Share

Bab 109

Kurang lebih satu jam Raka berada di dalam kamar Arsya. Mereka bercanda riang seolah semua baik-baik saja.

Raka yang sudah tahu, bahwa kenyataannya Arsya menyukainya, tetapi Raka masih bersikap sebagai teman biasa.

Hingga, akhirnya Arsya mengakui sendiri di hadapan Raka. Arsya berharap, Raka mau mempertimbangkan perasaannya.

"Raka ... aku sungguh malu untuk mengungkap kebenaran ini, tapi aku tersiksa jika terus menyembunyikannya," ujar Arsya dengan suara yang mulai tak seimbang.

Raka dapat menebak hal apa yang akan dilontarkan Arsya. Ia ingin menghindar. Namun, tak mungkin bisa.

"Apa yang menyiksamu, Arsya? Tolong, jangan membuat dirimu terbebani sendiri! Bagilah denganku!" Raka mencoba tersenyum.

"Apa kau kiranya bersedia menemaniku dalam hal ini, Raka?"

Raka bergeming sesaat. Ia harus memikirkan jawaban yang tepat agar tak melukai perasaan Arsya.

"Aku akan selalu menemanimu dalam situasi apa pun, Arsya."

Arsya tersenyum dan matanya berbinar-binar.

"Aku menyukaimu. Maukah kau memberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status