Pertandingan mulai di laksanakan, hanya ada 50 murid senior yang akan jadi tetua muda di serikat satria.
5 raja duduk pada tempat yang telah disediakan, sementara ratusan penonton terdiri dari kalangan murid dan tetua berada di bangku lain.
Pertandingan ini di lakukan di halaman Istana Serikat Satria. Seorang Ketua Devisi memiliki kekuatan ber esensi batu, menciptakan sebuah arena pertandingan hanya dalam satu bulan saja.
Di sisi lain, Lanting Beruga menemui Ketua Devisi Bayangan di tempat yang sedikit sepi.
"Apa yang ingin kau katakan, Elang Api?" tanya Ketua Devisi Bayangan Alias Pendekar Mabuk Dari Barat.
"Ketua, apa alasanmu mengangkatku menjadi Tangan Kananmu?" tanya Lanting Beruga.
"Eh ...kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal semacam itu?" Ketua Devisi Bayangan mengguncang tuak di dalam kendi labu miliknya, tapi rupanya sudah habis. Mengetahui hal itu, Lanting Beruga memberinya sekendi tuak terbaik di tempat ini.
Tidak tangg
Seolah tidak ada masalah, Lanting Beruga tetap menjalankan tugasnya sebagai gugus keamanan jalannya pertandingan antar murid senior. Dia berdiri di atas menara tertinggi, membuka mata kirinya untuk mengamati para peserta. Sesekali dia menyapukan pandangan ke sekeliling, atau kadang kala dia memperhatikan Ketua Devisi Informasi yang duduk tenang di antara para Ketua Devisi yang lain. Kecuali Ketua Devisi Bayangan, semua Ketua telah duduk di tempatnya masing-masing. "Dimana pria pemabuk?" tanya salah satu Ketua Devisi. "Hahahah ...sepertinya kau tidak tahu kebiasaan buruk pria itu, tentu saja dia sedang mabuk-mabukan di kedai tuak," timpal Ketua Devisi yang lain. "Dia tidak pernah datang di acara seperti ini, sudah jelas karena tidak ada murid yang akan menjadi tetua di dalam Devisinya. Hahahaha ..." Ketua Devisi Informasi ikut tertawa mendengar hal itu, seolah dirinya adalah serigala yang ikut 'mengembek' di kandang kambing. Ses
Mereka mulai melihat beberapa orang mendekati pulau Land, titik pendaratan pertama untuk menuju ke Serikat Satria atau ke lima negara yang lain.Orang yang pertama kali melihat hal ini adalah Merpati Putih. Hanya ada tiga 7 orang yang datang dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh mendekati pulau Land, tapi belum dapat dipastikan apakah itu adalah musuh dari Dataran Bumi tengah yang disebut sebagai Kelompok Darah Besi, atau orang yang kebetulan lewat ke tempat ini."Tetua, apa kau melihatnya?" ucap Merpati Putih, menunjuk ke arah depan."Ya, sepertinya kita akan kedatangan tamu tak diundang, dugaan Elang Api rupanya benar."Namun yang aneh adalah hanya ada 7 orang saja yang datang. Jika mereka tidak membawa sebuah pasukan besar, itu artinya 7 orang itu adalah petinggi utama Darah Besi.Dengan 7 orang saja datang ke tempat ini untuk menantang Serikat Satria, sudah bisa dipastikan level kependekaran mereka sangat tinggi, jika tidak mana mungkin mer
Juru Bintan Kehancuran sebenarnya sebuah jurus yang berbeda dari teknik pedang emas, atau teknik dasar ilmu pedang yang dimiliki oleh Intan Ayu. Jurus Bintang Kehancuran murni menggunakan aura alam sebagai pemicunya, sementara Teknik Pedang Emas dapat dipakai menggunakan tenaga dalam.Namun jurus bintang kehancuran, cukup mirip dengan teknik pedang emas. Seseorang yang memahami teknik pedang emas dengan baik, tidak akan kesulitan untuk menguasai Jurus Bintang Kehancuran, karena pokus pertama adalah pengendalian energi.Lanting Beruga tidak tertarik dengan Jurus Bintang Kehancuran, meskipun jurus itu lebih kuat dari teknik pedang emas.Menurut pemuda itu, Teknik pedang berarak dan teknik pedang emas adalah pondasi yang kuat untuk menguasai teknik pedang angkara jagat. Jadi jika dia harus memilih, Lanting Beruga akan tetap memilih Teknik Pedang Emas daripada jurus bintang kehancuran.Itu kerena teknik pedang emas, teknik awan berarak dan teknik pedang bayan
Waktu telah berlalu begitu cepat, pertandingan hanya menyisakan beberapa murid senior terbaik di tahun ini, tapi dari mereka semua masih harus ada yang tersisih, karena slot tetua muda hanya 50 orang saja.Intan Ayu telah melakukan 3 kali pertandingan, dan menang dengan cukup mudah. Setelah di pertandingan awal dia menggunakan jurus bintang kehancuran, gadis itu mulai ditakuti oleh banyak lawan maupun kawan.Di sisi lain, Sanodra telah mengalahkan 5 orang murid senior selama dalam pertandingan ini, 3 diantara mereka mengaku kalah dan menyerah, sementara dua yang lain harus mengalami luka yang cukup parah.Ada beberapa murid lain yang dapat mengalahkan lawan-lawannya dengan cukup mudah, tapi hanya Sanodra saja yang dapat menyingkirkan musuhnya dengan satu serangan saja. Luar biasa menakutkan.3 murid senior terbaik selain Intan Ayu dan Sanodra, terlihat cukup tenang saat ini. Mereka sangat yakin bisa menjadi tetua muda tahun ini, dengan syarat menghindari
Hari semakin malam, pertandingan sudah hampir mencapai puncaknya. Nama 5 orang muncul sebagai peserta terbaik musim ini.Dia adalah, Sanodra, Intan Ayu, Bala Putri, Siung Rima dan seorang murid dari devisi pengobatan bernama Santanu.Lanting Beruga kembali memeriksa semua hal di sekitar dirinya, mata kirinya sesekali berdenyut kuat, tapi belum dapat melihat apakah yang akan terjadi setelah ini.Pow Pow.Semakin malam, mata kiri itu semakin berdenyut seolah akan melompat dari kelopaknya. Apakah itu artinya Warisan Kuno akan muncul, entahlah Lanting Beruga belum melihat tanda-tandanya.Di sisi lain, Ketua Devisi Informasi telah pergi meninggalkan bangku penonton, membuat kecurigaan para anggota bayangan mulai terbukti."Pertandingan selanjutnya, Siung Rima melawan Sanodra ..."Tiba-tiba nama Siung Rima dan Sanodra kembali muncul, padahal dua orang itu telah menyelesaikan pertarungan mereka.60 peserta yang tersisa, 50 diant
Semuanya bingung mendengar ucapan Siung Rima, apa yang telah dikatakan pemuda itu sebenarnya? siapa yang akan hancur?Belum terjawab pertanyaan tersebut, Wasit di tengah lapangan mengeluarkan suara siulan keras yang terdengar sampai ke seluruh penjuru istana ini.Satu detik setalah siulan tersebut, sebuah lentera terang kembali muncul di atas langit, kembang api yang menarik.Untuk sesaat semua orang terpaku melihat hal itu, langit dipenuhi oleh warna-warni cahaya yang menarik. Namun juga mematikan.Lanting Beruga menyipitkan matanya, jelas menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi, sekarang.Jadi dia segera beranjak dari menara tertinggi, turun menukik ke arah arena pertandingan.Sial, pemuda itu sedikit terlambat saat ini. Sudah lebih dari belasan murid Serikat Satria dibantai oleh Siung Rima.Dia juga dibantu oleh tetua yang bertugas sebagai wasit pertandingan."Siapa kalian sebenarnya?" Pimpinan Serikat Satria mulai m
Ketua Devisi Informasi alias Rubah Perunggu tidak berniat membiarkan 5 raja ini hidup setelah malam ini. Mereka telah merencanakan hal ini cukup lama, untuk membunuh 5 raja dalam satu kali serangan. Ibarat sekali melempar 5 buah jatuh dari tangkainya. Aliran Darah Besi telah memperhitungkan segala sesuatu dengan begitu matang, memperkirakan jumlah total kekuatan musuh yang akan mereka hadapi, sementara Warisan Kuno merupakan nilai tambah dalam rencana ini. Ketua Devisi Informasi menghentakkan kaki ke dasar, sebelum kemudian tubuhnya melesat ke atas awang-awang, tepat saat dirinya berada di atas udara, pria itu melepaskan serangkaian serangan bertubi-tubi ke arah 5 raja. "Formasi berlindung!" teriak Ketua Devisi Informasi. Puluhan tetua membentuk sebuah formasi lingkaran, kemudian saling menyatukan telapak tangan, dalam hitungan detik kemudian cahaya kemerahan muncul menyelimuti mereka semua. Dari dekat cahaya itu akan terlihat seperti sebuah kub
Kondisi Istana Devisi penerimaan benar-benar hancur total saat ini. Setelah mendapatkan sinyal dari Siung Rima, 7 orang iblis kehancuran menyerang Devisi Penerimaan dengan kekuatan tak tertandingi.Jumlah para tetua yang tewas di sana hampir mencapai 5 orang, tapi ada lebih dari 200 orang petugas mengalami luka parah, beberapa yang lainnya tinggal menuggu ajal, sementara selebihnya telah meninggal dunia.Murid dari Devisi Bayangan yang tersisa, tidak menduga 7 orang itu dapat meratakan Istana penerimaan dengan sangat mudah. Bahkan 5 tetua yang devisi bayangan tidak sebanding dengan mereka.Beberapa tetua devisi penerimaan telah melarikan diri, tapi tetap saja ada lebih banyak dari mereka yang mati.Merpati Putih mencabut satu batang besi dari betisnya, sambil berteriak keras. Dia menyumpal mulutnya dengan kain penuh darah, kemudian tersandar tidak jauh dari mayat para tetua."Bagaimana keadaan kalian?" Merpati Putih bertanya pada beberapa temannya