Beranda / Horor / LAILA / KEMBARAN AYAH

Share

KEMBARAN AYAH

Penulis: Bias Sastra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku mengambil pakaiannya dan bersiap pergi, "Temani aku ke kantor polisi, pria itu tidak bisa dibiarkan. Bahaya bagi gadis lain. Mereka mungkin tidak seberuntung aku."

Kami ke kantor polisi menggunakan Angkot. Saat aku melaporkan yang terjadi. Polisi itu juga melaporkan informasi ke aku secara tidak langsung.

"Di mana ayahmu sampai membiarkan putrinya dalam bahaya?"

Aku kaget, "Jadi benar, ayahku masih hidup."

Polisi itu kembali menjawab, "Bapak rekan kerja ayahmu dulu, beberapa hari yang lalu ayahmu ke sini melaporkan Yasmine yang melakukan percobaan ilegal terhadap tubuh manusia, kemudian dia pergi."

Aku senang sekaligus marah, "Jangan pernah salahkan ayahku. Beliau sedang mencari ibu dan kakak."

Polisi itu menjelaskan, "Kamu harus tahu! Ibu dan kakakmu sudah tidak ada."

Aku terkejut, "Aku tidak percaya!" Teriakku.

Saat aku pergi, polisi itu bicara, "Sebaiknya datangi kuburan ibumu."

Aku keluar dari kantor polisi itu dalam keadaan emo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LAILA   GUDANG KOSONG

    Telpon kemudian dimatikan ibu Gina. Lalu dia bicara, "Temanmu Indi, cerdas juga. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa!"Badanku gemetar. Kemudian mobil yang membawaku, berhenti. Pria disampingku bicara dengan wajah yang sangat dekat di wajahku, "Kita sudah sampai." Aku merasa risih tapi aku sembunyikan agar dia tidak membenciku. Saat kami masih di dalam mobil tiba-tiba ponselku berbunyi. Ibu Gina mengangkatnya dan terdengar suara Indi."Sebaiknya lepaskan Filio, aku sudah menghapal nomor plat mobilmu. Polisi akan mencarimu. Hukuman berat akan siap menanti jika kalian terus lanjut."Ibu Gina menjawabnya, "Jika kamu melapor. Filio akan mati."Indi juga menjawabnya, "Hukuman mati juga akan menanti kalian."Ibu Gina marah, "Aku tidak peduli. Suruh Wira yang jemput anaknya sendiri. Jika ingin Filio tetap hidup." Kemudian telpon dimatikan.Kedua pria di sampingku terlihat ketakutan.Ibu Gina langsung bicara, "Tidak perlu khawatir. Ini mobil hasil penc

  • LAILA   AYAH MASIH HIDUP

    Lama menunggu, Mawar terlihat khawatir. Erlang belum datang juga tapi suara hembusan angin mirip ular masih terdengar."Huss, Hss, Ss!"Mawar kembali memerintah Kumbang, "Cepat kamu lihat Erlang. Aku takut dia kenapa-kenapa?"Tanpa banyak bicara, Kumbang bergerak cepat seperti serangga Kumbang asli. Entah dia takut temannya dalam bahaya atau membalas perlakuan Mawar yang tidak menjawab pertanyaannya. Mawar langsung menggantikan Kumbang memegangi tanganku. Pintu dibiarkan terbuka. Baik Erlang maupun Kumbang tidak kunjung tiba. Hanya suara seperti ular itu yang terdengar."Huss, Hss, Ss!"Mawar khawatir sekaligus emosi, "Sialan, mereka terbang ke mana sih? Gak balik-balik ke sarang."Ucapan Mawar memang agak aneh. Tapi aku tahu maksudnya. Erlang dan Kumbang yang pergi entah ke mana hingga tidak balik ke gudang. Mawar lalu meninggalkanku di gudang. Dia keluar dan mengunci pintu dari luar. Saat aku mencoba membuka pintu tidak bisa. Tiba-tiba tid

