Beranda / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Kematian Hana Dan Akihiro: Pelarian Gidi Dan Kuro

Share

Kematian Hana Dan Akihiro: Pelarian Gidi Dan Kuro

Penulis: Khomairoh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 16:45:38

Malam itu semakin gelap, dan ketegangan di desa kecil itu kian terasa. Gidi, yang telah melangkah jauh ke dalam dunia gelap, kini kembali. Namun, kehadirannya berbeda—penuh kelelahan, dan ekspresi wajahnya menunjukkan banyak beban. Kuro, yang sempat terjebak dalam dunia kegelapan, kini sudah kembali pada dirinya sendiri, berkat usaha Gidi untuk menyelamatkannya.

Di rumah Hana dan Akihiro, suasana semakin menegangkan. Akihiro terbaring lemah, tubuhnya semakin tak bertenaga. Hana di samping suaminya, menggenggam erat tangan Akihiro, mencoba memberi semangat. "Akihiro, apa yang akan terjadi pada Kuro?" tanyanya dengan suara gemetar.

Akihiro, meski tubuhnya semakin lemah, berusaha membuka mata dan menatap istrinya. "Aku... aku percaya pada Gidi, Hana. Dia pasti bisa menyelamatkan Kuro."

Namun, sebelum Hana bisa memberi jawaban, suara ledakan yang mengerikan mengguncang rumah mereka. Dinding bergetar, dan suasana menjadi semakin mencekam. Hana, dengan cepat, berlari menuju jendela untuk melihat apa yang terjadi.

Apa yang dilihatnya membuat hatinya berdegup kencang. Sebuah cahaya terang menyelimuti langit, disertai dengan suara ledakan yang sangat keras. Hana tahu, itu bukan lagi waktu untuk tinggal diam.

"Akihiro!" seru Hana. "Kita harus pergi sekarang!"

Akihiro yang sudah sangat lemah tidak bisa bergerak. Dengan susah payah, ia mencoba berbicara, tetapi hanya suara gemeretak yang keluar. Hana tahu waktu mereka semakin habis.

Tiba-tiba, sosok yang sangat familiar muncul di kejauhan. Gidi, dengan tubuh penuh luka, namun masih berdiri tegak. Ia tampak lelah, namun dalam matanya ada secercah harapan. "Hana... Akihiro..." suara Gidi terdengar serak. "Kuro... dia sudah selamat. Kegelapan tidak lagi menguasainya."

Hana terkejut dan hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan Gidi. "Apa... apa maksudmu?" tanyanya, kebingungan.

Gidi menghela napas panjang, wajahnya penuh penyesalan dan kelelahan. "Aku berhasil membebaskannya dari cengkraman kegelapan. Kuro kini sudah kembali pada dirinya sendiri. Tetapi dunia ini masih belum aman. Kalian harus pergi."

Hana merasa lega mendengar bahwa Kuro selamat, namun ketakutannya belum berakhir. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Hana, masih tidak mengerti situasi yang sedang terjadi.

Gidi menatap mereka dengan mata penuh penyesalan. "Dunia ini telah berubah. Kalian tidak aman lagi di sini. Aku akan menahan Kuro, kalian harus melarikan diri ke tempat yang aman."

Tanpa menunggu lama, Gidi memberi isyarat agar mereka segera pergi. "Cepat, pergi sekarang! Aku akan menghadapinya, tapi kalian harus menemukan tempat yang aman."

Hana mengangguk dan dengan terburu-buru, ia membantu Akihiro untuk berdiri meskipun tubuhnya sangat lemah. Namun, ketika mereka hendak melangkah, sebuah bayangan besar muncul di hadapan mereka. Kuro, meskipun sudah bebas dari pengaruh kegelapan, tampak sangat berbeda. Wajahnya serius, namun ada rasa penyesalan di matanya. Kekuatan yang ada dalam dirinya tetap terasa kuat, tetapi kali ini bukan lagi kekuatan kegelapan yang menguasainya.

"Kalian tidak bisa tinggal di sini," kata Kuro dengan suara berat. "Aku tak akan membiarkan kalian terus berada di tempat ini yang sudah hancur."

Hana terkejut, tetapi ia tahu bahwa Kuro tidak bermaksud melukai mereka. Ia hanya berusaha untuk melindungi mereka dari kehancuran yang semakin dekat.

Gidi, yang tak jauh dari mereka, mengangkat tangannya dan berkata dengan tegas, "Pergilah, Kuro! Biarkan mereka pergi! Aku akan menahan semuanya di sini."

Hana merasa berat hati untuk meninggalkan tempat itu, namun dengan cepat ia menarik Akihiro dan mulai berlari ke arah hutan, mencari tempat yang aman. Meskipun tubuhnya lelah, Hana tahu bahwa ini satu-satunya jalan untuk bertahan hidup.

Gidi berdiri menghadapi Kuro, yang kini bukan lagi sosok yang terperangkap dalam kegelapan. Mereka berdua terdiam sejenak, seolah menyadari bahwa dunia yang mereka kenal sudah berakhir. Namun, ada harapan baru di antara mereka—harapan bahwa mereka bisa bertahan meski dunia hancur di sekeliling mereka.

Ketika Hana dan Akihiro semakin jauh meninggalkan tempat itu, mereka merasakan getaran besar yang mengganggu keseimbangan dunia mereka. Kegelapan yang datang bukan dari Kuro, tetapi dari kehancuran yang tak terelakkan.

Hana terus berlari, meskipun hatinya penuh kecemasan. Mereka berlari jauh, tanpa arah yang jelas. Namun, sebelum mereka bisa mencapai tempat yang lebih aman, sebuah ledakan besar mengguncang tanah. Dunia yang mereka kenal perlahan-lahan hancur.

Hana dan Akihiro jatuh ke tanah, tubuh mereka terluka parah. Dalam pelukan satu sama lain, mereka akhirnya menyerah pada takdir.

Sementara itu, Kuro berdiri di tempat yang kosong, jauh dari dunia yang telah ditinggalkannya. Meski telah bebas dari kegelapan, dunia yang baru ini membawa kehancuran yang tak terelakkan. Kuro tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti, ia harus berjalan terus, meninggalkan dunia yang penuh luka di belakangnya.

Gidi, meskipun terluka parah, berdiri sebagai pelindung terakhir bagi dunia yang masih tersisa.

Bab terkait

  • Kuro Dan Naga Warisan   Penerbangan Kegunung Kiryu

    Setelah kehancuran yang menghancurkan desa mereka, Kuro dan Gidi melanjutkan perjalanan mereka, meninggalkan tempat yang hancur dan penuh kenangan. Gidi yang terluka parah, memaksakan dirinya untuk bertahan, sementara Kuro, meskipun baru saja dibebaskan dari kegelapan, merasakan beban berat di pundaknya."Kita harus cepat," kata Gidi dengan suara yang serak, meskipun jelas terlihat bahwa tubuhnya tak lagi sekuat dulu. Kuro mengangguk, menatap Gidi dengan penuh kekhawatiran, namun tahu bahwa mereka tidak memiliki banyak pilihan. Dunia mereka kini telah berubah, dan satu-satunya cara untuk bertahan adalah mencari tempat yang aman."Mereka akan mengejar kita," ujar Kuro, memikirkan bahaya yang terus mengintai mereka. "Di Gunung Kiryu, kita mungkin bisa menemukan perlindungan."Gidi menatap Kuro dengan mata yang penuh makna. "Kita harus sampai ke sana. Tapi jangan berharap kita akan tenang. Gunung Kiryu menyimpan banyak rahasia dan bahaya, tetapi itu mungkin satu-satunya tempat yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Kuro Dan Naga Warisan   Rumah Baru di Gua Kiryu

    Mereka akhirnya tiba di sebuah gua besar di lereng Gunung Kiryu. Udara di sana lebih sejuk, dan suara angin yang bertiup melewati celah-celah batu menciptakan harmoni yang menenangkan. Kuro dan Gidi melangkah masuk dengan hati-hati, mata mereka menyesuaikan diri dengan kegelapan yang menyelimuti bagian dalam gua."Kita bisa bertahan di sini untuk sementara waktu," kata Gidi sambil menyalakan obor kecil yang ia bawa.Kuro mengamati sekeliling. Dinding gua itu kokoh, tinggi, dan memiliki banyak cabang lorong yang bisa menjadi tempat persembunyian. Lantai berbatu cukup rata, meskipun beberapa bagian masih kasar dan berbahaya. Mereka bisa merasakan aroma kelembapan bercampur dengan udara dingin dari dalam."Setidaknya, tempat ini lebih aman daripada desa," ujar Kuro.Gidi mengangguk. "Kita perlu membuat tempat ini lebih nyaman. Aku akan mencari kayu kering untuk api. Kau bisa mengeksplorasi bagian dalam gua dan mencari sumber air."Tanpa banyak bicara, mereka segera berpencar menjalankan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Kuro Dan Naga Warisan   Rahasia Naga Emas

    Langkah kaki bergema di lorong gua yang sunyi. Kuro dan Gidi menahan napas, tubuh mereka menegang. Suara itu semakin dekat, membuat keduanya bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.Gidi merapatkan tubuhnya ke dinding batu, sementara Kuro menggenggam gagang pisaunya dengan erat. Jantungnya berdegup kencang, bukan hanya karena ancaman yang mungkin datang, tetapi juga karena perasaan aneh yang terus mengganggunya sejak tadi malam.Tiba-tiba, bayangan hitam muncul di ujung lorong. Sosok itu berhenti, lalu perlahan melangkah maju, memperlihatkan wajahnya di bawah cahaya redup obor.Seorang pria tua, berjubah panjang dengan rambut putih yang tergerai. Matanya tajam dan penuh wibawa."Jadi... kalian akhirnya sampai di sini," katanya dengan suara dalam dan bergetar.Kuro dan Gidi saling berpandangan, tidak mengenali sosok itu. Tapi ada sesuatu dalam tatapan pria tua itu yang membuat Kuro merasakan ikatan yang aneh."Siapa kau?" tanya Kuro, masih waspada.Pria itu tersenyum tipis, lalu menghe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Kuro Dan Naga Warisan   Takdir Kuro

    Kuro merasakan denyut energi dari pedang di tangannya. Cahaya keemasan berpendar dari bilahnya, seakan merespons keberadaannya. Gidi berdiri di sampingnya, matanya waspada menatap pintu gua yang sebentar lagi akan diterobos oleh para pemburu Ordo Kegelapan."Kuro, kau harus bersiap," kata Gidi. "Mereka bukan lawan biasa."Pria tua itu, yang masih belum menyebutkan namanya, menatap Kuro dengan penuh keyakinan. "Pedang itu telah memilihmu. Sekarang, pertanyaannya adalah... apakah kau akan menerima takdirmu?"Suara benturan keras menggema dari luar gua. Batu-batu berjatuhan dari langit-langit. Kuro menelan ludah, jari-jarinya semakin erat menggenggam pedangnya."Aku tidak punya pilihan lain, bukan?" gumamnya.Pria tua itu mengangguk. "Kau selalu punya pilihan. Tapi hanya satu jalan yang bisa menyelamatkan dunia ini."Tiba-tiba, dinding gua di bagian depan meledak, menghantam ke dalam dengan kekuatan luar biasa. Debu dan pecahan batu berhamburan. Dari balik kabut asap, beberapa sosok berj

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Kuro Dan Naga Warisan   Kekuatan Yang Tersembunyi

    Angin malam bertiup kencang di atas tebing tempat Kuro berdiri. Tubuhnya masih dipenuhi sisa energi pertempuran sebelumnya, napasnya tersengal. Gidi berdiri di sampingnya dalam wujud manusianya, menatap jauh ke arah kegelapan di cakrawala."Ragnor berhasil kabur," kata Gidi. "Tapi aku yakin dia akan kembali, lebih kuat dari sebelumnya."Kuro mengangguk, menggenggam pedangnya lebih erat. "Aku bisa merasakannya... Aku bisa merasakan kekuatan di dalam diriku, tapi aku belum benar-benar mengendalikannya."Gidi menatap Kuro dengan penuh perhatian. "Kekuatanmu itu bukan sekadar warisan Naga Emas, Kuro. Itu adalah sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang mungkin belum pernah muncul di dunia ini sebelumnya."Kuro menunduk, merasakan kehangatan yang masih berdenyut di dadanya. Saat ia menghadapi Ragnor, sesuatu dalam dirinya telah terbangun—sebuah kekuatan yang bukan berasal dari pedang, melainkan dari dirinya sendiri.Sejak pertarungan itu, penglihatannya terasa berbeda. Saat malam semakin laru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pelatihan Pertama

