Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Mereka Tidak Sadar

Share

Mereka Tidak Sadar

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2021-10-22 16:15:19

Waktu telah berlalu begitu cepat, pertandingan hanya menyisakan beberapa murid senior terbaik di tahun ini, tapi dari mereka semua masih harus ada yang tersisih, karena slot tetua muda hanya 50 orang saja.

Intan Ayu telah melakukan 3 kali pertandingan, dan menang dengan cukup mudah. Setelah di pertandingan awal dia menggunakan jurus bintang kehancuran, gadis itu mulai ditakuti oleh banyak lawan maupun kawan.

Di sisi lain, Sanodra telah mengalahkan 5 orang murid senior selama dalam pertandingan ini, 3 diantara mereka mengaku kalah dan menyerah, sementara dua yang lain harus mengalami luka yang cukup parah.

Ada beberapa murid lain yang dapat mengalahkan lawan-lawannya dengan cukup mudah, tapi hanya Sanodra saja yang dapat menyingkirkan musuhnya dengan satu serangan saja. Luar biasa menakutkan.

3 murid senior terbaik selain Intan Ayu dan Sanodra, terlihat cukup tenang saat ini. Mereka sangat yakin bisa menjadi tetua muda tahun ini, dengan syarat menghindari

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
nugraha rangga
sudah jauh titik penyusupannya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Sinyal Hujan Darah

    Hari semakin malam, pertandingan sudah hampir mencapai puncaknya. Nama 5 orang muncul sebagai peserta terbaik musim ini.Dia adalah, Sanodra, Intan Ayu, Bala Putri, Siung Rima dan seorang murid dari devisi pengobatan bernama Santanu.Lanting Beruga kembali memeriksa semua hal di sekitar dirinya, mata kirinya sesekali berdenyut kuat, tapi belum dapat melihat apakah yang akan terjadi setelah ini.Pow Pow.Semakin malam, mata kiri itu semakin berdenyut seolah akan melompat dari kelopaknya. Apakah itu artinya Warisan Kuno akan muncul, entahlah Lanting Beruga belum melihat tanda-tandanya.Di sisi lain, Ketua Devisi Informasi telah pergi meninggalkan bangku penonton, membuat kecurigaan para anggota bayangan mulai terbukti."Pertandingan selanjutnya, Siung Rima melawan Sanodra ..."Tiba-tiba nama Siung Rima dan Sanodra kembali muncul, padahal dua orang itu telah menyelesaikan pertarungan mereka.60 peserta yang tersisa, 50 diant

    Last Updated : 2021-10-22
  • LANTING BRUGA   Identitas Siung Rima

    Semuanya bingung mendengar ucapan Siung Rima, apa yang telah dikatakan pemuda itu sebenarnya? siapa yang akan hancur?Belum terjawab pertanyaan tersebut, Wasit di tengah lapangan mengeluarkan suara siulan keras yang terdengar sampai ke seluruh penjuru istana ini.Satu detik setalah siulan tersebut, sebuah lentera terang kembali muncul di atas langit, kembang api yang menarik.Untuk sesaat semua orang terpaku melihat hal itu, langit dipenuhi oleh warna-warni cahaya yang menarik. Namun juga mematikan.Lanting Beruga menyipitkan matanya, jelas menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi, sekarang.Jadi dia segera beranjak dari menara tertinggi, turun menukik ke arah arena pertandingan.Sial, pemuda itu sedikit terlambat saat ini. Sudah lebih dari belasan murid Serikat Satria dibantai oleh Siung Rima.Dia juga dibantu oleh tetua yang bertugas sebagai wasit pertandingan."Siapa kalian sebenarnya?" Pimpinan Serikat Satria mulai m

    Last Updated : 2021-10-23
  • LANTING BRUGA   Kemunculan 9 Iblis

    Ketua Devisi Informasi alias Rubah Perunggu tidak berniat membiarkan 5 raja ini hidup setelah malam ini. Mereka telah merencanakan hal ini cukup lama, untuk membunuh 5 raja dalam satu kali serangan. Ibarat sekali melempar 5 buah jatuh dari tangkainya. Aliran Darah Besi telah memperhitungkan segala sesuatu dengan begitu matang, memperkirakan jumlah total kekuatan musuh yang akan mereka hadapi, sementara Warisan Kuno merupakan nilai tambah dalam rencana ini. Ketua Devisi Informasi menghentakkan kaki ke dasar, sebelum kemudian tubuhnya melesat ke atas awang-awang, tepat saat dirinya berada di atas udara, pria itu melepaskan serangkaian serangan bertubi-tubi ke arah 5 raja. "Formasi berlindung!" teriak Ketua Devisi Informasi. Puluhan tetua membentuk sebuah formasi lingkaran, kemudian saling menyatukan telapak tangan, dalam hitungan detik kemudian cahaya kemerahan muncul menyelimuti mereka semua. Dari dekat cahaya itu akan terlihat seperti sebuah kub

    Last Updated : 2021-10-23
  • LANTING BRUGA   Kehancuran Tim 14

    Kondisi Istana Devisi penerimaan benar-benar hancur total saat ini. Setelah mendapatkan sinyal dari Siung Rima, 7 orang iblis kehancuran menyerang Devisi Penerimaan dengan kekuatan tak tertandingi.Jumlah para tetua yang tewas di sana hampir mencapai 5 orang, tapi ada lebih dari 200 orang petugas mengalami luka parah, beberapa yang lainnya tinggal menuggu ajal, sementara selebihnya telah meninggal dunia.Murid dari Devisi Bayangan yang tersisa, tidak menduga 7 orang itu dapat meratakan Istana penerimaan dengan sangat mudah. Bahkan 5 tetua yang devisi bayangan tidak sebanding dengan mereka.Beberapa tetua devisi penerimaan telah melarikan diri, tapi tetap saja ada lebih banyak dari mereka yang mati.Merpati Putih mencabut satu batang besi dari betisnya, sambil berteriak keras. Dia menyumpal mulutnya dengan kain penuh darah, kemudian tersandar tidak jauh dari mayat para tetua."Bagaimana keadaan kalian?" Merpati Putih bertanya pada beberapa temannya

    Last Updated : 2021-10-24
  • LANTING BRUGA   Sinar Harapan

    Bagi sebagian banyak Bangsawan Dunia, setiap hal yang terjadi terhadap para rakyat jelata, bukan urusan mereka. Orang-orang ini jelas tidak peduli dengan hal-hal semacam itu, bahkan jika seluruh peradaban manusia runtuh sekalipun, merek tetap akan diam membisu.Mereka hanya percaya bahwa klan mereka sendiri yang layak duduk di atas bumi ini, bukan manusia rendahan.Demikian pula dengan Serikat Naga yang mereka bentuk, tidak peduli dengan situasi dunia yang bergejolak, yang mereka pikirkan adalah Bangsawan Dunia hidup dengan aman.Jikapun Bangsawan Dunia ini tiba-tiba menjalin kerja sama terhadap beberapa negara, atu organisasi besar lainnya, hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan."Dunia ini hanya untuk keturunan para dewa, yang lain hanya budak ..." ucap Bangsawan Dunia itu, sambil sekali lagi menendang jasad wanita di sampingnya.Di sisi lain.Para tetua yang telah termakan bujuk rayuan Rubah Perunggu mulai menyer

    Last Updated : 2021-10-24
  • LANTING BRUGA   Menyelamatkan Bala Putri

    Suara teriakan mulai terdengar, lalu semuanya menjadi hening dalam seketika.Lanting Beruga menyeka darah yang menodai pakaiannya, dia memperhatikan 24 murid yang tewas bersimbah darah.Beberapa dari mereka mengalami luka yang begitu parah, beberapa yang lain kehilangan kepala. Mata dingin Lanting Beruga mengisyaratkan kebencian, tanpa belas kasih dia membunuh semuanya.Dia mungkin akan memaafkan segala kesalahan, tapi tidak dengan penghianatan. Perjalanan hidup Lanting Beruga sudah cukup banyak dalam menelan pahitnya penghianatan. Jika bukan karena penghianatan, tidak Sursena dan Serikat Satria menjadi begitu kacau."Apa kalian baik-baik saja?" tanya Lanting Beruga, tersenyum kecil ke arah Guru Dewangga dan teman-temannya yang lain. "Oh, Yang Mulia Raja, sekarang cepatlah masuk ke dalam Istana!"Sebagian dari mereka masih terpaku melihat kekuatan Lanting Beruga, seolah mereka melihat halusinasi. Beberapa bulan yang lalu, Lanting Beruga masih

    Last Updated : 2021-10-25
  • LANTING BRUGA   Penghiantan Harus Dibayar Darah

    Hanya Intan Ayu yang menekuk bibirnya ke bawah, hampir saja dia menampar Lanting Beruga karena kesal.'Apa kau menikmati tubuh gadis ini, Lanting?' batin Intan Ayu menggerutu kemudian tanpa berkata apapun lagi, dia menutup pintu Istana Serikat Satria.Lanting Beruga membuka matanya lebar-lebar, kemudian menggaruk kepalanya karena jelas tidak tahu kenapa Intan Ayu bersikap demikian terhadapnya."Perasaan aku tidka melakukan kesalahan, aneh ..." gumam dirinya.Lanting Beruga menggelengkan kepala, tapi sedetik kemudian matanya kembali dingin seperti sedia kala.Pemuda itu melihat ada belasan murid sesat sedang menghajar beberapa murid junior Serikat Satria.Bagaimana mungkin Lanting Beruga membiarkan hal seperti itu.Dengan pedang yang kini telah berwarna kemerahan, pemuda itu bergerak meninggalkan bayangan merah.Ketiak 3 murid sesat mengayunkan senjata mereka tepat ke arah batang leher murid junior, Lanting Beruga melewati pedan

    Last Updated : 2021-10-25
  • LANTING BRUGA   Kekalahan Tetua Sesat

    Tetua itu kembali menyerang Lanting Beruga dengan jurus dan teknik level tinggi yang dia kuasai. beberapa serangan hampir mendarat di tubuh pemuda itu, beberapa yang lain menyasar ke tempat lain.Dalam beberapa menit saja, mereka telah berganti puluhan serangan. Sesekali tetua sesat berusaha menyudutkan Lanting Beruga, tapi tak jarang pemuda itu membalikan ke adaan.Seberkas cahaya menyilaukan bergerak ke tubuh Lanting Beruga, membuat pemuda itu bergeser tempat beberapa langkah ke belakang.Permukaan tanah yang dia pijakan menciptakan siring yang dangkal.Setelah melakukan serangan tersebut, tetua sesat merasa dirinya sudah berhasil menekan Lanting Beruga, padahal belum.Karena kesal, dia melepaskan serangkaian serangan jarak jauh, yang datang beruntun, tapi kali ini Lanting Beruga tidak bisa tinggal diam, dia mengeraskan rahang dan genggaman pedang, pada saat yang sama cahaya kemerahan mulai menyelimuti pedangnya.Bast bast.Pemuda i

    Last Updated : 2021-10-25

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status