Beranda / Horor / LAILA / KERASUKAN

Share

KERASUKAN

Penulis: Bias Sastra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku melihat ke arah Wira di depan pagar. Dia menghilang lagi. Apa dia kabur? Tapi kumendengar suara Wira.

Aku menoleh ke arah asal suara di sebelah kiriku. Benar ada Wira yang sedang bicara dengan pak Satpam. Aku sudah berpikir Wira mau menghindari dugaan yang inginku tanyakan.

"Izinkan saya masuk pak. Saya mau bantu!" Ucap Wira.

"Kamu orang pintar?" Tanya Satpam.

"Bukan." Jawab Wira singkat.

"Orang asing dilarang masuk." Balas Satpam.

Saat aku ingin membujuk Satpam untuk memperbolehkan Wira masuk. Karena aku menduga Wira yang kirim para hantu dan dia juga yang dapat mengatasinya.

Sofia tiba-tiba bicara, "Tiara! kamu kenapa?"

Aku langsung menoleh ke arah Tiara di belakangku.

"Tidak apa-apa!" Jawab Tiara, sambil memegangi kepalanya.

Seketika Tiara ambruk.

Suasana pagi itu semakin mencekam saat beberapa murid mencoba keluar dari area sekolah. Aku tidak berpikiran mau bertanya dugaanku pada Tiara saat itu.

Pak Satpam terlihat sibuk menenangkan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LAILA   SIAPA PEMUDA INI?

    "Sesuatu yang paling berharga bagi dia itu HPnya." Suara laki-laki tiba-tiba terdengar.Kami langsung menoleh ke asal suara. Sosok pemuda tampan berdiri gagah dengan HP Tiara di tangangnya."HPku." Ucap Tiara langsung mengambil HPnya sambil mengusap air mata.Siapa lagi pemuda misterius ini? dalam benakku bertanya-tanya. Dari kami bertiga, pemuda ini cuma memandangi Tiara. Sepertinya dia tergoda dengan keseksian Tiara, yang mengenakan celana pendek putih, baju ketat putih dan kulit yang putih mulus.Aku berdiri menghalangi pandangannya."Apa yang kamu lihat?" Tanyaku."Tadi aku dengar pembicaraan kalian. Jadi temanmu yang cantik itu namanya Tiara." Jawabnya.Aku terus memandang dia tajam."Namaku Jugo." Pemuda itu mengulurkan tangan.Belum sempat aku menyambut tangannya, Sofia tiba-tiba menyalami Jugo, "Kalau aku Sofia. Dan temanku yang jutek ini namanya Laila." "Bagaimana bisa kamu dapatkan HP Tiara?" Sambungku."Aku lihat dari jauh Tia

  • LAILA   JUGO

    Terlihat olehku, Jugo mengenggam dengan erat. Tiba-tiba dia melepaskan tangan Wira dengan cepat."Tanganmu dingin sekali." Ucap Jugo ke Wira. "Kami ditraktir juga ya." Sambung Sofia.Jugo cuma diam dan terlihat kesal.Aku tidak suka dengan Jugo, tapi melihat Jugo tidak suka dengan Sira. Aku jadi tertarik membuat Jugo kesal dengan mempertemukan mereka berdua."Katanya kamu pengusaha. Jadi tidak masalahkan, traktir kami semua." Sambungku."Mobilku cuma muat empat orang." Balas Jugo sambil menatap tajam Wira."Aku pakai mobilku Sendiri. Biar Wita ikut aku." Ucap Sofia."Aku tidak ikut. Aku di sini saja bersihin sekolah, biar hukuman kalian ringan." Balas Wira. Sebenarnya aku kecewa Wira tidak ikut. Tapi karena aku yang kelelahan tidak sanggup lagi kerja dan tubuh ini juga butuh makanan. Aku terpaksa.Aku, Tiara, Sofia dan Jugo lalu pergi untuk makan malam. Di dalam mobil Jugo, aku pinta Tiara duduk di sampingku di bangku belakang. Sedangkan Sofia

