Kaysha sudah menerima file yang dikirimkan oleh informannya. Dengan teliti melihat dan membaca semua keterangan yang ada di file itu. Tidak lupa dengan beberapa gambar dan rekaman CCTV yang berhasil diambil. Ya Kaysha menyelidiki kasus kematian Rahmad Darmawan ayahnya Syeira. Tepat hilangnya Tante Lisa dan Syeira dua bulan yang lalu. Kaysha pernah bertanya langsung kepada Omnya itu dan jawabannya memang mereka tidak berada di sana. Dan dua hari kemudian Kaysha menerima panggilan dari Om Rahmad kalau dirinya sangat khawatir dengan keberadaan anak dan istrinya yang tanpa kabar. Bahkan ponsel mereka pun tidak aktif saat dihubungi.Tiga hari kemudian Rahmad menghubungi Kaysha lagi kalau dia sudah mendapatkan kabar Tante Lisa kalau mereka sedang pergi ke luar negeri untuk liburan.Dua Minggu kemudian untuk ketiga kalinya Rahmad mendapatkan kabar kalau istrinya sedang dilecehkan, bahkan orang itu mengirimkan video yang berdurasi lima puluh detik itu ke ponsel Om Rahmad. Om Rahmad langsu
Hari ini Fatih pulang lebih awal karena gurunya sedang rapat sehingga anak-anak kelas satu dipulangkan lebih awal pada jam sembilan pagi. Khaidir langsung menjemputnya di sekolah setelah itu membawanya ke Cafe. Bagas yang melihat kepulangan Fatih lebih cepat dari biasanya terlihat sangat bahagia karena dengan begitu akan ada banyak waktu untuk bisa bersama dengan Fatih. Meskipun terlambat untuk menyadarinya Bagas sebisa mungkin ingin bisa memperbaiki hubungan yang tak pernah diakuinya sendiri. Setelah berganti pakaian di kamar yang telah disediakan oleh Khaidir di ruang kerja Khaidir. Ruangan yang hampir sama suasananya seperti di kamar rumah mereka. “Apa Ayah suka dengan gambar Fatih?” tanya anak tampan itu saat menunjukkan sebuah gambar yang dia buat di sekolah hari ini. Bagas mengambil buku gambar itu dan melihat kagum hasil karya anaknya sendiri. Sebuah gambar satu keluarga meskipun tidak mirip dengan wajah mereka tapi ada nama mereka yang tersemat kan di sampingnya. Bagas t
Khaidir sedikit mendorong tubuh Kaysha agar segera menghentikan ciuman mesranya. Setelah puas Kaysha melepaskannya dan baru menyadari kalau ada Fatih dan juga Bagas yang melihat tindakan mesum wanita cantik itu. Wajahnya memerah menahan malu. “Oh Bunda ciuman terus sama Papa, enggak cukup kalau malam begadang terus?” Kaysha menutup mulut Fatih dengan cepat, bagaimana tidak saat mereka dimabuk asmara baik Khaidir dan Kaysha menuntaskan hasratnya di sembarang tempat sehingga saat Fatih mau ke dapur melihat Khaidir dan Kaysha sedang berciuman. Dari situ Kaysha sangat berhati-hati, namun hal itu kembali terjadi lagi dan lebih parahnya lagi ada Bagas yang melihat mereka. “Maaf, aku tidak tahu kalau ada kamu,” ucapnya sedikit ketus melihat Bagas Bagas tersenyum dan berkata. “Enggak masalah kalian adalah pasangan suami istri, sangat wajar kok,” jawabnya datar. Bagas terpesona dengan penampilan Kaysha yang baru, lebih terlihat sangat cantik natural dan berkelas. Sangat jauh dengan penampi
Seketika Kaysha menitikkan air mata yang sudah tidak bisa di tahan. Khaidir menjadi khawatir dan bertanya kepada istrinya. “Ada apa Sayang, kenapa kamu menangis? Kamu tenang saja Tante Lisa akan mendapatkan ganjarannya setelah semua bukti berhasil kita dapatkan. Aku juga sedang berusaha mencari keterangan apakah benar Tante Lisa itu sakit atau hanya alibinya saja, tapi untuk sementara kita anggap tidak tahu dan bersikap seperti biasa, Oke?” Jelas Khaidir.Wanita cantik itu lalu memeluk erat suaminya. Khaidir kembali terkejut saat ekspresi Kaysha yang berlebihan. “Hey, ada apa sih? Kenapa kamu sangat dramatis banget?” ejek Khaidir tersenyum.“Mas, maafkan aku Mas, maaf sudah meragukan kamu, meragukan kepercayaan kamu. Aku sempat berpikir kalau kamu sama saja dengan Bagas dan Dewa karena ingin merebut hartaku saja, aku masih trauma dengan semuanya ini. Aku merasa semua pria sama saja tidak tulus mencintai, tapi sekarang aku percaya kamu memang tidak seperti itu, aku percaya kalau nilai-
Khaidir meletakkan ponselnya di samping nakas dan segera memejamkan matanya. “Apa yang dibicarakan sama Mas Khaidir, ya, kok aku jadi penasaran?” tanya Kaysha dalam hati.Wanita cantik itu berusaha untuk memejamkan matanya lagi tapi rasa penasaran kembali muncul di benaknya. Kaysha menatap ponsel Khaidir yang diletakkan di samping nakas itu. “Aku masih penasaran, atau bagaimana kalau aku lihat sebentar apakah dosa enggak ya?” Kaysha masih ragu tapi rasa penasaran masih menyelimuti hatinya. Dia pun beranjak pergi ke samping Khaidir. Sekarang dia berdiri tepat ponsel itu tergeletak. Tangannya gemetar saat ingin mengambil ponsel itu dan berhasil.“Maaf Mas, aku intip sebentar ya,” ucapnya pelan. Dengan cepat Kaysha mengaktifkan kembali ponsel itu. Untung saja Kaysha mengetahui pola di ponsel Khaidir. Tidak ada yang aneh saat membaca pesan di sana. Bahkan nomor telepon pun tidak ada yang aneh. Buru-buru Kaysha mengembalikan ponsel itu pada posisi semula. Di saat itu juga mata Khaidir
“Ada apa Mas, Kenapa kamu diam? Pokoknya aku tidak mau kembali dengan Bagas, jika dia mempengaruhi Fatih dengan cara seperti itu maka kalian akan mengenang namaku saja, aku tidak sanggup untuk hidup satu atap dengannya. Kata orang Allah saja maha pengampun kenapa manusia tidak? Ya aku memang memaafkannya tapi bukan untuk menerimanya kembali. Aku akan bertambah gila jika ...” Fatih!” panggil Khaidir agar Kaysha tidak terus mengoceh. Kaysha menoleh ke belakang dan baru menyadari kalau ada Fatih di belakang mereka.“Kenapa Mas enggak bilang kalau ada Fatih di sana?” bisik Kaysha menahan malu.“Kamu saja yang tidak peka saat aku beri isyarat,” protes Khaidir menyalahkan Kaysha.Fatih mulai mendekati mereka perlahan-lahan. Menatap secara bergantian wajah mereka. Anak tampan itu kembali menatap wajah Kaysha, terdapat sisa linangan air mata di pipinya. Dengan tangan mungilnya dia menghapus jejak air mata itu.“Apa yang Bunda tangisi, tidak ada yang kecelakaan atau yang meninggal? Apa yang m
Syeira terlihat kesal dan marah mendengar ultimatum pria hitam manis itu. Semakin dia kesal semakin ingin mendapatkan Khaidir yang baginya sulit ditaklukkan. “Kamu jangan ambil hati ya kalimat Mas Khaidir tadi, sebenarnya dia sangat khawatir jika kamu berpakaian seperti ini, apalagi saat ini keadaan kita tidak dalam keadaan baik, Ra.” Kaysha berusaha mencairkan suasana yang terlihat wajah wanita itu cemberut. Syeira bingung dengan perkataan Kaysha. “Maksud Mbak?” Syeira mengerutkan dahinya. “Barusan ada berita di televisi kalau tempat Dewa di tahan mengalami kebakaran hebat, dan ada sepuluh orang yang melarikan diri termasuk Dewa,” lanjutnya lagi. Mata Syeira melotot saat mendengar kalimat Kaysha barusan. “Mas Dewa? Dia kabur dari tahanan? Dan bagaimana jika dia datang dan .... Aku takut Mbak,” jawabnya dengan nada gemetar.Kaysha mencoba menenangkan hati Syeira, membawa ke pelukannya. Fatih hanya mengamati kedua orang dewasa itu bicara. Entah kenapa dirinya merasa ada sesuatu yan
“Kamu jangan salah sangka dulu, ini hanya menurut pandangan saya. Sekarang kalian pikirkan saja di zaman seperti ini masih ada orang baik yang betul-betul ikhlas menolong? Nggak ada semua butuh timbal balik. Tidak ada yang gratis semua dinilai dengan uang,” jelas Bagas menggebu-gebu.Mereka saling pandang saat Bagas meracuni pikiran mereka. “Saya memang baru mengenal Pak Khaidir delapan bulan yang lalu tapi saya sudah bisa mengenal orang yang mana tulus dan tidaknya membantu orang lain. Beliau bukan dari orang berada sama seperti saya tapi tekadnya untuk mengubah hidup kami untuk lebih maju sangat kami hargai dan sangat berterima kasih karena sudah menolong kami,” jelas Danang bersemangat. Begitu juga dengan yang lainnya membenarkan kata Danang dengan menganggukkan kepalanya. “Yang dikatakan Mas Danang memang benar Pak, saya ini hanya sebagai ibu rumah tangga, suami saya sakit stroke tidak bisa melakukan apa pun hanya terbaring di tempat tidur, tapi seperti yang Mas Danang saya bert
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba