Lanting Beruga mengirim 8 orang pendekar yang menghadangnya, ke alam baka. Entah berapa banyak lawan yang akan dihadapinya, Lanting Beruga tidak tahu.
Yang jelas, saat ini musuh mulai berdatangan karena terpancing oleh suara gemuruh ledakan energi yang diperbuat oleh pukulan tenaga dalam.
Ada banyak sekali batu yang hancur menjadi serpihan kecil di tempat ini. Atau kilatan cahaya terang warna-warni yang tampak begitu indah oleh mata tapi sangat menakutkan.
Benturan-benturan antar ke dua belah pihak terjadi dalam waktu yang cukup lama, hingga sekarang belasan orang itu mulai kehabisan tenaga dalam.
Sungguh, pendekar level bumi sekalipun akan kesulitan menahan serangan yang dilakukan secara bersamaan itu, tapi Lanting Beruga tidak bergeming dari tempatnya. Dia menahan semua serangan itu dengan pedang putih di telapak tangan kanannya.
Kadang kala di membelah pukulan energi lawan-lawannya, kadang pula dia menghindari serangan tersebut.
Pendekar Tangan Besi telah mencapai level bumi tinggi, meskipun tidak sekuat Ketua Klan Besi, tapi dia memiliki banyak teknik yang membuat lawannya mati.Dengan teknik tangan besi yang begitu kuat, dia bisa menghancurkan satu rumah gedung hanya dengan satu pukulan tangannya saja.Teknik seperti ini mungkin ada banyak yang digunakan oleh pendekar-pendekar aliran sesat maupun aliran putih, tapi yang sedikit mengerikan dari pukulan tangan pria itu, adalah, akan ada ledakan tepat setelah dia mendaratkan kepalan tinjunya. Ledakan api yang sangat dahsyat, yang dapat menghancurkan satu gedung menjadi rata dengan tanah."Kau orang yang beruntung akan mati di tangan Besiku," ucap Pendekar Tangan Besi, membenturkan dua tangannya hingga terdengar suara, 'tang tang'.Lanting Beruga masih belum merespon ancaman tersebut, tapi kemudian pria itu lenyap dari tempatnya."Cepat sekali," gumam Lanting Beruga.Pendekar Tangan Besi baru saja menjadikan bebatuan
Pria besar itu sungguh telah mengeluarkan banyak aura alam untuk menciptakan serangan sekuat itu. Dia bahkan sangat yakin, Ketua Klan Pasir Hitam akan terluka karena serangannya, lalu kenapa wajah Lanting Beruga terlihat biasa-biasa saja.Tidak ada lecet di wajah itu, kecuali asap yang memenuhi tubuhnya.Lanting Beruga menggelengkan kepala kiri dan kanan, hingga terdengar suara retakan dari lehernya."Ahhhh ...kau membuat pemanasan yang bagus," ucap Lanting Beruga, masih meretakkan lehernya."Sombong sekali kau anak muda," ucap Pendekar Tangan Besi, "aku hanya menggunakan setengah dari kekuatanku.""Benarkah?" timpal Lanting Beruga seraya tersenyum tipis. "Kau bisa mengulangi jurus itu jika sempat."Setelah mengatakan hal itu, tiba-tiba energi merah bara muncul dari telapak tangan Lanting Beruga, menyelimuti pedang sisik naga hijau. Bilah pedang itu kini menjadi sangat panas.Pendekar Tangan Besi merasakan aura yang terpancar da
"Rupanya kau yang menjadi penghianat klan? dengan membawa pria tersebut datang ke tempat ini?" Seorang pria berjulukan Kaki Hantu mencaci Segara Celaing setelah mereka terlibat dalam beberapa kali pertukaran serangan, "Dimana otakmu? apa kau ingin membangkang perintah Ketua?"Segara Celaing belum menjawab ucapan temannya, kecuali mendengarkan hingga dia selesai berkata.Setelah itu, Segara Celain berujar dengan nada yang dingin, "Bukankah ketua menginginkan kepala pemuda itu? sekarang aku telah membawa dirinya ke sini, kenapa kau malah marah?"Ucapan itu membungkam mulut Kaki Hantu yang terkenal kasar dengan lidahnya."Pungkak Rebah dan aku tidak berhasil membunuhnya, karena dia memang sangat kuat," ucap Segara Celaing, "Jika kau tak percaya, boleh kau mencoba kekuatan dirinya."Namun.Segara Celaing tersenyum penuh arti, "Benar pula yang kau ucapkan, aku membawa pemuda ini untuk menghancurkan Klan Pasir Hitam, selamanya!""Apa maksud
Pertarungan antara Lanting Beruga melawan Tangan Besi belum usai, tapi apalah hendak dikata, dia harus menyelamatkan Segara Celaing dari serangan Kaki Hantu.Jika tidak, hari ini Segara Celaing sudah tewas dengan luka di sekujur tubuhnya.Tanpa basa-basi, Lanting Beruga menyerang Kaki Hantu dengan gerakan yang sangat cepat.Pria berkaki kurus itu, mencoba menahan serangan Lanting Beruga dengan kekuatan dari kakinya, tapi dia benar-benar terkejut."Tidak mungkin!" Kaki Hantu tersentak, kakinya yang kuat terasa sakit saat ini, sebelum kemudian dia terlempar ke belakang beberapa depa jauhnya.Sulit menyeimbangkan tubuhnya dengan baik, pada akhirnya Kaki Hantu tenggelam ke dalam aliran sungai.Sedetik kemudian, dia muncul di permukaan seperti ikan yang melompat dari dalam kolam. Pria itu mendarat tepat di seberang sungai ini, tubuhnya basa kuyup dan setengah wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya.Dingin, tentu saja! tapi bukan itu yang
