Baru pula mereka selesai mengatakan hal itu, tiba-tiba tepat diantara Lanting Beruga dan prajurit tersebut, muncul lagi satu patung batu batu besar yang ukurannya mungkin dua kali pohon kelapa, atau sedikit lebih pendek.
Matanya bersinar terang, seolah obor yang menyala di tengah malam. Kali ini tampilan patung batu besar itu sedikit berbeda dengan patung batu yang dilawan oleh Lanting Beruga di dalam lorong bawah tanah. Patung ini memiliki dua tanduk seperti banteng, dengan gigi taring seperti babic.
Dia punya tangan jauh lebih besar daripada kakinya yang terlihat lebih pendek, dan sekarang tangan besar itu sedang terangkat tinggi lalu menderu ke arah Lanting Beruga.
Booom.
Tinju patung itu mendarat dipermukaan tanah, membuat dataran tinggi kembali bergetar hebat, dan kastil Gagak Hitam berguncang.
Tanah bergelombang ketika tinju itu mendarat, membuat beberapa prajurit terpental beberapa puluh depa jauhnya.
Serangan tersebut memang te
Rekomendasi novel menarik lainnya karya teman saya kk Hakayi, Bimantara Pendekar Kaki Satu
Kemunculan raksasa batu di atas dataran tinggi, mulai menarik perhatian semua penduduk Kota Air Akelois. Dari semenjak Areta dijadikan sebagai Eksekutif tinggi di Keluarga Gagak Hitam, mereka tidak pernah melihat gadis kecil itu menciptakan sebuah raksasa batu yang sebesar yang mereka lihat saat ini.Ribuan penduduk kota semakin bertambah khawatir dan was-was, bertanya-tanya gerangan apa yang terjadi dengan Kota ini.Pertarungan ada dimana-mana, dan menimbulkan kerusakan yang begitu parah pada rumah mereka."Apakah Kota Air Akelois akan berakhir hari ini?" salah satu pria berkata dengan nada serak lagi bergetar, sinar matanya mulai redup, membayangkan kehancuran kota ini yang diakibatkan oleh pertempuran tersebut."Apa yang harus kita lakukan? apakah kita harus pergi dari tempat ini?""Bagaimana caranya?" salah satu warga yang lain menimpali pula, "berenang melewati air Akelois hanya akan membuat kita mati keracunan, kita tidak punya pilihan
Satu jam telah berlalu begitu cepat, kekacauan yang ditimbulkan oleh pertarungan antar pendekar memang tidak dapat dihindari lagi. Lebih-lebih beberapa orang hebat itu, mulai berpindah tempat.Sementara itu, Neon tampaknya lebih memikirkan Pabrik Sumber Daya Pelatihan dibandingkan keadaan Kota Air Akelois. Dia tidak peduli dengan penduduk yang terluka atau pula anak buahnya yang terbunuh. Bagi Neon, semua sumber daya pelatihan harus siap besok pagi, sebelum Sekte Abu-Abu datang ke tempat ini."Simpan semua sumber daya di dalam gudang, tutup dengan rapat, dan pastikan tidak ada yang mendekati gudang tersebut!" teriak Neon, memerintahkan kepala pabrik sumber daya untuk segera mengangkut sumber daya pelatihan.Jikapun pertarungan yang melibatkan pabrik ini terjadi, maka paling tidak ada stock sumber daya pelatihan yang bisa diamankan untuk besok pagi.Namun tidak dapat disembunyikan, wajah Neon menampakan ketegangan dan kekhawatiran. Ada ba
Kehebatan Pendekar Kaki Batu rupanya tidak cukup kuat untuk menghadapi semua serangan Achiles sang pemimpin keluarga Camar Putih. Nyatanya, tidaka ada satupun serangan Pendekar Kaki Batu yang berhasil melukai tubuh Achiles, tidak ada!Satu jam sebelum benturan terjadi, Pendekar Kaki Batu melepaskan sebuah serangan tendangan, yang menarik perhatian semua orang.Ya, pada saat itu, Pendekar Kaki Batu melompat ke atas awang-awang, dan pada saat yang sama, kaki pincangnya berubah menjadi besar seperti kaki raksasa, ukurannya mungkin sebesar rumah dengan urat besar dan kuku yang tajam.Kaki itu bukan hanya besar dan kekar, tapi juga mulai berubah warna menjadi warna beton.Dengan menggunakan kaki tersebut, Pendekar Kaki Beton menendang tubuh Achiles, tapi hal tak terduga membuat dirinya hampir saja muntah darah.Kaki sebesar itu, dapat ditahan oleh Achiles dengan satu telapak tangannya saja. Tidak lebih! tubuh Achiles memang bergerak beberapa