  • LAILA   SOSOK DI DEKAT SUNGAI

    Aku suka berlama-lama berada di bawah rintik hujan tanpa menggunakan payung, mungkin karena ku diberi nama Hafa. Tapi teman-teman SMA ku bilang, "Dasar gadis aneh, Udah remaja, masih saja main hujan-hujanan." Aku tidak peduli kata mereka. Seperti sekarang saat senja. Ketika pulang membeli buku Harian baru menggunakan uang yang diberikan Ayah sebagai hadiah karena ku telah naik ke kelas 2 SMA. Hujan turun dan aku betah berada di bawahnya membiarkan tubuhku basah. Selain itu yang ku suka adalah tempat sunyi, sebuah jalan aspal dengan pohon di sampingnya yang sedang ku lewati untuk menuju ke rumah. Membuat suasana sangat segar hingga menyejukan hatiku. Tibalah terdengar aliran sungai. Tanda aku harus meninggalkan jalan aspal hitam yang basah dan harus masuk ke hutan untuk menyelusuri jalan setapak tanah coklat yang mengarah ke desa. Ada sesuatu yang ingin ku lihat di waktu ini karena kebetulan awan di langit renggang, yaitu keindahan dari cahaya kuning e

  • LAILA   RAHASIA HUJAN

    Di tengah jalan tiba-tiba hujan turun di daerah yang kecil saja, tepatnya di depanku. Sedangkan tempatku berpijak tidak hujan, "Apa ini hujan lokal?"Karena baru menemuinya, aku segera mandi hujan dan membasahi tubuhku. Tiba-tiba hujan berhenti, lalu terdengar suara pria, "Maaf dik. Pipa ledeng bocor. Bapak sedang memperbaiki."Aku kecewa itu bukan hujan, "Maaf pak, ganggu." Lalu kembali melanjutkan perjalanan ke sungai. Saat tiba di sungai, aku kaget. Sungai sudah surut, tapi tidak ada seorangpun di sana, hanya aku sendiri.Lama ku terdiam di sana, tiba-tiba ada anak kecil laki-laki yang datang menghampiriku, "Kakak lagi cari kak Fernan ya?"Aku terkejut dan langsung bertanya senang, "Iya benar, di mana dia dik?"Dia tersenyum, "Kak Fernan ada di sini."Aku segera melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan Fernan. Itu membuatku mulai takut dan menatap anak kecil itu dengan gemetar. Aku melihat ke arah Anak kecil yang merupakan tetanggaku, sambil be

  • LAILA   DARAH DI PERBATASAN

    Wira terlihat kecewa, "Jika kamu menganggap dalam foto itu, aku sedang bersama Filio, tidak apa-apa!"Aku tersenyum, "Kalau itu aku ngerti. Kamu pacarnya adiknya Fernan kan?" Kembaliku menanyakan itu karena Wira belum mengiyakannya. Tiba-tiba saat di depan rumah. Fernan sudah ada di sana dan langsung di sapa Wira, "Wajahmu seperti perpaduan kami berdua, Orang tuamu. Ayah senang kamu baik-baik saja."Terlihat Fernan tidak senang dengan kehadiran Wira, "Kamu pemuda aneh. Seakan-akan menganggap dirimu adalah Ayahku. Aku dengar Hafa bilang kamu pacar adikku, itu jauh lebih masuk akal. Jika kamu ingin membawaku pulang menemui keluargaku. Pergilah! Aku tidak ingin dipanggil saat lagi dibutuhkan saja." Setelah mengucapkan itu, Fernan langsung masuk ke rumah. Sepertinya Fernan terpengaruh ceritaku sebelumnya bahwa keluarganya tidak mengharapkan kehadirannya dan cuma adiknya saja. Terlihat wajah Wira yang terkejut. Aku segera bicara menenangkannya, "Mungkin Fern

  • LAILA   MENCAMPAKAN

    Ketika di jalan, aku kaget melihat Fernan sedang bersama seorang gadis yang masih berpakaian seragam SMA. Terdengar teriakan gadis itu sambil berlutut dan memeluk kaki Fernan, "Aku akan lakukan semuanya, asalkan kamu mau! Aku mohon!"Aku cemburu tapi kasihan dengan gadis itu saat Fernan mendorongnya hingga jatuh di jalanan. Orang-orang di sana langsung melihat ke arah Fernan dengan marah.Aku mulai menebak-nebak, gadis itu yang membelikan Fernan Hp karena tergila-gila dengan Fernan. Tapi Fernan memilih setia padaku hingga mencampakannya. Tiba-tiba pemuda lain yang ku suka mengirim pesan privat di Hpku, "Sekarang ke rumahku. Ajarin aku memasak sekalian aku ingin kamu mencoba pakaian seksi yang ku beli buat karyawatiku. Kamu bisa coba langsung di kamarku." DM Tama membuatku tercengang.Ini kesempatanku mendapatkan hati Tama. Aku jadi bingung, harus mendatangi Fernan dan membela gadis itu, tapi aku tidak suka dengan Fernan yang kasar dan pasti orang-orang akan

  • LAILA   PENGUBAH TAKDIR

    Sambil berjalan menuju mini market, Fernan menjawab, "Aku kerja dan rencananya aku ingin pindah dari rumahmu!"Meski kecewa tapi sepertinya itu lebih baik karena kami menjadi bahan pembicaraan negatif oleh para tetangga, jadi aku jawab, "Jika itu pilihanmu. Aku tidak bisa melarang. Kita juga tidak punya hubungan darah dan belum menikah. Memang tidak pantas satu rumah!" Sesampainya di dalam mini market kami dikejutkan dengan Polisi yang sedang memukul dan menendang seorang wanita dan dua gadis. Meski mereka memohon ampun Polisi terus memukulnya. Aku segera meminta Fernan untuk menolong mereka, "Fernan..." Tapi saat aku menoleh ke samping, Fernan sudah tidak ada. Saat aku melihat ke depan kembali, Fernan terlihat menghalangi Polisi memukul wanita itu. Segera aku menghampiri mereka. Terdengar Polisi yang marah, "Dia mencuri di Mini Market milikku, pantas untuk di hukum."Hanya satu kalimat dari Fernan, membuat suasana panas langsung dingin, "Bukan hukuman, tapi so

  • LAILA   KANTOR DI TENGAH HUTAN

    Tiba-tiba seluruh lampu di pasar malam mati dan membuat pengunjung panik. Termasuk kedua anak kecil itu yang menangis dan ketakutan, aku memeluk mereka dan menenangkannya, "Tidak apa dik, nanti akan nyala lagi."Seketika seluruh lampu di pasar malam menyala kembali. Saat bersamaan Fernan datang dan bicara, "Setiap pasangan menikah saat yakin yang laki-laki bisa melindungi serta menafkahi istrinya dan yang perempuan bisa mengurusi suaminya. Lihat kalian berdua, apa bisa melakukan itu." Kedua anak kecil itu terdiam. Kami lalu mengantarkan kedua anak kecil itu pulang ke rumah mereka masing-masing. Karena sudah hampir larut malam Fernan menganjurkan, "Sebaiknya aku antar kamu juga untuk pulang. Sebenarnya aku ingin membelikan apa yang kamu ingin di pasar malam tadi tapi sekarang udah terlalu malam. Besok aku akan ku ajak kamu ke Mall."Ucapan Fernan menyadarkan aku kembali tentang kemisteriusan pekerjaannya, "Kamu tiba-tiba punya banyak uang. Itu membuatku penasaran dengan

Bab terbaru

  • LAILA   KEMBALINYA SOSOK YANG HILANG

    Di balas dengan amarah oleh Yasi, " Aku menemukan Embun saat diperintah Ken alias Igo mencari penolongnya Ago. Saat aku di depan rumah Ago aku mendapati Embun yang pingsan dengan luka kecil di kepalanya. Tetangga Ago bilang karena benturan saat Embun jatuh. Saat tetangga Ago membawa Embun ke rumah sakit, aku pergi mengabari Igo. Dan di rumah sakit kami diberitahu Embun tewas dengan alasan gegar Otak oleh pihak rumah sakit. Kami yang ingin menjenguknya dengan rasa tepukul harus membawa jasadnya untuk dikuburkan... ... Kami juga mendengar penjelasan tetangga Ago bahwa Ago menyumbangkan tubuhnya sebagai penelitian di rumah sakit itu, Igo meminta mengambil jasad Ago. Karena saat itu Igo bekerja di kepolisian, kami diizinkan... ...Ketika kami bawa tubuh Ago dan Embun, mereka sama-sama mempunyai berat badan yang ringan. Aku memeriksa keadaan tubuh Embun dan ternyata penuh jahitan. Kami yakini organ tubuh Embun diambil. Igo mendatangi rumah sakit dengan amarah, tapi pihak r

  • LAILA   KEBAIKAN DI BALAS KEJAHATAN

    Sebelum di bawa ke markas polisi, Igo meminta untuk menjenguk seseorang yang penting dalam hidupnya. Mengira Igo akan menunjukan Bos yang memerintahkan membunuh, Polisi lalu menyetujuinya. Indi juga di bawa sebagai saksi. Mobil polisi yang membawa Igk dan Indi berhenti dipemakaman. Polisi kaget. Tapi karena sudah terlanjur. Lalu membiarkan Igo melihat orang penting baginya. Igo berjalan duluan dengan tangan diborgol. Indi meminta izin berada di samping Igo pada polisi, "Dia sudah diborgol dan anda mengawasinya. Tidak apa jika saya ada didekatnya. Saya ingin menanyakan beberapa hal kenapa dia tega menyakiti saya."Kedua polisi berdiskusi dan memperbolehkan Indi dengan alasan memudahkan mereka menggali informasi dari Igo. Indi lalu berjalan di samping Igo. Mereka dikawal dua polisi bersenjata di belakang. Mereka lalu mendatangi dua makam yang saling berdampingan. Indi kaget melihat nama pada papan nisan, dia lalu mendekati Igo dan bertanya pelan ke Igo, "Ago

  • LAILA   KEBAIKAN DI BALAS KEJAHATAN

    Sebelum di bawa ke markas polisi, Igo meminta untuk menjenguk seseorang yang penting dalam hidupnya. Mengira Igo akan menunjukan Bos yang memerintahkan membunuh, Polisi lalu menyetujuinya. Indi juga di bawa sebagai saksi. Mobil polisi yang membawa Igk dan Indi berhenti dipemakaman. Polisi kaget. Tapi karena sudah terlanjur. Lalu membiarkan Igo melihat orang penting baginya. Igo berjalan duluan dengan tangan diborgol. Indi meminta izin berada di samping Igo pada polisi, "Dia sudah diborgol dan anda mengawasinya. Tidak apa jika saya ada didekatnya. Saya ingin menanyakan beberapa hal kenapa dia tega menyakiti saya."Kedua polisi berdiskusi dan memperbolehkan Indi dengan alasan memudahkan mereka menggali informasi dari Igo. Indi lalu berjalan di samping Igo. Mereka dikawal dua polisi bersenjata di belakang. Mereka lalu mendatangi dua makam yang saling berdampingan. Indi kaget melihat nama pada papan nisan, dia lalu mendekati Igo dan bertanya pelan ke Igo, "Ago

