Share

Raja Baru

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2021-11-10 18:26:30

Dua Naga menyerang Tang Long dalam waktu yang bersamaan, hanya saja naga bayangan menyerang dengan taringnya yang keras, satu naga lagi mendorong naga bayangan dengan semburan api yang panas.

"AHKKK!" Tang Long mencoba menahan serangan tersebut, tapi tidak berhasil.

Dalam beberapa waktu yang cepat, tubuh Tang Long dilahap habis oleh dua kekuatan tersebut. Membuatnya hancur tanpa tersisa, bahkan darahnya menguap menjadi udara karena serangan tersebut.

Cerita hidup Tang Long telah berakhir, dan dia tidak percaya bahwa orang yang mengalahkan dirinya hanya seorang pemuda berusia 19 tahun.

Sebuah siring lebar dan dalam tercipta karena serangan mereka berdua. Debu-debu berhamburan kemudian lenyap ditiup oleh angin.

Lanting Beruga berniat menghempaskan bokongnya ke tanah, tapi seorang siluman membawakan potongan kayu untuk pemuda tersebut.

"Terima kasih ..." Jawab Lanting Beruga.

Siluman kecil yang terdiri dari kelinci tikus dan yang

Pancur Lidi

Selagi Menuggu Update Lanting Beruga, silahkan membaca novel Mustika Naga Bumi karya teman saya. Dijamin seru

| 5
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Dawala Amartha
koin nya di murahin bro jngn terlalu mahal...
goodnovel comment avatar
Rizal Effendi
luar biasa ada anak bangsa yg bisa bikin cerita begini.. apa lg klo di film kan dengan kecanggihan hollywood.. ngasih pendapat bolehkan?... he he he
goodnovel comment avatar
Pedi Plk
mantap boooos?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Kembalinya Lanting Beruga

    Butuh waktu hampir 3 bulan lamanya, Lanting Beruga mengelilingi tempat tersebut, dan menemukan struktur dimensi atau bisa juga tabir ghaib yang rentan dihancurkan dari luar Warisan Kuno.11 Siluman bekerja sama untuk membangun lapisan dimensi yang kuat.Setelah semua urusan beres, di bulan ke empat, Lanting Beruga memutuskan untuk kembali ke alam manusia."Yang Mulia Raja, bagaimana jika dua orang itu masih berada di sini?" tanya salah satu Raja Siluman Purba.Yang mereka maksud adalah Jia Lia dan pria satunya. Mereka telah menyusuri tempat ini, tapi tidak menemukan jejak keberadaan Jia Lia dan temannya.Meski menggunakan mata asura, Lanting Beruga tidak menemukan jejak keberadaan dua orang itu.Namun demikian Lanting Beruga berkata kepada para siluman, "Sekarang kalian telah bersatu, dua orang itu bukan masalah bagi kalian ...Mereka mungkin kuat tapi," Lanting Beruga mengepal tinjunya kemudian mengarahkan ke atas, "Persatuan akan meng

    Last Updated : 2021-11-11
  • LANTING BRUGA   Kampung Halaman

    Sebelum tabir dimensi tertutup kembali dua bayangan melompat dari tempat tersebut."Jadi dua orang itu masih ada di sini ..." ucap Siluman Naga Hitam.Tentu saja dua orang itu adalah Jia Lia dan juga pria satunya. Mereka telah bersembunyi cukup lama selama empat bulan, dan hanya berhasil mengumpulkan sumber daya pelatihan level rendah.Dua orang itu tidak berani menampakan diri di hadapan para siluman, takut Jika Lanting Beruga mengetahuinya. Dan hari ini, mereka telah keluar dari Warisan Kuno.Tidak ada manusia lagi di tempat ini.Lanting Beruga memijakkan kaki di tanah kering, sebuah dataran tinggi yang berada di pinggir lautan tapi bukan tanah Serikat Satria.Mata Lanting Beruga hampir saja basah karena terpesona dengan pemandangan ini. Ya, ini adalah kampung halamannya, desa ranting hijau.Dia duduk di tepi pantai itu, pohon besar yang biasanya dijadikan tempat bersantai kini semakin rimbun tapi tidak terawat.Ada ban

    Last Updated : 2021-11-11
  • LANTING BRUGA   Pemimpin Desa Ranting Hijau

    Lanting Beruga bermalam di desa Ranting Cemara beberapa hari lamanya. Ketika hari ke tiga, sebelum Lanting Beruga pergi dari penginapan sederhana di desa ini, tiba-tiba dia mendengarkan keributan di luar. "Ada perampok!" suara kentongan bambu terdengar begitu nyaring. Lanting Beruga belum tidur malam ini, masih melakukan meditasi untuk menyesuaikan energi batin yang dia peroleh dari Raja Bandawasa dengan energi batinnya. Mendengar kentongan bambu berbunyi saling sahut menyahut, membuat Lanting Beruga bergegas keluar dari penginapan. "Paman, apa yang terjadi?" tanya Lanting Beruga, menghadang seorang pelayan penginapan yang lari dengan wajah panik. "Anu ...ada ...ada ...anu ..." "Paman jangan takut," ucap Lanting Beruga, "Bicara yang pelan, tarik napas dalam-dalam!" "Anu anak muda, ada perampok datang ..." Lanting Beruga mengangguk tanda mengerti, dia kemudian pergi meninggalkan penginapan menuju pusat terjadinya kekacau

    Last Updated : 2021-11-11
  • LANTING BRUGA   Pertemuan Dengan Musuh Lama

    Setelah menelan ramuan yang diberikan oleh Lanting Beruga, kondisi Coyo Wigoro kembali membaik. Nafasnya yang nyaris terputus, kini kembali seperti semula.Coyo Wigoro menatap tubuh bagian belakang Lanting Beruga, jelas tidak mengetahui siapa pemuda baik yang baru saja menolong dirinya.Namun Coyo Wigoro sedikit heran ketika melihat wajah Lila Sari yang tampak sangat tegang."Dinda Lila Sari ..." ucap Coyo Wigoro, "Aku baik-baik saja, kenapa wajahmu menjadi begitu tegang.""Itu karena ..." Lila Sari berkata pelan, membuat wajah Coyo Wigoro mendadak pucat.Sementara di sisi lain, Perampok itu berniat mundur setelah serangannya sama sekali tidak mampu melukai pakaian yang dikenakan oleh Lanting Beruga.Pakaian yang aneh memang, Lanting Beruga masih mengenakan pakaian dari kulit siluman kelinci yang dijahitnya dengan tangan sendiri. Lanting Beruga bukan ahli seni dan desain, jadi sudah pasti pakaian itu benar-benar tidak pantas disebut sebagai

    Last Updated : 2021-11-12
  • LANTING BRUGA   Mencari Petunjuk

    Semalaman ini, Lanting Beruga dan Coyo Wigoro saling bertukar pengalaman. Coyo Wigoro bercerita mengenai keamanan desa yang semakin hari semakin melemah.Ada banyak pendekar desa gugur dalam pertarungan ketika berhadapan dengan banyaknya para perampok yang datang ke tempat ini.Jika hal ini semakin berlarut, maka bukan mustahil Desa Ranting Hijau akan menjadi desa tertinggal seperti desa-desa yang lain.Ya, desa ini begitu jauh dari pusat ibu kota. Prajurit Sursena tidak mungkin datang ke desa ini, lagipula Sursena sendiri sedang dalam membangun pertahanan ulang setelah perang yang terjadi beberapa tahun yang lalu.Setelah pagi harinya, Lanting Beruga berpamitan kepada Coyo Wigoro dan Lila Sari."Saudara Lanting ..." Lila Sari memberikan buntelan yang berisi pakaian ganti dan beberapa makanan khas daeran ini. "Bagimu pakaian ini mungkin sangat murah, mengingat kau sekarang merupakan pendekar yang sanga hebat-""Aku masihlah Lanting Ber

    Last Updated : 2021-11-12
  • LANTING BRUGA   Pemimpin Yang Durhaka

    Di dalam Sekte Macan Giok, terlihat sosok pemuda bersama pemuda lain sedang menghakimi beberapa tetua yang sudah tua."Aku tidak akan menuruti perkataanmu ..." ucap Tetua tua itu, kemudian tamparan keras mendarat tepat di wajah pria malang itu. "Tidak, "ucap dirinya, "kau tidak bisa melakukan hal ini kepada kami.""Ha!" pemuda itu mendaratkan kepalan tinju lagi ke arah wajah pria tersebut, "Aku adalah pimpinan Sekte Macan Giok-""Tidak ada yang mengangkatmu menjadi kepala sekte, Angga Nurmeda.""Sepertinya kau sudah lupa, siapapun yang bisa mengalahkan kepala Sekte, akan menggantikan dirinya!" Angga Nurmeda tersenyum sinis sebelum kemudian menendang wajah tetua itu hingga terjungkal di permukaan dasar bangunan sekte.Ya, Angga Nurmeda kembali ke Sekte Macan giok setelah melalui banyak liku hidup akibat kekahalan di perang Sursena beberapa tahun yang lalu.Dia bersama Kakas Mangkuraga dan dua temannya yang lain berhasil mengalahkan beberapa p

    Last Updated : 2021-11-13
  • LANTING BRUGA   Kutukan Yang Diucapkan Guru

    Telapak tangan Angga Nurmeda mendarat tepat di batang leher Gurunya, membuat beberapa urat di sana putus dan tulang leher yang patah.Darah merah keluar dari mulut pak tua tersebut, menyembur hingga menodai wajah Angga Nurmeda.Namun."Aku mengutukmu ..." ucap Pria Tersebut, "Ketika bulan purnama bersinar terang, saat itulah kau akan menghadapi seorang lawan yang begitu tangguh, 100 jurusmu tidak akan mampu melawan satu jurusnya, pada saat itu terjadi kau akan mati dengan penderitaan.""Tidak ada orang yang mampu menghadapi semua jurusku," timpal Angga Nurmeda, kemudian Gurunya menutup mata di tangan muridnya sendiri.Beberapa tetua yang ada di sana menutup mata, sungguh tidak menduga jika murid kebanggan Macan Giok berlaku tega, membunuh Guru yang membinanya dari kecil.Angga Nurmeda bukan orang kaya, dia hanya pemuda miskin yang kebetulan memiliki bakat cukup baik dibidang ilmu beladiri.Beberapa belas tahun yang lalu, Gurunya

    Last Updated : 2021-11-13
  • LANTING BRUGA   Huru Hara Sekte Macan Giok

    Lanting Beruga berjalan melenggang masuk ke dalam kawasan Sekte Macan Giok. Dia melihat ada beberapa penjaga di pintu masuk, tampaknya sedang bermain dadu sambil dengan ditemani kendi-kendi tuak.Ada lima kendi tuak besar di dekat mereka, dapat dipastikan orang-orang ini tidak dalam posisi baik-baik saja."Paman sekalian," ucap Lanting Beruga, menggaruk kepalanya sambil bertingkah bodoh, "apakah benar ini adalah Sekte Macan Giok?""Ha?" seorang pria mencegahkan kepalanya, matanya agar menyipit mungkin karena pengaruh minuman keras, "hoi anak muda, kenapa kau datang ke tempat ini?""Jadi benar ini adalah Sekte Macan Giok?" tanya Lanting Beruga lagi, kemudian dia memutar matanya, menyadari jika pria yang jatuh pingsan tadi merupakan bagian dari penjaga-penjaga ini, bukitnya pakaian mereka sedikit sama, meskipun tidak ada lambang Sekte. "Sial, aku sudah salah mengasihani orang.""Aku sedang mencari pimpinan kalian?" ucap Lanting Beruga, "Bisakah aku m

    Last Updated : 2021-11-13

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status