Beranda / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Menuju Negeri Timur

Share

Menuju Negeri Timur

Penulis: Khomairoh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-15 23:48:45
Kuro berdiri di tepi tebing, menatap cakrawala yang dipenuhi warna merah keemasan.

Suara Gidi melintas ditelinga kuro.

Kuro.." Suara Gidi terdengar.

" Gidi ". kata kuro membalas.

"Kuro".

Gidi melanjutkan bicraanya, dan di simak oleh Kuro. " Kuro, kau telah sampai disini dan disinilah awal dan disinilah akhir dari perjalanan mu."

Kuro merasa bingung dengan ucapan Gidi.

"aku tidak mengerti " kata kuro sambil menaikkan alis nya.

"perjalananmu menjadi pelindung Dunia diawali dari sini dan berakhir disini pula, ambil apa yang menjadi warisan naga untuk mu." seru Gidi.

Kuro Masih merasa bingung dan tidak tahu arah.

"Kemana aku harus melangkah setelah ini"

Gidi tersenyum tipis "Pergi dan langkahkan Kaki mu ke negeri timur."

Setelah Gidi mengatakan Negeri timur, gidi menghilang dengan pelan dihadapan Kuro.

Negeri Timur berada jauh di sana, di balik pegunungan berkabut yang konon menyimpan legenda naga lain.

Kuro.." seru Kaien "

Kaien melipat tangan di dada. “Jadi, setelah semu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuro Dan Naga Warisan   Pertemuan Dengan Lord Takuro

    Kuro, Kaien, dan Sylva berjalan di antara pasukan berbaju hitam yang mengawal mereka menuju istana Lord Takuro. Kota yang mereka lalui tampak seperti bayangan masa lalunya—megah, tapi kosong dan hampa. Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang sesungguhnya, hanya penduduk dengan tatapan kosong yang berjalan tanpa tujuan. "Aku tidak suka ini," bisik Sylva, matanya menyapu bangunan-bangunan yang tampak seperti reruntuhan yang masih berdiri. Kaien mengangguk. "Ini bukan kota yang hidup. Ini... seperti tempat yang dikendalikan oleh sesuatu yang lebih besar dari sekadar manusia." Kuro tetap diam, tetapi ia bisa merasakan sesuatu. Udara di sini terasa berat, seakan ada kekuatan yang terus menekan tubuhnya. Warisan Naga Hitam dalam dirinya bergetar, memperingatkannya akan bahaya yang lebih besar. Saat mereka mendekati gerbang istana, Kuro akhirnya berbicara. "Mata Naga Gelap... itu pasti penyebab semua ini." Pria bertopeng yang menangkap mereka menoleh. "Kau benar. Lord Takuro memiliki kekuat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Kuro Dan Naga Warisan   Warisan Kegelapan

    Kuro berdiri tegak, menatap Lord Takuro yang dilingkupi aura hitam pekat. Mata Naga Gelap di tangan Takuro berdenyut semakin kuat, menciptakan pusaran bayangan di sekelilingnya. "Kau membunuh ayahku, Ryukiro... dan sekarang, kau akan membayar harganya!" suara Takuro bergema, penuh kemarahan. Kuro menggenggam pedangnya erat. Kenyataan ini mengguncangnya—bahwa ia telah membunuh Ryukiro, ayah Takuro. Tapi ini bukan saatnya ragu. Jika ia ingin menghentikan ancaman ini, ia harus bertarung. Kaien dan Sylva berdiri di sisinya. "Kita harus berhati-hati," bisik Sylva. "Energinya meningkat berkali lipat." Kaien menatap Kuro. "Siap?" Kuro menarik napas panjang. "Aku tidak punya pilihan lain." Takuro mengangkat tangannya, dan dari Mata Naga Gelap muncul puluhan bayangan naga kecil yang melayang di udara. "Kuro, hadapi aku!" teriak Takuro sambil mengirim gelombang energi hitam. Kuro melompat, menghindari ledakan, lalu berbalik dengan tebasan pedang yang memancarkan api hitam. Namun, Takuro