  • LAILA   KEJADIAN LAIN

    "Bilang sekolah libur. Ayahmu tidak akan punya waktu buat cari tahu, diakan selalu sibuk." Ucap Sofia."Sibuk selingkuh. Aku akan buktikan pada Ayah. Aku jauh lebih berani berkata jujur dibandingkan dia." Ucap Tiara dengan nada dingin."Bersikaplah baik. Jangan keras kepala. Mungkin Ayahmu akan memaafkanmu." Pesanku. Aku senang Tiara yang kami kenal, kembali. Saat bersamaan, kami khawatir keadaan Tiara nanti jika dia jujur akan di hukum, kalau bohong mungkin dia selamat. Jauh lebih baik jika dia tidak tahu apa-apa seperti kemaren. Pulang sekolah kami segera ke rumah Tiara.Saat sampai di luar gerbang sekolah, kami bertemu dengan Jugo. Dia menghentikan mobil kami."Di mana Tiara?" Ucapnya langsung."Ini kami mau ke rumah Tkara. Kamu mau ikut?" Ajak Sofia."Temanmu mau gak ajak aku? Gak enak jika didukung sebelah pihak saja." Ucap Jugk sok politik.Sebenarnya aku tidak setuju. Tapi nanti jika aku tolak, Sofia yang suka dengan Jugo akan kecewa.

  • LAILA   MUNCUL SEBELUM DI PANGGIL

    Kemunculan Wira selalu membuatku bertanya."Bukannya kamu kerja? Kok malah ada di sini." Tanyaku."Aku sudah selesai kerja." Jawab Wira."Siapa yang mengundang kamu di sini?" Sambung Jugo."Aku yang undang. Aku bilang ke Wira, kalau tiba di gerbang langsung masuk saja." Jawab Tiara."Kamu punya nomor HP Wira?" Tanyaku ke Tiara."Iya, aku minta langsung sama HPmu yang ditinggal sendirian di mobil saat melayat di rumah Andi dulu." Jawab Tiara.Aku kesal. Tapi bingung harus bicara apa."Aku cuma sebentar di sini." Jelas Wira."Ikut aku, Wira." Ucap Tiara sambil berjalan menjauhi kami.Melihat Tiara dan Wira pergi ke samping rumah di luar dari pandangan kami, aku penasaran dan menghampirinya diam-diam. Lalu mengintip mereka."Aku ingin kau beritahu caraya?" Ucap Tiara ke Wira.Terlihat Wira mengalihkan pandangannya dari wajah Tiara."Siapa di sana?" Tanya Tiara yang menyadari keberadaanku padahal dia membelakangiku.

  • LAILA   MATA GAGAK

    Keterpurukanku karena kecemburuan yang berlebihan diobati oleh Ayahku yang tiba-tiba datang dan langsung memelukku."Syukurlah, kamu tidak apa-apa, Laila." Ucap Ayah yang mengkhawatirkanku. "Apa ini hujan. Tapi langit cerah." Ucapku sambil melihat telapak tangan yang basah karena terkena tetesan air dari langit.Sekelompok polisi anti teror berlari dari depan ke arah belakangku.Segeraku menahan tangan salah satu anggota polisi, "Apa yang terjadi?" Polisi itu berhenti berlari dan bicara kepadaku dengan jelas, ''Ledakan terjadi di lantai 13 yang kosong dan ledakan susulan terjadi di sungai."Aku terkejut. Kilasan ingatanku mengumpulkan semua yang kutahu dalam sekejab. Apa Pria itu teroris dan Yasmine yang bersamanya juga punya bom, itu kenapa Wira membawa Yasmine ke luar hotel menuju sungai. Rasa kesalku berubah menjadi khawatir, aku segera berlari menuju sungai. Tapi langkahku dihentikan oleh polisi. Suasana hening, tidak ada angin dan suara manus

