Pertarungan Bony An melawan salah satu Satria Naga menciptakan banyak kerusakan di atas dataran tinggi tersebut, tapi hal ini juga berlaku pada anak buah Bony An yang memiliki ukuran tubuh sangat besar.
Tubuh kekar itu berhadapan dengan belasan satria naga biasa, tapi memiliki kemampuan dan level bumi sedang. Beberapa dari mereka bahkan hampir menyentuh bumi tinggi pada jalur kependekaran.
Tubuh besar itu itu sesekali diserang bersamaan, dia ditindih oleh belasan lawannya, membuat pria itu terpaksa terhimpit oleh banyaknya serikat naga.
"Ahkkkk!" Dia berteriak keras, pada saat yang sama para satria naga terlempar beberapa depa jauhnya.
"Cara seperti itu tidak akan menghentikan diriku, bodoh!" ucap dirinya, berjalan seperti robot dengan langkah panjang dan kepalan tinju yang besar.
Salah satu satria naga berusaha menyerang dirinya, tapi tangan besar itu malah menarik rambut pria itu, kemudian dia membanting kepala itu ke permukaan batu.
Bahwan Bony An yang lain berjibaku tidak jauh dari lokasi pertarungan Lanting Beruga melawan Set. Karena hal itu, dia acap kali merasakan kematian berada paling dekat dengan dirinya dibanding dengan orang lain.Sesekali kilatan cahaya terang yang dihasilkan dari pertarungan Lanting melawan Set, membuat pria itu terpental beberapa jauhnya, begitu pula dengan lawannya yang berada di level naga emas.Meskipun dirinya tidak memiliki tubuh besar seperti bawahan Bony An yang lain, dan bisa dibilang bertubuh kecil dan kerempeng, tapi pria tersebut memiliki gerakan yang lumayan gesit dengan teknik pedang yang dikuasainya.Sesekali dia berhasil mendorong lawan hingga tertekan, tapi kadang kala pula imbas pertarungan antara Lanting Beruga dan Set membuat dirinya kehilangan momen untuk membunuh lawannya."Sial, dua orang gila ini membuat dataran tinggi hampir terbelah!" gumam pria tersebut, setelah terlempar beberapa puluh depa jauhnya karena hempasan dari raksasa b
Kini telah menjelang siang lagi, pertarungan masih terjadi, sekarang dataran tinggi tidak berbentuk lagi karena pertarungan tersebut.Bony An dan lawannya telah menyingkir dari wilayah tersebut, di ikuti oleh dua bawahannya yang lain, sementara sekarang Lanting Beruga dan Set masih berjibaku di atas reruntuhan bebatuan.Nafas pemuda itu sedikit terputus-putus saat ini, jika bukan karena staminanya yang luar biasa kuat, barang kali dia sudah mati 10 kali dalam pertarungan tersebut.Pemuda itu telah menggunakan 65$ kekuatan roh api, dan Set masih belum bisa dikalahkan hingga saat ini. Teknik yang dimiliki oleh Set memang merepotkan, dengan bentuk raksasa berlian yang sangat keras.Butuh tenaga besar untuk melukai batu tersebut.Roh Api menawarkan untuk menggunakan kekuatannya lebih dari 65% dengan syarat pengambil alih kesadaran Lanting Beruga, tapi pemuda itu menolak.Cukup ketika melawan Ares, tubuhnya di ambil alih oleh Roh Api, atau pula m
Setelah bertarung tiada henti selama dua hari dua malam lamanya, sekarang Bony An dan semua teman-temannya yang lain, kecuali Lanting Beruga, mulai memasuki pase terakhir dalam pertarungan itu.Sudah begitu banyak darah yang ditumpahkan, atau pula tempat yang dihancurkan oleh tiga orang aliran darah besi itu.Pria besar menghempaskan tubuh musuh terakhirnya pada dua pohon tinggi yang ada di dekatnya, sebelum kemudian dia jatuh terlentang karena kehabisan energi.Di sisi lain pula, Bony An melepaskan serangan sekali lagi, sebuah serangan yang akan menguras seluruh aura alam dan tenaga dalam yang dimilikinya.Serangan tersebut akhirnya berhasil membuat lawannya kalah, dan kini terlempar entah berapa ratus depa jauhnya, dia sendiri tidak tahu.Setelah melepaskan serangan tersebut, Bony An duduk di atas gundukan permukaan tanah. Pakaian wanita itu sebenarnya sudah dipenuhi oleh koyakan, beberapa robekan itu terlalu lebar hingga pula mengoyak pakaian da
