Share

Bab 63

Penulis: Delly Asmal
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-23 22:48:37

Aakkhhh!!

‘Sialan tuh pohon, aku terjerat lagi di sini,’ batin Aryan

“Makanya jangan ceroboh!” Ujar Laila.

Aryan hanya melihat dengan emosi Laila yang sedikit meremehkan dia.

“Lah aku ceroboh, lantas kamu?” Tanya Aryan.

“Sampai kapan kita di sini?”

Aryan diam saat mendengar perkataan Laila.

Dia tidak peduli mau bicara seperti apa Laila, yang dia pikirkan saat ini bagaimana cara melepaskan ikatan akar pohon.

Aryan mencoba memejamkan matanya untuk fokus memanggil Zian. Namun, baru saja dia mencobanya, iblis itu mengganggu konsentrasinya.

“Ha-ha-ha, bagaimana kamu bisa. Manusia aneh!” ujar iblis itu.

“Sialan, memangnya siapa yang aneh?” tanya Laila.

“Kalian!”

Aryan dan Laila saling melihat, mereka bertanya-tanya dalam hatinya. Maksudnya apa dengan perkataan iblis itu.

Aryan kembali berusaha memecahkan dirinya. Sedikit makan waktu tapi dia berhasil melakukannya. Iblis yang melihatnya terlihat sangat marah, wajahnya berubah memerah, menyala seperti api.

“Ha-ha-
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 64

    Aryan yang melihat Zian terikat oleh iblis itu merasa tak percaya, kenapa dia bisa mengalahkannya. Aryan berusaha mengeluarkan naga hitamnya. Laila yang khawatir pun berusaha melepaskan cengkeraman iblis itu. Dengan usaha yang maksimal Aryan akhirnya bisa mengeluarkan naga hitam dari tubuhnya.Ggrrkkhh!!Laila terharu saat itu, sebab tidak semudah itu naga hitam bisa keluar dari tubuhnya. “Aryan cepat!!” Seru Laila. Aryan melompat ke atas kepala naga hitam, dengan memegang pedangnya. Iblis itu tampak marah, dia merasa terpojok. Perlawanan berlangsung di udara, hingga langit berubah warna menjadi jingga. Aaaarrggkkhhh!!!Suara naga itu menggelegar di udara, membuat telinga menjadi sangat sakit mendengarnya. Zian yang masih di genggam oleh iblis itu, seketika terlepas karena dia terkena sisi pedang. Settt!!“Aarrgkkh, Aryan!!” Iblis itu tak terima saat tangannya terluka, kali ini naga hitam mengeluarkan apinya.Dia menyemburkan api ke tubuh iblis tersebut. Akhirnya ibl

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 65

    Pusaran salju yang membuat Laila menjadi beku, Aryan merasa bersalah. Jika jurus itu tidak dikeluarkan olehnya maka tak akan terjadi pada Laila. “Laila maafkan aku ya,” ucap Aryan sambil berbisik di telinganya. Air mata Aryan tak terasa menetes dan jatuh di wajah Laila, dia pun membuka matanya dan berkata, “oh, sudahlah Aryan,” Aryan menyeka air matanya, hingga tak terlihat kembali kesedihannya di depan Laila. Dia berusaha menyembuhkannya dengan kekuatan penuh. Saat Aryan sedang konsentrasi, seseorang melihatnya dari kejauhan. Dia menyampaikan sesuatu sedikit berbisik, “Aryan, semoga kamu bisa mengatasinya.” Seketika Laila terbatuk-batuk, dia mengeluarkan darah dari mulutnya, lalu dia melirik Aryan. Tampak dari wajahnya sangat lelah. “Aryan ...” sapa Laila. Aryan tersenyum namun, tiba-tiba dia terjatuh membuat Laila kebingungan. Sebab baru kali ini dia terlihat lelah. Seseorang yang mengintip merasa sedih saat melihatnya. Dia menggerutu, “bagaimana cara aku menolongny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 66

    “Jangan takut Aryan,” Pria mungil tersebut memberikan sebuah dorongan kepada Aryan yang tampak sudah waspada. “Hem, siapa kalian?” Pria yang tampak sedingin salju itu mendekati Aryan, lalu memintanya agar untuk tenang. Ketika tangannya menyentuh bahunya, Aryan merasakan dingin yang sangat amat. Menjalar ke tubuhnya hingga ke dasar kepalanya. Aryan tak percaya, karena tubuhnya seperti menerima sesuatu, “apa yang kau lakukan?”“Aku memberikan sebuah kekuatan untukmu,” ujarnya.“Oh, kenapa kau berikan padaku?”“Sebuah amanat,”Dia pun menghilang dan meninggalkan tempat tersebut. Aryan hanya bisa diam memperhatikan dia pergi. Dari kejauhan Laila berlari mendekatinya, dia mengajak Aryan untuk meninggalkan tempat tersebut. “Ayo Aryan, kita harus segera pergi dari sini!”Aryan yang masih tampak bingung namun, tetap menurutinya. Laila tak menjelaskan sedikit pun mereka menjauh dari tempat tersebut, tapi apa yang terjadi di luar expetasinya. Mereka justru menunggu di tempat yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 67

    Aryan teriak melihat Laila tidak berdaya, akhirnya dia juga berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cengkeraman makhluk itu. Beberapa detik Aryan terdiam, akhirnya dengan kekuatannya, suasana berubah mencekam, langit menjadi gelap. Aryan pun berubah menjadi besar bak raksasa, dengan bola matanya berubah menjadi biru. Tentakel tersebut hancur berkeping-keping. Sementara Laila yang terlempar segera Aryan tangkap. Dhuaarrr!!Tentakel berserakan di tanah, tampak ada yang masih bergerak-gerak. Seperti ekor cecak yang terlepas. Aryan melihat itu seperti jijik, “Oeeaakk!!” Jasad Ari pun hancur seketika namun, tiba-tiba ruh Ari mendekati Aryan sambil tersenyum.Dia mengatakan sesuatu, “terima kasih Aryan, sekarang lebih baik kau pergi jauh bawa Laila, tinggalkan semua tentang dunia persilatan!”Aryan bingung dan masih memikirkan ucapan Ari, “bagaimana dengan kutukan kain kafan itu?”“Sudahlah, nanti kau akan tahu bagaimana mengatasinya.” seketika itu juga Ari menghilang, Akhirnya A

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 68

    Semua mata memandang asal suara tersebut, mereka terkejut kedatangan seseorang yang juga diseganinya. “Betran! Buat apa kamu ke sini?” tanya Alfred. “Aku akan memberi tahu siapa kau!” ucapnya. Namun, sebelum Betran kembali bercerita, semua pengawal Alfred mengusirnya. Aryan yang tidak mengetahui kejadian itu hanya bisa diam. Sementara Laila demikian, dia juga menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. “Ada apa itu tuan?” tanya Aryan. “jangan panggil tuan, tapi Ayah.” jawab Alfred. Aryan hanya mengangguk kembali, saat itu dia melihat Laila yang berdiri sendiri. Akhirnya dia memanggil Laila.“Kesini nak!” panggil Alfred. Laila mendekatinya, tepat di hadapan Alfred. “kamu cantik sekali, siapa namamu nak?”Laila tersenyum, lalu menjawab, “Laila.” “Hem, nama yang bagus sekali.” Laila di gandeng ole3h Alfred, sedangkan pengawalnya dia perintahkan untuk memanggil pelayan wanita. “Kamu panggil Nani untuk membantu Laila membersihkan dirinya. Lalu siapkan kamar untuknya!” per

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 69

    “Aryan!?” Mata Alfred terbelalak saat melihat kekuatan Aryan, dia tidak menyangka kalau ternyata Aryan punya ilmu bela diri yang bagus. Ada terbersit di otaknya, agar dia bisa terus menyayangi Aryan. ‘Sepertinya aku bisa berlindung dan memberi kepercayaan kepada Aryan’ batin Alfred saat itu.“Kalian jangan berani mendekati ayahku! Bayar saja utangmu tuan!!” Seru Aryan.Klien Alfred seketika memberikan uang senilai 1,3 Milyar di dalam sebuah koper. Aryan mengambil uang tersebut dan memberi salam pada mereka.“Jika kalian masih ingin berbisnis segera hubungi kami!” Aryan meninggalkan klien ayahnya, lalu dia mengajak Alfred untuk kembali. Para pengawal kagum akan kehebatannya. “Terima kasih Aryan, ternyata ayah tidak sia-sia membawamu.” Ujar Alfred. Aryan hanya mengangguk dia hanya ingin melihat siapa sebenarnya Alfred itu. Apa dia mengembangkan bisnisnya dengan baik atau dengan kejahatan. Mereka pun kembali pulang, kali ini Aryan di bawa ke sebuah tempat. Tampak tempat itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 1

