Dalam keadaan seperti ini, jiwa Neon sedang terguncang, dia tidak bisa mendengar segala ucapan yang menghina dirinya. Benar dirinya telah kehilangan segalanya, dan benar pula dia akan mati diburu oleh Aliran Abu-Abu, tapi Neon menolak untuk mati sendirian.
"Aku akan membawa kalian semua ke alam baka!!!!" Neon berteriak keras, dia menghentakkan telapak tangannya di permukaan tanah, dan pada saat yang sama aliran aura alam menderu masuk kedalam tubuh pria tersebut.Udara yang hampir tenang kini menjadi liar kembali, dan entah darimana asalnya, tiba-tiba awan hitam bergulung di atas langit, tepat di atas kepala Neon.Percikan cahaya merah kehitaman menyambar-nyambar, menghancurkan benda apapun yang ada di dekat Neon.Sedetik kemudian, pria itu naik ke atas awang-awang dengan ilmu meringankan tubuhnya, lalu mengangkat dua telapak tangan ke atas.Lingkaran dengan pola aneh muncul di atas langit, setelah kemudian seekor gagak berukuran sangat b"Apakah dia yang menghentikan serangan tadi?" Achiles sungguh tidak percaya jika Lanting Beruga memiliki kekuatan setara dengan pendekar level langit, tapi jika dia mengetahui identitas sebenarnya dari pemuda itu, mungkin semua orang di sini akan muntah darah, karena jelas pemuda itu adalah orang yang sanggup bertarung imbang melawan Ares pria yang dijuluki sebagai Satria Perang.Lanting Beruga masih berjalan mantap, menatap ke sisi lain, dimana Neon berusaha membebaskan diri dari cengkraman Garuda Kencana. Namun, setelah melepaskan jurus level kehancuran, rupanya seluruh aura alam dan tenaga dalam yang dimiliki oleh Neon sudah benar-benar terkuras habis, melawan Garuda Kencana saja dirinya membuat dia kesulitan.Lanting Beruga berubah menjadi bayangan merah dan kini berdiri tepat di hadapan Neon.Suara Neon terdengar serak lagi gagap, ada banyak darah telah menodai pakaiannya saat ini, tapi hingga sekarang, pria itu tidak tahu siapa pemuda yang ada di de
Kala ini, matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat, situasi Kota Air Akelois menjadi gelap tapi para warga mulai menghidupkan pelita sebagai penerang Kota yang hampir saja mati.Neon memaki Achiles panjang pendek ketika pria itu berniat menghilangkan semua kekuatan yang dimiliki oleh Neon, tapi ucapan makian yang keluar dari dalam mulut Neon tidak lantas membuat Achiles mengurungkan niatnya.Dengan senyum tipis yang sinis, Achiles menghantam tengah pusar Neon dimana pusat dari tenaga dalam dan aura alam berkumpul.Pukulan yang dilakukan oleh Achiles begitu kuat, dan berhasil merusak aliran tenaga dalam serta titik cakra induk yang dimiliki oleh Neon.Raungan keras karena sakit atau pula karena marah terdengar hingga ke angkasa, Neon tidak pernah menyangka jika malam ini dia akan dilucuti dari semua kekuatan yang dia miliki.Prinsip melumpuhkan kekuatan sebenarnya bisa dibilang sederhana, yaitu dengan menghancurkan aliran energi yang
Di sisi lain, Achiles menjelaskan jika keamanan Kota Air Akelois masih dalam status gawat darurat. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh utusan Sekte Abu-Abu yang akan datang besok untuk mengambil sumber daya pelatihan.Mereka pasti akan sangat marah ketika menyadari pabrik dan gudang sumber daya pelatihan telah hancur. Kemarahan ini mungkin akan dilampiaskan kepada Neon, jika pria itu masih berada di tempat ini, tapi sayangnya Neon sudah diusir dari Kota Air Akelois.Menjelaskan hal ini kepada Warag Kota Air juga bukan solusi yang bagus, karena saat ini mereka sedang diliputi dengan suka cita. Beberapa dari mereka begitu bahagia karena anak-anak mereka yang dijadikan pekerja paksa telah kembali, beberapa yang lain bahagia karena suaminya pulang dengan selamat.Dalam kebahagiaan ini, tidak mungkin Achiles mengabarkan kepada mereka, bahwa musuh akan datang besok pagi."Semua masalah ini harus kita tanggung, dan besok sepertinya pertarungan akan kemb
Setelah semua warga beriring-iringan keluar dari Kota Air Akelois, membutuhkan waktu yang sangat lama karena mengingat keterbatasan kapal yang mengangkut mereka, Arkatama pada akhirnya menghampiri beberapa ratus orang yang tersisa di dalam Kota ini."Ini adalah perintah terakhirku, pergilah dari Kota ini bersama warga!" "Tidak ada yang akan pergi dari tempat ini," timpal Eros, "Kita telah berjuang keras dari beberapa bulan yang lalu, menghadapi banyak masalah, dan mengalami banyak kekalahan, kenapa harus pergi dari Kota ini sementara dirimu akan tetap tinggal!""Benar," Damon yang masih dibalut oleh perban menentang perintah Arkatama yang dianggapnya sangat egois. "Bahkan jika harus melawan dewa sekalipun, kami akan setia kepadamu, Arkatama!"Mendengar hal itu, Arkatama hampir pula meneteskan air mata karena haru. Tidak ada kebanggan yang paling besar dirasakan oleh pria itu, kecuali memiliki sebuah pasukan setia seperti Damon dan Juga Eros.