Kaki Hantu tidak menduga jika pedang yang dilemparkan Lanting Beruga, dapat kembali lagi menyerang dirinya, dan lebih tak terduga lagi jika pedang itu rupanya dikendalikan dari jarak jauh.Jari tangan Lanting Beruga terlihat sedang menari-nari, pada saat yang sama pedang sisik naga hijau mengincar Kaki Hantu dari segala arah.Berkelit Kaki Hantu untuk menghindari serangan tersebut, kadang kala dia berjungkir balik di udara, tak jarang terlungkup di permukaan tanah, lalu menahan pedang itu dengan dua tangannya.Semua yang dilakukan oleh Hantu Kaki tidak berhasil menghentikan serangan-serangan tersebut, dan pada sebuah kesempatan, pedang bercahaya merah itu berhasil menyayat wajahnya."Pemuda ini benar-benar berbahaya, sebanyak apa teknik yang dimiliki olehnya," ucap Hantu Kaki, sambil menyeka darah yang keluar dari luka di pipinya.Sialnya, luka itu terasa begitu sakit lagi perih. Luka tipis seperti itu, tidak henti-hentinya mengeluarkan darah, mesk
Dengan penuh percaya diri, dua Tengkorak Berdarah menyerang Lanting Beruga dengan teknik-teknik yang jarang dilihat oleh Lanting Beruga. Mereka mengeluarkan serangan seperti tulang yang dilempar atau pula dijadikan pedang. Entah dari mana datangnya tulang-tulang itu, tapi kekuatannya benar-benar sangat berbahaya. Setiap tulang yang dilempar mengenai batang pohon, lalu tiba-tiba pohon tersebut pecah oleh karena kemunculan tulang belulang dari dalam pohon tersebut. Satu Tengkorak Berdarah melempar serangan, sementara Tengkorak Berdarah yang satunya membuat pertahanan. Kecepatan dari serangan itu tidak bisa dianggap remeh, lagipula Lanting Beruga tidak tahu apa yang terjadi jika tulang berbentuk tanduk itu mengenai kulitnya. Akankan bagian tubuh itu menjadi pecah seperti pecahkan pohon-pohon yang terkena imbas serangan. Lanting Beruga tidak ingin mengambil resiko tersebut. Tebasan yang dilakukan Lanting Beruga berhasil di tahan oleh salah
Naga Merah dengan taring tajam meliuk di atas kepala Lanting Beruga. Kali ini, dia menggunakan lebih dari 30% kekuatan roh api yang ada di dalam tubuhnya. Pencaran tekanan dari kekuatan itu dapat dirasakan oleh semua orang, bahkan yang berada di dalam goa di belakang dua pendekar Tengkorak Berdarah. Jika dugaan Lanting Beruga tidak salah, maka satu-satunya cara untuk membunuh dua orang di depan dirinya adalah dengan menghancurkan mereka sampai tak tersisa. Ketika dua pendekar Tengkorak Berdarah berniat memasang jurus pertahanan, Lanting Beruga menggunakan seluruh energi batinnya untuk melemahkan mereka. Berhasil, energi batin dalam jumlah besar itu membuat mereka tidak mampu untuk berdiri, bahkan menggerakan jari tangan mereka sekalipun. "Teknik ini lagi," salah satu dari mereka menelan ludah karena takut, dia berusaha untuk menggerakan satu jari tangannya saja, tapi tidak mampu. Seluruh sendi terasa lepas, mereka berdua jatuh berlutut t
Masih dengan senyum yang sinis, Lanting Beruga menatap para petinggi yang berdiri dia tas batu besar di sebelah kehancuran marka Klan Pasir Besi. "Majulah, kalian semua!" ucap Lanting Beruga. Kaki Hantu merasa ragu untuk mengalahkan Lanting Beruga, tapi pada akhirnya dia bersama dengan 6 petinggi yang lain menyerang Lanting Beruga dari segala sisi. Pertempuran yang sesungguhnya kinipun terjadi pula. Bukan hanya memiliki aura alam yang cukup besar, mereka juga memiliki jurus dan ilmu kanuragan yang sulit di tandingi oleh pendekar selevel merak. Kilatan cahaya kadang kala terlihat jelas dari kejauhan, akibat dari benturan serangan antara Lanting Berua melawan para petinggi Klan Pasir Hitam. Mengguncang bumi, dan meluluh lantakan hutan yang ada di sekitar tempat itu. Sebuah serangan melesat kuat dari arah langit, serangan itu berbentuk tombak dengan lima mata yang bergigi, tapi Lanting Beruag berhasil menghindari serangan tersebut den