"Siapa dia Mas, kenapa kamu bawa ke rumah ini?" tanya Kaysha degan penasaran.
"Apa urusanmu?" jawab Bagas dengan emosi."Memang nggak ada, tetapi setidaknya jika kamu berbuat yang aneh jangan di sini, apa kata tetangga?""Nggak ada urusan sama tetangga ya, suka- sukakulah mau bawa siapa?""Perkenalkan nama saya Clara Fransisca.""Maaf, Mbak tadi suaminya Mbak tidak sengaja motornya menabrak mobil saya.""Oh maaf Mbak saya pikir temannya suami saya, terus kenapa nggak ke rumah sakit Mbak kalau ada yang luka," tanya Kaysha dengan heran. "Saya yang nggak mau ke rumah sakit, trauma Mbak apalagi baunya jadi pingin muntah, tapi sakitnya nggak terlalu parah kok, cuma lecet sedikit," kata wanita itu."Kenapa nggak di antar ke rumahnya sih Mas, kasihan jadikan bisa langsung istirahat dengan tenang di rumahnya," tanya Kaysha dengan penuh selidik. "Saya yang mau di antar ke sini sekalian silaturahmi dengan Mbaknya.""Kalau boleh saya menginap sehari saja di sini, saya takut pulang sendiri lagian sudah malam, boleh 'kan Mbak?" tanya dengan manja."Maaf Mbak, saya sebenarnya nggak keberatan situ menginap di sini toh ini bukan rumah milik saya, cuma aneh saja dari tadi seharusnya Mbak itu kalau takut rumah sakit mbok ya di antar ke rumah Mbaknya sendiri, ngapain juga mau silaturahmi malam-malam kaya nggak ada pagi saja," gerutuku."Kaysha, apa-apaan kamu, dia itu tamu, tamu itu adalah raja, terserah aku dong mau bawa siapa?""Terserahmulah Mas.""Oh ya Kay tolong siapkan kamar di ruang tamu, biar Clara bisa istirahat langsung di kamarnya," titah Bagas suaminya. "Maaf Mas, aku ngantuk dari tadi nungguin kamu pulang, jadi Mas saja yang siapkan aku mau tidur sama Fatih.""Lah siapa suruh nungguin aku?" tanya Bagas dengan emosi."Siapa suruh lama datangnya, aku kan mau kunci pintu, nanti kalau nggak di kunci aku kena marah lagi," jawab Kaysha dengan suara nyaring. "Dasar istri tak berguna, kerjanya melawan terus," hardik Bagas.Kaysha pun masuk tanpa memedulikan suami dan teman wanitanya itu.Tak di pungkiri wanita itu sangat cantik, berkulit kuning langsat, rambutnya hitam legam di biarkan terurai dengan lembut, bulu mata yang lentik di ditambah mata bulat yang besar berwarna hitam, alis hitam dan bibir kecil yang seksi, di tunjang dengan tubuh tinggi semampai bagai peragawati. Pria seperti Bagas atau pria lain pasti sangat memujinya apalagi dengan pakaian kurang bahan sehingga memperlihatkan lekuk tubuh yang ideal."Eh ada tamu, siapa ini Gas, cantik banget, kenalin dong sama ibu, kaya orang tajir?" tanya Ibu semringah melihat wanita anggun dan seksi itu."Kenalin Bu, ini namanya Clara, sebenarnya dia cem-ceman Bagas Bu," jawabnya dengan santai. "Oh maksudmu istri simpanan kamu gitu?""Shuuut ... jangan keras-keras Bu, nanti kedengaran Kaysha," sahut Bagas dengan berbisik kepada ibunya."Kenapa harus di sembunyikan kalau kalian memang sudah menikah, 'kan Ibu bisa usir menantu Ibu yang kurang ajar itu, ngapain pelihara dia, katanya orang kaya tapi setelah kalian menikah malah nggak dapat apa-apa dari papahnya, malah nggak di anggap anak kandung lagi.""Sabar dong Bu, kita masih butuh tenaganya, biarin aja dia jadi babu di sini kalau ada yang gratis kenapa nggak?""Terus sejak kapan kalian menikah dan di mana kok Ibu nggak di kasih tahu sih pakai rahasia segala?" sahut ibu dengan sedikit berbisik. "Iya maaf Bu, kami sudah menikah 4 bulan yang lalu, tapi masih nikah sirih belum resmi tunggu anakku lahir lah Bu," jawab Bagas dengan santai."Jadi