Pemimpin Penginapan mengira Lanting Beruga tidak tahu dengan trik murahan itu. Dia pikir dengan Lanting Beruga melenyapkan pedang energinya, pemuda itu telah lengah. Tidak, mata kiri Lanting Beruga telah menganalisa hal itu sebelumnya.
Serangan yang dilepaskan benar-benar gagal membunuh pemuda tersebut.
"Kau sudah melakukan kesalahan, pak tua ..." ucap Lanting Beruga, "Sekarang aku memiliki alasan untuk membunuhmu!"
Belum satu detik setelah Lanting Beruga berkata demikian, pemuda itu telah lenyap dari padangan pemilik penginapan ini, tiba-tiba dia telah berada di depannya lalu menarik pedang sisik naga hijau yang masuk ke dalam mulut orang itu.
Tusukan yang Lanting Beruga lakukan begitu cepat mengirim nyawa pemilik penginapan ke alam baka.
Dia jatuh ke dasar, mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.
Lanting Beruga dengan cepat pergi ke kamar penginapannya.
"Kita harus pergi dari sini ..." ucap Lanting Beruga, "Sekarang!"
Li Wei
Dari banyaknya orang yang mengincar bayi mungil di tangan Li Wei, Lanting Beruga mengenali pakaian yang mereka gunakan. Orang itu mungkin pendekar paling tinggi yang ditugaskan untuk mengejar bayi mungil ini."Kekaisaran Tang ..." gumam Lanting Beruga."Tuang pendekar mengenal Kekaisaran Tang?" tanya Li Wei, dengan menggunakan bahasa isyarat yang sulit dipahami oleh Lanting Beruga."Ya," jawab pemuda tersebut. "Akhir-akhir ini aku selalu berurusan dengan Kekaisaran Tang, kenapa mereka mengincar bayi mungil ini?" Lanting Beruga bergumam pelan.Yang datang saat ini lebih dari dua lusin pendekar di atas level pilih tanding, beberapa dari mereka telah mencapai level tanpa tanding awal, dan pemimpin pasukan ini mungkin telah berada di puncak tanpa tanding."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Li Wei.Lanting Beruga menginstruksikan agar Li Wei tetap berjalan tenang ke arah lembah, pada kota yang ada di sana.Sementara itu, Lanting Beruga a
Lanting Beruga menggelengkan kepala."Mode Ke dua, Aura Api!"Sebuah ayunan kuat yang dilakukan oleh Lanting Beruga, membuat serangan tersebut hancur, laksana hancurnya kaca. Pecah berkeping-keping.Terkejut bukan kepalang lawan pemuda itu setelah melihat sekuat apa daya serangan yang dimiliki Lanting Beruga."Dia ...dia bisa menghancurkan seranganku?" ucap pria tersebut."Aku sudah bilang, pemuda itu monster ...dia bukan sekelas kita, dia sekelas petinggi Kekaisaran Tang?""Apa Aliran Darah Besi sudah mengetahui hal ini, hingga mengirim petingginya untuk melindungi cucu ketua mereka?""Aku tidak yakin aliran darah besi mengetahui hal ini, tapi ...pemuda itu bukan dari aliran darah besi, kita mengenal 9 iblis pembawa mala petaka dari Aliran Darah Besi, tapi tidak ada wajah dirinya, bukan?""Jadi siapa orang ini?"Mereka masih diliputi dalam perdebatan, tanpa sadar jika Lanting Beruga mulai menyerang.Seranga
Ini adalah kali pertama bagi Asoka gagal menyelesaikan misi. Beberapa Naga Emas tidak berbicara, tapi seorang Naga Langit, status tertinggi di dalam Serikat Naga tampak tidak senang terhadap Asoka."Hoiiii Asoka!" ucap pria itu, pria tua berjanggut panjang dan rambut yang dikuncir ke atas, matanya dingin tapi mengintimidasi, "Apa pedangmu sudah tumpul, kau tidak bisa mengalahkan 2 petinggi aliran Darah Besi dan Kekaisaran Tang? kau mempermalukan Serikat Naga!""Kenapa kau berkata seperti itu?" Naga Langit yang lain menimpali, "Asoka tidak pernah gagal menyelesaikan misinya, kenapa kau tidak memuji keberhasilan itu, tapi ketika dia gagal satu kali, seolah dia telah gagal ribuan kali.""Cuih, itu karena yang diperebutkan adalah roh air yang kuat, apa kau bisa menghadapi kemarahan Bangsawan Dunia?""Bukankah seharusnya, Naga Langit langsung turun tangan untuk mendapatkan kekuatan itu," timpal Asoka."Sejak kapan kau punya mulut yang tajam?" bent
Asoka membuka tanda di lehernya, sebuah tanda budak Bangsawan Dunia. Tanda ini adalah aib bagi Asoka, meskipun dia telah memudarkan tanda itu dengan melukainya, tapi tetap saja tanda itu membekas."Aku akan membunuh mereka!" ucap Asoka."Kalau begitu kau harus melangkahi diriku, Asoka!" ucap Naga Langit berjanggut panjang. "Aku tidak mungkin membiarkan Bangsawan Dunia terluka, kami bertugas untuk melindungi kedudukannya dari gangguan apapun. Asoka, ini demi pertemanan kita, urungkan niatmu!"Asoka menarik pedang besar di belakang pundaknya, menghunuskan pedang itu ke samping. Wajahnya tampak merah dan tegang, tapi kemudian."Kali ini aku akan melepaskan Bangsawan Dunia," ucap Asoka. "Tapi suatu saat nanti, aku akan kembali."Setelah mengatakan hal itu, Asoka pergi meninggalkan Naga Langit berjanggut panjang."Asoka, apa yang membuat dirimu kembali seperti dahulu?" tanya pria berjanggut panjang tersebut.Asoka terbang entah ke mana, di
Yang diketahui oleh Lanting Beruga adalah, mata asura memiliki kerja dasar sebagai fokus energi batin.Artinya, mata itu hanya sebagai alat atau perantara untuk mengeluarkan energi batin yang ada di dalam tubuh Lanting Beruga.Setiap orang memiliki energi batin tergantung jumlah besar dan tidaknya, tapi mereka tidak bisa menggunakan energi tersebut seperti yang dilakukan oleh Lanting Beruga.Umumnya energi batin berfungsi untuk melindungi diri dari ancaman para siluman, intimidasi musuh, dan juga ketakutan.Namun mata asura miliki Lanting Beruga bisa mengeluarkan energi batin itu untuk dijadikan sebagai senjata melemahkan mental musuh.Namun, malam ini telah terjadi sesuatu terhadap mata asuranya. Tiba-tiba semua pelita yang ada di kamar mereka mendadak padam. Ini aneh."Apa yang terjadi sebenarnya?" gumam Lanting Beruga. Pemuda itu berjalan mendekati beberapa lilin yang padam, menyalakan kembali lilin-lilin itu.Namun, ke
Masa pertandingan antara domba kecil dan domba besar pada akhirnya terjadi pula. Pemilik domba besar memiliki banyak perhiasan di tubuhnya, tampaknya memang orang kaya dan tentu saja sudah sering melakukan pertandingan domba.Namun, entah kenapa kali ini kepercayaan pemilik domba itu sedikit menciut.Pasalnya, domba besar miliknya tidak mau bertarung ketika melihat domba kecil milik pak tua di sebelah Lanting Beruga.Semua orang juga heran, tidak bisanya domba itu ketakutan menghadapi lawan-lawannya."Bukankah domba itu selalu memenangkan pertandingan.""Kenapa dendang domba itu, aku telah bertaruh besar untuknya?""Sial, aku bisa rugi besar."Ya, tentu saja hal itu karena campur tangan Lanting Beruga. Dia menakuti domba itu dengan energi batinnya, tapi sebenarnya tujuan Lanting Beruga bukan hanya itu. Dia ingin membuktikan kekuatan mata asura.Pada saat ketika domba kecil menanduk tubuh domba besar itu, Lanting Beruga mengguna
Ceng Ho adalah Walikota atau Pimpinan Kota, di Sursena pimpinan Kota bisa juga disebut sebagai Adipati, tapi di wilayah ini, mereka di sebut sebagai Walikota.Walikota Ceng Ho memiliki bisnis gelap disamping sebagai pimpinan Kota Lembah Seribu Bunga.Salah satu bisnisnya adalah gelanggang adu domba yang sudah dikacaukan oleh Lanting Beruga.Hari ini juga Lanting Beruga dibawa untuk menghadap kepada orang itu, Ceng Ho."Tuan Pendekar ..." Li Wei berniat menghentikan beberapa pendekar yang menarik tangan Lanting Beruga, tapi pemuda itu meletakan jari telunjuk ke bibirnya."Jangan ikut campur ..." ucap Lanting Beruga.Lanting Beruga masih seperti tawanan, jika dia ingin dia bisa melepaskan diri dari pendekar-pendekar level pilih tanding ini.Di pusat Kota Lembah Seribu Bunga, ada sebuah Istana besar berdiri dengan hiasan warna-warni. Istana itu dikelilingi oleh halaman luas yang dipenuhi oleh banyak bunga.Beberapa gadis terlihat
Di luar Istana, baku hantam yang terjadi antara Lanting Beruga dan pendekar bawahan Ceng Ho terjadi begitu singkat.Tidak butuh beberapa tarikan nafas, Lanting Beruga menderu cepat, melewati tubuh pria itu.Suara desingan pedang mengenai kulit lawannya, terdengar cukup nyaring, menggelitik telinga.Seketika lawan pemuda itu jatuh ke tanah, dengan luka parah di tengah dadanya.Lanting Beruga bisa saja mengarahkan mata pedang itu tepat ke batang leher pria itu, dia tidak kesulitan untuk melakukannya, tapi dia memutuskan untuk mengampuni nyawa lawannya."Tidak ada alasan untuk membunuh dirimu!" ucap Lanting Beruga.Pendekar itu berusaha berdiri, barang kali ingin sekali membalas perlakukan Lanting Beruga terhadap dirinya."Usahamu sia-sia," Lanting Beruga menggerakkan jari telunjuk kiri-kanan.Meski ucapan Lanting Beruga bernada datar, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk menunjukan betapa dia lebih kuat dari lawannya.Wal