  • LAILA   HILANG

    Tidak beberapa lama Sofia mendapat telepon. Lalu melempar HPnya ke meja."Ih ketua kelas sombong banget. Masa gak pakai salam langsung bicara, gak sempat aku bicara langsung di tutup." Ucap Sofia kesal."Gak penting keluhmu. Yang penting pesan ketua kelas." Balasku."Katanya sekolah diliburkan." Jawab Sofia. "Ada kasus apalagi di sekolah kalian?" Tanya Wira."Kunci sekolah hilang semua." Balas Sofia. "Prankkk!" Tiba-tiba terdengar suara piring pecah di dapur."Apa itu?" Tanyaku panik."Mungkin Hamster." Balas Sofia ragu."Kamu memeliharanya?" Tanya Wira."Gak." Jawab Sofia."Berarti itu tikus. Gak usah dibikin keren sebutannya." Balasku."Prakkk!" Kemudian terdengar lagi dari arah berlawanan di dalam kamar Sofia, seperti suara pot jatuh dan pecah."Itu apa lagi?" Tanyaku selalu penasaran."Mungkin Anggora." Balas Sofia."Kucing kali. Kaya kebun binatang aja rumahmu." Ucapku."Emang kamu punya?" Tanya Wira."Gak. Kok rumahk

  • LAILA   MEMBAYAR BIAYA

    Di luar ruangan ada wanita tua bersama pemuda. Yasmine menyambut mereka dengan senyum, "Ibumu masih sanggup berjalanan? Sebaiknya gunakan saja kursi roda kami."Pemuda itu menjabat tangan Yasmine, "Sudah cukup dok bantuannya. Saya sangat berterima kasih telah membuat ibu saya sehat. Saya janji akan membayarnya kapan-kapan jika sudah punya uang.""Tidak perlu sekaligus, berangsur-angsur saja. Tidak perlu dipikirkan masalah biaya karena tidak ada batas waktu di sini." Ucap Yasmine."Bawakan kursi roda." Perintah Yasmine kepada perawat wanita di sampingnya."Baik dok."' Balas perawat itu lalu pergi. "Laila, kamu sudah kabari orang tuanya Sofia?" Tanya Yasmine ke aku.Segera aku menghubungi orang tua Sofia, memberitahu anaknya yang hilang sudah ditemukan dan alamat Sofia yang terluka dirawat. Setelah selesai telponnya aku bicara lagi ke Yasmine."Ibunya akan datang ke sini." Perawat wanita tadi datang membawa kursi roda dan menyerahkannya ke si pemuda.

  • LAILA   SEBUAH HUBUNGAN

    Sepertinya Jugo mencoba memanfaatkan keanehan Tiara. Tidak akan kubiarkan."Tiara kamu mau ajak aku kan, kita teman baik jauh sebelum Jugo muncul.""Kami lagi kencan, masa diganggu."' Potong Jugo."Aku mau Laila juga ikut." Ucap Tiara. Dia terlalu polos tidak tahu artinya kencan."Ya udah, kalau Toara bilang gitu." Balas Jugo.Aku dan Tiara lalu pergi dengan Jugo menggunakan mobilnya. Saat di dalam mobil. Aku baru sadar lupa pamit dengan Yasmine. Saat aku menoleh ke belakang mobil yang digunakan Yasmine sudah tidak ada. Ketika aku menoleh ke depan Jugo terlihat memperhatikanku melalui kaca spion depan."Kan sudah ada Tiara di sampingmu. Buat apa memperhatikanku?" Ucapku merasa risih.Jugo cuma diam dan terlihat kesal. Saat Jugo tidak lagi memperhatikanku. Aku mengeluarkan HP dari saku celana jeansku mencoba menghubungi Wira."Uhh, signalnya kok gak ada sih." Gumamku pelan.Tapi tetap disadari Jugo dengan memberikan senyum sinisnya lewat kac