  • LAILA   RUANG KEMATIAN

    Senyuman Indi hilang seketika, saat menyadari Igo fokus mengawasi ruangan yang terdapat Aliya di sana. Saat Indi ingin marah, Igo bicara yang membuat Indi ketakutan, "Aku ingin memasak untuk Aliya jadi aku membutuhkanmu!" Sambil melihat tubuh Indi.Hal itu membuat Indi jatuh dari kursi karena kaget. Sambil ngesot menjauhi Igo yang mendekatinya, Indu bicara, "Kamu ingin memasak tubuhku untuk kamu hidangkan ke Aliya! Kejam." Ucapnya sambil menangis.Igo mengulurkan tangannya ke arah Indi yang duduk terpojok, "Kamu kebanyakan baca Creepy horror di grup facebook atau di buku, jadi berpikiran ngeri mulu!"Mendengar itu Indi tercengang. Sambil menyambut tangan Igo dan berdiri, Indi bertanya, "Kamu tahu dari mana, aku member grup itu?"Igo kembali ke tempat duduknya dan menjawab, "Aku satu grup denganmu. Saat kamu mengomentari cerita di sana dan melihat fotomu, aku tertarik dan mencari tahu semua tentangmu!"Takut dirasakan Indi karena telah dimata-matai tapi dia

  • LAILA   MELAWAN TAKDIR YANG DII GARISKAN

    Saat Igo menyeret tubuh ketiga pria yang tergeletak, Indi dengan wajah cemas mencegahnya. Indi memegang tangan Igo yang terluka karena digunakan untuk melindungi wajah saat dipukuli tadi, "Bagaimana bisa kamu membunuh mereka tanpa senjata apapun?"Igo melihat ke arah Indi, "Saat mereka memukuliku, aku menggunakan jariku untuk mematahkan tulang rusuk mereka hingga menusuk paru-parunya."Mendengar itu, Indi melepaskan tangan Igo. Lalu Igo membuang tubuh ketiga pria satu persatu ke jurang samping jalan.Hal itu kemudian dikomentari Indi kembali, "Kamu membuat kematian mereka seakan-akan karena kecelakaan?"Igo menghampiri Indi yang terlihat berkeringat karena takut, "Mulut mereka tercium bau Alkohol. Anggap saja mereka berjalan dalam keadaan mabuk sehingga terjatuh ke jurang. Artinya mereka yang mencelakai diri mereka sendiri!"Indi gemetar, "Aku akan menganggapnya begitu. Tapi kamu memang cowok baik karena telah menyelamatkanku dengan mengalahkan pria jahat itu.

  • LAILA   KUBURAN KOSONG

    Suasana kamar yang terang tiba-tiba gelap saat siang hari membuat Aliya dan Indi cemas. Mereka secara bersamaan melihat ke arah Igo. Terlihat Igo sudah terbangun dan tubuhnya menghalangi cahaya matahari di Jendela. Aliya segera berdiri dan bergegas pergi ke luar untuk pulang. Melihat itu, Igo berusaha beranjak dari tempat tidur untuk mengejar Aliya. Tapi dia justru ambruk dan terjatuh di lantai. Dengan sigap Indi menghampiri Igo, "Kamu belum pulih Igo!" Ucap Indi sambil membantu Igo berdiri.Igo sambil memegangi kepalanya yang pusing bicara, "Aku membutuhkan Aliya!"Tentu itu membuat Indi kesal, "Jadi kamu tidak membutuhkanku lagi?"Igo menjawabnya, "Aku tidak butuh kamu!"Seketika ucapan Igo membuat Indi benar-benar terpukul. Indi tetap membantu Igo hingga duduk di kasur kembali. Melihat ada yang aneh pada Indi, Igo mengomentarinya, "Kenapa kamu sesegukan kayak gitu? Abis nangis ya!"Indi senang Igo memperhatikannya dan kembali tersenyum, "Iya, aku me