    Kuro berdiri di tengah lapangan luas yang dikelilingi oleh hutan lebat. Langit masih kelam, menyisakan semburat oranye di ufuk timur. Angin berhembus sejuk, menggoyangkan dedaunan di sekitarnya. Di hadapannya, Gidi berdiri dengan tangan terlipat, matanya menatap Kuro dengan penuh harapan dan kewaspadaan."Kekuatan api Naga Emas bukan sekadar kekuatan biasa," kata Gidi. "Jika kau bisa mengendalikannya, kau bisa menjadi petarung yang tak terkalahkan. Tapi jika kau ceroboh, kau bisa menghancurkan diri sendiri."Kuro menelan ludah. Meskipun ia telah melihat sekilas kekuatannya saat melawan Ragnor, ia masih belum memahami sepenuhnya apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia bisa merasakan energi itu mengalir dalam darahnya, tetapi ia belum tahu bagaimana cara memanggilnya sesuka hati."Jadi, dari mana kita mulai?" tanya Kuro.Gidi mengangkat satu jari. "Pertama-tama, kita harus membangunkan sumber api dalam tubuhmu."Gidi berjalan mendekat dan menekan dadanya dengan telapak tangan. Tiba-tiba, Ku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pelatihan dan Pertumbuhan Jiwa Naga

    Kuro berdiri tegak di tengah hutan, dadanya naik turun dengan napas berat setelah sesi pelatihan yang melelahkan bersama Gidi. Ia sudah mulai memahami dasar pengendalian api, tapi hatinya masih dipenuhi kebingungan. Ada sesuatu dalam dirinya, sesuatu yang belum sepenuhnya ia pahami—kekuatan yang terasa jauh lebih besar dari sekadar mengendalikan api.Gidi mengamatinya dari kejauhan, melihat wajah muridnya yang masih dipenuhi pertanyaan. “Apa yang kau rasakan, Kuro?” tanyanya dengan suara tenang.Kuro menggeleng pelan. “Aku... merasa ada sesuatu yang tertahan dalam diriku. Setiap kali aku menggunakan api, ada kekuatan lain yang ingin keluar, tapi aku tidak bisa mengendalikannya.”Gidi menyeringai. “Itu karena kau belum benar-benar menyadari siapa dirimu. Kuro, kau bukan hanya seorang petarung biasa. Di dalam dirimu, ada sesuatu yang jauh lebih besar.” Ia berjalan mendekat dan menepuk bahu Kuro. “Hari ini, kita akan membantumu menemukannya.”Kuro menatap Gidi penuh harap. “Bagaimana car

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Kuro Dan Naga Warisan   Menjinakkan Api: Pelajaran tentang Mengendalikan Api

    Kuro berdiri di tepi tebing, memandangi cakrawala yang dipenuhi cahaya mentari pagi. Angin berhembus menerpa wajahnya, membawa hawa segar yang bertolak belakang dengan kobaran api yang kini ia rasakan di dalam dirinya. Setelah pertemuannya dengan Jiwa Naga, kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya terasa jauh lebih stabil, namun ada satu hal yang masih mengganjal: ia belum sepenuhnya menguasainya.Gidi, sang mentor, berjalan mendekat dan berdiri di sampingnya. “Apa yang kau pikirkan, Kuro?” tanyanya.“Aku bisa merasakan api dalam diriku jauh lebih kuat dari sebelumnya,” jawab Kuro, “tapi aku juga merasa… belum benar-benar bisa mengendalikannya.”Gidi tersenyum kecil. “Itu wajar. Menerima kekuatan tidak sama dengan mengendalikannya. Api adalah elemen yang kuat, tetapi juga liar. Jika kau ingin benar-benar menguasainya, kau harus belajar menjinakkannya.”Kuro menatap Gidi penuh kebingungan. “Menjinakkan api?”“Ya,” Gidi menoleh padanya. “Api bukan hanya soal kekuatan atau kehancuran. Ia bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • Kuro Dan Naga Warisan   Akhir Dari Perjalanan: Sebuah Legenda, Sebuah Pilihan

