Suara teriakan mulai terdengar, lalu semuanya menjadi hening dalam seketika.
Lanting Beruga menyeka darah yang menodai pakaiannya, dia memperhatikan 24 murid yang tewas bersimbah darah.
Beberapa dari mereka mengalami luka yang begitu parah, beberapa yang lain kehilangan kepala. Mata dingin Lanting Beruga mengisyaratkan kebencian, tanpa belas kasih dia membunuh semuanya.
Dia mungkin akan memaafkan segala kesalahan, tapi tidak dengan penghianatan. Perjalanan hidup Lanting Beruga sudah cukup banyak dalam menelan pahitnya penghianatan. Jika bukan karena penghianatan, tidak Sursena dan Serikat Satria menjadi begitu kacau.
"Apa kalian baik-baik saja?" tanya Lanting Beruga, tersenyum kecil ke arah Guru Dewangga dan teman-temannya yang lain. "Oh, Yang Mulia Raja, sekarang cepatlah masuk ke dalam Istana!"
Sebagian dari mereka masih terpaku melihat kekuatan Lanting Beruga, seolah mereka melihat halusinasi. Beberapa bulan yang lalu, Lanting Beruga masih
Hanya Intan Ayu yang menekuk bibirnya ke bawah, hampir saja dia menampar Lanting Beruga karena kesal.'Apa kau menikmati tubuh gadis ini, Lanting?' batin Intan Ayu menggerutu kemudian tanpa berkata apapun lagi, dia menutup pintu Istana Serikat Satria.Lanting Beruga membuka matanya lebar-lebar, kemudian menggaruk kepalanya karena jelas tidak tahu kenapa Intan Ayu bersikap demikian terhadapnya."Perasaan aku tidka melakukan kesalahan, aneh ..." gumam dirinya.Lanting Beruga menggelengkan kepala, tapi sedetik kemudian matanya kembali dingin seperti sedia kala.Pemuda itu melihat ada belasan murid sesat sedang menghajar beberapa murid junior Serikat Satria.Bagaimana mungkin Lanting Beruga membiarkan hal seperti itu.Dengan pedang yang kini telah berwarna kemerahan, pemuda itu bergerak meninggalkan bayangan merah.Ketiak 3 murid sesat mengayunkan senjata mereka tepat ke arah batang leher murid junior, Lanting Beruga melewati pedan
Tetua itu kembali menyerang Lanting Beruga dengan jurus dan teknik level tinggi yang dia kuasai. beberapa serangan hampir mendarat di tubuh pemuda itu, beberapa yang lain menyasar ke tempat lain.Dalam beberapa menit saja, mereka telah berganti puluhan serangan. Sesekali tetua sesat berusaha menyudutkan Lanting Beruga, tapi tak jarang pemuda itu membalikan ke adaan.Seberkas cahaya menyilaukan bergerak ke tubuh Lanting Beruga, membuat pemuda itu bergeser tempat beberapa langkah ke belakang.Permukaan tanah yang dia pijakan menciptakan siring yang dangkal.Setelah melakukan serangan tersebut, tetua sesat merasa dirinya sudah berhasil menekan Lanting Beruga, padahal belum.Karena kesal, dia melepaskan serangkaian serangan jarak jauh, yang datang beruntun, tapi kali ini Lanting Beruga tidak bisa tinggal diam, dia mengeraskan rahang dan genggaman pedang, pada saat yang sama cahaya kemerahan mulai menyelimuti pedangnya.Bast bast.Pemuda i
Yang satu dari 9 iblis pembawa petaka. Dia memiliki banyak tato di sekujur tubuhnya, dan memang sengaja dia tunjukan dengan membuka kancing baju.Pria itu dijuluki sebagai Taring Naga karena memiliki tato tersebut. Nama itu juga didapatnya karena teknik cakar naga yang dimiliki oleh orang tersebut.Mata sipit lagi dalam dengan rahang tegas, membuat siapapun akan merasa takut berhadapan dengan dirinya.Pertarungan antara Taring Naga melawan Ketua Devisi Informasi telah terjadi cukup lama, hingga saat ini kedua orang itu masih imbang.Ketua Devisi Informasi mendapatkan sedikit luka dibagian pundaknya, berbentuk seperti tiga cakar dari kaku naga.Sementara lawannya, mendapatkan dua kali hantaman seruling kematian di kepalanya.Harus diakui, Taring Naga memiliki mental yang begitu kuat dan jiwa yang tangguh, beberapa kali Ketua Devisi Informasi menggunakan teknik ilusi dengan serulingnya, hanya bisa mengendalikan pikiran pria itu dalam beberapa