Clara ini hamil anakmu?" tanya Ibunya yang sedikit kaget."Ya iyalah Bu, masa sama orang lain," jawab Bagas dengan senang. "Terus kalau Kaysha tanya gimana masa Ibu bohong sih dosa tahu?" jawab Ibunya sewot. "Alah kaya nggak pernah Ibu bohong saja," goda Bagas. "Ya sudah terserah kalian, memang kalian bertemu di mana kok tiba-tiba sudah jadi istrimu Gas, Ibu masih bingung?""Biar Clara yang cerita Mas," jawabnya dengan senyuman manisnya."Begini awalnya sih nggak sengaja motornya Mas Bagas menabrak mobil saya, terus namanya juga pandangan pertama saya suka dengan Mas Bagas.""Ternyata Mas Bagas suka juga dengan saya, singkat cerita kami saling bertukar nomor HP lalu pendekatan sampai maaf Bu kami melakukan ....""Iya Ibu mengerti nggak usah di bahas," jawab ibunya Bagas dengan tersenyum simpul."Sampai akhirnya saya di nyatakan hamil dan Mas Bagas sanggup dan menerima saya sebagai istri keduanya.""Kami menikah hanya di saksikan oleh keluarga terdekat saya saja Bu, soalnya waktu itu secara mendadak semua, bahkan sampai-sampai ibu saja tidak dikabari.""Cuma saya mau Mas Bagas menceraikan istri pertamanya Bu, supaya saya bisa di terima lagi di keluarga saya, kalau nggak saya akan di coret dalam alih waris keluarga saya, karena saya di anggap mencoreng nama keluarga karena hamil di luar nikah dan ternyata laki-laki yang menghamili saya sudah mempunyai istri dan anak." "Itu adalah syaratnya Bu yang harus dilakukan sehingga keluarga saya tidak malu akan status.""Memang rencananya kapan kamu mau menceraikan Kaysha, Gas?" tanya Ibunya. "Pengennya sih setelah Clara melahirkan, kasihan dong Bu, istriku yang cantik ini mengurus bayi kita sendiri, suruh saja si babu itu yang ngurus daripada kita bayar Baby siter lebih baik uangnya di simpan saja buat keperluan lain, gimana menurut kalian?" "Kalau Ibu sih setelah kamu cerai kasihkan saja anakmu sama dia biar dia yang merawat, toh kamu juga nanti beliin dia rumah, mobil atau uang jadi nggak mungkin dia nggak setuju, orang dia suka sama anak-anak kok," sahut ibu mertua ikut memberi ide. "Ibu tenang saja berapa pun yang di minta Mbak Kaysha saya penuhi mau rumah, mobil, uang apa pun saya akan berikan asalkan Mas Bagas menjadi milik saya seutuhnya." "Kita lihat saja nanti, yang jelas setelah anak ini lahir kita akan ke kota, dan mengurus surat cerai kamu Mas, soalnya nggak mungkin kan aku tinggal lama-lama di sini bau, kotor euh menjijikkan, sempit lagi apalagi aku sedang hamil, tapi mau ke mana lagi orang yang menjadi suamiku tinggal di sini," gerutu Clara.Mendengar cerita yang di lontarkan Clara menantu dadakannya, ibu mertua Kaysha sangat senang karena akhirnya yang diidam-idamkan mempunyai menantu kaya raya akan terwujud."Kalau gitu Ibu malah setuju lebih baik lebih bagus toh, terus kita keluar dari kampung dan pindah ke kota jadi para tetangga di sini nggak gosipon kita, Ibu capek tinggal di sini walaupun ini rumah peninggalan ayahmu yang miskin itu lebih baik Ibu relakan saja rumah ini toh sudah pada jabuk semua, gimana usul Ibu, bagus toh?" "Iya Bu, saya setuju saja kalau Ibu mau ya nggak apa-apa, terserah Ibu mana baiknya," jawab Clara dengan senang hati karena diperlakukan baik oleh Ibu mertuanya yang dia tidak sadar bahwa kebaikan dari sang mertua hanyalah karena uang semata.Di balik pintu ternyata Kaysha mendengarkan semua penjelasan sang istri kedua.Bukan sedih karena akan di ceraikan oleh sang suami, melainkan Kaysha bersyukur bisa terlepas dari belenggu