    Debu mulai mengendap. Angin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan kehidupan baru. Dunia telah selamat. Pertempuran dahsyat melawan Sang Penenun dan ancaman yang lebih besar telah berakhir. Namun, jejaknya tetap terukir dalam setiap sudut dunia. Bekas luka menganga di permukaan bumi, mengingatkan akan kekuatan dahsyat yang hampir menghancurkan segalanya. Kota-kota hancur, desa-desa porak-poranda, dan jutaan jiwa telah hilang. Namun, di tengah kehancuran itu, tumbuh tunas-tunas kehidupan baru. Tanaman-tanaman mulai tumbuh kembali, menunjukkan kekuatan regenerasi alam yang luar biasa. Manusia, yang telah kehilangan begitu banyak, mulai membangun kembali kehidupan mereka, mencari harapan di tengah keputusasaan. Kuro, pahlawan yang telah menyelamatkan dunia, tidak ada di sana untuk menyaksikannya. Pengorbanannya telah menyelamatkan alam semesta, tetapi dengan harga yang sangat mahal—kehidupannya sendiri. Ia telah lenyap, menjadi bagian dari alam semesta. Namun, kisahnya tetap hid

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Terakhir – Keseimbangan yang Sempurna

    Kuro terhuyung, tubuhnya hancur lebur, luka menganga di sekujur tubuhnya seperti peta bintang yang mengerikan. Darah segar membasahi tanah yang sudah retak dan terbakar, mencampur dengan debu dan abu yang beterbangan. Namun, di tengah kehancuran itu, cahaya emas Kekuatan Naga Emas masih menyala, suatu suar harapan yang gigih melawan kegelapan yang hampir membenamkan segalanya. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ke titik kering. Namun, Sang Penenun, entitas kekacauan itu, masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar, semakin ganas, menelan segalanya dalam cengkeramannya yang tak kenal ampun. Harmoni yang Kuro coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, seperti kaca yang siap hancur berkeping-keping. Ia merasakan kelelahan yang luar biasa, tubuhnya terasa seperti akan runtuh, namun tekadnya tetap membara. Ia tidak boleh menyerah. Ia harus menang.Pandan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Yang Hilang

    Bab 149: Harmoni yang Hilang – Pertempuran SengitAlam semesta bergetar. Bukan getaran lembut, namun guncangan dahsyat yang mengguncang realitas itu sendiri. Kekuatan tiga naga – Muzunoryu, Tsuchiryu, dan Arashiryu – berbenturan dengan kekuatan Sang Penenun, menciptakan gelombang energi yang tak terbayangkan. Air, tanah, dan angin beradu dengan kegelapan, menciptakan pusaran yang mengerikan, pusaran yang mengancam untuk menghancurkan segalanya. Kuro, di tengah badai itu, merasakan kekuatan dahsyat yang mengguncang jiwanya.Tubuhnya, yang sudah penuh luka, terasa seperti akan hancur. Setiap inci kulitnya terasa perih, setiap tulang terasa remuk. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, namun Sang Penenun masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar dan semakin ganas. Harmoni yang ia coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, hampir hancur.Kuro tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, dan cepat.

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kekalahan dan Kebangkitan – Harapan yang Memudar

    Kelelahan mencengkeram Kuro. Tubuhnya, yang biasanya dipenuhi dengan energi kosmik yang tak terbatas, kini terasa lemah dan remuk. Luka-luka yang ia derita dalam pertempuran sebelumnya masih terasa perih, ditambah dengan luka-luka baru yang ia dapatkan dari serangan Sang Penenun. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia merasakan kekuatannya terkuras, semakin menipis, seperti lilin yang hampir padam.Sang Penenun, entitas kosmik yang mengerikan itu, mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya. Ia melepaskan serangan yang mampu memanipulasi realitas itu sendiri. Waktu dan ruang menjadi terdistorsi, berputar-putar seperti pusaran air yang tak berujung. Ilusi-ilusi yang membingungkan muncul di mana-mana, menciptakan pemandangan yang surealis dan mengerikan. Kuro merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung, di mana realitas dan ilusi bercampur aduk, di mana ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana y