"Arkatama, Arkatama!" salah satu penjaga di atas menara pengintai berteriak keras, "mereka sudah datang, mereka sudah datang!"Arkatama melompat ke atas tembok Kota Air Akelois, dan merasakan bulu kuduknya berdiri ketika melihat 100 pendekar dari Sekte Abu-Abu datang ke tempat ini, dengan kecepatan tinggi.Wajah tegang jelas terpancar dari wajah Arkatama, dan dia mulai berpikir jika melawan pria itu adalah tindakan yang benar-benar mustahil dapat dilakukan.Jelas saja, lawan yang akan dihadapi oleh mereka adalah salah satu petinggi Sekte Hayna Darah, yang dijuluki sebagai Binatang Haus Darah.Dari semua petinggi Sekte Hayna Darah, pria itu mungkin bukan orang yang paling hebat, dia orang ke empat terbaik di antara para petinggi Sekte Hayna Darah, tapi demikian level kekuatan pria itu tidak bisa dianggap remeh.Pendekar yang telah mencapai level langit menengah puncak, setengah langkah lagi mencapai level langit tinggi. Itu artinya, kekuat
Suara teriakan Orion laksana petir yang menggelegar di telinga Arkatama, Juli dan Timon serta pasukan mereka yang lain.Kematian tampaknya benar-benar sangat dekat dengan mereka semua, dan sekarang 100 pendekar yang lain telah memasuki Kota Air Akelois, dan bersiap menerima perintah dari Neon.Apakah harus dihancurkan? atau pula menenggelamkan Kota ini ke dalam Sungai Akelois.Orion menemukan mayat para prajurit Keluarga Gagak Hitam bergeletakan di sekitar dataran tinggi tersebut, bahkan dia melihat salah satu eksekutif tinggi bertubuh mungil tidak jauh berada di ujung dataran tinggi ini, dalam keadaan terluka parah, dia adalah Rea gadis kecil yang mampu menciptakan patung batu.Lanting Beruga tidak membunuh gadis kecil itu, bahkan tidak sempat melukai dirinya, tapi luka yang didapatkan oleh Rea mungkin terjadi ketika edakan Pabrik Sumber Daya Pelatihan."Jadi Neon telah dikalahkan oleh kalian?!" Orion bertanya ke arah Arkatama, suaranya
Sementara itu, si pemuda bodoh yang gila makan baru saja bangun dari tidurnya yang pulas setelah menyantap seluruh makanan di dapur salah satu penduduk.Dia menguam, kemudian menggeliatkan tubuhnya beberapa kali, seraya sesekali mengacak rambutnya yang terlihat jabrik.Sialnya, Garuda Kencana mendengkur pulas di samping pemuda itu. Ya, tuan dan peliharaan sama saja, dan entah kenapa suara ledakan besar tidak sampai membangunkan ke dua mahluk tersebut."Oi ...Kencana ...Kencana ....bangunlah bodoh!" Lanting Beruga menyepak punggung Burung Elang Berkaki Empat itu beberapa kali, tapi burung itu sepertinya lebih pulas dari tuannya. "Dasar, kau tidak dengar ada keributan di luar sana?""Klik Klik Klik ...." Garuda Kencana hanya menjawab dengan suara kecil, setengah sadar setengah malas.Lanting Beruga menarik nafasnya panjang, sebelum kemudian keluar dari dalam rumah itu dengan tatapan linglung dan polos, lalu dia berkata lagi, "Walah, kok sep
"Siapa yang menghajar Paman Arkatama?" tanya Lanting Beruga, dia muncul dari kejauhan, dengan pedang yang berwarna merah dan mengarah ke samping. Tekanan aura api dapat dirasakan oleh semua orang yang ada di tempat itu, meluap-luap dan mengintimidasi lawannya. Mata merah redup yang dimiliki oleh Lanting Beruga menjadi ciri khas miliknya, dan hal itu menambah kesan angker dari wajah pemuda tersebut. Orion menaikan dua alisnya, sepertinya dia tidak terpengaruh dengan cara berjalan Lanting Beruga, atau pula bentuk dan ekspresi wajah pemuda pendek tersebut. Ya jika harus dibandingkan dengan orang-orang bertubuh tinggi ini, tubuh Lanting Beruga memang terkesan pendek, hanya sebatas pundak mereka. "Kau yang melakukan semua ini?" tanya Lanting Beruga, mengarahkan mata pedangnya ke tubuh Orion, dan seperti bisa mengartikan ucapan Lanting Beruga, Orion malah menampar dadanya yang kekar beberapa kali, seolah mengatakan bahwa dialah yang telah menghajar