keluarganya selama ini.Bahkan jika dia meminta hari ini juga Kaysha akan mengabulkan permintaan sang suami."Terlalu kamu Mas, ternyata selama ini kamu hanya mengincar hartaku saja, baiklah apa yang bisa aku lakukan untuk istri keduamu itu, akan kubuat dia menderita seperti aku, Mas," batin Kaysha. Saat hendak membalikkan badan, ternyata tubuh gempal Fatih mengikuti Kaysha, sesaat membuat Kaysha kaget, padahal tadi dilihat anaknya tadi tertidur pulas."Astagfirullah ...Fatih!""Sedang apa di sini, ngapain kok bangun?""Bunda yang ngapain, kok lagi nguping pembicaraan ayah sama nenek, nggak baik loh Bunda," celotehnya."Bunda masih sedih, apa Bunda mau cerai sama Ayah?" tanya Fatih yang tiba-tiba membuat Kaysha kaget."Bagaimana mungkin anak sekecil Fatih, bisa tahu apa itu perceraian, apa pengaruh dari televisi atau dari teman-temannya," batinnya."Bunda kok diam, jawab dong Bunda!""Fatih tahu dari mana kalimat seperti itu, siapa yang ngajarin ngomong kayak gitu Nak?"Kata Edo teman Fatih kalau sedang berantem ibu dan ayah berarti cerai," jawabnya polos."Fatih lihat Bunda sama ayah sering berantem, itu tandanya Bunda mau cerai sama ayah." "Bunda nggak boleh nangis lagi, kata Pak Ustaz orang yang menangis itu imannya lemah, jadi supaya nggak lemah harus banyak berdoa dan salat lima waktu nggak boleh bolong," jawabnya yang membuat hati Kaysha kembali sejuk dan damai.Dipeluknya Fatih dengan hangat dan di kecup keningnya."Ya udah yuk, kita tidur sudah malam.""Iya, Bunda!"Seperti biasa Kaysha bangun pagi-pagi bahkan sebelum subuh, tetapi niatnya sekarang sudah di ujung tanduk untuk pergi dari rumah ini.Saat sedang mencuci pakaian tiba-tiba Clara sudah berada di belakang Kaysha dengan pakaian tidur yang tipis. Kaysha pun kaget bagaimana mungkin dia memakai pakaian seperti itu di sini, kalau suaminya melihat apa yang akan terjadi pasti akan berbuat yang aneh-aneh di sini," pikir Kaysha."Kenapa Mbak menatap saya begitu, ada yang salah dengan pakaian saya?""Kamu dapat dari mana pakaian seperti itu, apa kamu nggak malu memakainya, ini rumah orang bukan rumahmu, jadi jangan seenaknya memakai pakaian seperti itu, kecuali ....""Kecuali apa Mbak?" tanyanya penasaran."Dia memang istriku juga Kay!" jawab seseorang ikut menimpali obrolan mereka berdua dan tidak lain adalah Bagas sang suami. Seketika luruh lantah rasanya, terucap dengan tegas dan lancar suaminya mengutarakan kalimat itu.Kaysha tertunduk dan lemas, pandangannya menatap sinis kepada mereka yang terlihat sangat bahagia."Sejak kapan kalian sudah menikah?" tanya Kaysha dengan suara gemetar menahan tangisnya."Maaf Mbak, aku sudah menikah dengan Mas Bagas empat bulan yang lalu, dan sekarang aku mengandung anaknya," jawabnya sambil memegang perutnya yang memang sedikit membuncit."Terus kenapa tadi malam kamu berbohong sama saya toh akhirnya Mas Bagas juga yang kasih tahu," jawab Kaysha yang masih duduk mengatur napasnya."Memang sengaja, kenapa memang, aku cuma mau lihat bagaimana reaksimu kalau aku menikah lagi, kamu pasti sakit hati dan cemburu bukan, karena aku ini tampan dam berkarisma," jawab Bagas yang memuji dirinya sendiri.Kaysha berdiri dan melanjutkan mencuci pakaian yang tadi sempat tertunda."Loh Kay, kok gitu aja reaksimu, nggak seru ah!" "Jadi aku harus gimana Mas, sedih, nangis udah basi Mas, terserah kalian mau ngapain yang jelas kamu ceraikan aku, kalau tidak aku bongkar semua kebusukan