    Sett!!“Berhenti kalian!!” Seorang pemuda berteriak sambil meluncurkan anak panah ke arah Aryan dan Sudiro.“Siapa kau?” tanya Sudiro.“Ha-ha-ha,” tawa seseorang dari balik pohon besar.Sudiro mendekati sumber tawa tersebut, orang itu pun menampakkan dirinya. Sudiro hanya bisa memperhatikannya, ternyata dia mengetahui siapa dibalik topeng tersebut.“Buka saja topengmu, Dika!” seru Sudiro.Aryan yang mendengar ucapan Sudiro tersentak, Dia merasa kakeknya tahu segalanya.“Untuk apa kau membawanya ke sini?” tanya Dika.“Bukan urusan kamu, dasar bocah!” ujar Sudiro.Tanpa basa-basi Dika melepaskan pukulannya kepada Sudiro namun, mengenai Aryan.Bugkkh!“Aryan!!” teriak Sudiro.Lalu dia mendekati Aryan, tampak wajah Aryan sedikit kesakitan, Sudiro akhirnya menyerang Dika karena sudah melukai cucunya, terjadilah perkelahian antara mereka.Pukulan pertama mendarat di dada Dika, sehingga Dika terpental jauh ke pinggir sebuah tebing.“Jangan pernah ganggu cucu saya mengerti!!” seru Sudiro.D

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 2

    “Ada apa, Aryan?” Makhluk itu seketika menghilang saat Sudiro kembali ke kamar Aryan, dengan segera melihat Aryan.Sudiro tak berhenti menepuk pipinya Aryan, agar dia sadar. Tak lama kemudian Aryan terjaga kembali. “Oh, iya kek,” lirihnya.“Kenapa kau terlihat ketakutan?” tanya Sudiro.Aryan terdiam dia merasa tak perlu memberi tahu apa yang di lihatnya. Sudiro memperhatikan Aryan, dia tahu Aryan mengetahui sesuatu. Akhirnya Sudiro meninggalkan Aryan, dia meminta agar Aryan istirahat. ‘Hem, aku tadi lihat apa ya?’ Aryan berkata dalam hatinya.Tanpa sengaja Aryan mengintip Sudiro yang berjalan menjauhi kamarnya. ‘Apa aku ikutin saja kakek ya?’ Aryan bertanya dalam hatinya.Aryan pun mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan Sudiro. Ada sebuah lorong jauh dari ruangan pertemuan, Aryan terus berjalan mengikuti. Tiba -tiba langkahnya terhenti saat Sudiro berdiri di tengah sebuah lingkaran yang ditaburi sesuatu oleh seseorang di sana.Aryan pun berhenti dan berdiri di balik sebua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 69

    “Aryan!?” Mata Alfred terbelalak saat melihat kekuatan Aryan, dia tidak menyangka kalau ternyata Aryan punya ilmu bela diri yang bagus. Ada terbersit di otaknya, agar dia bisa terus menyayangi Aryan. ‘Sepertinya aku bisa berlindung dan memberi kepercayaan kepada Aryan’ batin Alfred saat itu.“Kalian jangan berani mendekati ayahku! Bayar saja utangmu tuan!!” Seru Aryan.Klien Alfred seketika memberikan uang senilai 1,3 Milyar di dalam sebuah koper. Aryan mengambil uang tersebut dan memberi salam pada mereka.“Jika kalian masih ingin berbisnis segera hubungi kami!” Aryan meninggalkan klien ayahnya, lalu dia mengajak Alfred untuk kembali. Para pengawal kagum akan kehebatannya. “Terima kasih Aryan, ternyata ayah tidak sia-sia membawamu.” Ujar Alfred. Aryan hanya mengangguk dia hanya ingin melihat siapa sebenarnya Alfred itu. Apa dia mengembangkan bisnisnya dengan baik atau dengan kejahatan. Mereka pun kembali pulang, kali ini Aryan di bawa ke sebuah tempat. Tampak tempat itu

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 68

    Semua mata memandang asal suara tersebut, mereka terkejut kedatangan seseorang yang juga diseganinya. “Betran! Buat apa kamu ke sini?” tanya Alfred. “Aku akan memberi tahu siapa kau!” ucapnya. Namun, sebelum Betran kembali bercerita, semua pengawal Alfred mengusirnya. Aryan yang tidak mengetahui kejadian itu hanya bisa diam. Sementara Laila demikian, dia juga menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. “Ada apa itu tuan?” tanya Aryan. “jangan panggil tuan, tapi Ayah.” jawab Alfred. Aryan hanya mengangguk kembali, saat itu dia melihat Laila yang berdiri sendiri. Akhirnya dia memanggil Laila.“Kesini nak!” panggil Alfred. Laila mendekatinya, tepat di hadapan Alfred. “kamu cantik sekali, siapa namamu nak?”Laila tersenyum, lalu menjawab, “Laila.” “Hem, nama yang bagus sekali.” Laila di gandeng ole3h Alfred, sedangkan pengawalnya dia perintahkan untuk memanggil pelayan wanita. “Kamu panggil Nani untuk membantu Laila membersihkan dirinya. Lalu siapkan kamar untuknya!” per

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 67

    Aryan teriak melihat Laila tidak berdaya, akhirnya dia juga berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cengkeraman makhluk itu. Beberapa detik Aryan terdiam, akhirnya dengan kekuatannya, suasana berubah mencekam, langit menjadi gelap. Aryan pun berubah menjadi besar bak raksasa, dengan bola matanya berubah menjadi biru. Tentakel tersebut hancur berkeping-keping. Sementara Laila yang terlempar segera Aryan tangkap. Dhuaarrr!!Tentakel berserakan di tanah, tampak ada yang masih bergerak-gerak. Seperti ekor cecak yang terlepas. Aryan melihat itu seperti jijik, “Oeeaakk!!” Jasad Ari pun hancur seketika namun, tiba-tiba ruh Ari mendekati Aryan sambil tersenyum.Dia mengatakan sesuatu, “terima kasih Aryan, sekarang lebih baik kau pergi jauh bawa Laila, tinggalkan semua tentang dunia persilatan!”Aryan bingung dan masih memikirkan ucapan Ari, “bagaimana dengan kutukan kain kafan itu?”“Sudahlah, nanti kau akan tahu bagaimana mengatasinya.” seketika itu juga Ari menghilang, Akhirnya A

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 66

    “Jangan takut Aryan,” Pria mungil tersebut memberikan sebuah dorongan kepada Aryan yang tampak sudah waspada. “Hem, siapa kalian?” Pria yang tampak sedingin salju itu mendekati Aryan, lalu memintanya agar untuk tenang. Ketika tangannya menyentuh bahunya, Aryan merasakan dingin yang sangat amat. Menjalar ke tubuhnya hingga ke dasar kepalanya. Aryan tak percaya, karena tubuhnya seperti menerima sesuatu, “apa yang kau lakukan?”“Aku memberikan sebuah kekuatan untukmu,” ujarnya.“Oh, kenapa kau berikan padaku?”“Sebuah amanat,”Dia pun menghilang dan meninggalkan tempat tersebut. Aryan hanya bisa diam memperhatikan dia pergi. Dari kejauhan Laila berlari mendekatinya, dia mengajak Aryan untuk meninggalkan tempat tersebut. “Ayo Aryan, kita harus segera pergi dari sini!”Aryan yang masih tampak bingung namun, tetap menurutinya. Laila tak menjelaskan sedikit pun mereka menjauh dari tempat tersebut, tapi apa yang terjadi di luar expetasinya. Mereka justru menunggu di tempat yan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 65

    Pusaran salju yang membuat Laila menjadi beku, Aryan merasa bersalah. Jika jurus itu tidak dikeluarkan olehnya maka tak akan terjadi pada Laila. “Laila maafkan aku ya,” ucap Aryan sambil berbisik di telinganya. Air mata Aryan tak terasa menetes dan jatuh di wajah Laila, dia pun membuka matanya dan berkata, “oh, sudahlah Aryan,” Aryan menyeka air matanya, hingga tak terlihat kembali kesedihannya di depan Laila. Dia berusaha menyembuhkannya dengan kekuatan penuh. Saat Aryan sedang konsentrasi, seseorang melihatnya dari kejauhan. Dia menyampaikan sesuatu sedikit berbisik, “Aryan, semoga kamu bisa mengatasinya.” Seketika Laila terbatuk-batuk, dia mengeluarkan darah dari mulutnya, lalu dia melirik Aryan. Tampak dari wajahnya sangat lelah. “Aryan ...” sapa Laila. Aryan tersenyum namun, tiba-tiba dia terjatuh membuat Laila kebingungan. Sebab baru kali ini dia terlihat lelah. Seseorang yang mengintip merasa sedih saat melihatnya. Dia menggerutu, “bagaimana cara aku menolongny