Bab terbaru

  • LAILA   KEMBALINYA SOSOK YANG HILANG

    Di balas dengan amarah oleh Yasi, " Aku menemukan Embun saat diperintah Ken alias Igo mencari penolongnya Ago. Saat aku di depan rumah Ago aku mendapati Embun yang pingsan dengan luka kecil di kepalanya. Tetangga Ago bilang karena benturan saat Embun jatuh. Saat tetangga Ago membawa Embun ke rumah sakit, aku pergi mengabari Igo. Dan di rumah sakit kami diberitahu Embun tewas dengan alasan gegar Otak oleh pihak rumah sakit. Kami yang ingin menjenguknya dengan rasa tepukul harus membawa jasadnya untuk dikuburkan... ... Kami juga mendengar penjelasan tetangga Ago bahwa Ago menyumbangkan tubuhnya sebagai penelitian di rumah sakit itu, Igo meminta mengambil jasad Ago. Karena saat itu Igo bekerja di kepolisian, kami diizinkan... ...Ketika kami bawa tubuh Ago dan Embun, mereka sama-sama mempunyai berat badan yang ringan. Aku memeriksa keadaan tubuh Embun dan ternyata penuh jahitan. Kami yakini organ tubuh Embun diambil. Igo mendatangi rumah sakit dengan amarah, tapi pihak r

  • LAILA   KEBAIKAN DI BALAS KEJAHATAN

    Sebelum di bawa ke markas polisi, Igo meminta untuk menjenguk seseorang yang penting dalam hidupnya. Mengira Igo akan menunjukan Bos yang memerintahkan membunuh, Polisi lalu menyetujuinya. Indi juga di bawa sebagai saksi. Mobil polisi yang membawa Igk dan Indi berhenti dipemakaman. Polisi kaget. Tapi karena sudah terlanjur. Lalu membiarkan Igo melihat orang penting baginya. Igo berjalan duluan dengan tangan diborgol. Indi meminta izin berada di samping Igo pada polisi, "Dia sudah diborgol dan anda mengawasinya. Tidak apa jika saya ada didekatnya. Saya ingin menanyakan beberapa hal kenapa dia tega menyakiti saya."Kedua polisi berdiskusi dan memperbolehkan Indi dengan alasan memudahkan mereka menggali informasi dari Igo. Indi lalu berjalan di samping Igo. Mereka dikawal dua polisi bersenjata di belakang. Mereka lalu mendatangi dua makam yang saling berdampingan. Indi kaget melihat nama pada papan nisan, dia lalu mendekati Igo dan bertanya pelan ke Igo, "Ago

  • LAILA   KEBAIKAN DI BALAS KEJAHATAN

    Sebelum di bawa ke markas polisi, Igo meminta untuk menjenguk seseorang yang penting dalam hidupnya. Mengira Igo akan menunjukan Bos yang memerintahkan membunuh, Polisi lalu menyetujuinya. Indi juga di bawa sebagai saksi. Mobil polisi yang membawa Igk dan Indi berhenti dipemakaman. Polisi kaget. Tapi karena sudah terlanjur. Lalu membiarkan Igo melihat orang penting baginya. Igo berjalan duluan dengan tangan diborgol. Indi meminta izin berada di samping Igo pada polisi, "Dia sudah diborgol dan anda mengawasinya. Tidak apa jika saya ada didekatnya. Saya ingin menanyakan beberapa hal kenapa dia tega menyakiti saya."Kedua polisi berdiskusi dan memperbolehkan Indi dengan alasan memudahkan mereka menggali informasi dari Igo. Indi lalu berjalan di samping Igo. Mereka dikawal dua polisi bersenjata di belakang. Mereka lalu mendatangi dua makam yang saling berdampingan. Indi kaget melihat nama pada papan nisan, dia lalu mendekati Igo dan bertanya pelan ke Igo, "Ago