"Berani kamu menyentuh anakku akan kupatahkan tanganmu!" teriak Kaysha.Kaysha memukul kepala Bagas dengan sebuah balok kayu yang di dapatnya di seberang jalan tadi.Entah apa yang merasuki Kaysha sehingga dia berani melawan Bagas."Urusan kita belum selesai, kalau sampai terjadi sesuatu dengan anakku, kamu akan kubuat menderita," ucapnya dengan api membara."Terserah kamu Kay, aku nggak takut sama kamu, dasar istri edan menyusahi saja," sahut Bagas dengan memegang kepalnya yang mengeluarkan darah segar dan merintih kesakitan."Augh sakit, dasar istri nggak waras ... Augh!"Namun tidak dengan para tetangga mereka hampir mengeroyok Bagas karena sikapnya yang tidak mencerminkan sikap orang tua yang baik, mereka geram, marah bahkan ada yang sempat memukul kembali kepala Bagas agar kembali waras."Kamu tuh yang edan anak kok dibiarkan gitu malah disumpahi, rasanya sendal jepitku ini mau tak sumpali di mulutmu itu," ucap Bu Lastri yang geram melihat tingkah laku Bagas."Huh ... dasar sua
Khaysa masih terduduk tetapi wajahnya mengadah ke atas, memperhatikan dengan saksama wajah yang begitu sendu tapi sangat di rindukan.Matanya sedikit berembun dan wanita itu mengulurkan tangannya yang keriput termakan oleh usianya.Khaysa menyambutnya dengan hangat lalu wanita itu tersenyum dengan lembut."Ma ... maaf Bu, saya tidak sengaja soalnya tadi saya buru-buru," ucap Kaysha dengan terbata-bata.Namun seketika wanita itu langsung memeluk Kaysha dan menangis, air matanya langsung membasahi tangannya."Apa kabar Nduk?" kata wanita tua itu sambil merenggangkan pelukannya.Suara itu ... ya Mbok Darsi ...be ... betul ini Mbok Darsi pengasuh Kay?" tanya Kaysha dengan mata berbinar."Iya, Neng saya ... saya Mbok Darsi ... apa kabar cah ayu?" tanyanya bersemangat."Mbok .... hiks! hiks!""Kenapa toh Cah ayu, kok nangis, terus kenapa kamu ada di rumah sakit, ada apa, cerita sama Mbok, ayo kita duduk di sana dulu," ajaknya kepada Kaysha.Semua tetangga melihat mereka sedikit heran menga
Aku ingat-ingat dulu ya, begini ceritanya ....Flashback on."Assalamualaikum!""Walaikumsalam, ada apa malam-malam datang ke sini, mau ikut ceramah juga?" tanya Ibu Ratna dengan sewot."Maaf Bu, saya minta tolong siapkan pakaian Kaysha dan Fatih soalnya daripada Kay bolak balik ke rumah sakit buat ganti pakaian lebih baik di bawakan saja ke rumah sakit atau saya saja yang pilih bajunya kalau Ibu nggak keberatan sih?" jawab Nola dengan sopan."Memang saya pembantunya apa? Suruh dia saja yang pulang, lagian kerjaan di rumah itu masih banyak, siapa yang bersih-bersih? Saya ... enak saja dia itu punya gelar MENANTU, paham?" jawab Bu Ratna yang tambah sewot."Siapa sih Bu, yang datang rempong baget?" tanya Bagas menghampiri.Eh si Gendut Nola, ngapain kamu ke sini?" timpa Bagas lagi."Ya elah ini satu, woy sadar woy ... anak kamu itu masuk rumah sakit gara-gara kamu, kenapa kalian di rumah saja nggak ke rumah sakit?" jawab Nola dengan emosi."Alah, ngapain ke sana toh anaknya juga pasti
"Assalamualaikum, Nak...""Wa ... Walaikumsalam, Papah ... ini Papah!""Pah ... Kay kangen Papah, maafkan Kay.""Papah mau kan maaf in Kay, gara-gara Kay Papah jadi sakit seperti ini.""Papah kok pakaiannya serba putih, bersih dan tampan, wah mau pergi ke mana sih Pah sudah rapih banget, kok nggak ngajak Kay?""Papah kok nggak ngomong dari tadi senyum terus, tapi senyum Papah sangat menyejukkan hati Kay.""Papah rindu Mamah ya, Kay juga tapi mau ikut kasihan Fatih nanti dia sendiri, Kay harus merawat anak Kay Fatih cucu Papah."Papah mau lihat cucu Papah, tapi masih belum sadar, nanti kalau sudah mendingan Kay kasih tau Papah ya, pasti dia suka ....""Loh anak Mamah udah bangun tuh lihat siapa yang datang, ini Eyang kamu sayang.""Loh kalian kok hanya tersenyum saja kok nggak ngomong, Pah ... Papah mau ke mana kok pergi ....""Kay kan belum meluk Papah jadi lupa, Pah ...Pah jangan tinggalin Kay, Pah ....!" teriak Kaysha seketika.Tiba-tiba Kaysha terbangun dari tidurnya, dilihat jam d