Lanting Beruga berjalan pada jalan pedangnya sendiri, yang mungkin berbeda dengan jalan pedang pendekar pedang yang lain. Jalan pedang ini adalah prinsip hidupnya, dan telah mengakar di dalam jiwa, menyatu pula dengan pedangnya.'Sebuah pedang memiliki hati, dan hati pedang adalah hati pemilik pedang itu sendiri.'Karena prinsip ini, memungkinkan pedang Lanting Beruga akan menumpul jika berhadapan dengan lawan yang enggan bertarung, melepaskan senjata mereka dan menyerah, atau pula lawan yang sebenarnya tidak harus dikalahkan."Aku rasa, kau bukan orang jahat seperti Ares," ucap Lanting Beruga, "Apa tujuanmu dengan menjadi Petinggi Serikat Naga?""Ini adalah rahasiaku, Bocah!" ucap Set, seraya tersenyum penuh arti. "Sekarang apa tujuanmu setelah pertarungan ini berakhir?""Impianku adalah menjadi dewa pedang," jawab Lanting Beruga."Hahahaha ...., impianmu jauh lebih besar dari pada impianku, kau akan melawan Bangsawan Dunia kare
Setelah menyelesaikan segala urusan dari sisa-sisa pertempuran, kini Kekaisaran Tang mulai berbenah ulang. Ada banyak korban jiwa dari pertempuran tersebut, dan ini akan jadi sejarah kelam bagi Kekaisaran Tang.Ada banyak sekali makam dibuat untuk menguburkan para mayat, sementara pendekar aliran hitam dibakar di dataran rumput yang masih menebar bau anyir dan bau busuk.Sementara itu, di aula rapat mereka sedang membahas mengenai hal-hal penting ke depannya.Putri Sin Tang duduk di sebelah Sang Ratu, dan mulai memimpin jalannya rapat tersebut.Ada beberapa poin yang dihasilkan dari rapat itu, pertama Kekaisaran Tang dengan ini menyatakan berdamai dengan Aliran Darah Besi dari segala konflik atau perang dingin yang selama ini telah berlarut-larut.Ini pula sebagai ucapan terima kasih atas bantuan Lanting Beruga karena menyelesaikan masalah yang terjadi dengan Kekaisaran Tang.Sebagai bentuk penghargaan tersebut, Lanting Ber
Lanting Beruga menemukan sebuah ruang rahasia yang ada di dalam markas tersebut, sebuah tempat yang digunakan untuk menyimpan banyak sumber daya pelatihan yang cukup langka. Beberapa sumber daya pelatihan memiliki harga yang sangat mahal, hingga mencapi 20 juta keping emas.Tentu pula pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut, tapi sayangnya tanda api di telapak tangannya hampir penuh, jadi Lanting Beruga hanya mengambil sumber daya yang sangat penting seperti penyembuhan luka dalam atau luka pisik, dan beberapa sumber daya lain yang berguna untuk menawar racun berbahaya.Di dalam ruangan yang luas, dengan dinding berlapis batu alami berwarna putih dan coklat, Lanting Beruga juga menemukan sebuah peti lain di dalam ruangan tersebut, yang berisi serpihan petunjuk mengenai keberadaan Roh Bumi.Setelah berhasil mendapatkan petunjuk tersebut, Lanting Beruga pergi meninggalkan marsa utama aliran sesat. Dia menuju beberapa markas cabang untuk mendapatka
Rupanya prasasti tersebut tidak terdapat dalam sebuah batu, kertas atau logam, tapi pada dinding tempat ini. Namun, Lanting Beruga tidak dapat mengambil prasasti tersebut jika ternyata sengaja di ukir pada dinding.Jadi dia mengeluarkan beberapa kertas, dan mulai menulisnya ulang dengan menggunakan arang. Sangat lama Lanting Beruga melakukan hal tersebut, karena jelas dia punya otak yang bodoh, dan lagipula tulisan tangannya tidak terlalu bagus. Dapat dibaca saja sudah sangat untung."Sial," gumam Lanting Beruga, merobek kertas yang baru saja di tulis, "Kertas ini sangat jelek, tidak sesuai dengan gaya tulisanku yang indah."Pemuda itu telah merobek 20 kali kertas, dan sekarang dia menggunakan kertas terakhir. Arang yang diambilnya dari tungku perapian dilemparnya ke samping.Dia akhirnya mengeluarkan pedang sisik naga hijau sebagai alat tulisnya.Dengan darah dirinya sendiri, Lanting Beruga mulai mengukir setiap huruf yang ada pada dinding t
Dengan suara yang serak, Tian Cia bertanya kepada Lanting Beruga, "Apa yang kau lakukan di tempat ini?"Namun Lanting Beruga tidak menjawab, hingga pria itu menggunakan bahasa isyarat untuk bertanya sekali lagi.Lanting Beruga menggaruk kepalanya sebelum kemudian balik bertanya, "lalu apa yang kalian berdua lakukan di tempat ini, mengenai benda yang kalian bawa, apa itu adalah prasasti roh bumi? serahkan benda itu kepadaku!"Tian Cia dan Prajurit Elit saling tatap untuk sementara waktu, kemudian ke duanya menatap balik Lanting Beruga, "ini hanyalah sumber daya pelatihan, kami membutuhkan ramuan untuk menyembuhkan luka dalam.""Aku ingin melihat ramuan itu!" ucap Lanting Beruga lagi. "Kalian tidak keberatan menunjukannya padaku, bukan?"Tian Cia dan Prajurit Elit sekali lagi saling bertatap wajah, lalu keduanya saling mengisyaratkan untuk melarikan diri dari hadapan Lanting Beruga, tapi niat mereka telah diantisipasi oleh Lanting Beruga."Kal