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pertemuan Dengan Shira

    Kuro, Kaien, dan Sylva berlari melewati hutan yang gelap, tubuh mereka dikelilingi oleh kabut tipis yang seolah menyembunyikan mereka dari pandangan Takuro. Setiap langkah terasa berat, dan tubuh Kuro semakin lemah setelah pertempuran hebat dengan Takuro. Namun, ia tidak bisa berhenti. Takuro akan terus mengejar mereka, dan hanya ada satu cara untuk menghentikan ancaman itu. Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah yang sunyi, terlindung oleh pohon-pohon besar yang jarang dijumpai di bagian lain hutan. Di sana, terdapat sebuah kuil tua yang hampir tersembunyi oleh semak-semak. Cahaya rembulan menerobos celah-celah daun, memberikan pemandangan yang menenangkan. "Di mana kita?" tanya Kaien, menatap sekeliling dengan curiga. "Ini adalah Kuil Shira," jawab Sylva. "Aku pernah mendengar tentang tempat ini. Hanya sedikit yang tahu tentangnya." Kuro menatap kuil itu dengan rasa ingin tahu. "Shira... Siapa itu?" "Seseorang yang tahu banyak tentang sejarah naga kuno," jawab Sylva.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pembalasan Takuro

    Saat Kuro bersiap untuk perjalanan baru dengan kekuatan naga kuno yang mulai terbangun dalam dirinya, Takuro tidak tinggal diam. Sebagai pemilik Mata Naga Gelap, ia merasakan gelombang energi dari kuil tempat Kuro bersembunyi. Takuro menyeringai. "Aku tahu kau ada di sana, Kuro. Dan aku akan memastikan tidak ada tempat yang aman bagimu." Dengan kekuatan yang diperoleh dari Mata Naga Gelap, Takuro melangkah menuju arah kuil dengan niat membunuh. Konflik yang akan datang tidak hanya akan menguji fisik mereka, tetapi juga kekuatan batin yang mereka temui dalam perjalanan panjang ini. Kuro berdiri di tengah kuil, matanya menatap langit yang kelam. Angin yang berhembus membawa aroma kayu dan dupa yang membakar perlahan, menambah suasana sakral di sekelilingnya. Di sini, jauh dari keramaian, dia merasa sedikit tenang. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Dalam hatinya, ia tahu Takuro tidak akan membiarkannya begitu saja. "Takuro… dia pasti sudah merasakan keberadaanku," bisik Ku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pertarungan Yang Belum Usai

    Kuro, Kaien, dan Sylva melangkah keluar dari kuil dengan hati-hati. Suasana yang semula sakral kini dipenuhi ketegangan, meskipun mereka baru saja berhasil menahan serangan Takuro. Namun, perasaan cemas masih menguasai mereka, karena mereka tahu bahwa Takuro bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan. "Mari cepat, kita harus segera mencari tempat yang aman untuk beristirahat," kata Kaien, matanya tajam menatap sekeliling. Sylva mengangguk. "Aku setuju. Takuro pasti tidak akan membiarkan kita pergi begitu saja." Mereka bergerak cepat menuju hutan di sekitar kuil, menghindari jalan utama yang bisa dengan mudah dijangkau oleh Takuro. Kuro merasakan energi naga kuno yang terus mengalir dalam dirinya, meskipun tubuhnya terasa lelah setelah pertempuran yang menguras tenaga. Namun, ia tahu bahwa kekuatan itu juga memberikan peluang bagi mereka untuk menghadapi musuh yang jauh lebih kuat. "Kuro," Sylva berbicara, memecah kesunyian di antara mereka. "Kekuatanmu semakin kuat, aku bisa merasa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Kuro Dan Naga Warisan   Perlindungan Sementara

    Kuro, Kaien, dan Sylva bergerak cepat, menembus hutan dengan tujuan mencari tempat yang lebih aman untuk merencanakan langkah selanjutnya. Mereka tidak bisa menunggu lama, karena Takuro dan pasukannya semakin dekat. Kuro merasa seolah ada gelombang energi yang semakin kuat menghampirinya, seolah memberi sinyal bahwa musuh mereka tidak akan berhenti begitu saja. "Ke arah sana," kata Kaien, menunjuk ke sebuah lembah yang tampaknya lebih tersembunyi. "Tempat itu mungkin bisa memberi kita perlindungan sementara." Mereka berlari menuju lembah itu, meskipun Kuro merasa setiap langkah semakin berat. Setiap detik berlalu, semakin terasa beban dari kekuatan naga kuno yang terus mengalir dalam tubuhnya. Sementara itu, Sylva meliriknya dengan khawatir, seolah merasakan kegelisahan yang semakin membesar dalam diri Kuro. "Semuanya akan baik-baik saja," kata Sylva, mencoba memberikan semangat. "Kamu sudah melalui banyak hal, Kuro. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira." Kuro mengangguk pelan, namu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Kuro Dan Naga Warisan   Langkah Terakhir

    Waktu berlalu dengan cepat. Penghalang alam yang diciptakan Kuro masih berdiri kokoh, memberikan perlindungan sementara bagi mereka. Namun, meskipun mereka memiliki waktu untuk merencanakan langkah selanjutnya, ketegangan di dalam hati Kuro tak bisa dipungkiri. Setiap detik yang berlalu membawa ancaman yang semakin mendekat, dan meskipun dia telah memanfaatkan sebagian dari kekuatan alamnya, Kuro tahu bahwa itu hanya awal dari pertempuran yang lebih besar. Kaien berdiri di samping Kuro, matanya menilai penghalang yang melindungi mereka. "Kekuatanmu sangat besar, Kuro," katanya dengan nada serius. "Namun, kita harus memikirkan cara untuk menghadapi Takuro secara langsung. Dia pasti sudah tahu kita ada di sini." Kuro menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. "Aku tahu. Penghalang ini hanya bertahan sebentar. Jika Takuro mengetahui keberadaan kita, dia akan mencoba merobohkannya. Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan." Sylva berjalan mendekat, matanya tajam dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pertempuran Penentuan Takdir

    Langit malam dipenuhi awan gelap yang berputar dengan liar, sesekali disambar kilat ungu yang menyayat langit seperti retakan di dimensi. Angin kencang menerbangkan debu dan puing-puing, menambah kesan bahwa dunia seakan menahan napas menunggu benturan dahsyat yang akan terjadi.Di tengah hamparan tanah yang bergetar akibat tekanan energi, Kuro berdiri tegap. Matanya yang tajam memantulkan sinar merah dari api yang berkobar di tangannya. Di sisi lain, Takuro berdiri dengan senyum penuh kesombongan, diselimuti aura gelap yang meliuk-liuk seperti ular berbisa.Di belakang Kuro, Sylva dan Kaien sudah bersiap. Sylva menggenggam tongkat sihirnya erat, sementara Kaien menghunus pedangnya yang berkilauan di bawah cahaya bulan.Takuro menyeringai."Aku sudah menunggu lama untuk saat ini," katanya dingin. "Tunjukkan padaku seberapa besar kekuatan yang kau warisi, Kuro."Takuro mengangkat satu tangan ke langit. Seketika, langit bergemuruh. Petir menyambar tanah dengan ledakan yang mengguncang m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18

Bab terbaru

  • Kuro Dan Naga Warisan   Akhir Dari Perjalanan: Sebuah Legenda, Sebuah Pilihan

    Debu mulai mengendap. Angin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan kehidupan baru. Dunia telah selamat. Pertempuran dahsyat melawan Sang Penenun dan ancaman yang lebih besar telah berakhir. Namun, jejaknya tetap terukir dalam setiap sudut dunia. Bekas luka menganga di permukaan bumi, mengingatkan akan kekuatan dahsyat yang hampir menghancurkan segalanya. Kota-kota hancur, desa-desa porak-poranda, dan jutaan jiwa telah hilang. Namun, di tengah kehancuran itu, tumbuh tunas-tunas kehidupan baru. Tanaman-tanaman mulai tumbuh kembali, menunjukkan kekuatan regenerasi alam yang luar biasa. Manusia, yang telah kehilangan begitu banyak, mulai membangun kembali kehidupan mereka, mencari harapan di tengah keputusasaan. Kuro, pahlawan yang telah menyelamatkan dunia, tidak ada di sana untuk menyaksikannya. Pengorbanannya telah menyelamatkan alam semesta, tetapi dengan harga yang sangat mahal—kehidupannya sendiri. Ia telah lenyap, menjadi bagian dari alam semesta. Namun, kisahnya tetap hid

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Terakhir – Keseimbangan yang Sempurna

    Kuro terhuyung, tubuhnya hancur lebur, luka menganga di sekujur tubuhnya seperti peta bintang yang mengerikan. Darah segar membasahi tanah yang sudah retak dan terbakar, mencampur dengan debu dan abu yang beterbangan. Namun, di tengah kehancuran itu, cahaya emas Kekuatan Naga Emas masih menyala, suatu suar harapan yang gigih melawan kegelapan yang hampir membenamkan segalanya. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ke titik kering. Namun, Sang Penenun, entitas kekacauan itu, masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar, semakin ganas, menelan segalanya dalam cengkeramannya yang tak kenal ampun. Harmoni yang Kuro coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, seperti kaca yang siap hancur berkeping-keping. Ia merasakan kelelahan yang luar biasa, tubuhnya terasa seperti akan runtuh, namun tekadnya tetap membara. Ia tidak boleh menyerah. Ia harus menang.Pandan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Yang Hilang

    Bab 149: Harmoni yang Hilang – Pertempuran SengitAlam semesta bergetar. Bukan getaran lembut, namun guncangan dahsyat yang mengguncang realitas itu sendiri. Kekuatan tiga naga – Muzunoryu, Tsuchiryu, dan Arashiryu – berbenturan dengan kekuatan Sang Penenun, menciptakan gelombang energi yang tak terbayangkan. Air, tanah, dan angin beradu dengan kegelapan, menciptakan pusaran yang mengerikan, pusaran yang mengancam untuk menghancurkan segalanya. Kuro, di tengah badai itu, merasakan kekuatan dahsyat yang mengguncang jiwanya.Tubuhnya, yang sudah penuh luka, terasa seperti akan hancur. Setiap inci kulitnya terasa perih, setiap tulang terasa remuk. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, namun Sang Penenun masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar dan semakin ganas. Harmoni yang ia coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, hampir hancur.Kuro tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, dan cepat.

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kekalahan dan Kebangkitan – Harapan yang Memudar

    Kelelahan mencengkeram Kuro. Tubuhnya, yang biasanya dipenuhi dengan energi kosmik yang tak terbatas, kini terasa lemah dan remuk. Luka-luka yang ia derita dalam pertempuran sebelumnya masih terasa perih, ditambah dengan luka-luka baru yang ia dapatkan dari serangan Sang Penenun. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia merasakan kekuatannya terkuras, semakin menipis, seperti lilin yang hampir padam.Sang Penenun, entitas kosmik yang mengerikan itu, mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya. Ia melepaskan serangan yang mampu memanipulasi realitas itu sendiri. Waktu dan ruang menjadi terdistorsi, berputar-putar seperti pusaran air yang tak berujung. Ilusi-ilusi yang membingungkan muncul di mana-mana, menciptakan pemandangan yang surealis dan mengerikan. Kuro merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung, di mana realitas dan ilusi bercampur aduk, di mana ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana y

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kebangkitan Naga

    Kekalahan di awal pertempuran telah meninggalkan jejak yang dalam pada Kuro. Tubuhnya terasa remuk, namun tekadnya tetap membara. Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia menatap Sang Penenun, pusaran energi gelap yang tak berujung itu, dengan mata yang dipenuhi dengan campuran rasa sakit, kemarahan, dan tekad yang tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan semua kekuatannya, semua kemampuannya, untuk melawan entitas kosmik yang mengerikan ini. Ia harus menciptakan harmoni yang sempurna, keseimbangan yang mutlak, untuk melawan kekacauan yang mengancam untuk menelan segalanya.Dengan napas yang tersengal-sengal, Kuro memanggil Kuchiyose Kinpika Ryu (Naga Emas). Api emas berkilauan menerangi kegelapan yang mencekam, menciptakan kontras yang dramatis antara cahaya dan bayangan. Kinpika Ryu, naga emas yang megah dan perkasa, muncul dari dimensi lain, sisiknya berkilauan seperti emas murni yang dilebur oleh mat

