Jamuan makan malam bersama antara keluarga Andi Hakim dan Sastrawijaya terasa cukup menegangkan. Orang tua Alagar bersikap biasa meskipun calon menantu Renata mengajak mereka berbicara. Lirikan sinis Nyonya Nirmala Hakim terlihat begitu jelas sangat tak menyukai pasangan putra sulungnya, cuma Amirah Lashira pantas bersama Alagar Hakim bukan jalang betina itu yang berani merebut darinya. Sementara Tuan Andi Hakim sering mengalihkan pandangan berpura-pura menyimak obrolan di meja makan bersama calon besan Tuan Sastrawijaya dan Nyonya Sisca. Alagar duduk terpaku tak bersemangat menyantap makanan lezat diiringi kepedihan mendalam. Istrinya lugu sederhana telah diceraikan dua minggu lalu, dan putranya diboyong ke kota lain. Baru kali ini seumur hidupnya kesepian. Di kediaman besar serupa milik orang tuanya, tiada keceriaan tawa canda Bagaskara bermain berlarian bersama ibunya yang cantik jelita. Semua menghilang dalam sekejap. Penyesalan memang selalu datang terlambat. "Sayang, semi
"Bagas sama Eyang Uti dulu ya," rayu Amirah lembut ke putra kesayangan. "Mama mau bekerja bantu Eyang Kung, nanti sore pulang temui anak ganteng lagi." Kontan saja Bagaskara menangis kencang takut ditinggalkan ibunya pergi memeluk erat tak mau melepaskan sama sekali. Ada rasa bersalah dari diri Amirah Lashira, putranya masih kecil terpaksa merasakan kepahitan hidup setelah perceraian orang tuanya.Tak tega, tapi ibunya harus bekerja menghidupi masa depan mereka berdua."Sudahlah Nduk, Bagas ga pa-pa kok nanti biar Bude Tantri ajak main ke tempat Guntur di sana anak-anaknya juga sayang ke putramu." Senyum manis sang Bude mirip mendiang ibunya. Amirah jadi sedikit terhibur.Bagaskara akhirnya melunak mau digendong Eyang Uti berpura-pura mengambil makanan kesukaannya."Yuk, cah ganteng kita ke dalam, Eyang punya kue apa ya di dapur?!" serunya buru-buru memalingkan tubuh agar cucunya tak merajuk ke ibunya lagi.Lega sudah hati Amirah lalu bergegas menuju ke mobil. Pakde Bambang menanti p
Akhir pekan yang indah namun sayang dinodai kecemburuan tidak pada tempatnya. Ayu Hadiningrat putri bungsu Pakde dan Bude Bambang menyerang Amirah Lashira secara tiba-tiba.Turun dari mobil mewah dan bergegas memasuki rumah tanpa salam."Ra!" bentaknya kasar. "Apa yang kau lakukan terhadap suamiku Mas Bagus selama ini di kantor huh?!""Ayu, kau kenapa, memangnya apa yang ku lakukan ke suamimu?"Amirah terkejut sepupunya mendamprat di depan orang tua yang dihormati selama ini. Tuduhan gila apalagi yang ditujukan padanya.Pak Bambang menatap tajam ke putri bungsu dan ponakan. Sesuatu sedang terjadi di antara mereka berdua melibatkan menantunya tapi Mas Bagus tak ikut istrinya malah membiarkan Ayu sendiri menghadapi masalah.Di mana pria itu sekarang! Kecamnya kesal melihat kekisruhan melanda dua wanita muda di depan matanya. Sungguh tidak ada adab dan etika."Dasar janda sialan, senangnya menggoda suami orang!" tuding Ayu bertubi-tubi memekakkan telinga. "Hasil penjualan batik kau korup
Kepergian Amirah Lashira dan Bagaskara ke Jakarta sangat disesali oleh Pakde Bambang dan Bude Tantri dengan sedihnya mereka melepas pergi dari tempat bernaung selama ini. Keponakan dan cucu mereka tak bersalah dalam persoalan putri dan menantu biadab yang telah mengadu domba keluarga besar keturunan Hadiningrat dan Nareswara."Maafkan Pakde, Bude dan Ayu, yo Nduk," sesal Pak Bambang berkali-kali. "Mengapa kalian tak tinggal di sini saja, kami juga sangat menyayangimu dan putramu."Gelengan kuat ponakannya tak tergoyahkan."Amirah lebih baik menetap di rumah warisan Papa dan Mama, sayang jika didiamkan begitu saja nanti cepat rusak," tolaknya secara halus. "Kapan saja Pakde Bambang dan Bude Tantri bisa menengok kami di sana."Rumah peninggalan mendiang orang tua sudah tak disewakan tahun ini dapat digunakan anak dan cucunya sendiri. Alasan logis akhirnya keputusannya untuk pergi menjadi lebih kokoh lagi."Hati-hati jaga dirimu dan Bagaskara," pesan Pakde Bambang terakhir yang harus di
"Hai Amirah," sapa Alagar Hakim pelan saat mereka berdiri berhadapan. "Maaf, aku harus pergi!" Buru-buru mantan istrinya mendorong troli penuh barang bawaan. "Bagasimu banyak, apa kau akan tinggal di sini?" desak Alagar ingin tahu. "Bukan urusanmu! Kita tak ada hubungan apa-apa lagi." Jawaban ketus mantan istri menohok tajam ke relung hati namun Alagar pantang menyerah. Bila putranya ada di kota yang sama maka kesempatan besar untuk pengasuhan bersama. "Aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia demi mendapatkan hak asuh Bagas lagi!" Hah! Amirah tersentak menghentikan troli bagasi menatap marah ke mantan suami. Baru saja tiba di Jakarta, malah ditemui bajingan mencoba mengaku jadi ayah terbaik dari putranya. Selama ini kau kemana saja, huh! Makinya dalam hati. "Tak perlu repot-repot mengasuh putramu lagi, kau sudah memiliki anak dari Renata lebih baik curahkan saja perhatianmu ke anak dan istrimu sendiri!" Balas dendam memang nikmat cuma tinggal menunggu waktu yang tepat. Pagi in
"Duh Ra, seperti rumah pengantin baru saja," komentar Melani melongok ke dalam ruang tamu hingga kamar utama. "Apa kau mengecat ulang semua kamarnya juga?" Suaminya Alex menyenggol lengannya agar menghargai privasi sahabat mereka. "Kamu tuh bawel, biarin aja Amirah mau renovasi atau bangun ulang rumah ini." "Ishh .. Mas Alex, aku cuma kagum bukan mengejek. Renovasi rumah sebesar ini biayanya cukup mahal, dan Amirah kan harus membesarkan anaknya di sini," timpal Melani merengut sebal. Tuan rumah tersenyum tipis menatap pasangan suami istri belum dikarunia anak bertahun-tahun setelah menikah. Rumah memang tak akan sempurna tanpa anak-anak di dalamnya. Namun kehidupan dia juga tidak sesempurna seperti mereka yang saling mengasihi satu sama lain. Betapa Tuhan Maha Adil dan Bijaksana. Melani memiliki suami baik penuh perhatian dan Amirah punya mempunyai seorang putra tampan walaupun tanpa pasangan. Semua ada porsinya masing-masing tinggal bagaimana mereka mau mensyukuri nikmat yang t
Deg! Sesaat Amirah tertegun menatap di depan pintu. Mantan suaminya juga datang mau apalagi dia kemari?! Kecamnya dalam hati. Alagar Hakim sedikit kikuk menyapa, "Hai, aku mengantar keluargaku ke sini mengunjungi putraku Bagas." Alasan yang dibuat-buat. Dia malah beruntung tadi pagi berada di kediaman orang tua yang ternyata sedang sibuk memasak untuk makan siang bersama di rumah yang baru ditempati Amirah. Dengan senang hati bersedia mengantar mereka sekaligus melihat putra kesayangan. Kesempatannya mau mencari tahu kehidupan mantan istrinya setelah kembali ke Jakarta lagi. "Masuklah Mas Alagar," sambut Amirah setengah hati. "Apa kau sudah bertemu Bagas yang sedang bermain dengan Mas Alex di halaman tadi?" "Ya, kami berbincang-bincang sebentar tadi," seru Alagar menyodorkan dua tas belanjaan yang besar. "Oya, ini aku bawakan keperluan untuk kalian." "Apa ini, Mas?" Amirah sungguh terkejut. Dia tak mengharapkan apapun dari mantan suami. Sudah cukup kebaikan penuh propaganda
Sore hari yang teduh.Arif Kaivan Mahardika seorang pengusaha duduk sendirian di sebuah teras cafe. Usianya tak muda lagi tapi penampilannya menawan dan bersahaja.Pikiran dia saat ini begitu pelik bukan karena masalah pekerjaan tetapi tuntutan orang tua segera menikah. Nyaris berumur 40 tahun belum juga memiliki pasangan hidup.Memangnya di mana bisa menemukan wanita baik-baik sekarang. Semua mata duitan silau dengan kekayaan! Gerutu di dalam hati.Brukk!Pandangannya teralihkan. Seorang anak kecil tak sengaja menabrak tungkai kaki untung saja tangan Kaivan sigap langsung menangkap tubuh mungil yang nyaris terpelanting ke lantai.Di mana ibunya, mengapa melepasnya sendirian?! Benak Kaivan bertanya-tanya.Papa! Papa!Celoteh bocah laki-laki menggemaskan sangat mengagetkannya. Seumur hidup Kaivan inginkan panggilan itu dari buah hati belaian jiwa. Sayang kesempatan tersebut tak pernah kunjung tiba sampai anak berparas tampan datang menggugah pikiran."Hai Nak, di mana Mamamu?" sapanya
Enam bulan kemudian."Aku terima nikahnya dan kawinnya Nayla Habiba Azhima binti Yudistira Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Alagar mengucap begitu tegas tanpa jeda di hadapan keluarga."Sah!" teriak penghulu mewakili keluarga besar pengantin wanita menegaskan bacaan mempelai pria begitu jelas sempurna tak terbantah. Semua bertepuk tangan bahagia dan menitikkan air mata kebahagiaan.Nyonya Nirmala terisak menyaksikan putranya menikah lagi tak sengaja beradu pandang dengan Amirah dan didapatkan senyum gembira di ujung sana. Semua mendapatkan bahagia dengan caranya masing-masing.Mantan menantu telah menikahi Kaivan kakak ipar Aabid, sekarang Alagar mengawini Nayla sepupu suami Amirah. Persaudaraan mereka semakin dekat dan akrab. Tiada permusuhan di antara mereka lagi. Usai sudah si manusia liar mengakhiri kisah hidupnya bersanding dengan anak gadisnya Om Yudis."Jaga baik-baik dan senangkan hatinya, ya sayang!""Baik 'Ma, maafin Alagar ya selama ini sudah menyusahkan Ma
Kaivan memesan menu tambahan untuknya ketika pelayan datang menyajikan lebih dulu pesanan mereka. Tawa gelinya terus bergema mengejek ipar yang tak berkutik sejak dia tiba tadi."Ayolah bro, relax!"Relax matamu! Alagar makin melotot setelah latar belakangnya dibuka satu persatu di depan Nayla dan Om Yudis. Tak ada kesempatan menjelaskan percakapan mereka didominasi ayahnya si kembar Samy dan Salsha."Om Yudis, memang brengsek ini mantan suami Amirah tetapi dia sudah banyak berubah," tutur Kaivan jujur.Mata tuanya mengamati ponakan dan kekasih Nayla duduk berdampingan. "Kau yakin, iparmu ini cukup baik karena baru saja melamar putri bungsuku?!""Ya tinggal terima atau tolak saja Om, kalau ga suka," tegas Kaivan. "Persoalan pernikahan sungguh rumit tapi semua keputusan utama pada ayahnya Nayla bukan calon suaminya!"Berbeda dengan perkawinannya. Amirah sudah menjadi janda bebas memutuskan hidupnya sendiri menikahi CEO Kaivan, sementara sepupu Nayla masih tanggung jawab ayahnya, Om Yud
Terkejut Om Yudis ketika melihat putrinya tak datang sendirian tapi membawa teman kencan. Seorang pria yang terlihat mapan berbeda usia bukan lagi seperti pacar yang dulu pernah diceritakan olehnya."Hai Papa, apa kabar?" sapa Nayla sambil memeluk dan mengecup pipi ayahnya."Hai, sayang," sambutnya senang kemudian merangkul putri kesayangan. "Maaf Mamamu 'ga bisa ikut ke sini sedang sibuk dengan keluarga kakakmu Alex baru datang mengunjunginya ke Paris."Nayla mengangguk. "It's okay, lagian Papa kenapa nengok aku 'kan sudah dewasa dan kuliah master sudah selesai, sekarang baru kerja di kantor yang baru masa harus diawasi terus!" gerutunya sebal.Tersenyum pria paruh baya mengusap kepala anak perempuan bungsu yang belum menikah lalu memandang pria asing di belakangnya tadi. "Nay, Ini siapa, kok Papa belum dikenalkan?!"Eh iya.Belum sempat putrinya berucap pria itu lebih dulu menyodorkan tangan berkenalan dengannya. "Malam Om, senang bertemu anda, aku Alagar kawannya Nayla."Kawan atau
Rindu Alagar sudah lama tak bertemu karena kesibukan pekerjaan mereka masing-masing hingga akhirnya memutuskan menghubungi Nayla teman kencan yang baru. "Hai 'Nay, apa kabarmu?""Agak sibuk di kantor belakangan ini, bossku agak menjengkelkan semua staff kena omel karena perusahaan sedang ada masalah tapi aku 'sih engga, mungkin karyawan baru jadi tak pernah sekali papasan dengannya.""Oh, okay." Alagar pun memahami gadis itu baru pindah kerja masih menyesuaikan suasana. "Terus kapan kita bisa ketemuan dong, 'Nay?""Akhir pekan aja gimana, kebetulan Papaku mau datang, yuk Mas temani aku?!" desak Nayla. Pfft! Seperti lamaran saja harus jumpa mertua."Aku dapat menemani cuma apakah tak jadi masalah bagi kamu dekat denganku?!" Pertanyaan menyakitkan buat Alagar sendiri tak ingin gadis itu sedih atau terluka akibat status duda disandangnya. Banyak orang tua menghendaki anak gadisnya menikahi pria single."Jangan begitu dong, sudah tiga bulan kita kenalan memang ga ada rencana mau serius?"
"Ra, Alagar kemana ya kok sudah berbulan-bulan tak melihatnya lagi?!" Kaivan tersadar kehilangan saudara ipar yang menjengkelkan kecuali Aabid Barak Hakim. Amirah mengangkat bahu. "Mana aku tahu, Mas! Nanti kalau sering bertanya tentangnya malah kamu uring-uringan cemburu jadi malas 'kan ribut hal itu lagi." "Tak usah cemburu wong dia sudah kalah telak dariku," sahutnya pongah. Lengannya langsung kena tepukan keras dari sang istri. "Loh, kok aku yang dipukul?" "Mas, kamu jangan begitu, kalian 'kan saudara ipar sekarang karena pernikahan Aabid dan Khirani," omel Amirah. "Mbokya dinasihati Mas Alagar supaya hidupnya berubah 'ga liar lagi, malu sama Bagas kalau sudah besar papanya sering gonta ganti perempuan." "Iya-aa cintaku, nanti aku tanya Aabid di mana manusia liar itu berada sekarang, kangen juga sudah lama 'ga berantem dengannya." Ishh. Guyonan dibalas mata melotot istrinya. Kaivan pun menghubungi suami Khirani daripada kena omelan. Ternyata brengsek itu sedang berada di Amer
Kabar kelahiran anak kembar Amirah terdengar sampai ke negeri Paman Sam. Musim dingin sepi dan sunyi tanpa seorangpun mendampingi membuat sedikit hati Alagar Hakim sedih.Mantan istri telah bahagia dengan suami kedua dan langsung memberikan dua anak sehat sempurna. Utang yang dibayar tunai setelah perceraian mengenaskan. Mengalahkannya dalam semua sisi kehidupan.Alagar kini sendiri tanpa anak istri.Putra mereka lebih gembira bersama Kaivan yang menyayangi Bagaskara sebesar cinta di lautan luas. Kadang sempat berbincang saat Bagas menginap di rumah orang tuanya agar tetap diakui sebagai ayah, bukan orang asing baginya. Dan anak itu memahami memiliki dua papa ternyata mengasyikkan juga.Dunia anak memang istimewa. Sayang dia baru merasakan arti memiliki setelah kehilangan.Di luar cafe sedang rintik hujan udaranya makin dingin. Alagar merapatkan jas menunggu reda. Tak sengaja menoleh ke seorang wanita muda saat masuk mencari kursi kosong namun sayangnya semua penuh terisi kecuali ...
Waktu persalinan yang lebih cepat dua minggu dari perkiraan dokter kandungan. Untunglah Amirah segera ditangani sebelum air ketuban pecah di jalan tadi. Kaivan benar-benar pria posesif siaga menjaga istri sampai menyiapkan keperluan sebelum ke rumah sakit tadi.Tangisan dua bayi tiba-tiba memecah keheningan di ruang operasi. Persalinan berjalan lancar, ibu dan anak kembar sehat selamat. "Terima kasih, sayang." Kecupnya di kening istri tersayang seraya berucap, "Kau telah menjadikanku suami dan ayah yang paling bahagia."Senyum Amirah mengembang, "Terimakasih juga sayang, kamu telah membuatku ibu yang sempurna bagi anak-anak kita." Persalinan kedua baginya untuk anak kembar pertama Arif Kaivan Mahardika.Sungguh kado yang istimewa bagi pernikahan mereka.Bayi kembarnya belajar menyusui, mulut Samy benar-benar melahap air susu ibunya sementara Salsha kalem tenang. Begitulah bedanya antara anak laki-laki dan perempuan.Pasien VVIP dipindahkan dari ruang operasi menuju kamar rawat inap. K
Pesta pernikahan Celine dan Benedicto berlangsung lancar dan meriah setelah dua minggu kepulangannya dari Asia. Hubungan mereka berangsur bahagia setelah pria itu kecewa dikhianati tunangan Luisa Esperanza mengakui tak mencintai memilih menjadi simpanan pria tua kaya raya untuk memuaskan gaya hidupnya. Senator Andres langsung memutuskan Luisa setelah melihat photo dan video seksi mereka di sebuah kolam renang di kota kecil Spanyol. Tuan Nareswara berhasil meruntuhkan kekuasaan dan wibawa besan sebelum rekaman itu dipublikasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Benar-benar keluarga memalukan! Belum lagi putrinya Sophia juga melakukan hal sama persis ayahnya. Kekasihnya senator Fernando mendapat teguran keras darinya agar selamanya menjauh dari keluarga Abimanyu Nareswara. Kekacauan dan kerusakan luar biasa menimpa kehidupan mereka. Dalam jamuan makan malam, Tuan Nareswara yang duduk berdekatan Tuan Andres berjabat tangan setelah menyelesaikan seluruh masalah. Cucu mereka tampak baha
"Senang bertemu anda lagi, Tuan Kaivan." Bimantara menjabat tangan sang CEO meredakan kemarahan yang hampir tidak bisa dikendalikan lagi. "Sorry, aku datang terlambat karena kemacetan dari bandara ke sini." "Tak masalah, yang penting akhirnya kau datang sebelum ku habisi putri Abimanyu!" sungut Kaivan emosi. Tawa Bimantara berderai sambil menepuk bahu suami Amirah. "Jangan lumuri tanganmu untuk gadis kotor seperti dia," tuduhnya ke Celine Dupuis. "Sudah terlalu baik kau terhadap keluarganya mengangkat martabat dari kebangkrutan dan kini bangkit membangun bisnis kembali." Begitulah Kaivan yang didesak istrinya sendiri agar tak berbuat lebih kejam membalas keluarga Papa Bisma memilih menyelamatkan ekonomi mereka. Dan semua juga karena bayi dikandung Amirah mengalahkan sisi gelap suaminya. Putri bungsu Abimanyu makin tersudut menunduk malu. Duduk serba salah setelah kedatangan Bimantara yang begitu tiba-tiba. Opa Nareswara pasti mengutusnya untuk membawanya pulang ke Paris. Sial! "M