Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Metode Berbahaya

Share

Metode Berbahaya

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-09 18:55:30

Beberapa hari telah berlalu, Lanting Beruga mulai mempelajari setahap demi setahap teknik angkara jagat yang dia mulai dari puncak teknik awan berarak.

Perlahan tapi pasti, Lanting Beruga telah merubah hampir 30% gerakan asli dalam teknik Awan Berarak.

Lanting juga mulai menanamkan keinginan pedang dalam setiap gerakan, mencoba menggabungkan kekuatan roh api ke dalam tekniknya saat ini.

Setelah 10 hari berlatih, mode baru dari kekuatan roh api terbentuk, meski masih sangat kasar tapi paling tidak mode ke empat ini bisa menjadi alternatif untuk menggantikan aura alam.

"Aku menamakannya Mode Dewa Api," gumam Lanting Beruga. 

Dalam mode ini, Lanting Beruga mendapatkan akses untuk menggunakan mode pertama dan ke dua dalam waktu bersamaan, artinya dia mendapatkan kecepatan dan juga kehebatan pedang.

Dasarnya mode pertama adalah energi yang mengalir kedalam tubuh, ini membuat dia menjadi lebih cepat berkali-kali lipat dari sebelumnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
rahmat sadami
semangat Lanting.........
goodnovel comment avatar
Dyah Subadiyah
senangat lanting ............
goodnovel comment avatar
nugraha rangga
no place to U turn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Bocah Gila

    Lanting Beruga akhirnya bisa menarik perhatian Ketua Devisi Pendekar Pemabuk Dari Barat. Mendengar jika pemuda itu berlatih teknik angkara jagat, hari itu juga Ketua Devisi Bayangan secara langsung mendatangi Bangsal tim 40."Kenapa Ketua Devisi ke tempat kumuh ini?" seorang tetua bertanya kepada tetua yang lain."Apa lagi, dia pasti ingin melihat pemuda gila itu ..." yang mereka maksud adalah Lanting Beruga.Dua orang tetua berjalan di belakang Ketua Devisi, saling berbicara mengenai hal apa yang akan dilakukan oleh Ketua Devisi Bayangan kepada Lanting Beruga.Satunya beranggapan jika Lanting mungkin akan dibanting oleh Ketua Devisi, satu lagi mengatakan jika kemungkinan besar pemuda bodoh itu akan diusir dari Devisi Bayangan."Dimana bocah bodoh itu?" tanya Ketua Devisi ketika bertemu dengan Camar Laut."Di ...dia, ada di sana, Ketua ..." Camar Laut tidak pernah bertatap muka dengan Ketua Devisi sebelumnya kecuali hanya dari jauh, ja

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • LANTING BRUGA   Tangan Kanan Ketua

    Dewa Pedang? Ketua Devisi menyipitkan matanya, dia menarik pedang yang ada di pinggang dan meletakan tepat di batang leher Lanting Beruga.Pada saat yang sama, Lanting Beruga merasakan getaran keinginan membunuh yang terpancar dari tubuh pria itu. Benar-benar begitu pekat.Beberapa tetua yang berada di dekat Ketua Devisi segera menjauh, yang lain menelan ludah karena takut.Dari semua Ketua Devisi yang ada di dalam Serikat Satria, Pemabuk Dari Barat memiliki prestasi pembunuhan paling banyak dan paling keji."Bocah, katakan sekali lagi!"Lanting Beruga mencucurkan keringat dingin, dia tidak tahu mengenai aura alam yang terpancar dari tubuh Ketua Devisi ini, tapi sungguh dia merasakan keinginan membunuh orang mabuk ini.Benar yang dikatakan oleh orang lain, Ketua Devisi Bayangan tidak bisa ditebak.Namun, intimidasi itu tidak langsung melunturkan tekad dan jiwa Lanting Beruga.Seraya mencengkram pedangnya, Lanting Beruga b

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • LANTING BRUGA   Kenangan Pahit Ketua Devisi

    Di dalam ruangannya, Lanting Beruga menemui Ketua Devisi, tapi tidak seperti ruangan-ruangan pribadi Ketua Devisi yang lain, ruangan ini cukup sederhana meskipun memang luas.Tidak ada benda-benda istimewa di dalam ruangan ini, hanya ada beberapa tong tuak yang diletakan bersusun di sudut lantai.Kursi sang ketua juga tidak terlalu mewah, terkesan sangat sederhana padahal jika dia mau dia bisa membeli apapun dengan gajinya sebagai Ketua Devisi.Satu-satunya yang berharga bagi orang itu hanya pedang yang ada di pinggangnya."Tuak!" ucap Ketua Devisi."Tidak," jawab Lanting Beruga, "air putih saja."Pria itu tertawa mendengar ucapan Lanting Beruga, biasanya pemuda yang telah beranjak dewasa mulai penasaran dengan tuak dan wanita. Namun dua hal itu tidak terlalu menarik bagi Lanting Beruga.Ketua Devisi meletakan pedang di atas meja. "Aku hanya memiliki satu benda berharga, yaitu pedang ini."Pedang itu mungkin bukan sebuah pusaka

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • LANTING BRUGA   Ancaman Dari Para Tetua

    Tanda-tanda yang ada di dalam gulungan kecil itu benar-benar ada di dalam diri Lanting Beruga.Seorang yang tidak memiliki tenaga dalam akan lahir, pada saat itu tubuhnya akan dijadikan wadah dari sebuah roh pusaka.Ketika dia bergerak, bayangan merah akan muncul di belakangnya.Orang itu, memiliki dua mata yang berbeda, dan akan memilih jalan paling sulit dari semua jalan yang orang lain pilih.Dari tanda-tanda ini, Ketua Devisi sangat yakin Lanting Beruga adalah wadah dari pusaka tersebut, hanya saja dia tidak menduga jika Lanting Beruga bisa mengendalikan kekuatan roh itu.Pada akhirnya Lanting Beruga berlatih di dalam Istana Bayangan dengan pasilitas latihan paling baik di tempat ini.Tidak ada satu orangpun yang mau mengusik pemuda tersebut, tidak ada, bahkan para tetua terbaik sekalipun."Angkara Jagat, Dewa Api." Lanting Beruga berteriak, ketika mengayunkan pedangnya.Meski mungkin hanya sebuah istana saja, tapi di

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • LANTING BRUGA   Di Antara Keras Dan Lembut

    Beberapa tetua mencoba mendobrak pintu ruang latihan, tapi tidak berhasil menghancurkannya."Bocah kurang ajar, buka pintunya cepat!""Elang Api, keluar kau!" teriak Bangau Liar. "Kami akan membunuhmu hari ini!""Orang Gila seperti dirimu tidak layak hidup, kau harus mati karena telah menghina para tetua."Berkali-kali pintu ruangan itu dihantam oleh pukulan-pukulan yang mengandung kekuatan dahysat, tapi tetap tidak berhasil menghancurkannya.Ketua Devisi telah melindungi pintu ruangan itu dengan kekuatannya, sehingga tidak ada satupun tetua di sini yang bisa menghancurkan tempat itu."Bagaimana caramu memberinya makan?" tanya Bangau Liar, menarik lagi kerah baju Camar Laut, tapi sayang pemuda itu sudah menghembuskan nafasnya.Camar Laut sudah meninggal tepat setelah dia benar-benar menutup matanya."Tidak berguna ..." Bangau Liar membanting tubuh Camar Laut sekali lagi, menginjak kepalanya hingga separuh tulang kepalanya retak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • LANTING BRUGA   Lanting vs Tetua

    Lanting Beruga menatap ke arah tetua itu dengan dingin, mata merahnya tidak henti melepaskan energi batin yang mencoba merobek jiwa-jiwa lawannya.Untuk sesaat Tetua itu menjadi sedikit tegang, tangan bergetar dan mata yang membuka lebar."Aku adalah tangan kanan Ketua Devisi ..." ucap Lanting Beruga, suaranya bernada rendah tapi maknanya begitu dalam, "apa kalian semua ingin menantangku?""Kau harus bertanggung jawab karena membuat Bangau Liar menjadi seperti ini?!" tetua yang lain membentak Lanting Beruga."Kalau begitu bagaimana tanggung jawab kalian karena telah membunuh temanku?" Lanting Beruga balik bertanya, seraya memandangi tubuh Camar Laut yang telah berpulang ke alam baka. "Kalian tidak malu?"Lanting Beruga membalas perlakukan Bangau Liar dengan merusak jiwanya, tidak akan mati tapi orang yang mengalami kerusaskan jiwa amat parah akan menjadi gila.Ya, Bangau Liar tidak akan tertolong bahkan dengan pengobatan terbaik di Serikat i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • LANTING BRUGA   Lanting vs Tetua 2

    Situasi saat ini menjadi tegang, udara di sekitar tempat ini mendadak menjadi lembab, dan awan di langit berubah menjadi gelap.Tetua Ardhana menatap Lanting Beruga dengan penuh kebencian, sebelum kemudian dia menyerang pemuda itu dengan tebasan tangannya saja.Meski hanya tebasan tangan, tapi rupanya mampu memanggil kekuatan seperti sebuah sayap burung yang begitu besar.Sayap burung yang tercipta dari aura alam sedikit lebih mirip dengan teknik milik Bangau Liar, tapi memiliki tingkat kerusakan lebih hebat karena menggunakan aura alam dengan jumlah besar.Seolah sayap burung itu bergerak lambat, padahal begitu cepat.Pow Pow.Mata Lanting Beruga terbuka lebar, menganalisa kekuatan itu secepat yang bisa dilakukannya.Dalam ke adaan seperti ini, menghindar tidak mungkin bisa dilakukan, Lanting Beruga masih akan terkena imbas serangan.Jadi dengan cepat dia bisa menyimpulkan untuk menghancurkan serangan itu, tapi masalahnya baga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • LANTING BRUGA   Lanting vs Tetua 3

    "Dia dapat mengimbangi kekuatan Tetua Ardhana?"Seorang tetua yang lain berkata dengan nada bergetar seolah tidak percaya. Apakah dia salah lihat, tentu saja tidak. Lanting Beruga mungkin tidak bisa mengalahkan seorang tetua meski level tulangnya sudah diperkuat, tapi lain hal jika dia juga menggunakan mata kirinya.Kekuatan dasar dari mata kiri adalah melihat hal yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Di tangan Lanting Beruga, mata kiri itu malah bisa melihat celah dan kelemahan dari susunan energi dalam sebuah jurus para pendekar."Menyerang ketika lawan lengah, dan bertahan ketika mereka menyerang."Metode tarik ulur diterapkan oleh Lanting Beruga saat ini, jika dia memaksa diri untuk fokus menyerang, sudah pasti dia kalah.Aura alam bukan sesuatu yang bisa dihancurkan dengan mudah."Apakah dia bisa mengalahkan Tetua Ardhana?" tanya murid senior yang lain."Bagaimana jika dia bisa mengalahkannya.""Maka dia bukan h

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status