Share

Bab 262

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 08:02:24

Sebelum pergi mengikuti si prajurit Kameswara memandangi temannya satu persatu. Paling lama menatap Puspa Arum. Dugaannya dia akan dilibatkan dalam suatu masalah. Kemudian dia berlalu.

Tidak lama selepas kepergian Kameswara, datang lagi seorang prajurit.

"Tuan Arya Soka, Gusti Rakyan Panangkaran ingin bertemu,"

Arya Soka terperanjat. Panangkaran adalah putra Sanjaya. Ada apa pemuda ini ingin menemuinya. Tanpa banyak bertanya lagi Arya Soka segera pergi mengikuti prajurit ini.

Di ruang paseban sudah ada Ratu Parwati. Prabu Sena dan Sanjaya tampak bersimpuh di hadapan wanita sepuh ini. Kameswara melangkah hati-hati seakan-akan tidak ingin ada yang salah langkah.

Setelah di depan sang ratu dia menjura dalam. "Hamba menghadap, Gusti Ratu!"

"Duduklah!"

Kameswara duduk bersimpuh di belakang ayah dan anak itu. Wajahnya tidak berani mengangkat. Meski dia seorang pendekar dengan kanuragan tinggi, di hadapan penguasa tida bisa ber
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 263

    Jalan yang ditempuh Prabu Sena dan Kameswara adalah jalan yang menuju tempat mereka disekap sebelumnya. Langkahnya pelan saja seperti tidak terburu-buru.Kameswara yang berada paling belakang masih memikirkan Puspa Arum. Dia memang sudah menghisap sari bunganya, tapi apa artinya kalau tidak bisa hidup bersama.Kesenangan sesaat dengan mudah bisa didapatkan, tapi kebahagiaan untuk jangka panjang tidak bisa dilewati dengan orang yang tidak dicintai."Bagaimana kalau suamimu kelak tahu kau sudah kehilangan kesucian?" tanya Kameswara sewaktu masih berduaan bersama Puspa Arum di kamarnya."Aku akan terus terang, tapi tidak akan menyebut namamu!""Bagaimana kalau dia marah?""Aku pasrah dan siap dihukum. Lebih bagus kalau aku diusir. Agar bisa kembali kepadamu!"Dulu ada Citrawati dan Sriwuni yang bersikap nekad demi ingin hidup bersamanya. Namun, pada akhirnya mereka menyerah pada keadaan.Akankah Puspa Arum juga dem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 264

    Patah hati membuat Kameswara kacau pikiran. Berpisah dengan Kirana alasannya karena nyawa. Lalu terpisahkan dengan Ayu Citra karena kejadian aneh yang tidak masuk akal.Sampai sekarang masih tak habis pikir. Apa benar ada yang namanya 'lorong waktu"yang bisa membawa atau mengirim manusia ke jaman yang berbeda.Dan sekarang Puspa Arum, rasanya lebih menyakitkan ketika sang pujaan hati diambil oleh orang lain. Mungkin seperti ini dulu yang dirasakan Wirasoma. Sekarang dia merasakannya.Apakah ini karma?Karena pikirannya yang 'stress' ini Kameswara jadi tidak bisa mengontrol diri. Terutama nafsu melihat wanita cantik yang menjadi kelemahannya seolah kambuh lagi.Seperti kepada Luhcitra sekarang. Namun, dia memperlakukannya dengan lembut seperti kepada istrinya sendiri. Sehingga si gadis pun tidak mendapatkan perlakuan kasar.Perasaan si gadis ini campur aduk tak bisa digambarkan. Di satu sisi dia tidak menerima perlakuan ini. Sebag

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 265

    Terkejut si kumis tebal bukan main. Dari benturan tadi sudah merasakan seberapa besar tenaga dalam Kameswara yang memegang senjata aneh itu.Karena setahu dia kujang itu bentuknya kecil dan tidak digunakan sebagai senjata."Pendekar dari kulon rupanya!" gumam si kumis tebal. "Dia pasti kerabat istana Mataram yang berasal dari kulon!"Tidak berpikir lama lagi, si kumis tebal kembali menyerang. Tombak bermata pedang berputar cepat tampak seperti menjadi banyak. Namun, semua gerakan mengarah pada satu titik.Trang!Kujang Bayangan dengan cepat menangkis setiap serangan yang datang.Kameswara kagum terhadap si kumis tebal ini. Tongkat yang kelihatannya berat ditambah pedang yang agak lebar, tapi lelaki itu menggerakkannya seperti mengangkat ranting kecil dan kering, cepat lagi.Setelah diperhatikan ternyata gerak jurus si kumis tebal mirip dengan yang dipakai oleh Luhcitra.Perbedaannya Luhcitra menggunakan keris. K

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 266

    "Apa kau tidak malu di jalanan seperti ini?" Suara Luhcitra sedikit gemetar.Kameswara malah mengeratkan pelukan membuat si gadis salah tingkah. Bukan apa-apa, tapi dia akan malu kalau sampai banyak orang yang melihatnya.Gadis ini memang menjadi hiburan buat Kameswara di saat hatinya sedang merana. Namun, dalam sanubarinya dia tidak ingin mempermainkan Luhcitra.Dengan cara paksa dia telah merenggut kesuciannya. Ini pertama kalinya berbuat tidak menyenangkan. Lebih bejat dari sebelumnya. Namun, hati kecilnya jelas menentang.Apa ini karena patah hati, sehingga mencari pelampiasan?***Istana kerajaan Bumi Sambhara.Dewasingha tampak sedang menghadang empat orang pejabat yang ternyata pengkhianat kerajaan. Mereka adalah tiga menteri dan satu senapati.Ketiga menteri itu tidak lain adalah Suro, Sangara dan Karsa. Sedang sang senapati yaitu Lembu. Sebelumnya mereka telah memberikan kabar bahwa besan Dewasingha yai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 267

    Sementara itu di luar pagar istana, pasukan yang dibawa senapati Lembu kini terkepung oleh pasukan prajurit Mataram yang jumlahnya tiga kali lebih banyak. Pasukan ini dipimpin oleh senapati Ronggo Birowo.Pasukan yang kebanyakan merupakan murid perguruan Lohgatra tidak bisa berkutik lagi. Meski mereka mempunyai kepandaian di atas rata-rata, tapi tak akan mampu melawan pasukan Mataram.Meski mereka lihai dalam memainkan jurus, tapi belum tentu bisa memecahkan taktik pertempuran dalam perang. Karena mereka belum belajar apalagi menguasai ilmu semacam itu."Sebaiknya kalian menyerah agar mendapatkan hukuman yang lebih ringan!" seru senapati Ronggo Birowo.Setelah berpikir beberapa saat akhirnya pasukan senapati Lembu menjatuhkan senjata pertanda menyerah.***Di tempat lainnya ada sekelompok prajurit yang ditugaskan untuk mendatangi kediaman selir Sekarsari. Mereka prajurit Bumi Sambhara.Seorang senapati yang masih setia k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 268

    Sidang untuk mengadili para pengkhianat dilakukan setelah Prabu Narayana keluar dari pertapaan. Di ruang itu juga sidang dilaksanakan.Senapati dan ketiga menteri sebagai dalang utama dijatuhi hukuman mati, sedangkan untuk prajurit bentukan senapati Lembu tidak semuanya dihukum mati.Kemudian atas kebijaksanaan raja, Ki Janggala dibebaskan karena dalam kasus ini dia termasuk korban. Begitu juga Luhcitra karena dia hanya dimanfaatkan saja.Luhcitra terbujuk oleh iming-iming senapati Lembu, bahwa kalau pamannya itu menjadi raja, maka dia akan mendapatkan kedudukan penting.Karena bujukan itu akhirnya dia rela menyusup ke istana Mataram untuk mencuri pusaka Ratu Shima sebagai lambang kekuasaan atas dua kerajaan yang bersaudara ini.Setelah sidang selesai, Prabu Narayana menyatakan diri mundur dari tampuk pemerintahan. Tahta kerajaan diwariskan kepada Dewasingha.Begitu juga Prabu Mandiminyak melakukan hal yang sama. Dia menyerahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 269

    Byurr!Semua orang terkejut ketika salah satu dari mereka tiba-tiba saja terjun ke sungai. Dia adalah Kameswara. Serentak semuanya bersiap dengan senjata masing."Uedan, siapa yang nekad?""Tidak tahu, tidak ada yang lihat!""Sepertinya dia yang hendak menyeberang!""Semuanya siap, begitu muncul langsung hajar!""Baik!"Kameswara sudah memperhitungkan, dia tidak terjun tepat di atas mulut buaya yang menganga, tapi agak jauh di depan.Si buaya yang hendak melompat ke atas menjadi berubah lurus. Lompatannya sangat cepat mungkin karena ukurannya yang besar sehingga tenaganya juga besar.Gerakan di darat dan di dalam air akan berbeda yaitu lebih lambat karena ada tekanan air. Begitu juga Kameswara, kalau tidak segera mengusap bahu kirinya mungkin sudah dicaplok buaya itu.Si buaya tampak bingung ketika mulutnya tidak merasakan mangsa yang dia gigit tadi. Gerakannya terhenti. Bola matanya tampak ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 270

    Orang-orang di sekitar sungai dikejutkan dengan kemunculan Kameswara dari dalam air dalam keadaan tidak terluka sedikit pun."Itu dia!""Iya!""Wah, dia selamat!"Orang-orang itu berkerubung di pinggir sungai demi melihat Kameswara. Ada yang senang ada juga yang heran."Sudah aman sekarang!" seru Kameswara. "Sudah bisa menyeberang lagi,""Benarkah yang kau katakan?""Lalu bagaimana dengan buaya itu?""Sudah mati!""Di mana mayatnya?""Tunggu saja, dia masih terkapar di dasar. Nanti juga akan mengapung dengan sendirinya!""Wah, hebat! Ternyata kau seorang pendekar yang hebat!"Seketika suasana jadi geger. Banyak yang memuji-muji Kameswara. Apalagi ketika mayat buaya itu muncul terapung di air. Ramai-ramai orang menariknya ke daratan lalu dipotong-potong tubuhnya.Beberapa saat kemudian Kameswara sudah menyeberang dengan kudanya. Beberapa orang menahannya hendak memberi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status