Lanting Beruga berniat menyusul Ketua Devisi Bayangan, tapi dia sadar statusnya di tempat ini sangatlah rendah. Yang bisa dilakukan oleh mereka adalah menunggu informasi yang datang.
Dua hari lamanya Lanting Beruga menunggu kepulangan Ketua Devisi Bayangan, dan membuat dia benar-benar merasa sangat jenuh.
Namun hari ketiga informasi datang ketelinganya, menjelaskan bahwa kondisi Merpati Putih sudah membaik. Gadis itu berhasil diselamatkan oleh ahli medis terbaik di tempat ini, tapi mengenai Tetua Karang Dalo masih belum jelas. Apakah dia mati? entahlah.
Hari itu juga Merpati Putih dibawa kembali ke Devisi Bayangan bersama dengan Ketua Devisi.
"Bagaimana keadaanya?" tanya para tetua yang lain ketika gadis itu berada dalam Istana Devisi Bayangan.
"Cedera di tubuhnya sudah sembuh, tapi cedera di jiwanya akan sulit disembuhkan ..." ucap Ketua Devisi Bayangan, hal ini karena gadis itu mendapatkan pelecehan dari sang pelaku.
Sekarang kondisi
Halo teman pembaca, gimana updatenya? Puas kah? Yuk dukung author dg mengirim vote sebanyaknya agar lebih semangat lagi nulisnya. Oh ya, kalian bisa baca cerita sejenis berjudul Back Again.
Lanting harus menyelidiki masalah ini sendirian tapi sebagai anggota baru di dalam Devisi Bayangan, Lanting Beruga tidak memiliki wewenang untuk melakukan apapun, dia hanya murid Junior di sini.Setiap murid Junior harus belajar dan fokus dalam pengembangan diri, barulah ketika mereka menjadi murid senior, mereka diperbolehkan menjalankan misi-misi rahasia.Jadi masalah Lanting Beruga saat ini adalah, dia belum menjadi murid Senior juga belum menjadi seorang tetua."Sial, kenapa aku melupakan hal dasar seperti itu ..." gumam Lanting Beruga, memukul kepalanya beberapa kali sambil melaju ke arah jalan pulang.Lanting Beruga bahkan belum belajar satu jurus, satu teknik atau satu materipun selama berada di tempat ini.Hal ini memang wajar karena tugas sebagai pembimbing latihan dibebankan kepada murid Senior, barulah ketika mereka menjadi murid senior selayaknya, Lanting Beruga mendapatkan pelajaran berarti mengenai cara kerja Devisi Bayangan.H
Ada tiga aturan jika ingin menjadi murid Ketua Devisi, dan hal ini benar-benar sulit dilakukan.Tapi saat ini pilihan apa yang bisa Lanting Beruga ambil, dia tidak bisa hanya menunggu dan berlatih tanpa pembimbing selama 6 bulan lamanya.Sementara dirinya tidak mungkin mendapatkan tambahan ilmu dari seniornya Merpati Putih, karna cukup yakin saat ini Lanting Beruga lebih kuat dari senior tersebut.Hal-hal seperti inilah yang membuat Lanting Beruga sebenarnya merasa jengkel. Kenapa ada aturan seperti ini, jadi dia memikirkan cara lainnya."Aku akan membuat Ketua Devisi terkagum," ucap Lanting Beruga, dengan rasa kecewa dia menunda banyak rencananya dan akan fokus dalam berlatih."Aku tidak banyak tahu mengenai hal ini, katakan semuanya apa yang harus aku lakukan untuk mempelajari teknik Rembulan Sabit?"Pemuda dengan senjata panah lantas menjelaskan hal pokok yang sebenarnya telah dijelaskan oleh Merpati Putih kepada dirinya, tapi karena keja
Butuh waktu 10 hari bagi Lanting Beruga untuk mendapatkan 50 keping permata serikat. Dia bekerja siang malam tanpa sekalipun istirahat, karena menurutnya semakin cepat mengumpulkan kepingan permata serikat, semakin cepat pula dia berlatih bela diri.Beberapa murid senior acap kali mencibir perbuatannya, beberapa yang lain tidak segan-segan mempermalukan pemuda itu, dengan menyuruhnya mencuci pakaian dalam mereka.Sial sekali, beberapa gadis juga tidak malu melakukannya, dan malah menganggap Lanting Beruga sebagai pemuda bodoh tak berotak."Peduli setan," gumam Lanting Beruga, ketika hari ini dia kembali dari pekerjaannya membantu para gadis senior membersihkan pakaian dalam mereka.Dia menghitung kembali jumlah kepingan permata serikat, dan hari ini semua permata itu telah genap 101 permata.Dia berencana pergi ke perpustakaan, tapi sebelum itu dia ingin singgah disebuah rumah makan terbaik di tempat ini. Sudah sejak lama dia ingin ke sini dan menc
Camar Laut menyela ucapan Bangau Liar, dia bukan pengecut dan tim 10 bukan sekumpulan orang bodoh seperti yang dikatakannya.Namun hal ini malah mengundang tawa dari semua senior yang ada di dalam rumah makan ini."Jadi kau mau bertarung denganku, junior?" tanya Bangau Liar, "aku akan menurunkan level kependekaranmu untuk melawanmu, jika kau bisa menahan tiga seranganku, aku akan menarik kembali semua ucapanku."Menurunkan level kependekaran artinya Bangau Liar akan bertarung melawan Camar Laut dengan level tanpa tanding, bukan level bumi.Camar Laut setuju."Kau tidak perlu melakukan hal itu," ucap Lanting Beruga, berusaha membujuk Camar Laut untuk tidak terlibat masalah ini terlalu jauh, "Ini adalah masalah yang kuperbuat-""Saudara Elang Api, aku mungkin lemah tapi aku tidak bisa membiarkan orang-orang ini melecehkan tim kita, tidak setelah kau memberiku banyak pelajaran berharga."Camar Laut sudah memutuskan akan bertarung melawan
Tindakan Lanting Beruga malah membuat semua orang untuk sesaat terdiam, termasuk juga Bangau Putih.Namun hening kediaman itu hanya berlangsung sesaat, sebelum kemudian gelegar tawa Bangau Liar pecah, diiringi oleh belasan murid senior yang lain."Kau ingin menggantikan dirinya?" tanya Bangau Liar, "Kau serius? dia saja mungkin tidak bisa menahan satu seranganku, lalu bagaimana dengan dirimu?"Camar Laut bergegas mendekati Lanting Beruga dengan wajah yang dipenuhi dengan banyak makna, "Saudara Elang ...""Husttt ..." Lanting Beruga meletakan jari telunjuknya di bibir kemudian menggelengkan kepala sebagai isyarat agar Camar Laut diam, "kau sudah melakukan yang terbaik, tapi aku tidak bisa membiarkan dirimu terluka karena diriku."Lanting Beruga bejalan ke tengah halaman rumah makan ini, menoleh ke arah banyak murid senior yang menatapnya dengan penuh ejekan, kemudian dia menatap ke arah Bangau Liar yang penuh percaya diri."Aturannya sama, ak
Pow pow.Serangan itu menderu lebih kuat dari sebelumnya, sementara Lanting Beruga tidak memiliki teknik pertahanan sama sekali kecuali hanya tulangnya yang bagus.Satu-satunya cara untuk menahan serangan itu adalah menghancurkannya, tapi itu artinya Lanting Beruga melanggar kesepakatan.Dia tidak suka melanggar janji."Tunggu apa kau serius?" Roh Api berteriak di kepala Lanting Beruga."Apa boleh buat," ucap Lanting Beruga, "Laki-laki yang dipegang adalah janjinya, aku harus bertahan."Roh api menampar jidatnya dengan kuat, benar-benar bodoh pikirnya. Mana ada manusia teguh memegang janjinya, Roh Api telah mempelajari sifat manusia sejak lama dan kebanyakan dari mereka adalah pendusta.Tapi, tidak berlaku dengan Lanting Beruga. Dia berbeda, dan dia memang tidak sama dengan orang lain.Dengan mengeraskan rahangnya, Lanting Beruga menyilangkan dua tangan di depan, pada saat yang sama paruh burung bangau mendarat ditangan Lanting
Esok harinya, tubuh Lanting Beruga telah pulih, hanya meninggalkan bekas luka di bagian dadanya. Setelah membersihkan diri, pemuda itu pergi ke Istana Devisi Penerimaan. "Aku ingin masuk ke perpustakaan," ucap Lanting Beruga, menyerahkan 100 keping permata satria kepada petugas perpustakaan di sana. Petugas itu menyipitkan mata, menghitung kepingan permata yang diberikan oleh Lanting Beruga, dan berpikir darimana pemuda itu mendapatkan banyak permata dalam waktu yang singkat. "Paman apa aku boleh masuk?" tanya Lanting Beruga. "Silahkan ..." ucap petugas itu dengan nada datar, tidak berharap banyak kepada pemuda itu, "Tapi waktumu hanya 10 menit saja, tidak lebih." Peraturan perpustakaan menerapkan waktu 10 menit kepada murid junior, dalam waktu yang singkat itu mereka harus mencari teknik bela diri yang sesuai dan cocok dengan gaya mereka. Jika level murid sudah mencapai tingkat senior, mereka memiliki waktu 30 menit dan
Kabar mengenai Lanting Beruga yang memilih gulungan angkara jagat menyebar luas di wilayah Devisi Bayangan.Tidak ada yang terucap dari mulut mereka kecuali makian dan ejekan, tapi hal itu tidak dipedulikan oleh Lanting Beruga, karena dia lebih mengenal teknik angkara jagat dari siapapun juga di tempat ini.Teknik terkuat yang ada di Sursena.Beberapa hari lamanya, Lanting Beruga tidak meninggalkan kamar kecuali untuk buang air, tugas hariannya dikerjakan oleh Camar Laut dan teman-teman yang lain."Saudara Elang Api mungkin larut dalam pemahaman yang dalam," gumam Cara Laut di sela-sela pekerjaannya."Menurutmu, apakah dia bisa menguasai teknik tersebut?" seorang teman bertanya dengan nada rendah, terdengar tidak percaya kepada Lanting Beruga."Bodoh, berapa banyak rahasia yang sudah kita ketahui mengenai dirinya?" bentak Camar Laut, "Kita baru melihat satu rahasia yaitu tulang level berlian, dan kita semua terkejut."Camar Laut perca