  • LAILA   UNTUK YANG TERSAYANG

    Setelah melihat foto korban yang tewas, perasaan Indi lega karena bukan Igo, tapi dia mulai cemas yang tewas adalah pelaku pencuri Hpnya dan sekarang Hp yang dicuri berada di Igo. Indi mengira kematian pencuri itu ada hubungannya dengan Igo. Dengan perasaan takut Indi bicara kepada yang telah menunjukan foto itu, "Terima kasih infonya pak!"Kemudian memerintahkan supir taksi yang dia tumpangi, "Lanjutkan jalan pak!"Indi ingin cepat sampai di rumahnya, tidak ingin Igo yang berbahaya mencegatnya di tengah perjalanan.Saat sampai di depan rumah Indi terkejut melihat Igo yang lagi bersama Aliya. Bukannya takut, Indi justru cemburu. Dia menghampiri Igo dan Aliya, "Kenapa kalian pamer hubungan kalian di rumahku!" Ucap Indi sambil menangis.Igo menjawabnya, "Aku bawa Aliya untuk mengobati luka di tanganmu!"Indi yang kesal membalasnya, "Tidak perlu! Lukaku sudah aku basuh dengan air mataku yang harus keluar gara-gara melihat kalian berdua." Ucapannya mencoba men

  • LAILA   SEMAKIN TEROBSESI

    Indi lalu diantar ke kampus oleh Raka. Dalam perjalanan dia curhat, "Pemuda yang ku maksud namanya Igo. Dia dulu pernah ngejar-ngejar aku. Puncaknya dia menyalamatkanku dari kematian. Berkali-kali. Membuatku mulai menyukainya. Tapi semenjak itu, dia juga tidak menyukaiku. Kemungkinan dia pergi karena tahu ada kamu yang mengantarku ke kampus. Sekarang dia pasti kembali ke tempat Aliya. Itu membuatku marah." Raka menanggapinya, "Meskipun kamu kecewa. Bukan berarti harus menyakiti dirimu sendiri."Justru Indi yang kesal diperhatikan, "Itu urusanku. Seterah aku." Sesampainya di kampus. Indi langsung menemui Lin. Bukan bicarain tentang nasibnya di kampus tapi justru tentang pekerjaan untuk Igo, "Aku bawa surat lamaran kerja Igo!"Lin tentu kaget melihat keadaan sahabatnya, "Kenapa tanganmu terluka dan kenapa pakaianmu kotor?"Indi menjawabnya dengan senyuman, "Kamu tidak usah pedulikan aku!" Lin terlihat kesal, "Ini pasti gara-gara Igo!"Tiba-tiba pons

  • LAILA   PENGHALANG TAK HABIS

    Melihat Indi duduk lemas sambil menangis di hadapan meja makan, ibu Igo bertanya, "Masakanmu enak, kenapa menangis?"Indi menjawab dengan nada lemah seperti tidak bersemangat, "Cuma sakit mata kok, tante. Saya pamit pulang."Ketika Indi berdiri dan ingin pergi, ayah Igo berdiri di hadapannya, "Kamu menginap di sini lagikan, entar malam!"Sambil memaksakan tersenyum, Indi menjawab, "Sepertinya tidak om. Makasih udah izinin saya menginap." Kemudian Indi melewati ayah Igo. Di dalam perjalanan, Indi membaca kembali surat dari Aga, "Aku lagi ke rumah Aliya. Jadi gak bisa antar kamu. Pulanglah sendiri."Indi meremas suratnya dengan kesal, "Jika kamu suka Aliya. Kenapa tidak biarkan aku mati saja waktu itu. Igo!!!" Teriak Indi. Tiba-tiba dia menabrak sesuatu. Membuat langkahnya terhenti. Terlihat kerumunan warga di depannya. Dengan emosi, Indi marah-marah, "Sudah cukup Aliya menghalangiku mendapatkan Igo. Sekarang jalanku pulang juga dihalangi. Grrr," Wa

DMCA.com Protection Status