Muara sungai arum? tentu saja Lanting Beruga tidak tahu menahu lokasi tersebut. Namun dia tetap dengan niatnya, pergi menuju ke tempat itu.
Di belakang Lanting Beruga, Subansari mengikuti dirinya seperti ekor. Lanting Beruga mengatakan jika telah mengetahui letak sekte hitam, Sungai Arum, dan berniat untuk pergi ke sana.
"Kau tidak bercanda akan pergi ke sungai Arum?" tanya Subansari. "Sekte jahat terkenal kejam dan suka membunuh pemuda lemah, kau tidak takut?"
Mata Lanting Beruga berputar beberapa kali, sial kenapa gadis ini selalu mengikuti dirinya. Dan banyak tanya.
"Hei... aku sedang bertanya kepada dirimu!" ujar Subansari dengan nada kesal.
"Ya, aku akan pergi ke Sungai Arum," jawab Lanting Beruga datar.
"Kalau begitu aku akan ikut," ucap Subansari.
Lanting Beruga menyarankan agar gadis itu tetap di sini, memberi tahu Jendral Dewangga jika rombongan itu telah kembali. Namun Subansari bukan gadis lembut, dia ngotot akan iku
Maaf kemarin gak update
Garuda Kencana berjenis kelamin betina, tampaknya tidak suka jika Lanting Beruga berteman dengan Subansari. Mungkin pula karena hal itu, burung kecil itu selalu menatap Subansari dengan mata yang dingin. Burung yang pencemburu.Jadi mana mungkin dia merelakan Subansari menyentuh bulu-bulunya yang putih seperti perak."Apa ini hulu sungai arum?" tanya Lanting Beruga.Subansari belum menjawab, dia masih menatap Garuda kecil dengan sinis, seakan ingin menangkap mahluk kecil itu, dan merebusnya di dalam kuali.Mengetahui jika Subansari enggan menjawab, Lanting Beruga menggelengkan kepala, dia bergerak sendiri ke hilir sungai, melewati bebatuan besar yang sedikit licin.Barulah Subansari terjaga, dan memanggil pemuda itu. "Tunggu aku!""Bukannya kau punya ilmu meringankan tubuh?" timpal Lanting Beruga.Subansari malah semakin kesal, dia sudah menguras tenaga dalam untuk menggunakan ilmu tersebut."Melompatlah seperti katak!" ucap La
Panah yang hebat, nyaris saja kepala Lanting Beruga berlubang karena serangan tersebut. Imbasnya pohon besar di belakang Lanting Beruga berlubang sebesar jari telunjuk, dan nyaris tembus."Klik Klik Klik ..." Garuda Kencana segera terbangun, dia bisa membaca pergerakan angin yang tidak biasa datang lagi dari sisi lain, itu adalah anak panah.Lanting Beruga memeluk Subansari, kemudian melompat tiga kali ke samping, saat yang sama tiga anak panah mengenai tempat mereka.Merasa lawannya bisa menghindar, seorang pria melepaskan lebih banyak anak panah ke atas awang-awang, kemudian anak panah itu bercahaya terang dan terpecah menjadi belasan anak panah lagi.Semua anak panah bergerak menukik ke arah Lanting Beruga."Sial ..." ucap Lanting Beruga, segera menarik pedangnya, dan menangkis semua serangan yang datang.Subansari belum bisa mengendalikan dirinya dengan baik, setelah Lanting Beruga meletakan dirinya di atas dataran rumput pendek.
Tekanan tenaga dalam yang benar-benar besar, ini bukan pendekar level biasa, pastilah orang yang memiliki ilmu kanuragan yang cukup kuat."1000 titik cakra," ucap Subansari. "Pendekar yang berada di level emas."Pendekar level emas, itu artinya kekuatan orang ini setara dengan Angga Nurmeda dari sekte Macan Giok.Setelah melewati batas maksimum 800 titik cakra, seseorang akan naik level kependekarannya menjadi level emas.Hanya para sesepuh muda yang telah mencapai level pendekar emas, atau para jendral muda.Tidak beberapa lama kemudian, muncul lagi tekanan tenaga dalam yang tidak kalah lebih dahsyat dari tekanan tenaga dalam yang tadi.Subansari mulai ketakutan, "1200 titik cakra, tenaga dalam ini bukan lawannku."Pendekar level emas memiliki tenaga dalam kisaran 810 titik cakra sampai dengan 1600 titik cakra. Jika lawan mereka telah mencapai 1200 titik cakra, itu artinya dia telah mencapai pertengahan level emas. Entah orang
Wanita berpakaian seksi kembali menyerang Lanting Beruga, telapak tangannya mengandung tenaga dalam besar yang bisa menghancurkan batu hanya sekali sentuh saja.Namun kali ini, Lanting Beruga tidak bisa membiarkan dia terkena serangan lagi. Pemuda itu memakai mode cahaya api, dan tubuhnya mulai menguap.Sesaat sebelum telapak tangan wanita itu mengenai dadanya, Lanting Beruga telah berpindah tempat dengan begitu cepat. Nyaris sulit diikuti oleh mata.Wanita berpakaian seksi cukup terkejut, sekarang dia tahu kenapa anak buahnya bisa dikalahkan oleh Lanting Beruga dengan cukup mudah."Darimana datangnya kecepatan itu?" gumam wanita berpakaian seksi.Lanting Beruga mulai mendekati musuhnya, kemudian pergi lagi dan sesekali mengayunkan pedangnya.Ini membuat lawannya benar-benar kerepotan, dia bahkan tidak pernah bertemu dengan pendekar yang memiliki kecepatan seperti yang telah dilakukan oleh Lanting Beruga.Pemuda itu pandai memba