Raksasa Batu semakin mengamuk di atas dataran tinggi, lebih-lebih ketika dia menyadari bahwa kemunculannya tidak lantas membuat Lanting Beruga berhenti membantai semua prajurit penjaga Kastil Gagak Hitam.Areta gadis kecil yang mengendalikan raksasa batu tersebut, mulai kehabisan cara untuk menekan Lanting Beruga.Dia telah menggunakan semua teknik yang dimilikinya, mencoba menekan Pemuda itu, tapi hingga saat ini, Lanting Beruga hanya terkena tiga kali pukulan tinju besar raksasa. Tiga kali pukulan itu, tidak membuat Lanting Beruga jatuh.Seolah raksasa batu baru saja meninju seonggok logam yang memiliki kekerasan 10 kali lipat dari logam biasa."Apa yang terjadi, kenapa aku tidak bisa membunuh manusia ini?" Areta diliputi dengan penuh tanda tanya besar, sekarang dia baru menyadari jika Lanting Beruga berbeda dari orang-orang yang pernah dia hadapi.Kebanyakan musuh yang pernah melawan raksasa batu, tidak sampai menerima 3 kali serangan
Areta kini hanya sendiri, semua pasukan yang dimiliki oleh dirinya telah lenyap sudah, di habisi oleh Lanting Beruga tanpa tersisa.Raksa batu besar yang memiliki ukuran lebih dari dua kali pohon kelapa tersebut, tidak mampu melakukan tugas seperti yang diharapkan oleh Kelompok Gagak Hitam, dan ini mungkin kegagalan pertama bagi gadis kecil tersebut.Lanting Beruga sekali lagi menatap batu besar itu dengan mata asura, menemukan jalur energi yang berasal dari dalam Kastil Gagak Hitam yang letaknya mungkin hanya beberapa ratus depa dari tempat mereka bertarung."Jadi kau bersembunyi di dalam bangunan itu?" Lanting Beruga mengerahkan sedikit lebih banyak energi api ke dalam pedangnya, dan melompat ke awang-awang hingga posisi tubuh pemuda itu sejajar dengan wajah Patung Besar tersebut."Terima ini!" teriak Lanting Beruga, pada saat yang sama, cahaya merah terang memancar seperti bulan sabit, lalu membelah patung batu besar itu menjadi dua bagian.
Areta mungkin berpikir jika bola berduri yang melindungi dirinya akan cukup kuat untuk menahan serangan Lanting Beruga, tapi pemikiran gadis itu tentu saja salah besar.Energi yang ada pada ujung duri memang melakukan perlawan, tapi panas yang dihasilkan oleh pedang sisik naga hijau di tangan Lanting Beruga, bukan tandingan bagi gadis kecil tersebut.Satu tebasan cepat kini berhasil membuka bola berduri itu, seolah pisau tajam yang membelah telur menjadi dua bagian.Hampir saja mata pedang itu mengenai wajah Areta, jika bukan karena Lanting Beruga segera menahan kekuatannya.Sekarang jarak antara mata pedang sisik naga hijau dengan wajah gadis kecil itu hanya menyisakan satu jengkal saja.Namun, karena kekuatan panas yang menyelimuti pedang tersebut, membuat wajah Areta terasa begitu panas."Ahkkkkk!" Areta tidak dapat menguasai dirinya lagi, dia hanya terpaku berdiri menatap wajah Lanting Beruga, sebelum kemudian matanya mulai k
Sementara itu, Omiros yang menyadari akan adanya bahaya di dalam Kastil Gagak Hitam, tidak dapat melakukan banyak hal karena dirinya harus menahan Achiles.Pertarungan antara dua orang itu telah terjadi begitu sengit, dan menimbulkan banyak kehancuran pada dataran tinggi tersebut.Tanah dipenuhi oleh telaga kering karena pukulan energi dari dua orang pendekar itu.Namun, nyatanya Achiles tidak mampu mengalahkan Omiros semudah dia mengalahkan Pendekar Kaki Beton, karena selain kekuatan Omiros yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Pendekar Kaki Beton, teknik yang dimiliki oleh Omiros memang jauh lebih baik.Selain itu, sayap yang ada di puncak Omiros membuat Achiles sulit untuk mendekatinya dengan serangan jarak dekat.Pertukaran serangan antara ke dua orang itu sebenarnya lebih banyak terjadi pada jarak jauh, dengan saling melepaskan jurus-jurus level tinggi, meskipun cukup sering melakukan kontrak pisik dan bertarung jarak dekat.
Ukuran Garuda Kencana kini berbeda dari ukuran dirinya sebelum masuk ke dalam Tanda Api milik Lanting Beruga. Dia hampir sebesar sapi, dengan dua sayap yang mulai bercabang pada bagian pangkalnya.Benar, mutasi Garuda Kencana setelah menyerap banyak sekali sumber daya di dalam tanda api, membuat sayapnya kecil tiba-tiba muncul tepat di belakang sayap utama.Hal ini membuat Lanting Beruga benar-benar terpesona sekaligus bangga. Rasa sesal karena sumber daya pelatihannya dihabiskan oleh Garuda Kencana, akhirnya terobati pula.Klikkkkk ....Teriakan mahluk tersebut juga lebih keras lagi, mengandung tekanan udara yang membuat benda apapun di sekitar dirinya terpental beberapa depa ke belakang.Dia berdiri dengan dua kakinya yang kuat, dengan dada membusung ke depan dan tatapan mata yang tajam mengintimidasi.Bulu putih kini mulai memiliki motif emas pada bagian ekor dan sayap serta di tengah kepala. "Huaaaaa!" Lanting Berug