Benar-benar diluar dugaan, Taring Naga masih hidup oleh karena Warisan Dewa Gunung Suci yang tiba-tiba menyelimutinya.
Namun, meski demikian kelegaan yang dirasakan oleh Taring Naga tidak berlangsung lama. Dia mulai ketakutan ketika Lanting Beruga tersenyum tipis dengan mata kiri yang berkilat mengerikan.
"Ironis sekali, tadi kubah ini melindungi dirimu dari pedangku, tapi sekarang dia meletakkanmu tepat dihadapanku."
Ucapan Lanting Beruga terdengar begitu datar, tapi mengandung makna yang begitu dalam.
Taring Naga hendak melakukan sesuatu di dalam kubah sempit yang mirip seperti kuncup bunga teratai ini, tapi dia baru saja sadar jika semua titik cakranya telah terbakar.
Yang tersisa hanya kekuatan pisiknya, tidak lebih kuat dari kekuatan pisik Lanting Beruga.
Taring Naga menghela nafas dalam-dalam, dia kemudian berlutut di hadapan Lanting Beruga lalu menutup matanya, "Lakukan dengan cepat!"
Lanting Beruga yang masih diselimuti oleh r
Lanting Beruga mengayunkan pedang dengan cepat, ketika pada saat yang sama Siung Rima terpaku oleh energi batinnya.Kesempatan bagus, pikir Lanting Beruga.Wush. Tebasan itu membuat luka di wajah Siung Rima."Sial ...aku meleset ..." ucap Lanting Beruga, padahal dia sudah cukup yakin telah mengunci pergerakan Siung Rima, tapi rupanya pria itu berhasil bergerak sehingga tebasan Lanting Beruga tidak mengenai batang lehernya."Tidak juga!" seru Ketua Devisi Bayangan. "Seranganmu membuka celahnya!""APA-"Siung Rima benar-benar terkejut, dia hendak bergerak menghindari serangan, tapi momentumnya tidak pas.Sementara di sisi lain, Ketua Devisi Bayangan telah memperhatikan gerakan Siung Rima dari tadi, mencoba melihat celah untuk melakukan serangan.Dia juga melihat arah serangan Lanting Beruga, kemudian memperkirakan gerakan menghindar Siung Rima, dan dari sini dia menemukan momentum untuk menyerang."Jurus Rembulan Sabit."
Ketika tanda-tanda warisan Kuno muncul, langit seolah akan runtuh, kilatan-kilatan cahaya menyiksa pandangan, dan sesekali petir menyambar pulau Serikat Satria.Untuk sejenak semua pertarungan terhenti, wajah mereka mendongak ke atas, menyaksikan detik-detik terbukanya celah dimensi menuju warisan Kuno.Orang-orang yanga ada di dalam Istana mulai keluar, hanya untuk melihat apakah yang terjadi dengan alam saat ini.5 raja tidak mengetahui mengenai warisan kuno atau sejenisnya. Ini adalah pengalaman pertama bagi mereka.Pimpinan Serikat Satria mengernyitkan kening, mulai memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi jika warisan itu sampai terbuka.Suah Suah.Aura kuat tiba-tiba muncul dari atas langit, pada saat yang sama sebuah garis lurus muncul dari ketiadaan.Garis itu mulai melengkung seiring waktu berjalan, memancarkan aura kuno yang mengerikan."Aku tidak pernah merasakan celah dimensi yang mengandung aura kuat sepert
Pertempuran pada kembali terjadi, setiap pihak mulai berniat untuk masuk ke dalam Warisan Kuno, dan ini benar-benar aneh.Lanting Beruga menyapukan pandangannya, pada arah pertempuran dan merasakan ada sesuatu yang ganjil.Ya, semua Ketua atau pula utusan dari aliran Darah Besi mulai sedikit lebih liar dari sebelumnya. Masing-masing dari mereka menyatakan layak untuk masuk ke dalam Warisan Kuno, dan menghalangi pihak lain untuk melewati celah tersebut.Rupanya meskipun aura kuno tadi tidak menghilangkan kesadaran mereka, tapi tetap saja kekuatan tersebut berdampak negatif.Saat ini, semua orang menunjukan sifat keserakahan mereka."Akulah yang lebih layak masuk ke dalam warisan tersebut!" berteriak salah satu Ketua Devisi, sebelum kemudian memukul lawannya.Lanting Beruga adalah satu-satunya orang yang masih berdiam diri, tidak melakukan tindakan apapun saat ini.Dia menatap ke langit, pada pusaran merah yang begitu tenang. Begi
