Serangan pedang gasing menderu ke arah Lanting Beruga, beberapa kali, lalu beberapa kali lagi.
Namun tidak ada satupun dari serangan itu yang berhasil memotong satu helai rambut Lanting Beruga.
Hal ini sangat mengesalkan, tapi kemudian berubah menjadi ketakutan bagi pembunuh tersebut.
Ketika belasan kali pria itu menyerang Lanting Beruga, dan gagal, dia menyerang wanita yang berdiri cukup jauh dari Lanting Beruga.
Tentu saja bayi mungil yang ada di dalam pelukan wanita itu, yang sedang di incar oleh pembunuh tersebut.
"Tidak akan kubiarkan!" ucap Lanting Beruga, langsung menggunakan mode pertama roh api, aura api.
Seketika tubuhnya menguap dan warna kulitnya berubah merah seperti udang rebus.
Wanita penjaga menyadari serangan itu akan membunuh bayi mungil ini, segera pasang badan untuk mengorbankan nyawanya.
Namun tiba-tiba.
Ting.
Lanting Beruga memotong gasing tersebut menjadi dua bagian. Kecepatan pemuda itu ben
Sengaja Li Wei memilih penginapan kelas biasa ketika tiba di Kota Dong. Ada dua hal yang menjadi alasannya, pertama untuk masuk ke dalam penginapan level elit membutuhkan identitas diri, sementara tidak mungkin Li Wei menunjukan identitas dirinya saat ini. Dan alasan ke dua agar tidak terlalu menarik perhatian orang-orang di kota Dong. "Kami memesan satu kamar," ucap Li Wei. Pelayan penginapan lentera malam tersenyum tipis, dia melirik ke arah Lanting Beruga, kemudian senyum tipis di bibirnya mendadak luntur. Mungkin karena wajah Lanting Beruga berbeda dari kebanyakan orang. "Dia adalah suamiku," ucap Li Wei. "Oh, sepertinya kalian pasangan baru, apa ini anak kalian?" tanya pelayan tersebut. "Benar," jawab Li Wei. "Hem ...bisakah kau segera menyiapkan kamar kami, bayi kecilku mulai lapar." Pelayang itu buru-buru membawa Li Wei dan Lanting Beruga menuju kamar yang ada di belakang penginapan ini. Kamar ini tidak terlalu bes
Wush wush wush.Serangkaian serangan panah datang dari segala arah, menancap di dinding kamar, menembus tirai bahkan hampir saja mengenai tubuh Li Wei.Lanting Beruga langsung menyapukan tangannya, mendadak semua pelita yang ada di dalam kamar padam. Kamar menjadi gelap gulita. Li Wei menjadi cemas.Mata kiri Lanting Beruga terbuka, mata asura yang tajam. Dia bisa melihat dengan jelas situasi di dalam kamar ini dengan sangat baik, lebih baik daripada ketika pelita menyala."Tuan Pendekar ..." ucap Li Wei."Hustt!" ucap Lanting Beruga, "Tenanglah, bersembunyilah akau akan melindungi kalian."Belasan panah datang kembali, tapi Lanting Beruga berhasil menghalaunya dengan sangat baik. Pendekar lemah ini tidak tahu siapa yang sedang mereka hadapi.Setelah menunggu beberapa saat kemudian, tampaknya tidak ada panah yang kembali datang. Lanting Beruga menatap ke arah atap kamar, menyadari ada lebih dari 4 orang sedang mengintai.Lantin
Pemimpin Penginapan mengira Lanting Beruga tidak tahu dengan trik murahan itu. Dia pikir dengan Lanting Beruga melenyapkan pedang energinya, pemuda itu telah lengah. Tidak, mata kiri Lanting Beruga telah menganalisa hal itu sebelumnya.Serangan yang dilepaskan benar-benar gagal membunuh pemuda tersebut."Kau sudah melakukan kesalahan, pak tua ..." ucap Lanting Beruga, "Sekarang aku memiliki alasan untuk membunuhmu!"Belum satu detik setelah Lanting Beruga berkata demikian, pemuda itu telah lenyap dari padangan pemilik penginapan ini, tiba-tiba dia telah berada di depannya lalu menarik pedang sisik naga hijau yang masuk ke dalam mulut orang itu.Tusukan yang Lanting Beruga lakukan begitu cepat mengirim nyawa pemilik penginapan ke alam baka.Dia jatuh ke dasar, mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.Lanting Beruga dengan cepat pergi ke kamar penginapannya."Kita harus pergi dari sini ..." ucap Lanting Beruga, "Sekarang!"Li Wei
Dari banyaknya orang yang mengincar bayi mungil di tangan Li Wei, Lanting Beruga mengenali pakaian yang mereka gunakan. Orang itu mungkin pendekar paling tinggi yang ditugaskan untuk mengejar bayi mungil ini."Kekaisaran Tang ..." gumam Lanting Beruga."Tuang pendekar mengenal Kekaisaran Tang?" tanya Li Wei, dengan menggunakan bahasa isyarat yang sulit dipahami oleh Lanting Beruga."Ya," jawab pemuda tersebut. "Akhir-akhir ini aku selalu berurusan dengan Kekaisaran Tang, kenapa mereka mengincar bayi mungil ini?" Lanting Beruga bergumam pelan.Yang datang saat ini lebih dari dua lusin pendekar di atas level pilih tanding, beberapa dari mereka telah mencapai level tanpa tanding awal, dan pemimpin pasukan ini mungkin telah berada di puncak tanpa tanding."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Li Wei.Lanting Beruga menginstruksikan agar Li Wei tetap berjalan tenang ke arah lembah, pada kota yang ada di sana.Sementara itu, Lanting Beruga a
Lanting Beruga menggelengkan kepala."Mode Ke dua, Aura Api!"Sebuah ayunan kuat yang dilakukan oleh Lanting Beruga, membuat serangan tersebut hancur, laksana hancurnya kaca. Pecah berkeping-keping.Terkejut bukan kepalang lawan pemuda itu setelah melihat sekuat apa daya serangan yang dimiliki Lanting Beruga."Dia ...dia bisa menghancurkan seranganku?" ucap pria tersebut."Aku sudah bilang, pemuda itu monster ...dia bukan sekelas kita, dia sekelas petinggi Kekaisaran Tang?""Apa Aliran Darah Besi sudah mengetahui hal ini, hingga mengirim petingginya untuk melindungi cucu ketua mereka?""Aku tidak yakin aliran darah besi mengetahui hal ini, tapi ...pemuda itu bukan dari aliran darah besi, kita mengenal 9 iblis pembawa mala petaka dari Aliran Darah Besi, tapi tidak ada wajah dirinya, bukan?""Jadi siapa orang ini?"Mereka masih diliputi dalam perdebatan, tanpa sadar jika Lanting Beruga mulai menyerang.Seranga
Ini adalah kali pertama bagi Asoka gagal menyelesaikan misi. Beberapa Naga Emas tidak berbicara, tapi seorang Naga Langit, status tertinggi di dalam Serikat Naga tampak tidak senang terhadap Asoka."Hoiiii Asoka!" ucap pria itu, pria tua berjanggut panjang dan rambut yang dikuncir ke atas, matanya dingin tapi mengintimidasi, "Apa pedangmu sudah tumpul, kau tidak bisa mengalahkan 2 petinggi aliran Darah Besi dan Kekaisaran Tang? kau mempermalukan Serikat Naga!""Kenapa kau berkata seperti itu?" Naga Langit yang lain menimpali, "Asoka tidak pernah gagal menyelesaikan misinya, kenapa kau tidak memuji keberhasilan itu, tapi ketika dia gagal satu kali, seolah dia telah gagal ribuan kali.""Cuih, itu karena yang diperebutkan adalah roh air yang kuat, apa kau bisa menghadapi kemarahan Bangsawan Dunia?""Bukankah seharusnya, Naga Langit langsung turun tangan untuk mendapatkan kekuatan itu," timpal Asoka."Sejak kapan kau punya mulut yang tajam?" bent
Asoka membuka tanda di lehernya, sebuah tanda budak Bangsawan Dunia. Tanda ini adalah aib bagi Asoka, meskipun dia telah memudarkan tanda itu dengan melukainya, tapi tetap saja tanda itu membekas."Aku akan membunuh mereka!" ucap Asoka."Kalau begitu kau harus melangkahi diriku, Asoka!" ucap Naga Langit berjanggut panjang. "Aku tidak mungkin membiarkan Bangsawan Dunia terluka, kami bertugas untuk melindungi kedudukannya dari gangguan apapun. Asoka, ini demi pertemanan kita, urungkan niatmu!"Asoka menarik pedang besar di belakang pundaknya, menghunuskan pedang itu ke samping. Wajahnya tampak merah dan tegang, tapi kemudian."Kali ini aku akan melepaskan Bangsawan Dunia," ucap Asoka. "Tapi suatu saat nanti, aku akan kembali."Setelah mengatakan hal itu, Asoka pergi meninggalkan Naga Langit berjanggut panjang."Asoka, apa yang membuat dirimu kembali seperti dahulu?" tanya pria berjanggut panjang tersebut.Asoka terbang entah ke mana, di
Yang diketahui oleh Lanting Beruga adalah, mata asura memiliki kerja dasar sebagai fokus energi batin.Artinya, mata itu hanya sebagai alat atau perantara untuk mengeluarkan energi batin yang ada di dalam tubuh Lanting Beruga.Setiap orang memiliki energi batin tergantung jumlah besar dan tidaknya, tapi mereka tidak bisa menggunakan energi tersebut seperti yang dilakukan oleh Lanting Beruga.Umumnya energi batin berfungsi untuk melindungi diri dari ancaman para siluman, intimidasi musuh, dan juga ketakutan.Namun mata asura miliki Lanting Beruga bisa mengeluarkan energi batin itu untuk dijadikan sebagai senjata melemahkan mental musuh.Namun, malam ini telah terjadi sesuatu terhadap mata asuranya. Tiba-tiba semua pelita yang ada di kamar mereka mendadak padam. Ini aneh."Apa yang terjadi sebenarnya?" gumam Lanting Beruga. Pemuda itu berjalan mendekati beberapa lilin yang padam, menyalakan kembali lilin-lilin itu.Namun, ke