Lanting Beruga rupanya bukan satu-satunya orang yang berteman dengan bangsa siluman seperti Burung Garuda Kencana, alias elang berkaki empat.Rupanya Ketua Devisi Pengobatan juga memiliki beberapa teman siluman yang disimpannya di dalam cincin hijau di tangan kirinya.Cicin dengan bandul hijau itu, sedikit lebih langka dari tanda samudra yang biasanya ada di telapak tangan para pendekar.Cincin itu dinamakan penjara gaib, dapat menampung sekitar 100 ekor siluman level sedang atau sekitar 5 siluman level tinggi.Sedangkan saat ini, ada 5 ekor siluman level tinggi yang baru saja keluar dari tiupan mulut Ketua Devisi Pengobatan.Satu ekor siluman berbentuk seperti macan hitam, tapi ukurannya jauh lebih besar dari seekor gajah yang paling besar sekalipun."Hehehe ...kumbang, aku serahkan mereka kepada dirimu ..." Ketua Devisi Pengobatan tertawa cekikikan, lalu mengambil tempat sirih yang ada di saku bajunya.Tidak peduli apa yang akan ter
Di lain tempat. Lebih dari 30 orang mati di tangan Lanting Beruga saat ini.Dia benar-benar menjelma sebagai dewa kematian, membunuh orang lebih banyak dari siapapun orang yang bertarung di sini.Sesekali Lanting Beruga akan membantu para tetua menghadapi tetua-tetua yang lain, kadang kala kedatangannya hanya untuk merusak mental lawannya, sebelum kemudian pergi begitu saja.Bagi sebagian besar murid Serikat Satria, Lanting Beruga bukan hanya sebagai sosok yang kejam tapi juga penolong mereka."Terima kasih saudara Elang Api ..." Balawa membungkuk di hadapan Lanting Beruga beberapa kali, berterima kasih karena pemuda itu baru saja menyelamatkan dirinya."Dimana teman-temanmu?" tanya Lanting Beruga."Kami terpisah, ada lebih banyak orang yang berkhianat di kelompok kami," jawab Balawa.Lanting Beruga sudah menduga hal itu, bagaimana bisa gudang
Ketika Ketua Devisi Keamanan hampir menghabiskan semua energi batinnya untuk menggunakan seruling neraka, pada saat yang sama Lanting Beruga membunuh semua tetua sesat, Taring Naga memberikan usulan menarik kepada 8 iblis pembawa mala petaka.Menghancurkan telinga mereka sendiri. Ya, hanya dengan cara ini mereka bisa bertahan dari kerasnya kekuatan Seruling Neraka yang dimainkan oleh Ketua Devisi Keamanan.Namun, jelas ada beberapa orang yang tidak setuju dengan usul Taring Naga. Ketika telinga telah rusak, maka tidak ada cara lain untuk memperbaikinya.Namun sayangnya, waktu semakin mepet. Lanting Beruga akan mengincar mereka jika hal ini tidak dilakukan."Aku akan melakukannya!" teriak Taring Naga.Taring Naga tidak masalah jika dia tidak memiliki pendengaran, lebih baik tuli daripada harus mati di tangan bocah yang bahkan usianya belum genap 20 tahun.Dia memasang sebuah pergerakan sedikit aneh, tapi kemudian pria itu berteriak kera
Taring Naga mulai melakukan sebuah teknik terlarang, teknik yang akan menghancurkan karirnya sebagai seorang pendekar.Semua temannya telah memperingatkan hal ini, tapi Taring Naga memiliki sifat yang keras kepala dan sering gelap mata. Jika dia merasa terancam, pria itu tidak akan segan-segan menggunakan segala cara untuk bertahan hidup, atau paling parah untuk mati bersama-sama."Apakah dia akan ..." Pimpinan Serikat Satria tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini, dia pernah membaca sebuah kitab kuno tapi tidak sempat mempelajarinya.Jika dia tidak salah duga, maka Taring Naga akan membakar titik cakra di dalam tubuhnya. Titik cakra diumpamakan sebuah tabung yang menyimpan gas, tabung ini akan habis dan kemudian di isi ulang oleh para pendekar.Tapi teknik yang akan dilakukan oleh Taring Naga adalah menghancurkan tabung gas itu dalam waktu yang cepat.Efek yang dihasilkan oleh teknik ini benar-benar sangat hebat tergantung berapa banyak titik
Serangan telak mengenai tubuh Ketua Devisi Pengobatan, membuat wanita merasa di situasi antara sadar dan tidak sadar.Untuk beberapa saat pandangannya menjadi gelap gulita, suara yang pekak berdenging, dan tubuh mati rasa. Ini adalah efek terkena serangan Siung Rima.Tubuh Ketua Devisi Pengobatan hampir remuk oleh tiga kali serangan kuat yang dilancarkan oleh Siung Rima.Ini celaka ... jika diteruskan bukan hal mustahil Ketua Devisi Pengobatan mengalami kematian.Ketua Devisi yang tersisa membagi kelompok, meninggalkan lawan-lawan mereka untuk menghadapi Taring Naga atau pula Siung Rima.Sementara di sisi lain, 7 iblis pembawa mala petaka yang lain mendadak tertegun untuk sementara waktu, mereka masih tidak bisa menerima bahwa dua teman mereka melakukan teknik terlarang, membakar titik cakra di dalam tubuh.Rubah Perunggu mendekati Yanca, kemudian bertanya apa yang harus mereka lakukan saat ini? membantu dua temannya yang selalu membakar tit