Jikalah Ketua Devisi Bayangan saat ini tidak mabuk, mungkin dia akan menjadi seperti teman-temannya yang lain. Namun, Ketua Devisi Bayangan rupanya telah menggali informasi mengenai Warisan Kuno tersebut, dan sengaja membawa banyak tuak dalam pertarungan.Meskipun tuak yang dia minum masih kurang, tapi pada akhirnya Lanting Beruga memberikan tuak terbaik untuk pria tersebut.Pengaruh mabuk tuak berhasil menangkal aura kuno yang mencoba membangkitkan sifat serakah dalam diri Ketua Devisi Bayangan, tapi hal ini tidak akan bertahan lama.Ada dua kemungkinan terjadi kepada Ketua Devisi Bayangan, yang pertama dia mungkin akan menjadi gila seperti teman-temannya.Atau yang kedua, dia akan jatuh pingsan seperti para murid dan orang lain di tempat ini.Daripada menjadi gila, Ketua Devisi Bayangan tampaknya lebih memilih kehilangan kesadaran seperti yang dialami semua anggota Serikat Satria."Ketua ...," ucap Lanting Beruga. "Aku akan berusaha untuk
"Serangan seperti ini tidak akan menghentikan diriku!" Wakil Serikat Satria mencabut tiga jarum di pundaknya, meludah ke tanah setelah membuang jarum itu ke depan.Nyaris saja lemparan jarum itu mengenai wajah Rubah Perunggu."Semua yang kau lakukan tidak ada gunanya, perbuatanmu harus dibayar oleh darah, malah sekarang berpikir untuk merebut warisan kuno dari tanganku?" sambung Wakil Pimpinan Serikat Satria.Rubah Perunggu melepaskan sekali lagi senjata rahasia, tapi kali ini gagal mengenai tubuh Wakil Pimpinan Serikat.Alih-alih melemahkan pria tersebut, Rubah Perunggu malah mendapatkan serangan lebih keras.Sebuah serangan itu berasal dari jari telunjuk Wakil Pimpinan Serikat Satria. Entah apa yang terjadi, serangan itu memang sangat cepat sehingga Rubah Perunggu tidak bisa menghindarinya dengan baik."Ahkkk!" Rubah Perunggu meraung keras, jari telunjuk Wakil Pimpinan Serikat Satria masuk ke dalam pundaknya, lebih dalam dan semakin dalam.
Klik KlikGaruda Kencana berteriak keras, burung elang berkaki empat itu seolah mengatakan, "jangan khawatir, aku akan membawamu ke sana!"Ukuran siluman elang itu mungkin tidak sebesar burung-burung siluman lain, tapi tenaga dan kepakan sayapnya tidak bisa dianggap remeh.Jika hanya untuk menarik tubuh Lanting Beruga ke atas, dengan ukurannya yang mungkin baru sebesar bebek jantan, bukan hal mustahil untuk dilakukannya."Garuda Kencana ..." Lanting Beruga tidak bisa melanjutkan ucapannya karena terharu melihat ketangkasan burung itu menarik tubuhnya hingga mendekati celah Warisan Kuno."Klik Klik Klik ..." jawab Garuda Kencana."Aku mengerti!" ucap Lanting Beruga.Di sisi lain, beberapa Ketua Devisi atau juga pihak musuh melihat ke atas dengan pandangan yang diselimuti oleh ekspresi amarah.Mereka tidak suka jika Lanting Beruga mendapatkan warisan kuno itu.Namun sayang sekali, tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika
10 hari telah berlalu. Di alam nyata, 5 raja baru saja pergi meninggalkan Istana Serikat Satria. 5 Ketua Devisi ditugaskan untuk mengantar mereka sampai ke negri masing-masing. Istana Serikat Satria tidak dalam kondisi baik-baik saja, ada banyak bangunan yang harus diperbaiki dan lebih banyak orang yang harus diobati. Pemakaman besar masih basah oleh air mata, dalam beberapa tahun terakhir, bulan ini adalah bulan paling berduka semenjak Serikat Satria di bentuk. Ada lebih dari 200 murid junior mati, lebih dari 100 orang murid senior dan beberapa banyak pula tetua yang ikut tewas. Jumlah itu tidak termasuk murid dan tetua sesat yang melakukan pemberontakan. Di dalam Istana Serikat Satria, Pimpinan Serikat masih terbujur lemah dengan banyak lilitan perban memenuhi tubuhnya. Ya, dia adalah orang yang paling berjasa mengusir utusan aliran darah besi. Pimpinan Serikat Satria berhasil membunuh beberapa orang anggota darah bes
Di tempat lain.Yanca melaporkan kejadian memalukan kepada pimpinan tertinggi aliran darah besi, tapi buka simpati yang dia dapatkan melainkan pukulan keras yang mengenai wajahnya.Pimpinan itu berselimut baja di sekujur tubuhnya, dengan perawakan tubuh yang tinggi besar dan mengenakan topeng baja sehingga hanya biji mata dan mulut saja yang tampak dari wajah tersebut.Pakaian baja yang dia gunakan menunjukan betapa kuat dan tangguh dirinya, seorang yang telah mencapai level langit dasar di jalur kependekaran."Memalukan!" ucap pria tersebut, suaranya bergemah memenuhi seluruh ruangan gelap di markas besar mereka. "Kalian kembali dengan kegagalan.""Maafkan kami, Ketua-"Plak.Sebuah pukulan kembali mendarat di wajah Yanca, membuat pria itu muntah darah. Salah satu giginya bahkan tanggal karena kepalan tinju berselimut baja itu.Yanca tidak berani lagi berkata.Ketua Aliran Darah Besi memang terkenal buas dan ganas