  • Kuro Dan Naga Warisan   Serangan Awal

    Langit bukan lagi langit. Ia adalah kanvas gelap yang tercabik-cabik, dirobek oleh tentakel-tentakel energi hitam yang tak terhitung jumlahnya. Tentakel-tentakel itu, tebal seperti gunung dan hitam pekat seperti jurang maut, menari-nari dengan kejam di antara bintang-bintang yang meredup. Mereka bukan sekadar energi; mereka adalah manifestasi dari kekacauan itu sendiri, perpanjangan dari kehendak Sang Penenun, entitas kosmik yang haus akan jiwa. Jiwa-jiwa manusia, terhisap oleh tentakel-tentakel itu, menghasilkan jeritan yang menyayat hati, simfoni kematian yang mengerikan yang bergema di seluruh dunia. Di tengah badai ini, Kuro berdiri tegak, sebuah patung marmer yang tak tergoyahkan di tengah badai yang mengerikan.Rambut putihnya yang panjang berkibar ditiup angin yang berputar-putar, menyerupai api yang siap menyala. Wajahnya, yang biasanya dipenuhi dengan ketenangan, kini dikerutkan oleh tekad yang tak tergoyahkan. Ia bukanlah manusia biasa lagi; ia adalah m

  • Kuro Dan Naga Warisan   Gerbang Roh – Mencari Jawaban Terakhir

    Kuro, yang telah mencapai usia lanjut namun tetap teguh dalam semangatnya, merasakan sebuah panggilan yang kuat dari dalam dirinya. Bukan panggilan untuk bertempur, melainkan panggilan untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam. Selama beberapa dekade terakhir, ia telah memimpin dunia menuju perdamaian dan kemakmuran, namun sebuah pertanyaan besar tetap terngiang dalam pikirannya: apakah perdamaian ini akan bertahan selamanya? Apakah ancaman kegelapan benar-benar telah musnah? Ataukah masih ada misteri yang tersembunyi, mengintai di balik kedamaian yang tampak sempurna ini?Pertanyaan-pertanyaan ini telah menghantuinya selama bertahun-tahun. Ia telah berkonsultasi dengan para bijak, para pendeta, dan para ilmuwan, namun tak satu pun dari mereka mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Ia merasa ada sesuatu yang masih tersembunyi, sesuatu yang hanya dapat ditemukan di tempat yang terdalam dan terjauh—dunia roh.Ia telah mendengar legenda tentang dunia roh, dunia di m

  • Kuro Dan Naga Warisan   Takdir Sang Pelindung

    Debu pertempuran masih menyelimuti lembah, mengingatkan akan pertarungan sengit yang baru saja berakhir. Aroma tanah basah bercampur dengan bau darah—bau yang tak akan pernah hilang dari ingatan Kuro, Sylva, dan Kaien. Kemenangan atas entitas kegelapan terasa pahit, dibumbui oleh kehilangan dan kelelahan yang mendalam. Banyak sekutu mereka telah gugur, korban dari pertempuran yang hampir menghancurkan dunia. Keheningan yang menyelimuti mereka dipenuhi oleh kesedihan yang dalam, namun juga oleh rasa syukur yang tak terhingga. Mereka telah berhasil. Mereka telah menyelamatkan dunia.Kuro, dengan luka-luka yang masih menganga di tubuhnya, duduk bersila di tengah reruntuhan. Ia menatap langit yang mulai dipenuhi bintang, merasakan beban tanggung jawab yang luar biasa di pundaknya. Ia bukan hanya seorang pemimpin bagi pasukan mereka, tetapi juga seorang pemimpin bagi dunia yang baru saja mereka selamatkan—dunia yang hancur, dunia yang membutuhkan pemulihan yang panjang dan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Ancaman Muncul

    Setelah berhasil mengendalikan kekuatan Naga Bumi dan menyeimbangkan energi di dalam dirinya melalui ritual purba, Kuro merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, kedamaian itu hanyalah sementara. Ia tahu bahwa entitas kegelapan yang telah merasukinya belum sepenuhnya hilang. Ia masih merasakan bisikan-bisikan jahat di dalam pikirannya, dan ia masih melihat kilasan-kilasan gambar yang mengerikan. Ia tahu bahwa ancaman itu masih mengintai, menunggu saat yang tepat untuk menyerang kembali.Ia menghabiskan beberapa bulan berikutnya untuk berlatih dan bermeditasi, menjaga keseimbangan antara kekuatan cahaya dan kegelapan di dalam dirinya. Ia juga menghabiskan waktu bersama Sylva dan Kaien, menikmati kedamaian dan kebersamaan yang telah lama dirindukannya. Namun, ia selalu waspada, selalu siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin datang kapan saja.Suatu hari, saat ia sedang berlatih di hutan, ia merasakan perubahan di udara. Udara terasa dingin da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status