Yunan begitu bangga bisa membunuh pria tua malang itu, tapi ketika dia hendak melawan musuh utamanya kembali, yaitu Timon, langkah kaki Yunan mulai tidak seimbang lagi.
Dia merasakan seolah bumi ini mengalami gempa, semakin lama gempa itu semakin terasa sangat kuat. Ketika dia menatap ke langit, pria itu melihat awan mulai berputar-putar."Apa yang terjadi dengan diriku?" ucap Yunan.Pria itu kembali melangkahkan kakinya ke depan, tapi yang terjadi kemudian adalah dirinya jatuh bertekuk lutut. Kini, detak jantung Yunan berpacu begitu cepat, dengan keringat dingin yang mulai membasahi sekujur wajahnya.Matanya berdenyut, seolah akan melompat keluar dari dalam kelopaknya sendiri. Pria itu belum menyadari hal yang menimpa dirinya, masih mencoba mencari tahu kenapa dengan tubuhnya saat ini.Namun kemudian, Yunan tersadar setelah menatap sebilah belati usang yang tergeletak tidak jauh di samping kirinya."Jangan-jangan ...." Yunan akPada saat dua petinggi Keluarga Camar Putih tidak mampu mengahadapi kekuatan eksekutif tinggi Keluarga Gagak Hitam, kini Arkatama muncul sebagai harapan mereka.Yorgo manusia pemakan logam masih berduka cita saat melihat tubuh Yunan terbujur tak bernyawa. Pria itu tampaknya begitu marah, dan berniat untuk membunuh semua anggota dari Kelurga Camar Putih, tapi tiba-tiba.Booom.Yorgo akhirnya terpental entah beberapa puluh depa jauhnya, ketika Arkatama mendaratkan bilah mata pedang ke tubuh pria tersebut.Yorgo memang tidak terluka karena tebasan itu, tapi daya tekan dari serangan Arkatama membuat tubuhnya terpukul hingga membuat dadanya terasa sangat sakit.Tampaknya tebasan itu memang tidak melukai tubuh pisik Yorgo yang sangat keras seperti besi, tapi tebasan itu masih pula dapat menekan organ dalam Yorgo.Suara gemuruh hantaman tubuh Yorgo yang mendarat kasar di banyak perumahan warga terdengar hingga ke wilayah evakuasi warga
Yorgo menarik dua tangan ke samping pinggangnya, mengumpulkan aura alam dan mengalirkan ke seluruh tubuh, hingga kini muncul percikan cahaya kehitaman dari dalam tubuh pria tersebut.Pada saat yang sama pula, Arkatama melompat ke atas awang-awang, kemudian menarik pedang ke samping, pada saat yang sama pula, cahaya emas menyelimuti mata pedang di tangannya.Dalam beberapa detik kemudian, Arkatama meluncur ke bawah. Dari kejauhan, orang lain bisa melihat seolah tubuh Arkatama adalah bintang yang jatuh di siang hari.Yorgo berteriak keras, tapi teriakan Arkatama jauh lebih keras lagi.Pedang dan kulit keras akhirnya beradu pula, menciptakan kilatan cahaya warna-warni sebelum kemudian gelombang energi menyapu benda apapun yang ada di sekitar mereka berdua.Para pendekar atau pula prajurit Keluarga Gagak Hitam, mencoba bertahan dari gelombang kejut yang mampu menghempaskan benda apapun, bahkan meratakan rumah warga yang berada dekat dengan d
Di sisi lain, Neon dan dan Achiles masih melakukan pertukaran serangan, membuat sebagian besar tempat ini telah hancur. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, sepertinya Dataran Tinggi ini sudah mulai runtuh oleh karena pertarungan-pertarungan yang terjadi di atas permukaan tanah itu.Serangan yang dilancarkan oleh Achiles kadang kala dapat melukai tubuh Neon, tapi itu sebelum kejadian sebaliknya, ketika Neon menghantam Achiles dengan serangan yang lebih keras.Darah telah banyak keluar dari tubuh Achiles, mulai dari luka yang ada di pinggir lehernya, atau pula darah yang keluar dari dalam mulutnya sendiri.Neon masih tersenyum angkuh, penuh percaya diri, dapat mengalahkan Achiles sebelum matahari tenggelam di ufuk barat.Di sisi lain lagi, pertarungan hanya tersisa dua pertarungan lagi saat ini, yaitu Eros melawan Areta dan Achiles melawan Neon.Namun, tampaknya pertarungan antara Areta melawan eros sudah mulai memasuki puncaknya. Meksipun
Arkatama masih berada di dalam Pabrik Sumber Daya Pelatihan, menghancurkan semua mesin yang ada di dalam pabrik tersebut, sekaligus membunuh algojo yang tersisa.Sekarang, Arkatama melirik ke arah mesin utama yang masih beroperasi meskipun para pekerja telah meninggalkan tugas mereka.Roda-roda gerigi besar masih berputar, meskipun Arkatama menggunakan banyak logam untuk mengganjal roda tersebut.Tidak ada cara lain, kecuali menghancurkan mesin tersebut dengan kekuatan aura alam yang dimilikinya. Namu, resiko tindakan ini juga cukup besar, karena bisa saja mesin itu meledak diluar jangkauan Arkatama.Membuat sumber daya pelatihan dengan cara manual, bahkan mampu meledakan bejana perunggu, jika terjadi sedikit kesalahan saja. Apa lagi jika bejana yang besarnya hampir seperti rumah bertingkat ini, hancur dan meledak, tidak dapat dibayangkan seberapa besar tingkat kehancuran yang ditimbulkan oleh ledakan tersebut.Namun, Arkatama tidak punya
Dalam keadaan seperti ini, jiwa Neon sedang terguncang, dia tidak bisa mendengar segala ucapan yang menghina dirinya. Benar dirinya telah kehilangan segalanya, dan benar pula dia akan mati diburu oleh Aliran Abu-Abu, tapi Neon menolak untuk mati sendirian."Aku akan membawa kalian semua ke alam baka!!!!" Neon berteriak keras, dia menghentakkan telapak tangannya di permukaan tanah, dan pada saat yang sama aliran aura alam menderu masuk kedalam tubuh pria tersebut.Udara yang hampir tenang kini menjadi liar kembali, dan entah darimana asalnya, tiba-tiba awan hitam bergulung di atas langit, tepat di atas kepala Neon.Percikan cahaya merah kehitaman menyambar-nyambar, menghancurkan benda apapun yang ada di dekat Neon.Sedetik kemudian, pria itu naik ke atas awang-awang dengan ilmu meringankan tubuhnya, lalu mengangkat dua telapak tangan ke atas.Lingkaran dengan pola aneh muncul di atas langit, setelah kemudian seekor gagak berukuran sangat b
"Apakah dia yang menghentikan serangan tadi?" Achiles sungguh tidak percaya jika Lanting Beruga memiliki kekuatan setara dengan pendekar level langit, tapi jika dia mengetahui identitas sebenarnya dari pemuda itu, mungkin semua orang di sini akan muntah darah, karena jelas pemuda itu adalah orang yang sanggup bertarung imbang melawan Ares pria yang dijuluki sebagai Satria Perang.Lanting Beruga masih berjalan mantap, menatap ke sisi lain, dimana Neon berusaha membebaskan diri dari cengkraman Garuda Kencana. Namun, setelah melepaskan jurus level kehancuran, rupanya seluruh aura alam dan tenaga dalam yang dimiliki oleh Neon sudah benar-benar terkuras habis, melawan Garuda Kencana saja dirinya membuat dia kesulitan.Lanting Beruga berubah menjadi bayangan merah dan kini berdiri tepat di hadapan Neon.Suara Neon terdengar serak lagi gagap, ada banyak darah telah menodai pakaiannya saat ini, tapi hingga sekarang, pria itu tidak tahu siapa pemuda yang ada di de
Kala ini, matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat, situasi Kota Air Akelois menjadi gelap tapi para warga mulai menghidupkan pelita sebagai penerang Kota yang hampir saja mati.Neon memaki Achiles panjang pendek ketika pria itu berniat menghilangkan semua kekuatan yang dimiliki oleh Neon, tapi ucapan makian yang keluar dari dalam mulut Neon tidak lantas membuat Achiles mengurungkan niatnya.Dengan senyum tipis yang sinis, Achiles menghantam tengah pusar Neon dimana pusat dari tenaga dalam dan aura alam berkumpul.Pukulan yang dilakukan oleh Achiles begitu kuat, dan berhasil merusak aliran tenaga dalam serta titik cakra induk yang dimiliki oleh Neon.Raungan keras karena sakit atau pula karena marah terdengar hingga ke angkasa, Neon tidak pernah menyangka jika malam ini dia akan dilucuti dari semua kekuatan yang dia miliki.Prinsip melumpuhkan kekuatan sebenarnya bisa dibilang sederhana, yaitu dengan menghancurkan aliran energi yang
Di sisi lain, Achiles menjelaskan jika keamanan Kota Air Akelois masih dalam status gawat darurat. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh utusan Sekte Abu-Abu yang akan datang besok untuk mengambil sumber daya pelatihan.Mereka pasti akan sangat marah ketika menyadari pabrik dan gudang sumber daya pelatihan telah hancur. Kemarahan ini mungkin akan dilampiaskan kepada Neon, jika pria itu masih berada di tempat ini, tapi sayangnya Neon sudah diusir dari Kota Air Akelois.Menjelaskan hal ini kepada Warag Kota Air juga bukan solusi yang bagus, karena saat ini mereka sedang diliputi dengan suka cita. Beberapa dari mereka begitu bahagia karena anak-anak mereka yang dijadikan pekerja paksa telah kembali, beberapa yang lain bahagia karena suaminya pulang dengan selamat.Dalam kebahagiaan ini, tidak mungkin Achiles mengabarkan kepada mereka, bahwa musuh akan datang besok pagi."Semua masalah ini harus kita tanggung, dan besok sepertinya pertarungan akan kemb