membantu pekerjaan Lily dan Rachel beberapa hari ke depan.

"Apa yang ingin Aunty bicarakan?" tanya Rachel setelah mereka bertiga sudah duduk di gazebo.

"Jadi begini seperti yang kalian ketahui jika Aunty akan membuka cabang baru dan merenovasi butik tempat kalian bekerja. Aunty tidak mungkin mengerjakan semuanya sendirian dan karena itu Aunty membutuhkan bantuan kalian," jelas Aunty Sera dengan wajah serius.

"Tentu saja kami akan membantu, bukan begitu Chel?" tanya Lily.

"Iya tentu saja kami akan membantu Aunty mengerjakan itu semua," ucap Rachel.

"Terima kasih sudah membantuku," balas Aunty Sera dengan tersenyum.

"Tidak perlu sungkan kepada kami Aunty. Jadi apa yang harus kami lakukan?" tanya Lily.

Aunty sudah mengurus pembangunan cabang baru dan sekarang sudah selesai tahap pembangunannya. Mungkin dalam beberapa hari ke depan kita akan disibukkan dengan persiapan pembukaan cabang baru,” jelas Aunty Sera.

Aunty sejak kapan pembangunan cabang buttik baru dimulai?” tanya Rachel.

“Mungkin sekitar 7 bulan yang lalu. Sebenarnya Aunty sudah berencana sejak 1 tahun yang lalu tapi baru terlaksana beberapa bulan belakangan ini,” ucap Aunty Sera.

“Oh jadi begitu,” kata Rachel.

Aunty dari kemarin sudah memikirkan ini baik-baik. Aunty rasa kalian membutuhkan asisten untuk membantu pekrjaan kalian. Pekerjaan kalian akan semakin bertambah menginggat adanya pembukaan cabang baru dan renovasi butik tempat kalian bekerja,” kata Aunty Sera.

“Rachel setuju. Jujur saja membayangkannya membuat Rachel tidak sanggup. Apalagi Lily harus menjaga kondisi kesehatannya,” ucap Rachel.

“Lily terserah Aunty saja,” ujar Lily.

“Oke, Aunty akan segera mencarikan asisten untuk kalian,” ucap Aunty Sera.

Keesokan harinya Aunty Sera sedang berada di dalam ruangannya yang berada di butik tempat Lily dan Rachel bekerja. Hari ini dia berencana untuk mencari asisten baru untuk Rachel dan Lily. Selain itu, dirinya juga harus pergi ke cabang butik baru untuk melihat persiapan pembukaan minggu depan. Membayangkan betapa sibuk pekerjaannya membuat dirinya pusing.

Rachel dan Lily kemarin sudah merekomendasikan orang yang bisa diandalkan untuk menjadi asisten mereka. Rara dan Bunga adalah orang yang menurut mereka bisa diandalkan untuk menjadi asisten. Mereka adalah karyawan di butik. Aunty Sera juga tidak keberatan dengan pilihan tersebut tetapi dirinya tetap harus mengetahui kemampuan dari Rara dan juga Bunga.

Alasan itulah yang membuat dirinya berada di sini. Setelah melihat riwayat pekerjaan Rara dan Bunga selama di sini dan juga berbicara dengan mereka beberapa saat lalu membuat dirinya yakin untuk merekrut mereka berdua. Saat sedang berpikir mengenai Rara dan Bunga, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk. “Masuk,” ucap Aunty Sera. Pintu perlahan dibuka dan memperlihatkan Rachel serta Lily masuk ke dalam ruangannya.   

“Apakah kami mengganggu Aunty?” tanya Lily.

“Oh tentu saja tidak, ada apa kalian ke sini?” tanya Aunty Sera.

“Kami ingin ikut Aunty pergi ke cabang butik baru,” ujar Rachel.

“Apa boleh Aunty?” tanya Lily setelah melihat belum ada jawaban dari Aunty Sera.

“Tentu saja boleh,” ucap Aunty Sera dengan memperlihatkan senyumnya.

Setelah melakukan perjalanan selama 45 menit akhirnya mereka sampai di cabang butik. Aunty Sera memang memiliki beberapa cabang di New York tetapi di Indonesia hanya memiliki dua cabang satu di Surabaya dan satu lagi yang akan dibuka minggu depan. Tempat Lily dan Rachel bekerja adalah pusat dari butik milik Aunty Sera yang bernama A&S Collection. Nama itu sendiri adalah singkatan dari Andara Sera. Nama panjang dari Aunty Sera.

“Wah luas sekali butiknya,” ujar Rachel.

“Iya benar. Aunty memang keren,” puji Lily.

“Bisa aja kalian. Yuk kita masuk ke dalam,” ajak Aunty Sera.

Mereka berjalan menuju ke dalam butik. Saat akan melihat lebih jauh, seorang pekerja di sini memberitahukan kepada Aunty Sera jika lantai atas masih harus diperbaiki karena ada saluran air yang bocor. Perbaikan tersebut membutuhkan beberapa hari karena beberapa pekerja juga harus menyelesaikan pekerjaan yang lainnya. Hal tersebut membuat kepala Aunty Sera semakin pusing.

Jika masih ada perbaikan yang harus diselesaikan maka akan membuat pembukaan cabang baru ini ditunda. Belum lagi meletakkan berbagai properti dan koleksi pakaian di dalam butik. Dirinya rasa dalam waktu yang kurang dari 7 hari lagi akan sulit untuk menyiapkan pembukaan cabang butik baru. Lalu apa yang harus dilakukannya?. Apakah dirinya harus menunda pembukaan cabang baru?. Mungkin dirinya harus memikirkannya secara baik-baik dengan melihat kondisi dan resiko yang akan terjadi.  

Anputri

Terima kasih yang sudah membaca ceritaku. Jika ada kesalahan dalam ceritaku kalian bisa beri komentar aku akan sangat senang jika kalian memberitahuku.

| Like

Related chapters

  • LILY   BAB 9

    Aunty Sera, Lily, dan Rachel saat ini masih berada di tempat dimana akan dibuka cabang butik baru. Setelah mendapatkan fakta jika masih ada perbaikan terkait pembangunan toko membuat ketiganya sekarang berpikir keras. Mereka harus memikirkan solusi untuk keluar dari masalah ini. Perbaikan memang hanya membutuhkan beberapa hari tetapi mereka juga harus menyiapkan keperluan lain untuk pembukaan butik."Huh ... terus apa yang harus kita lakukan Aunty?" tanya Rachel."Apakah kita harus menunda pembukaan butik Aunty?" imbuh Lily."Aku rasa itu bukan ide yang buruk," ujar Rachel."Tapi persiapan untuk pembukaan butik sudah hampir selesai, sangat disayangkan kalau ingin menunda acaranya," ucap Lily."Iya kamu benar Li, akan sangat rumit jika acaranya ditunda," timpal Aunty Sera."Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Rachel."Aunty jika kita ingin acaranya tetap berlangsung minggu depan, mungki

    Last Updated : 2021-10-26
  • LILY   BAB 10

    Pagi yang cerah ini semua orang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Begitu pula dengan semua karyawan yang ada di butik. Semuanya sedang sibuk mempersiapkan untuk pembukaan butik yang dilaksanakan sore ini. Aunty Sera bahkan sudah berada di butik sejak jam 6 pagi untuk menyiapkan keperluan acara sore ini. Dirinya tidak ingin melewatkan hal sekecil apapun.Disisi lain seorang gadis sedang terburu-buru keluar dari apartemennya. Gadis itu segera masuk ke dalam mobil kemudian mengendarainya dengan kecepatan yang tinggi. Setelah mengebut di jalan raya, gadis itu sampai di depan butik A&S Collection. Begitu keluar dari mobil, seorang gadis lain berkacak pinggang di depan pintu butik seakan ingin memarahi si pengendara mobil yang baru saja turun itu“Jam berapa sekarang hmm?" desis si gadis dengan masih berkacak pinggang dan melototkan matanya.“Jam 9 pagi,” balas si gadis yang baru saja keluar dari mobil.“

    Last Updated : 2021-10-28
  • LILY   BAB 11

    Lily semakin kehilangan kesadarannya. Namun, dirinya mencoba untuk tetap sadar. Gadis itu sudah tidak kuat menopang tubuhnya lagi. Semakin lama pandangan Lily mulai buram dan kehilangan kesadarannya. Saat itu juga Aunty Sera yang berada di sana dan melihat Lily yang kehilangan kesadarannya langsung berteriak panik."LILY," jerit Aunty Sera.Semua karyawan yang berada di sana langsung menoleh ke sumber suara yang baru saja mengalihkan perhatian mereka. Sontak mereka semua terkejut karena salah satu atasan mereka tergeletak tak berdaya di lantai. Para karyawan yang berada di dekat sana langsung saja menghampiri Lily.Begitu pula dengan Aunty Sera. “Lily sadar sayang,” ucap Aunty Sera sambil menepuk pelan pipi Lily. Namun, Lily masih terdiam dan tidak bergerak. Rachel yang berada di lantai atas tidak sengaja mendengar kegaduhan di bawah sontak langsung menuju ke sana.Hal pertama yang dia lihat adalah sah

    Last Updated : 2021-11-03
  • LILY   BAB 12

    Wajah Dokter Bara berubah sendu. Hal ini karena gadisnya harus rawat inap di rumah sakit. Sungguh hal itu membuat dirinya sedih. Lelaki itu takut jika terjadi pada gadisnya. Mungkin lebih baik nanti dia mengunjungi gadisnya di ruang rawat inap.“Kenapa dengan Lily?” tanya Dokter Bara.“Kondisi jantung Lily semakin memburuk ditambah kemarin dia disibukkan dengan pembukaan cabang baru,” jelas Rachel.“Harusnya Lily tidak boleh terlalu capek Chel,” ujar Dokter Bara.“Iya Dok saya tahu, tapi Lily orangnya sangat keras kepala,” ungkap Rachel.“Kamu sebagai temannya harus lebih memperingatkan Lily untuk tidak kelelahan,” ucap Dokter Bara.“Iya itu benar Dok, mungkin saat ini saya harus lebih tegas lagi untuk memperingatkan Lily,” balas Rachel.“Hmm,” gumam Dokter Bara.Rachel yang mendegar jawaban Dokter Bara yang singkat itu merasa kesal. Sudah bicar

    Last Updated : 2021-11-05
  • LILY   BAB 13

    Malam harinya Llly masih berada di rumah sakit. Rachel masih setia menemani sahabatnya itu. Lily sudah memaksa Rachel untuk pulang ke rumah. Namun, Rachel bersikeras ingin menemani Lily sampai keluar dari rumah sakit. Sedangkan Rayhan sudah pulang sejak sore hari. Lelaki itu masih ada urusan dengan temannya.“Chel apa kamu engga lapar?” tanya Lily.“Lapar sih, tapi aku masih malas pergi ke kantin,” jawab Rachel.“Lebih baik kamu makan dulu Chel,” saran Lily.“Ya sudah aku ke kantin dulu ya,” ujar Rachel.“Iya,” ucap Lily.Rachel segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan untuk pergi ke kantin. Setelah Rachel pergi, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruang inap Lily. Lily yang penasaran siapa yang ingin menemuinya malam-malam, langsung mempersilahkan untuk masuk ke dalam. Ternyata yang mengetuk pintunya adalah sosok lelaki yang tampan. Lelaki itu adalah Do

    Last Updated : 2021-11-10
  • LILY   BAB 14

    Lily saat ini sudah berada di apartemennya. Rachel langsung pulang setelah mengantar dirinya sampai lobi apartemen. Gadis itu langsung menidurkan badannya di kasur. Rasanya nyaman sekali bisa tidur di kasur miliknya. Meskipun, ia bisa tidur pulas di rumah sakit, tetap saja kasur di apartemennya lebih nyaman.Lily kemudian memejamkan kedua matanya. Gadis itu tertidur tanpa membersihkan diri. Belakangan ini Lily sering mengantuk. Mungkin karena efek obat yang diminumnya. Hari mulai berganti malam. Gadis itu pun masih tertidur pulas.Dreett ... Dreett ... DreettBunyi telepon terdengar nyaring di dalam kamar sebuah apartemen. Sontak hal itu membuat seorang gadis merasa kesal. Gadis itu masih ingin tidur. Namun, suara dari ponselnya tidak berhenti berbunyi. Sebenarnya, siapa orang yang menghubunginya dimalam hari begini?.“Halo,” gumam Lily.“Lily,” ucap si penelepon.“Hmm ... ini siapa?” tanya Lily dengan mat

    Last Updated : 2021-11-12
  • LILY   BAB 15

    Malam hari yang begitu sunyi. Namun, adanya bintang dan bulan membuat malam ini sangat terang. Lily sedang berdiri di balkon. Gadis itu sedang menikmati sinar rembulan dan bintang yang bersinar malam ini. Betapa bersyukurnya Lily bisa melihat hal indah seperti ini.Sedangkan disisi lain, Bara sedang berjalan menuju balkon apartemennya. Ia ingin menikmati secangkir kopi di sana. Lagipula dirinya ingin menghilangkan penat, setelah bekerja seharian. Saat berada di balkon, Bara melihat seorang gadis yang dicintainya juga berdiri di balkon sebelah apartemennya .Ternyata gadis itu juga sedang menikmati malam yang indah ini. Bara memperhatikan wajah Lily dengan diam. Sedangkan orang yang sedang diperhatikan tidak berkutip sama sekali. Cantik, itu yang sekarang berada dipikiran Bara. Betapa beruntungnya ia bisa mengenal seorang gadis yang cantik seperti Lily.Tidak ada kata bosan bagi Bara untuk memandangi wajah Lily. Seakan wajah Lily adalah objek yang menarik. Lily m

    Last Updated : 2021-11-16
  • LILY   BAB 16

    Cuaca siang hari ini tiba-tiba mendung. Hal ini menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan. Memang wajar itu terjadi mengingat saat ini sudah berada dipenghujung tahun. Biasanya intensitas turun hujan lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Lily melihat ke arah luar jendela untuk sekedar melihat suasana mendung di luar restoran.Rachel menolehkan kepalanya ke arah Lily dan Rayhan secara bergantian. Ia masih bingung dengan ucapan Lily tadi. Sampai saat ini, ia masih belum mengetahui maksud dari kedua sahabatnya itu. Kedua sahabatnya itu hanya diam dan saling pandang. Hal ini membuat perasaan Rachel semakin kesal."Baiklah, sebenarnya ada apa? Bisa kalian jelaskan?" tanya Rachel."Apa yang harus dijelaskan?" tanya Rayhan balik."Oh ayolah, kalian benar-benar membuat kepalaku pusing," tutur Rachel."Aku tidak mengerti dengan yang kamu bicarakan," ucap Rayhan."Terus tadi apa? Kenapa Lily bisa bertanya seperti itu?" tanya

    Last Updated : 2021-11-24

Latest chapter

  • LILY   BAB 46

    Kedua pasangan itu tampak tergugu setelah mendengarkan perkataan wanita paruh baya itu. Salah tingkah yang kini Bara rasakan. Sedangkan Lily pun juga sama tapi ada hal lain yang mengganggunya. Tentu saja gadis itu mencoba untuk menutupinya. “Apa mama salah bicara?” tanya mama Bara. Bukan tanpa alasan mama Bara bertanya seperti itu, karena kedua pasangan itu langsung diam setelah dirinya bertanya seperti itu. “Bukan seperti itu ma, hanya saja kami belum punya pikiran seperti itu,” jelas Bara. “Ohh begitu .... sudah saatnya kalian memikirkan masa depan, ingat! umur kalian tidak muda lagi, lagipula mama juga ingin cepat-cepat punya cucu,” papar mama Bara. “Astaga, tadi ditanya nikah sekarang cucu! Bisa gila dirinya,” batin Bara. Disisi lain Lily tertawa canggunng melihat anak dan ibu itu. Entahlah dirinya merasa aneh karena mereka membicarakan mengenai masa depan. Lily saja merasa pesimis dengan masa depannya. Andai penyakitnya tidak hadir dalam hidupnya, mungkin ia akan merancang mas

  • LILY   BAB 45

    Sosok perempuan yang baru saja menghampiri meja mereka membuat suasana hening seketika. “Hai,apa kabar kalian?” sapa perempuan itu lagi. Perkataan perempuan itu membuat mereka tersadar kembali. Rayhan menolehkan kepalanya ke arah Dany, seolah meminta penjelasan mengenai perempuan itu. Dany yang ditatap hanya meringis kecil.“Ekhem ... hai juga Kiara!” balas Dany dengan senyum yang terkesan dipaksa. Kiara memandang keduanya dengan tatapan senang, sedangkan salah satu sosok laki-laki di depannya itu sepertinya tidak begitu menyukai keberadaannya. Terlihat jelas tatapan datar yang ditujukan padanya. Padahal dulu hanya tatapan memuja yang sering didapatkannya dari sosok laki-laki itu.Jauh sebelum Kiara mengenal Bara dan Dany, ia mengenal Rayhan lebih dulu. Sosok sahabat yang selalu mendukungnya dan selalu ada disampingnya. Namun, semua itu musnah saat Rayhan menyatakan perasaannya pada Kiara. Tidak ada yang murni dari persahabatan antara perempuan dan laki-laki. Entah salah satu atau ked

  • LILY   BAB 44

    Cahaya matahari sudah mulai nampak yang menandakan hari telah berganti. Seorang perempuan menatap langit-langit kamar dengan mata sayunya. Sejak semalam kedua mata itu belum menutup sama sekali. Entah seperti apa penampilannya sekarang. Ia yakin pasti rupanya sudah seperti zombie.Sambil mendengus kesal, ia menyampirkan selimut yang sejak semalam bertengger manis menutupi kedua kakinya. Kaki kecilnya mulai menginjak lantai yang dingin karena pendingin ruangan yang menyala di kamarnya. Berjalan sampai di depan pintu balkon, ia menyibak gorden yang menutupi pintu balkon yang terbuat dari kaca itu.Terlihat orang sedang berlalu lalang di jalanan. Banyak orang yang sudah melakukan aktivitasnya. Apalagi matahari sudah mulai terik, tandanya para pekerja akan kembali memulai pekerjaan mereka. Begitu juga dengan Lily, dengan semangat yang membara ia memasuki kamar mandi unuk membersihkan diri.Ia meringis melihat penampilannya di cermin. Sangat menyedihkan! Kantung mata yang menghitam, wajah

  • LILY   BAB 43

    Dany berusaha menyadarkan Bara yang sejak tadi termenung memandangi wanita paruh baya yang ada di depan mereka. Dany mengakui jika wanita itu sangat cantik, bahkan masih terlihat muda meskipun usianya sama dengan kedua orang tuanya. Tapi, tetap saja yang dilakukan Bara terlihat memalukan. Apalagi sahabatnya itu sudah punya kekasih.Tunggu! Berbicara mengenai Lily, mengapa wajah wanita paruh baya di depannya terlihat mirip dengan Lily. Dany terus saja memindai wanita di depannya dengan intens. Dirinya seperti melihat Lily dalam versi tua. Tapi, apakah Lily memiliki hubungan dengan klien mereka kali ini?Saat asyik memikirkan itu di kepalanya, suara deheman dari wanita itu menyadarkan mereka berdua. “Apa ada masalah dengan penampilan saya? Sepertinya sejak tadi kalian terus saja memperhatikan saya,” ujar Wanita paruh baya itu. Mereka berdua yang mendengar itu jadi salah tingkah. Betapa memalukannya mereka!“Bukan begitu Bu Liana, hanya saja saat

  • LILY   BAB 42

    Suasana di dalam restoran itu sangat ramai berbeda dengan meja yang ditempati oleh Lily dan Bara. Keheningan tercipta diantara keduanya setelah Kiara yang kebetulan sedang berada di sana ikut makan di meja mereka. Sebenarnya Lily tidak keberatan, meskipun di dalam hatinya ia sedikit tidak rela jika waktu berduanya dengan sang kekasih diganggu. Apalagi yang mengganggu adalah Kiara yang merupakan perempuan masa lalu kekasihnya.Tidak ingin dianggap sebagai kekasih yang agresf dan posesif, ia mencoba untuk acuh dengan keberadaan Kiara. Jujur saja ini bukan sifatnya sama sekali. Entahlah semenjak Bara menjadi kekasihnya sifat itu muncul begitu saja. Ia hanya tidak ingin kehilangan Bara. Tidak bisa dibayangkan hidupnya tanpa Bara, pasti hambar.“Maaf, jika aku menganggu kalian,” ujar Kiara dengan wajah menyesal. Baiklah ia keterlaluan! Lily bisa melihat raut wajah Kiara yang tulus. Seperti benar-benar menyesal karena menganggu waktunya dengan sang kekasih. Hati

  • LILY   BAB 41

    Seorang perempuan sedang berlari tergesa-gesa di koridor rumah saki. Terlihat juga seorang laki-laki yang mengikuti perempuan itu dari belakang. Mereka menghiraukan orang-orang yang menatap dengan aneh. Namun, ada juga yang memaklumi karena pasti ada sesuatu yang membuat mereka berlari seperti itu. Mereka berhenti di ruang UGD, di sana terlihat Bi Asih yang duduk di kursi depan ruangan tersebut.“Bi, bagaimana keadaan ibu?” tanya Lily dengan gusar. Keringat membasahi dahi Lily setelah berlari menuju ke UGD. Bi Asih yang menelepon Lily tadi mengabari jika ibunya terpeleset di kamar mandi. Parahnya kepala ibunya terbentur wastafel sampai berdarah. Hal itu yang membuat Lily khawatir dan takut jika terjadi sesuatu terhadap ibunya.“Ibu sudah ditangani oleh dokter dan bibi disuruh menunggu di sini,” balas Bi Asih.Lily menghembuskan napas dengan lega, setidaknya ibunya sudah ditangani oleh pihak medis. Sekarang ia juga ikut duduk di samping Bi

  • LILY   BAB 40

    Hari ini Lily masih belum beranjak dari kasurnya. Padahal matahari sudah menjulang tinggi. Tandanya hari sudah mulai siang. Bukan tanpa alasan ia masih berada di kamarnya, karena sejak kemarin fisik dan pikirannya terkuras habis. Sekarang ia berbaring tidak berdaya di kasurnya.Untungnya ia tadi sudah meminta izin pada Aunty Sera untuk tidak masuk kerja hari ini. Sungguh ia tidak sanggup jika harus berangkat kerja. Sekedar berjalan untuk pergi ke kamar mandi saja kepalanya sudah pusing. Jika dipaksakan ia bisa pingsan di kantor dan itu tidak boleh terjadi. Lily tidak ingin merepotkan orang lain.Tubuhnya yang semakin lemas membuatnya tidak bisa bergerak lebih leluasa. Ia kembali membaringkan tubuhnya dan mulai tertidur. Bagaimana tubuhnya tidak lemas jika sejak tadi ia belum makan apa pun. Lily terlalu malas untuk membuat makanan. Padahal sekarang zaman sudah modern dan bisa memesan makanan lewat online. Tapi, entah mengapa ia malas walau hanya sekedar memesan lewat te

  • LILY   BAB 39

    Bara langsung menghempas tangan Kiara yang seenaknya saja memegang tangannya. Lily yang sudah terlanjur kecewa segera berbalik dan berjalan menjauh dari unit apartemen Bara. Tentu saja Bara tidak akan tinggal diam. Lelaki itu berlari mengejar pujaan hatinya. Jangan sampai hubungannya berantakan karena masalah ini.Beruntung Lily tidak pergi jauh. Gadis itu pergi ke taman yang ada di belakang apartemen. Bara langsung memeluk Lily dari belakang. Lily meronta di dalam pelukan Bara. Ia masih kecewa dengan Bara dan ingin menyendiri. Namun, kekuatan Bara jauh lebih besar dibanding dirinya. Hingga akhirnya Lily menyerah dan pasrah berada dipelukan Bara.‘Maaf,” lirih Bara dengan menenggelamkan wajahnya di bahu Lily.Lily diam tidak berkutip mendengar perkataan Bara. Ia bingung ingin berkata apa. Air matanya masih saja membasahi pipinya. “Aku mohon jangan menangis, aku minta maaf,” gumam Bara pelan. Hati lelaki itu sakit melihat kekasihnya menete

  • LILY   BAB 38

    Dany berjalan dengan cepat menuju ke unit apartemen Bara sambil sesekali melihat ke belakang. Berharap tidak ada yang mengikutinya. Begitu sampai di depan pintu unit apartemen Bara, ia langsung menekan pascode unit apartemen bosnya itu. Setelah terbuka ia langsung masuk ke dalam dan menutup pintu dengan cepat.“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Bara. Pemilik kamar apartemen itu merasa heran dengan perilaku sekertarisnya yang seperti dikejar seseorang.Sedangkan Dany yang mendengar itu langsung terkejut mendengar suara Bara. Rasanya jantungnya seakan ingin lepas dari tubuhnya. Belum juga ia bernapas lega karena ingin menghindari kekasih sang bos, sekarang justru dikagetkan dengan suara si bos. Dany mencoba bernapas dengan pelan-pelan. Suara hembusan napas terdengar nyaring di dalam apartemen itu.Setelah dirasa cukup, Dany mulai menceritakan kenapa ia berjalan dengan terburu-buru ke unit apartemen Bara. “Aku tahu bos semalam dirimu bertemu de

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status