Pria bertopeng melepaskan Subansari, dia berjalan ke arah Lanting Beruga, yang kini benar-benar kehabisan tenaga.Lanting Beruga menarik pedangnya dari leher wanita itu, sedikitpun tidak ada rasa simpati di matanya.Pemuda itu sudah tahu, pertarungan antara pendekar melibatkan hidup dan matinya pendekar itu, dan ini baru awal dari pertarungannya. Pertarungan yang sesungguhnya baru saja akan terjadi, pria bertopeng adalah lawan utama dirinya.Lanting Beruga tidak bisa menggunakan mode cahaya api, jadi dia tidak mungkin mengandalkan kekuatan Roh Api dengan tubuhnya yang lemah ini.Satu-satunya yang bisa dia lakukan saat ini adalah, bertarung dengan kekuatan pisik, dan jurus dari sekte awan berarak."Tampaknya kami terlalu meremehkan tikus kecil seperti dirimu," ucap pria bertopeng dengan sangat geram. "Kemenangan dirimu hanya sebuah keberuntungan, tapi kali ini kau tidak mungkin bertahan dari diriku."Lanting Beruga tidak mengatakan apap
Dengan ayunan yang begitu cepat, Subansari berhasil membunuh pria bertopeng itu. Tidak ada yang menduga jika dua orang itu bisa berhasil mengalahkan dua pendekar yang berada jauh di atas mereka. Ini adalah keberuntungan barangkali, atau mungkin takdir. Setelah kematian lawannya, Lanting Beruga dan Subansari menghempaskan punggung mereka di permukaan tanah. Tampak jelas raut wajah mereka berdua benar-benar kacau. Subansari mengeluarkan beberapa obat untuk mengobati luka sayatan yang diterima dirinya di bagian lengan, kemudian mengatur nafas dan mulai menghimpun tenaga dalam. Sementara Lanting Beruga merasakan dadanya masih sakit, dia mungkin mengalami luka dalam saat ini. Pemuda itu terkapar dengan posisi terlentang, tidak jauh dari mayat wanita seksi. Garuda Kencana tergeletak tidak jauh dari kepala Lanting Beruga, dan sama kacaunya dengan dua manusia itu. "Aku kehabisan kekuatan," gerutu Lanting Beruga, kemudian perutnya mulai berbuny
Di dalam markas itu ada puluhan pendekar yang setingkat dengan dua orang yang baru saja di lawan oleh mereka berdua, sementara itu mungkin ada lebih dari 10 orang pendekar yang telah mencapai tahap tanding. Ini adalah tahap awal dari kependekaran yang berada di level tinggi.Level tanding, pilih tanding, dan juga tanpa tanding.Sekarang Lanting Beruga terdiam sejenak, tidak mungkin dia menyerang markas itu, karena hanya akan mengantarkan nyawa saja.Namun pembawaan dirinya membuat Lanting Beruga begitu tertantang, dia ingin bertarung melawan orang hebat. Hanya dengan itulah dia bisa menjadi lebih kuat lagi dari saat ini.Lanting Beruga bersembunyi di balik dedaunan ketika beberapa pendekar aliran hitam itu terlihat sedang melakukan patroli."Klik Klik Klik ..." Garuda Kencana berkata, "bersembunyi ada yang datang."Lanting Beruga semakin membenamkan tubuhnya di dalam semak-semak belukar, menarik Subansari dekat dengan tubuhnya.
Subansari mulai bimbang, dia ingin bersama dengan Lanting Beruga, menghadapi musuh mereka, tapi ucapan Lanting Beruga ada benarnya. Jika dia tidak pergi dari sini, maka kematian akan datang kepada gadis itu.Pada akhirnya Subansari menutup matanya, dan mulai melangkah pergi meninggalkan Lanting Beruga.Pemuda itu menggunakan segenap kemampuannya untuk menahan lawan dengan pedang besar, agar Subansari bisa melarikan diri sejauh mungkin.Mulai kesal dengan tindakan Lanting Beruga, lawannya mulai memainkan teknik bertarung lebih serius dari sebelumnya. Dia ingin membunuh Lanting Beruga secepat mungkin dan mengejar Subansari.Jika gadis itu lolos, maka informasi mengenai markas sekte hitam yang bersarang di Muara Sungai Arum akan bocor sampai di telinga Dewangga. Ini bahaya."Mati saja kau bocah!" pria itu meraung keras, seraya menebaskan pedang besarnya, tapi Lanting Beruga telah menggunakan mode cahaya api, dia sulit diserang.Di sisi lain, Su