  • LAILA   RUANG KEMATIAN

    Senyuman Indi hilang seketika, saat menyadari Igo fokus mengawasi ruangan yang terdapat Aliya di sana. Saat Indi ingin marah, Igo bicara yang membuat Indi ketakutan, "Aku ingin memasak untuk Aliya jadi aku membutuhkanmu!" Sambil melihat tubuh Indi.Hal itu membuat Indi jatuh dari kursi karena kaget. Sambil ngesot menjauhi Igo yang mendekatinya, Indu bicara, "Kamu ingin memasak tubuhku untuk kamu hidangkan ke Aliya! Kejam." Ucapnya sambil menangis.Igo mengulurkan tangannya ke arah Indi yang duduk terpojok, "Kamu kebanyakan baca Creepy horror di grup facebook atau di buku, jadi berpikiran ngeri mulu!"Mendengar itu Indi tercengang. Sambil menyambut tangan Igo dan berdiri, Indi bertanya, "Kamu tahu dari mana, aku member grup itu?"Igo kembali ke tempat duduknya dan menjawab, "Aku satu grup denganmu. Saat kamu mengomentari cerita di sana dan melihat fotomu, aku tertarik dan mencari tahu semua tentangmu!"Takut dirasakan Indi karena telah dimata-matai tapi dia

  • LAILA   MELAWAN TAKDIR YANG DII GARISKAN

    Saat Igo menyeret tubuh ketiga pria yang tergeletak, Indi dengan wajah cemas mencegahnya. Indi memegang tangan Igo yang terluka karena digunakan untuk melindungi wajah saat dipukuli tadi, "Bagaimana bisa kamu membunuh mereka tanpa senjata apapun?"Igo melihat ke arah Indi, "Saat mereka memukuliku, aku menggunakan jariku untuk mematahkan tulang rusuk mereka hingga menusuk paru-parunya."Mendengar itu, Indi melepaskan tangan Igo. Lalu Igo membuang tubuh ketiga pria satu persatu ke jurang samping jalan.Hal itu kemudian dikomentari Indi kembali, "Kamu membuat kematian mereka seakan-akan karena kecelakaan?"Igo menghampiri Indi yang terlihat berkeringat karena takut, "Mulut mereka tercium bau Alkohol. Anggap saja mereka berjalan dalam keadaan mabuk sehingga terjatuh ke jurang. Artinya mereka yang mencelakai diri mereka sendiri!"Indi gemetar, "Aku akan menganggapnya begitu. Tapi kamu memang cowok baik karena telah menyelamatkanku dengan mengalahkan pria jahat itu.

  • LAILA   KUBURAN KOSONG

    Suasana kamar yang terang tiba-tiba gelap saat siang hari membuat Aliya dan Indi cemas. Mereka secara bersamaan melihat ke arah Igo. Terlihat Igo sudah terbangun dan tubuhnya menghalangi cahaya matahari di Jendela. Aliya segera berdiri dan bergegas pergi ke luar untuk pulang. Melihat itu, Igo berusaha beranjak dari tempat tidur untuk mengejar Aliya. Tapi dia justru ambruk dan terjatuh di lantai. Dengan sigap Indi menghampiri Igo, "Kamu belum pulih Igo!" Ucap Indi sambil membantu Igo berdiri.Igo sambil memegangi kepalanya yang pusing bicara, "Aku membutuhkan Aliya!"Tentu itu membuat Indi kesal, "Jadi kamu tidak membutuhkanku lagi?"Igo menjawabnya, "Aku tidak butuh kamu!"Seketika ucapan Igo membuat Indi benar-benar terpukul. Indi tetap membantu Igo hingga duduk di kasur kembali. Melihat ada yang aneh pada Indi, Igo mengomentarinya, "Kenapa kamu sesegukan kayak gitu? Abis nangis ya!"Indi senang Igo memperhatikannya dan kembali tersenyum, "Iya, aku me