Tiba di ruang perawatan, Fatih terlihat belum sadar juga setelah operasi itu. Namun yang membuat Kaysha bertanya-tanya dalam hati mengapa matanya selalu mengeluarkan air mata, seakan-akan tahu akan kesedihan bundanya.Menunggu dan menunggu, akhirnya tepat jam tujuh pagi perlahan-lahan mata itu terbuka dan memanggil Bundanya."Bun ... Bunda ....""Iya, Sayang, kamu sudah bangun Nak?" "Alhamdulillah ya Allah.""Bentar ya Nak, Bunda panggil Om Dokter dulu ya?" ujarnya sambil menuju ke luar ruangan."Nggak usah Nduk, biar Mbok aja yang panggil dokternya, kamu tunggu di sini saja temani Fatih," sahutnya tanpa persetujuan Kaysha Mbok Darsi bergegas pergi keluar mencari dokter.Tak lama kemudian Dokter beserta suster sudah berada di kamar Fatih, mereka langsung memeriksa kondisi Fatih yang masih lemas tetapi sudah bisa di ajak berkomunikasi oleh Bundanya."Bagaimana keadaan anak saya sekarang, Dok?" tanya Kaysha dengan cemas."Alhamdulillah keadaan Adek Fatih sudah membaik, cuma dia harus
"Wah, lagi tidur anaknya, kasihan sih tapi namanya juga takdir ya mau bagaimana lagi," ucap Bagas dengan santai."Ngapain sih kita di sini, nanti kalau ada apa-apa kita loh yang di salah in, aku nggak mau ya Mas, nanti gara-gara kita anak itu tambah sakit bukannya sembuh lihat kita," sahut Clara bergelayut manja di lengan Bagas."Udah jangan manja, kapan lagi aku bisa main sama anakku sendiri, bentar lagi kan aku mau cerai, dan aku nggak mau mengurus anak cacat ini kamu mau ngurusin, nggak 'kan?" ucap Bagas lagi yang ingin membangunkan Fatih dari tidurnya."Sudah-sudah kalian ini ribut melulu ini rumah sakit, kalau kita ribut malah kita disangka maling, udah ikuti apa kata suamimu," sahut Bu Ratna yang memperhatikan cucunya dari atas sampai bawah."Halo, anak ayah yang tampan, apa kabarmu, Nak?" ucap Bagas dengan tersenyum sinis."Ayo, bangun nggak usah tidur melulu, nggak bosan apa terbaring begini?" jawabnya dengan enteng.Mendengar suara ayahnya tiba-tiba Fatih terbangun dari tidur
Gimana Kay, sudah selesai urusanmu dengan Bagas?" tanya Dewa yang membuat semua orang kaget. semua orang kaget."Sudah Mas.""Aduh gantengnya ini orang, siapanya kamu Kay, kok nggak pernah lihat, orang baru ya Mas, atau pacarnya Kaysha ya?" tanya Nola dengan mata berbinar melihat ketampanan Dewa."Hus ... kamu tuh ya, nggak sadar apa, terus aku ini nggak ganteng apa?" tanya Bang Wawan kepada Nola istrinya."Ya maaf Bang, soalnya dia masih bening putih lagi nah kalau Abang 'kan hitam tapi manis," rayu Nola kepada Bang Wawan."Oh ya sampai lupa, kenalkan Pak, Bu namanya Mas Dewa dia teman Kay di Bandung. "Mas Dewa baru sampai kemarin siang dari Bandung, karena membantu Kay mengurus jenazah Papah yang baru tadi pagi meninggal dunia, Pak," ucap Kaysha yang kembali bersedih mengingat papahnya."Innalilahi wainna lillahi roji'un," jawab mereka dengan serentak."Kok bisa, bukannya kamu sama almarhum sedang tidak akur, berarti almarhum susul kamu sampai ke sini?" tanya Pak RT dengan penasar
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba