Setelah putusan sidang berakhir, Khaidir dan lainnya merasa bahagia karena semua berjalan dengan baik meskipun Khaidir masih dirundung rasa khawatir dengan keselamatan mereka berdua. Apalagi saat menatap mata Dewa yang begitu menyiratkan sebuah kebencian yang mendalam.Khaidir memeluk sang istri dan anak sambungnya bersama. Keakraban itu terlihat membuat Bagas hanya bisa meringis dalam hati dan berusaha ikut bahagia melihat mereka.“Bu, apakah yang dikatakan Bagas memang benar, seharusnya kita tidak usah mengikuti keinginan Dewa. Ibu dengar sendiri kan, banyak sekali kejahatan yang dilakukan sama dia dan kita hanya dijadikan kambing hitam saja sama dia,” gerutu Bella setelah selesai mendapatkan hasil putusan sidang terakhir.Bu Rina menghela napas panjang dan menatap nanar Bagas yang melihat mantan istri dan cucunya dipelukan orang lain. Kenangan masa lalu langsung menyeruak dalam pikirannya. Mengingat bagaimana wanita paru baya itu menghina dan menjadikan seperti pembantu di rumahnya
“Ya lain dong Sayang, itu senam jantung sehat agar kita selalu segar bugar kalau yang ini penyemangat suami untuk bekerja, dosa loh kalau meno ....” Ucapan Khaidir terhenti saat Kaysha langsung mencium pipi Khaidir. Dia tidak berani mengumbar kemesraannya dengan mencium bibir Khaidir. “Nanti malam aja,” bisik Kaysha pelan.Khaidir pun tersenyum, sedangkan yang lain ikut tersenyum melihat kelakuan mereka. Namun, entah kenapa Bu Salma menangkap ekspresi wajah Syeira yang berbeda terselip dalam senyuman itu.“Sudah cepat sana nanti Fatih terlambat sekolah,” ucap Bu Salma mengakhiri canda mereka. “Iya Bu, seperti enggak pernah muda saja,” ledek Khaidir tersenyum.“Ya pernah lah tapi enggak gini juga, dasar anak zaman sekarang ,” sewot Bu Salma menggelengkan kepalanya.Mereka pun akhirnya pergi bersama. Fatih duduk di depan bersama Khaidir. Sedangkan Syeira duduk di belakang sembari membawa kotak makanan yang sudah dia siapkan untuk di bawa ke tempat ibunya.Langkah Syeira menjadi perh
Khaidir berkali-kali beristigfar dan membungkus jaket tadi di dalam paper bag. Dia enggan memakai jaket itu karena sudah dipakai untuk menutupi anggota tubuh Syeira tadi yang terbuka.“Ya Allah godaan apa lagi ini, sangat menyebalkan, aku juga mempunyai naluri kalau disuguhkan begitu tiap hari siapa yang enggak tergoda,” gerutu Khaidir kesal.Setelah selesai Khaidir langsung melajukan mobilnya ke cafe miliknya yang baru dia rintis.Khaidir memperkerjakan Bagas di Cafe itu sebagai tangan kanan Khaidir dan tinggal di Cafe itu. Bersama Danang yang membantu buka tutup Cafe itu.Khaidir bahagia karena Bagas bisa bekerja dengan baik dan selalu motivasi karyawan lainnya. Bahkan dia sendiri tidak tanggung-tanggung untuk menceritakan pengalaman hidupnya yang pahit dan sampai sekarang ini. Wajahnya tidak muram lagi , dan tubuhnya kembali berisi. Khaidir pun memberikan kaki palsu untuk menunjang aktivitasnya bekerja. Awalnya sedikit kaku dan sakit tapi lama kelamaan Bagas sudah terbiasa denga
“Sayang, Mama tahu tentang kematian Firman karena Mama lah yang memberikan ide itu dan si Dewa bodoh itu masuk ke perangkap Mama,” ucap Lisa tersenyum licik.“Jadi maksudnya, Mama pura-pura gila agar tidak tertangkap dan terbebas dari jerat hukum , begitu?” tanya Syeira memastikan.“Lisa memeluk putrinya. “Iya Sayang dan usaha Mama berhasil, kan?” Lisa tertawa puas saat rencananya berhasil karena Dewa membayar mahal semua masalah yang Lisa ciptakan. Wanita paru baya itu menjelaskan bagaimana dirinya bisa terlibat, karena dialah yang sebenarnya membuat Pak Firman meninggal. Saat kejadian itu Lisa datang ke rumah sakit dan mengatakan beberapa hal tentang Kaysha. Lisa sengaja memperkeruh keadaan dengan mengatakan kalau Kaysha tidak mau bertemu dengan Firman lantaran tidak merestui hubungannya dengan Bagas. Sampai akhirnya Pak Firman bertambah sakit karena jantungnya. Lisa juga sempat ingin melenyapkan Firman tapi selalu ada saja gangguan. Dengan berpura-pura menjadi gila semua kejah
“Bagaimana, apa dia menjawabnya?” tanya Kaysha penasaran.“Maaf Bu, tadi sih diangkat, tapi ...” jawabnya terjeda sebentar antara percaya atau tidak.“Ada apa Mbak Mir?” tanyanya lagi menjadi penasaran.“Itu Bu, ada suara seperti desahan ....”Kaysha menyengitkan dahinya. “Su—suara desahan, kamu enggak salah?” Kaysha masih bingung dengan perkataan Mira sekretarisnya. “Serius Bu, saya tidak salah dengar saya kan juga sudah menikah, Bu,” jawab Mira menegaskan dengan wajah merona “Coba tekan lagi nomor Syeira, saya ingin mendengarkan langsung, pakai speaker saja,” pinta Kaysha penasaran.“Baik, Bu!” Mira segera menekan ulang nomor ponsel Syeira dan tersambung. Seketika apa yang dikatakan oleh sekretarisnya ternyata benar, ada suara desahan terdengar. Kaysha mendengarnya dengan jelas pemilik suara itu yang sedang meracau kenikmatan. Setelah itu ponsel Syeira kembali di tutup.“Ya kamu benar Mbak Mir, sedang di mana dia? Dan sepertinya ada yang sengaja melakukannya, apa Syeira dalam baha
Kaysha sudah menerima file yang dikirimkan oleh informannya. Dengan teliti melihat dan membaca semua keterangan yang ada di file itu. Tidak lupa dengan beberapa gambar dan rekaman CCTV yang berhasil diambil. Ya Kaysha menyelidiki kasus kematian Rahmad Darmawan ayahnya Syeira. Tepat hilangnya Tante Lisa dan Syeira dua bulan yang lalu. Kaysha pernah bertanya langsung kepada Omnya itu dan jawabannya memang mereka tidak berada di sana. Dan dua hari kemudian Kaysha menerima panggilan dari Om Rahmad kalau dirinya sangat khawatir dengan keberadaan anak dan istrinya yang tanpa kabar. Bahkan ponsel mereka pun tidak aktif saat dihubungi.Tiga hari kemudian Rahmad menghubungi Kaysha lagi kalau dia sudah mendapatkan kabar Tante Lisa kalau mereka sedang pergi ke luar negeri untuk liburan.Dua Minggu kemudian untuk ketiga kalinya Rahmad mendapatkan kabar kalau istrinya sedang dilecehkan, bahkan orang itu mengirimkan video yang berdurasi lima puluh detik itu ke ponsel Om Rahmad. Om Rahmad langsu
Hari ini Fatih pulang lebih awal karena gurunya sedang rapat sehingga anak-anak kelas satu dipulangkan lebih awal pada jam sembilan pagi. Khaidir langsung menjemputnya di sekolah setelah itu membawanya ke Cafe. Bagas yang melihat kepulangan Fatih lebih cepat dari biasanya terlihat sangat bahagia karena dengan begitu akan ada banyak waktu untuk bisa bersama dengan Fatih. Meskipun terlambat untuk menyadarinya Bagas sebisa mungkin ingin bisa memperbaiki hubungan yang tak pernah diakuinya sendiri. Setelah berganti pakaian di kamar yang telah disediakan oleh Khaidir di ruang kerja Khaidir. Ruangan yang hampir sama suasananya seperti di kamar rumah mereka. “Apa Ayah suka dengan gambar Fatih?” tanya anak tampan itu saat menunjukkan sebuah gambar yang dia buat di sekolah hari ini. Bagas mengambil buku gambar itu dan melihat kagum hasil karya anaknya sendiri. Sebuah gambar satu keluarga meskipun tidak mirip dengan wajah mereka tapi ada nama mereka yang tersemat kan di sampingnya. Bagas t
Khaidir sedikit mendorong tubuh Kaysha agar segera menghentikan ciuman mesranya. Setelah puas Kaysha melepaskannya dan baru menyadari kalau ada Fatih dan juga Bagas yang melihat tindakan mesum wanita cantik itu. Wajahnya memerah menahan malu. “Oh Bunda ciuman terus sama Papa, enggak cukup kalau malam begadang terus?” Kaysha menutup mulut Fatih dengan cepat, bagaimana tidak saat mereka dimabuk asmara baik Khaidir dan Kaysha menuntaskan hasratnya di sembarang tempat sehingga saat Fatih mau ke dapur melihat Khaidir dan Kaysha sedang berciuman. Dari situ Kaysha sangat berhati-hati, namun hal itu kembali terjadi lagi dan lebih parahnya lagi ada Bagas yang melihat mereka. “Maaf, aku tidak tahu kalau ada kamu,” ucapnya sedikit ketus melihat Bagas Bagas tersenyum dan berkata. “Enggak masalah kalian adalah pasangan suami istri, sangat wajar kok,” jawabnya datar. Bagas terpesona dengan penampilan Kaysha yang baru, lebih terlihat sangat cantik natural dan berkelas. Sangat jauh dengan penampi
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba