Share

Bab 166

last update Last Updated: 2024-12-30 08:01:09

Kala Cengkar tahu, sekarang dirinya berada di jaman yang berbeda. Sudah ratusan tahun sejak dia disegel dengan kutukan.

Musuh bebuyutan yang telah menyegelnya hanya manusia biasa pasti sudah hidup lagi.

Namun, di setiap jaman pasti ada tokoh yang dianggap paling sakti. Pendekar yang pilih tanding dan sukar dikalahkan. Dia ingin tahu siapa yang paling hebat di jaman ini.

"Coba jelaskan tentang keadaan bumi yang aku pijak sekarang?" tanya Kala Cengkar menatap tajam ke arah dua orang yang telah menyatakan siap jadi abdinya.

Gentasora menuturkan tentang nama kerajaan dan siapa yang sedang berkuasa sekarang. Memberi-tahukan jarak waktu dari jaman ketika Kala Cengkar hidup.

Kala Cengkar angguk-angguk. Sesuai dugaannya. Karena selama tersegel jadi patung dia selalu menghitung setiap tahunnya.

"Lantas siapa yang paling sakti sekarang?"

Grendaseba dan Gentasora saling pandang. Meski mereka rela jadi pengikutnya Kala Cengkar, tapi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 167

    Di depan sana berdiri seorang pemuda tampan yang menaungi dirinya dengan payung padahal tidak sedang hujan.Kameswara ingat pemuda itu yang menemuinya ketika berada di alam Gelang Kamulyan. Pendekar dari masa lalu yang memberinya tiga ilmu dahsyat.Belum sempat menyapa, pemuda berpayung melesat ringan. Terbang lalu mendarat di samping Kameswara yang duduk di bagian tempat kusir.Yang bikin Kameswara terpana, setelah pemuda ini mendarat, payung yang dipegangnya lenyap begitu saja. Kemana payung itu pergi?"Kita berjumpa lagi, sobat!"Kameswara memberikan senyum ramah sebagai tanda sambutan. Lalu dia menyilakan duduk."Biar lebih nyaman, tuan duduk di dalam saja!""Oh, baiklah terima kasih. Aku juga dulu seperti ini, memiliki kereta kuda sendiri. Hanya keretaku lebih besar, rodanya empat dan kudanya dua!"Pemuda dari masa lalu ini sudah duduk di dalam saung."Ini pemberian, saya hanya menerima saja. Kalau

    Last Updated : 2024-12-30
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 168

    "Kenapa raut wajahnya seperti orang mati?" pikir Kameswara. "Sepertinya ini ada unsur kesengajaan!"Kameswara melihat ke rumah yang megah. Mewah, tapi kesannya menyeramkan. Hari sudah mulai gelap, tapi belum menyalakan penerangan.Baru saja dipikirkan, lalu ada dua orang lelaki kurus sepertinya pembantu di rumah ini. Mereka menyalakan damar kecil yang menggantung di atas teras."Juragan Putri benar-benar kejam sampai mengusir Den Angga!""Ssst... Jangan keras-keras! Gawat kalau sampai juragan dengar!""Yah, sebagai kacung kita mah nurut saja!""Aku juga kalau mampu mau mengurus Den Angga!"Dua orang itu menyalakan setiap damar kecil yang menggantung di tempat yang sudah di sediakan.Kameswara mencoba mengelilingi rumah besar ini. Melihat ke bagian dalam juga tampak remang-remang saja. Apakah di rumah ini tidak ada penerangan yang lebih besar lagi.Kesannya seperti menyukai yang temaram saja."S

    Last Updated : 2024-12-30
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 169

    Dari pintu gerbang depan muncul seseorang yang tidak asing bagi Kameswara. Salah satu tokoh golongan hitam bekas dedengkot Laskar Siluman Merah."Gentasora!"Si nenek dan Prabasari melepas napas lega setelah kedatangan Gentasora. Sepertinya mereka sudah lama menantikan orang ini."Aku kira orang-orangku tidak terlambat memberikan kabar!" ujar si nenek."Memang aku yang lambat, ada urusan yang sangat penting dan mendesak!" sahut Gentasora.Ketiganya kemudian masuk menuju ruang tengah rumah yang cukup luas. Si nenek menambahkan penerangan dengan menyalakan beberapa damar lagi yang menempel di dinding."Aku senang kalian berhasil melenyapkan si Kertasara sesuai dengan arahanku!" Gentasora menyeret satu kursi dari kolong meja besar untuk di jadikan tempat duduknya.Si nenek dan Prabasari melakukan hal yang sama. Mereka duduk melingkari meja besar yang sudah terhidang berbagai macam makanan, buah-buahan dan minuman.

    Last Updated : 2024-12-30
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 170

    Kameswara merasa ada yang aneh. Tiba-tiba dadanya berdebar. Ada juga rasa takut. Suara Rintami terdengar beda. Dia jadi bingung."Kameswara, kemarilah!" Sekali lagi Rintami memanggil. Suaranya lebih halus.Pemuda ini melihat ke arah kamar satunya, tempat di mana Angga tidur. Dia berharap anak itu bangun.Bingung harus berbuat apa. Kalau meninggalkan begitu saja, takutnya memberikan kesan yang buruk, tapi kalau memenuhi panggilan ibu satu anak itu, kelemahannya tak bisa dibendung."Kameswara,""I- iya, sebentar!"Perlahan Kameswara mendekati pintu kamar. Dadanya semakin berdebar. Serasa darahnya mengalir lebih cepat. Walau cuma dua langkah, tapi rasanya seperti menelusuri jalan panjang.Pintu kamar memang terbuka setengahnya. Seketika bayangan tubuh Rintami yang masih terlihat indah menjelma di pelupuk matanya.Bimbang. Imannya masih lemah.Begitu masuk Kameswara langsung disuguhkan dengan pemandangan ya

    Last Updated : 2024-12-30
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 171

    Wugh! Bukk! Bukk! Bukk!Sabetan tongkat bertubi-tubi menandai luka di sekujur tubuh Kameswara. Pemuda ini membiarkan Nyai Pancaksuji melampiaskan amarahnya."Laki-laki tidak berguna, menyesal aku titipkan dia padamu, heyyaaah...!"Bukk! Bekk! Bukk!Kameswara sama sekali tidak melawan. Apapun yang diucapkan si nenek dia terima. Karena memang dia sendiri yang membunuh Kirana, walaupun sebenarnya sang istri diumpankan oleh Ranu Kerta.Tapi tetap saja Nyai Pancaksuji tidak terima apapun penjelasan Kameswara.Jika harus menerima ajal dari si nenek, maka Kameswara pasrah saja.Sementara Nyai Pancaksuji sangat menyesalkan kehilangan Kirana yang menurut penerawangan saktinya, muridnya akan menjadi pendekar yang paling digjaya.Ya, Kirana mempunyai tubuh istimewa. Mungkin paling istimewa di antara generasi emas. Walaupun khasiat Darah Sucinya telah hilang, tapi jenis tulang dan kecerdasan dalam menerima pelajaran sangat

    Last Updated : 2024-12-31
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 172

    Kameswara turun dari kereta. Melangkah lebih dekat ke gapura yang dihiasi dengan bunga-bunga. Dia merasakan hawa sakti yang kuat, tapi tidak melihat siapapun di sana."Apa dia bisa menghilang juga?" gumam Kameswara.Padahal Kameswara sudah menggunakan mata sakti untuk menembus tebalnya kabut. Ternyata di sebelah dalam gapura merupakan sebuah halaman luas.Lebih dalam lagi, di sana ada bangunan megah lebih besar dari ukuran rumah biasa. Kameswara mengira pasti suara itu berasa dari dalam sana.Berarti pemiliknya mempunyai tenaga dalam besar.Kameswara melangkah masuk. Setelah berada di tengah-tengah halaman, sekelebat angin menghembus dari dalam bangunan yang tidak berpintu itu.Angin itu membentur hawa sakti yang dipancarkan Kameswara lalu buyar. Setelah itu muncullah seorang gadis dari dalam bangunan dengan ekspresi datar.Gadis dengan postur tubuh tinggi mengingatkan-nya pada Citrawati, tapi kulitnya sangat putih bagai

    Last Updated : 2024-12-31
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 173

    Si kembar tiga tidak mau menyerah. Mereka berbaris lurus. Masing-masing pedang diangkat lurus ke atas. Ketiganya himpun tenaga dalam lebih banyak lagi.Seketika udara di sekitar tempat itu menjadi hangat dan menebarkan aroma harum aneka bunga.Kameswara merasakan energi yang begitu berat bagai membebani pundaknya. Dia segara tahan napas, alirkan hawa sakti melawan energi yang menekan ini.Ilmu apa yang dikeluarkan si kembar tiga ini?Di belakang tiga gadis ini terangkat ribuan kelopak bunga melayang setinggi setengah tombak. Terdengar suara berkeresekan yang cukup memekak telinga.Salah satu gadis menggerak-gerakkan pedang, meliuk lembut seperti menari. Gemulai tubuhnya membuat Kameswara terpesona sehingga dia terbuka pertahanannya.Belum sempat melihat apa yang jadi, tahu-tahu ribuan kelopak bunga bergerak cepat bagai badai menghantam tubuh Kameswara.Wuurrrgh! Brukkk! Desss!Kameswara merasakan dirinya bagai d

    Last Updated : 2024-12-31
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 174

    Yang berdiri di depan sana adalah seorang lelaki setengah baya yang postur tubuhnya tinggi besar. Kepala botak, wajah terkesan bengis dengan hiasan kumis tipis.Laki-laki ini memegang tombak yang panjangnya melebihi tinggi badannya yang kekar berotot. Matanya agak cekung, tapi sorotnya tajam menatap Kameswara.Kameswara tetap tenang di atas keretanya. Dari hawa sakti yang terpancar orang ini setingkat dengan Gentasora."Bisa kembali dari lembah Kupu-kupu dalam keadaan hidup, berarti ilmumu tidak bisa dipandang rendah!" Seperti sosoknya, suaranya juga besar bagai gemuruh angin badai."Tapi itu hanya keberuntungan saja, belum tentu kau bisa melewatiku!" lanjutnya sambil menghentakkan tombak ke tanah.Kameswara miringkan wajah sambil garuk-garuk kepala. "Kalau kau saja tidak mampu melawan penunggu lembah, bagaimana kau bisa sesumbar seperti itu di depanku?"Si botak mendelik lalu terbahak-bahak. "Yang bisa masuk ke sana hanyalah yan

    Last Updated : 2024-12-31

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status