  • LAILA   UNTUK YANG TERSAYANG

    Setelah melihat foto korban yang tewas, perasaan Indi lega karena bukan Igo, tapi dia mulai cemas yang tewas adalah pelaku pencuri Hpnya dan sekarang Hp yang dicuri berada di Igo. Indi mengira kematian pencuri itu ada hubungannya dengan Igo. Dengan perasaan takut Indi bicara kepada yang telah menunjukan foto itu, "Terima kasih infonya pak!"Kemudian memerintahkan supir taksi yang dia tumpangi, "Lanjutkan jalan pak!"Indi ingin cepat sampai di rumahnya, tidak ingin Igo yang berbahaya mencegatnya di tengah perjalanan.Saat sampai di depan rumah Indi terkejut melihat Igo yang lagi bersama Aliya. Bukannya takut, Indi justru cemburu. Dia menghampiri Igo dan Aliya, "Kenapa kalian pamer hubungan kalian di rumahku!" Ucap Indi sambil menangis.Igo menjawabnya, "Aku bawa Aliya untuk mengobati luka di tanganmu!"Indi yang kesal membalasnya, "Tidak perlu! Lukaku sudah aku basuh dengan air mataku yang harus keluar gara-gara melihat kalian berdua." Ucapannya mencoba men

  • LAILA   SEMAKIN TEROBSESI

    Indi lalu diantar ke kampus oleh Raka. Dalam perjalanan dia curhat, "Pemuda yang ku maksud namanya Igo. Dia dulu pernah ngejar-ngejar aku. Puncaknya dia menyalamatkanku dari kematian. Berkali-kali. Membuatku mulai menyukainya. Tapi semenjak itu, dia juga tidak menyukaiku. Kemungkinan dia pergi karena tahu ada kamu yang mengantarku ke kampus. Sekarang dia pasti kembali ke tempat Aliya. Itu membuatku marah." Raka menanggapinya, "Meskipun kamu kecewa. Bukan berarti harus menyakiti dirimu sendiri."Justru Indi yang kesal diperhatikan, "Itu urusanku. Seterah aku." Sesampainya di kampus. Indi langsung menemui Lin. Bukan bicarain tentang nasibnya di kampus tapi justru tentang pekerjaan untuk Igo, "Aku bawa surat lamaran kerja Igo!"Lin tentu kaget melihat keadaan sahabatnya, "Kenapa tanganmu terluka dan kenapa pakaianmu kotor?"Indi menjawabnya dengan senyuman, "Kamu tidak usah pedulikan aku!" Lin terlihat kesal, "Ini pasti gara-gara Igo!"Tiba-tiba pons

  • LAILA   PENGHALANG TAK HABIS

    Melihat Indi duduk lemas sambil menangis di hadapan meja makan, ibu Igo bertanya, "Masakanmu enak, kenapa menangis?"Indi menjawab dengan nada lemah seperti tidak bersemangat, "Cuma sakit mata kok, tante. Saya pamit pulang."Ketika Indi berdiri dan ingin pergi, ayah Igo berdiri di hadapannya, "Kamu menginap di sini lagikan, entar malam!"Sambil memaksakan tersenyum, Indi menjawab, "Sepertinya tidak om. Makasih udah izinin saya menginap." Kemudian Indi melewati ayah Igo. Di dalam perjalanan, Indi membaca kembali surat dari Aga, "Aku lagi ke rumah Aliya. Jadi gak bisa antar kamu. Pulanglah sendiri."Indi meremas suratnya dengan kesal, "Jika kamu suka Aliya. Kenapa tidak biarkan aku mati saja waktu itu. Igo!!!" Teriak Indi. Tiba-tiba dia menabrak sesuatu. Membuat langkahnya terhenti. Terlihat kerumunan warga di depannya. Dengan emosi, Indi marah-marah, "Sudah cukup Aliya menghalangiku mendapatkan Igo. Sekarang jalanku pulang juga dihalangi. Grrr," Wa

DMCA.com Protection Status