Areta kini hanya sendiri, semua pasukan yang dimiliki oleh dirinya telah lenyap sudah, di habisi oleh Lanting Beruga tanpa tersisa.
Raksa batu besar yang memiliki ukuran lebih dari dua kali pohon kelapa tersebut, tidak mampu melakukan tugas seperti yang diharapkan oleh Kelompok Gagak Hitam, dan ini mungkin kegagalan pertama bagi gadis kecil tersebut.Lanting Beruga sekali lagi menatap batu besar itu dengan mata asura, menemukan jalur energi yang berasal dari dalam Kastil Gagak Hitam yang letaknya mungkin hanya beberapa ratus depa dari tempat mereka bertarung."Jadi kau bersembunyi di dalam bangunan itu?" Lanting Beruga mengerahkan sedikit lebih banyak energi api ke dalam pedangnya, dan melompat ke awang-awang hingga posisi tubuh pemuda itu sejajar dengan wajah Patung Besar tersebut."Terima ini!" teriak Lanting Beruga, pada saat yang sama, cahaya merah terang memancar seperti bulan sabit, lalu membelah patung batu besar itu menjadi dua bagian.Areta mungkin berpikir jika bola berduri yang melindungi dirinya akan cukup kuat untuk menahan serangan Lanting Beruga, tapi pemikiran gadis itu tentu saja salah besar.Energi yang ada pada ujung duri memang melakukan perlawan, tapi panas yang dihasilkan oleh pedang sisik naga hijau di tangan Lanting Beruga, bukan tandingan bagi gadis kecil tersebut.Satu tebasan cepat kini berhasil membuka bola berduri itu, seolah pisau tajam yang membelah telur menjadi dua bagian.Hampir saja mata pedang itu mengenai wajah Areta, jika bukan karena Lanting Beruga segera menahan kekuatannya.Sekarang jarak antara mata pedang sisik naga hijau dengan wajah gadis kecil itu hanya menyisakan satu jengkal saja.Namun, karena kekuatan panas yang menyelimuti pedang tersebut, membuat wajah Areta terasa begitu panas."Ahkkkkk!" Areta tidak dapat menguasai dirinya lagi, dia hanya terpaku berdiri menatap wajah Lanting Beruga, sebelum kemudian matanya mulai k
Sementara itu, Omiros yang menyadari akan adanya bahaya di dalam Kastil Gagak Hitam, tidak dapat melakukan banyak hal karena dirinya harus menahan Achiles.Pertarungan antara dua orang itu telah terjadi begitu sengit, dan menimbulkan banyak kehancuran pada dataran tinggi tersebut.Tanah dipenuhi oleh telaga kering karena pukulan energi dari dua orang pendekar itu.Namun, nyatanya Achiles tidak mampu mengalahkan Omiros semudah dia mengalahkan Pendekar Kaki Beton, karena selain kekuatan Omiros yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Pendekar Kaki Beton, teknik yang dimiliki oleh Omiros memang jauh lebih baik.Selain itu, sayap yang ada di puncak Omiros membuat Achiles sulit untuk mendekatinya dengan serangan jarak dekat.Pertukaran serangan antara ke dua orang itu sebenarnya lebih banyak terjadi pada jarak jauh, dengan saling melepaskan jurus-jurus level tinggi, meskipun cukup sering melakukan kontrak pisik dan bertarung jarak dekat.
Ukuran Garuda Kencana kini berbeda dari ukuran dirinya sebelum masuk ke dalam Tanda Api milik Lanting Beruga. Dia hampir sebesar sapi, dengan dua sayap yang mulai bercabang pada bagian pangkalnya.Benar, mutasi Garuda Kencana setelah menyerap banyak sekali sumber daya di dalam tanda api, membuat sayapnya kecil tiba-tiba muncul tepat di belakang sayap utama.Hal ini membuat Lanting Beruga benar-benar terpesona sekaligus bangga. Rasa sesal karena sumber daya pelatihannya dihabiskan oleh Garuda Kencana, akhirnya terobati pula.Klikkkkk ....Teriakan mahluk tersebut juga lebih keras lagi, mengandung tekanan udara yang membuat benda apapun di sekitar dirinya terpental beberapa depa ke belakang.Dia berdiri dengan dua kakinya yang kuat, dengan dada membusung ke depan dan tatapan mata yang tajam mengintimidasi.Bulu putih kini mulai memiliki motif emas pada bagian ekor dan sayap serta di tengah kepala. "Huaaaaa!" Lanting Berug
Perseteruan masih terjadi hingga hari menjelang petang. Kini matahari mulai condong ke ufuk barat, dan udara mulai terasa lebih dingin jika dibandingkan dengan sebelumnya.Setengah dari Kastil Gagak Hitam hampir luluh lanta oleh karena perbuatan Lanting Beruga dan panter sejatinya, Garuda Kencana.Kombinasi serangan antara dua teman berbeda jenis itu, tidak dapat diantisipasi oleh pendekar Gagak Hitam. Ketika Garuda Kencana menghujani mereka dengan ratusan jarum sekeras perak, Lanting Beruga bertugas membersihkan lawan-lawan yang terluka.Bantuan dari Garuda Kencana memang benar-benar menguntungkan, karena sekarang Lanting Beruga tidak perlu menggunakan banyak kekuatan untuk menumpas lawan-lawannya.Klik klik.Teriakan yang keluar dari mulut Garuda Kencana, adalah tanda kematian bagi musuh yang mendengarnya."Hehehe .... tidak sia-sia kau menghabiskan sumber daya pelatihanku." Lanting Beruga tidak henti-hentinya memuji Garuda Ken
Ledakan cahaya terjadi tepat di hadapan Omiros, tapi entah kenapa sinar menyilaukan tidak membuat Omiros mati.Apa yang terjadi sebenarnya?Beberapa menit sebelum Achiles melepaskan jurus level tinggi untuk membunuh Omiros, Neon melihat tindakan itu dari dalam Pabrik Sumber Daya Pelatihan.Tentu saja, dirinya tidak akan membiarkan salah satu petingginya mati karena jurus yang sesaat lagi akan dilancarkan oleh Achiles. Oleh karena itu, pria itu dengan sangat terpaksa, meninggalkan Pabrik Sumber Daya, untuk menyelamatkan Eksekutif Keluarga Gagak Hitam."Apa yang terjadi?" Omiros bertanya-tanya saat ini, karena dirasanya cahaya yang begitu panas itu malah tidak berhasil melukai dirinya.Di sisi lain, Achiles merasa sangat yakin, jika serangannya dapat membunuh Omiros, atau paling tidak melumpuhkan organ dalam pria itu. Namun tiba-tiba."Neon, kau menyelamatkan diriku?" tanya Omiros, setelah menyadari jika Tuan dari Keluarga Gagak
Beberapa menit yang lalu, sebelum meletusnya pertarungan antara Neon melawan Achiles, di ruangan bawah tanah, tepatnya di dalam penjara ruangan ke empat, Damon dan Sach telah melakukan pertukaran ratusan serangan yang silih berganti.Namun dalam sebuah momen, Sach yang juga dijuluki sebagai pendekar rambut rantai perak, hampir saja berhasil membunuh Damon yang lengah.Rambutnya mulai berbentuk seperti ujung sengatan kalajengking, dan hampir saja menikam jantung Damon. Kala itu terjadi, ujung rambut keras Sach hanya berjarak dua jari lagi dari dada kiri Damon, tapi hal tak terduga akhirnya terjadi, yang malah menyelamatkan nyawa Damon.Jurus Bintang Tunggal yang digunakan oleh Achiles, ternyata tida sepenuhnya sia-sia. Ya, meskipun tidak berhasil mengenai tubuh Neon, tapi rupanya sinar padat dan tajam itu malah berhasil mengenai ujung rambut Sach yang hampir membunuh Damon.Melihat hal tersebut, Damon langsung melompat beberapa depa ke belakang, m
Meskipun pihak pemberontak telah berhasil mengalahkan dua orang eksekutif tinggi, tapi nyatanya jumlah prajurit dari Keluarga Gagak Hitam, baru berkurang setengah bagian saja.Itu artinya, jalannya pertarungan ini belum dapat dipastikan siapa pemenangnya.Namun di sisi pertarungan tersebut, tampaknya petinggi keluarga Camar Putih belum mampu menekan Yunan yang memiliki teknik kutukan atau pula Yorgo yang dapat bertarung lebih lama dengan menyantap logam yang ada di sekitar tempat tersebut.Sementara itu, Julio dan Timon harus bekerja lebih keras untuk mengalahkan dua eksekutif yang memiliki kekuatan cukup aneh itu."Ahhkkkk!" tiba-tiba, Timon berteriak keras, sekeras yang bisa dia lakukan, ketika lengan kirinya terkena sentuhan tangan Yunan yang mengandung kekuatan kutukan.Rasa sakit yang dialami oleh Timon beriring dengan munculnya bintik-bintik batu tepat pada bagian yang disentuh oleh Yunan. Hanya dalam hitungan detik saja, bagian itu
Yunan begitu bangga bisa membunuh pria tua malang itu, tapi ketika dia hendak melawan musuh utamanya kembali, yaitu Timon, langkah kaki Yunan mulai tidak seimbang lagi.Dia merasakan seolah bumi ini mengalami gempa, semakin lama gempa itu semakin terasa sangat kuat. Ketika dia menatap ke langit, pria itu melihat awan mulai berputar-putar."Apa yang terjadi dengan diriku?" ucap Yunan.Pria itu kembali melangkahkan kakinya ke depan, tapi yang terjadi kemudian adalah dirinya jatuh bertekuk lutut. Kini, detak jantung Yunan berpacu begitu cepat, dengan keringat dingin yang mulai membasahi sekujur wajahnya.Matanya berdenyut, seolah akan melompat keluar dari dalam kelopaknya sendiri. Pria itu belum menyadari hal yang menimpa dirinya, masih mencoba mencari tahu kenapa dengan tubuhnya saat ini.Namun kemudian, Yunan tersadar setelah menatap sebilah belati usang yang tergeletak tidak jauh di samping kirinya. "Jangan-jangan ...." Yunan ak