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 64

    Aryan yang melihat Zian terikat oleh iblis itu merasa tak percaya, kenapa dia bisa mengalahkannya. Aryan berusaha mengeluarkan naga hitamnya. Laila yang khawatir pun berusaha melepaskan cengkeraman iblis itu. Dengan usaha yang maksimal Aryan akhirnya bisa mengeluarkan naga hitam dari tubuhnya.Ggrrkkhh!!Laila terharu saat itu, sebab tidak semudah itu naga hitam bisa keluar dari tubuhnya. “Aryan cepat!!” Seru Laila. Aryan melompat ke atas kepala naga hitam, dengan memegang pedangnya. Iblis itu tampak marah, dia merasa terpojok. Perlawanan berlangsung di udara, hingga langit berubah warna menjadi jingga. Aaaarrggkkhhh!!!Suara naga itu menggelegar di udara, membuat telinga menjadi sangat sakit mendengarnya. Zian yang masih di genggam oleh iblis itu, seketika terlepas karena dia terkena sisi pedang. Settt!!“Aarrgkkh, Aryan!!” Iblis itu tak terima saat tangannya terluka, kali ini naga hitam mengeluarkan apinya.Dia menyemburkan api ke tubuh iblis tersebut. Akhirnya ibl

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 63

    Aakkhhh!! ‘Sialan tuh pohon, aku terjerat lagi di sini,’ batin Aryan “Makanya jangan ceroboh!” Ujar Laila. Aryan hanya melihat dengan emosi Laila yang sedikit meremehkan dia. “Lah aku ceroboh, lantas kamu?” Tanya Aryan. “Sampai kapan kita di sini?” Aryan diam saat mendengar perkataan Laila. Dia tidak peduli mau bicara seperti apa Laila, yang dia pikirkan saat ini bagaimana cara melepaskan ikatan akar pohon. Aryan mencoba memejamkan matanya untuk fokus memanggil Zian. Namun, baru saja dia mencobanya, iblis itu mengganggu konsentrasinya. “Ha-ha-ha, bagaimana kamu bisa. Manusia aneh!” ujar iblis itu. “Sialan, memangnya siapa yang aneh?” tanya Laila. “Kalian!” Aryan dan Laila saling melihat, mereka bertanya-tanya dalam hatinya. Maksudnya apa dengan perkataan iblis itu. Aryan kembali berusaha memecahkan dirinya. Sedikit makan waktu tapi dia berhasil melakukannya. Iblis yang melihatnya terlihat sangat marah, wajahnya berubah memerah, menyala seperti api. “Ha-ha-

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 62

    Suara pak tua itu menggema di dalam peti tersebut. Namun, tetap saja tak bisa di kendalikan. Pak tua terpaksa di kurung di dalam peti itu, sedangkan tubuhnya hancur. “Pergi kau ke asalmu kembali!” Ujar Sudiro. Dia mengarahkan ke tanah, jasad pak tua itu hancur jadi debu. Sedangkan rohnya masuk ke dalam peti tersebut. Aryan yang melihat kejadian itu hanya bisa melotot. Rasa tak percaya, akhirnya membuat dia kesal ingin melawan Sudiro. Hanya karena beda dimensi, Aryan tak bisa melawannya. Dia pun melihat kembali kejadian yang sangat menakutkan. Kali ini dia melihat Sudiro yang menghabisi istri pak tua itu. “Pergi kau ke neraka nenek tua!” teriaknya. “Jangaaann!!” ujar Aryan.Namun, percuma dia tak melihat Aryan, sungguh sadis memang perbuatannya. Nenek itu di tebas dengan pedangnya hingga terbelah. Seperti daging sapi, yang hendak di masak. Sungguh pemandangan yang tidak sangat manusiawi. Ternyata Sudiro bukan sekedar punya ilmu hitam saja, dia juga mengonsumsi, makanan da

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 61

    “Tidaaakk!!” Laila tidak menerima kepergian Ari, rasa tak percaya merasuki Aryan, dia mulai panik begitu melihat Ari sudah kesakitan saat meregang nyawanya. Mereka pun berduka begitu tahu Ari sudah tak lagi bernyawa lagi. Aryan tak mampu membantu Ari untuk kembali namun, sesuatu berkelebat di hadapannya. Sebuah cahaya memasuki tubuh Ari, semua mata tertuju kembali ke Ari. Namun, anehnya lagi Ari duduk. “Ariii!!” teriak Laila.“Sebentar, Laila jangan kamu dekati dia,” ujar Aryan. ‘Aku gak yakin, itu Ari.’ Aryan terdiam dan menunggu apa yang akan di lakukannya. Wajahnya tiba-tiba menghitam. “Aku yakin itu bukan Ari,” ucap Aryan.“Maksud kamu?” tanya Laila.Aryan memanggil murid-muridnya, untuk mendekati Ari dan mengikatnya. Ternyata benar saat mereka mendekati Ari, dia berontak. Semua yang ingin menariknya terlempar jauh, kekuatannya seperti melebihi sepuluh orang. Mereka tak berani mendekati Ari, semua menjauh. Aryan mencoba menghampirinya, sebelum mendekat Ari justru

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status