Benturan antara Ketua Sekte melawan Tao berlangsung cukup lama, hingga sebagai besar tempat perkumpulan Sekte Teratai Merah luluh lanta karena pertarungan dua orang itu.
Tao mengalami pendarahan pada telapak tangannya ketika menahan serangan Ketua Sekte yang begitu mendominasi pertarungan.
Rasa perih yang dialami oleh Tao membuatnya mulai kesulitan menggunakan senjata tombak dengan leluasa, dan hal ini membuat Ketua Sekte Teratai Merah dapat melihat beberapa celah pertahanan Tao.
Dia tidak akan membiarkan celah itu lepas, dengan jurus level tinggi yang dikuasainya, Ketua Sekte mulai menyerang Tao sekali lagi.
Sinar terang dari bunga teratai yang terbentuk oleh energi pedang, berputar begitu cepat, menebas benda apapun yang dilewatinya.
Pohon-pohon tumbang, bebatuan terpotong dengan rapi, dan permukaan tanah terkelupas oleh teratai itu.
Tao sekuat tenaga menahan serangan terebut dengan ujung tombaknya, dan sekarang tercipta percikan bunga api
Seluruh pasukan pada akhirnya telah berkumpul saat ini, di hari yang sama ketika matahari baru pula berdiri satu tombak dari ufuk timur, Pimpinan Serikat Satria bersama dengan putrinya Sin Tang, bergerak ke arah Benteng Istana Kekaisaran Tang. Pasukan itu kini terdiri dari 2000 orang, dengan banyak pendekar yang terdiri dari beberapa kalangan dan level. Ada 1000 pendekar baru mencapai level pilih tanding, sekitar 900 orang pendekar telah mencapai level tanpa tanding, 80 orang pendekar puncak tanpa tanding, dan sisanya telah mencapai level bumi. Meski terdengar begitu rendah dibandingkan dengan pasukan yang dimiliki oleh Prajurit Kekaisaran Tang dan aliansi Aliran Hitam, 2000 pasukan itu penuh semangat juang yang tinggi. Mereka tidak akan mati dengan muda, kecuali setelah berhasil membawa lima orang lawan bersama mereka. Yang paling kuat di antara mereka semua adalah, Pimpinan Serikat Satria yang telah mencapai level langit rendah, setengah langkah menjadi pen
Mengenai kabar keberadaan Lanting Beruga di Kekaisaran Tang, rupanya tercium oleh Serikat Naga."Aku tidak bisa mengrimi Ares untuk saat ini, dia sedang menjalankan latihan tertutup untuk menembus level dewa," salah satu pimpinan pasukan Serikat Naga baru saja berkumpul di markas utama Serikat Naga.Ruangan besar yang dipenuhi dengan emas menunjukan betapa besarnya kekuasaan Serikat Naga saat ini."Dia belum mati, bocah itu akan menjadi ancaman dunia, dia harus di buru sampai ke ujung dunia sekalipun.""Aku akan pergi menuju Kekaisaran Tang," salah satu dari pendekar yang baru saja dilantik menjadi Naga Langit, pria tinggi yang melebihi manusia normal berdiri dari bangku kebesaran Serikat Naga. "Akan kubawa beberapa ratus pasukan terbaikku untuk menguji pemuda tersebut.""Apa kau yakin?""Karena dia bisa berhadapan dengan Ares, bukan berarti dia bisa berhadapan dengan diriku," ucap pria itu. "Kami adalah pendekar yang dilatih dengan keras, t
Para panglima perang yang berada di sisi lain, tampaknya tidak ingin kalah saing dengan aliran hitam yang bertindak lebih dahulu untuk menghabisi semua aliran putih.Jadi beberapa petinggi itu juga menginstruksikan pasukannya untuk bergerak di luar tembok pertahanan, dan menyisakan 80% pasukan di dalam tembok itu.Hampir 2000 pasukan telah bergerak saat ini, beberapa dari mereka menggunakan panah dan pedang, beberapa yang lain menggunakan kapak dan golok besar.Pemimpin Serikat Satria masih belum memberikan instruksi untuk menyerang, dia menahan diri cukup lama, tapi ketika pasukan tersebut sudah berada pada pertengahan padang rumput ini, dia berteriak keras."Lepaskan Seluruh Panah!" ucap dirinya.Di belakang pasukan itu, ada sekitar 300 pendekar sedang memutar tuas pada gerobak besar yang disebut sebagai Kereta Iblis.Kereta ini pernah digunakan oleh Seno Geni untuk menyerang pasukan musuh, yang diciptakan oleh Empu Pelak, empu terbaik sep
Riuh suara pertempuran mulai mengusik Lanting Beruga yang kelaparan di dalam ruang bawah tanah.Pemuda itu masih menuggu Sang Ratu untuk memulihkan kondisi sepenuhnya, atau pula Panglima Tua berpakain putih yang kini sedang berusaha menghimpun aura alam.Sesekali pemuda itu berguling di lantai ruangan, mencengkram perutnya yang terasa melilit."Apa aku boleh keluar?" tanya Lanting Beruga, bertanya pada Sang Ratu yang duduk di atas pembaringan sambil mengatur nafasnya, tampaknya dia sedang melakukan meditasi saat ini. "Ini membosankan, jika kalian takut, aku akan keluar sendirian!""Aku tidak bisa meninggalkan Sang Ratu saat seperti ini," ucap Tabib Tua, "Jika pemulihan tubuhnya gagal, bibit racun tidak sepenuhnya hilang dari tubuh Yang Mulia!"Lanting Beruga menghela nafas panjang, lagi-lagi mencengkram perutnya yang kini mungkin sudah kempes karena tidak ada isinya.Pemuda itu butuh makanan untuk pergi ke luar, dan bertarung. Jika tidak, ma
Putri Sin Tang yang cantik jelita mulai geram dengan keadaan pihaknya yang mulai tertekan oleh pasukan musuh yang terlalu banyak. Meskipun 2000 orang telah mati karena senjata kereta iblis, tapi pihak Kekaisaran Tang memiliki lebih dari 10 ribu pasukan, dan kini mungkin masih terisa 7000 orang lebih yang masih menahan diri di dalam tembok markas. Di sisi lain, para anak buah pendekar aliran hitam bergerak begitu sadis melawan pendekar yang jauh lebih lemah dari mereka. Membunuh saja tampaknya tidak membuat hati mereka menjadi puas, mereka mencincang tubuh pendekar aliran putih seperti dia mencincang daging ayam. "Ayah, aku tidak bisa menahan diri lagi!" ucap Putri Sin. "Aku tidak bisa berdiam seperti ini, sementara mereka menaruhkan nyawa demi martabatku!" Setelah berkata demikian, Puti Sin Tang menarik pedangnya, lalu melompat tinggi ke atas awang-awang. Gadis cantik itu melepaskan serangan jarak jauh yang mampu melumpuhkan sebagai pe
Kuasai Benteng Pertahanan Musuh! itu adalah inti pertama dari rencana Pemimpin Serikat Satria, selagi pertarungan ini berada di luar benteng pertahanan, kekalahan akan terjadi kapanpun pada pihak Aliran Putih.Lebih lagi ketika para prajurit Kekaisaran Tang acap kali melepaskan serangakaian anak panah yang menghantam garis depan Pendekar Aliran Putih.Namun, karena hal itu, Pimpinan Serikat Satria akhirnya bertindak pula.Dia melompat tinggi ke angkasa, lalu kini berdiri tepat di hadapan para Ketua Aliran Sesat yang sebagian masih berdiri di atas tembok pertahanan Kekaisaran Tang.Pria tua itu menyadari para Ketua itu akan bertindak ketika semua pasukan Pendekar Aliran Putih mulai kehabisan tenaga.Dia mengangkat telapak tangan ke atas, lalu menghantam permukaan bumi dengan telapak tangan tersebut.Mendadak kilatan cahaya terang muncul dari dalam telapak tangan pria tersebut, lalu permukaan tanah yang ada di hadapannya mulai terangkat dan me
"Bibi Ratu, apa kau sudah pulih?" Lanting Beruga merengek di depan Sang Ratu, "Kapan kita keluar, aku akan mati jika berada di tempat ini!"Sang Ratu tersenyum tipis, dia menatap wajah Lanting Beruga dengan lekat, seolah berusaha menjamah sisi lain dari sosok pemuda tersebut.Ketika dalam ke adaan seperti ini, Sang Ratu dapat melihat Lanting Beruga tidak ubahnya dengan pemuda biasa yang tiada mengenal dunia persilatan.Sangat polos dengan pikiran makan dan makan. Tampaknya tidak ada hal yang menarik di dunia ini kecuali makan saja, dan ini membuat perasaan Sang Ratu tersentuh.Kiranya, Pangeran Jianhen memiliki pribadi seperti Lanting Beruga, mungkin Kekaisaran Tang akan menjadi negri yang sangat makmur hingga 100 tahun ke depan. Sayangnya, Jianhen tidak hanya memikirkan makanan saja, dia memikirkan harta lain, kekuasaan, wilayah, dan status sosial."Bibi Ratu, kau menangis?" tanya Lanting Beruga. "Aku yakin kau juga merasakannya, bukan? benar aku
Para Ketua Aliran Putih telah bergerak sepenuhnya untuk menghalau ribuan pasukan yang menekan, hal ini mereka lakukan agar tidak terjadi lebih banyak korban jiwa di pihak mereka."Pria itu harus di hentikan!" ucap Ketua Wan Hua, berkata kepada temannya, Kisame.Mereka berdua mulai bergerak mendekati Pimpinan Serikat Satria, karena jelas simbol kekuatan pendekar aliran putih ada pada pria tua tersebut.Wan Hua dengan seluruh tubuh dibalut oleh pedang, mulai melepaskan beberapa serangan terhadap pendekar aliran putih yang menghalangi jalannya.Pria itu benar-benar kejam, membunuh dengan cabikan dan sayatan yang begitu banyak pada lawan-lawannya.Hanya dalam beberapa menit saja, dia mampu membunuh puluhan pendekar aliran putih dengan teknik kutukan.Secara kemampuan dia memang sangat hebat, teknik pedang yang ditunjukannya memang penuh variasi, dan sulit ditebak oleh pendekar aliran putih. Oleh karena itu, dia tidak butuh waktu yang lama untuk