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kebangkitan Naga

    Kekalahan di awal pertempuran telah meninggalkan jejak yang dalam pada Kuro. Tubuhnya terasa remuk, namun tekadnya tetap membara. Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia menatap Sang Penenun, pusaran energi gelap yang tak berujung itu, dengan mata yang dipenuhi dengan campuran rasa sakit, kemarahan, dan tekad yang tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan semua kekuatannya, semua kemampuannya, untuk melawan entitas kosmik yang mengerikan ini. Ia harus menciptakan harmoni yang sempurna, keseimbangan yang mutlak, untuk melawan kekacauan yang mengancam untuk menelan segalanya.Dengan napas yang tersengal-sengal, Kuro memanggil Kuchiyose Kinpika Ryu (Naga Emas). Api emas berkilauan menerangi kegelapan yang mencekam, menciptakan kontras yang dramatis antara cahaya dan bayangan. Kinpika Ryu, naga emas yang megah dan perkasa, muncul dari dimensi lain, sisiknya berkilauan seperti emas murni yang dilebur oleh mat

  • Kuro Dan Naga Warisan   Serangan Awal

    Langit bukan lagi langit. Ia adalah kanvas gelap yang tercabik-cabik, dirobek oleh tentakel-tentakel energi hitam yang tak terhitung jumlahnya. Tentakel-tentakel itu, tebal seperti gunung dan hitam pekat seperti jurang maut, menari-nari dengan kejam di antara bintang-bintang yang meredup. Mereka bukan sekadar energi; mereka adalah manifestasi dari kekacauan itu sendiri, perpanjangan dari kehendak Sang Penenun, entitas kosmik yang haus akan jiwa. Jiwa-jiwa manusia, terhisap oleh tentakel-tentakel itu, menghasilkan jeritan yang menyayat hati, simfoni kematian yang mengerikan yang bergema di seluruh dunia. Di tengah badai ini, Kuro berdiri tegak, sebuah patung marmer yang tak tergoyahkan di tengah badai yang mengerikan.Rambut putihnya yang panjang berkibar ditiup angin yang berputar-putar, menyerupai api yang siap menyala. Wajahnya, yang biasanya dipenuhi dengan ketenangan, kini dikerutkan oleh tekad yang tak tergoyahkan. Ia bukanlah manusia biasa lagi; ia adalah m

  • Kuro Dan Naga Warisan   Gerbang Roh – Mencari Jawaban Terakhir

    Kuro, yang telah mencapai usia lanjut namun tetap teguh dalam semangatnya, merasakan sebuah panggilan yang kuat dari dalam dirinya. Bukan panggilan untuk bertempur, melainkan panggilan untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam. Selama beberapa dekade terakhir, ia telah memimpin dunia menuju perdamaian dan kemakmuran, namun sebuah pertanyaan besar tetap terngiang dalam pikirannya: apakah perdamaian ini akan bertahan selamanya? Apakah ancaman kegelapan benar-benar telah musnah? Ataukah masih ada misteri yang tersembunyi, mengintai di balik kedamaian yang tampak sempurna ini?Pertanyaan-pertanyaan ini telah menghantuinya selama bertahun-tahun. Ia telah berkonsultasi dengan para bijak, para pendeta, dan para ilmuwan, namun tak satu pun dari mereka mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Ia merasa ada sesuatu yang masih tersembunyi, sesuatu yang hanya dapat ditemukan di tempat yang terdalam dan terjauh—dunia roh.Ia telah mendengar legenda tentang dunia roh, dunia di m

  • Kuro Dan Naga Warisan   Takdir Sang Pelindung

    Debu pertempuran masih menyelimuti lembah, mengingatkan akan pertarungan sengit yang baru saja berakhir. Aroma tanah basah bercampur dengan bau darah—bau yang tak akan pernah hilang dari ingatan Kuro, Sylva, dan Kaien. Kemenangan atas entitas kegelapan terasa pahit, dibumbui oleh kehilangan dan kelelahan yang mendalam. Banyak sekutu mereka telah gugur, korban dari pertempuran yang hampir menghancurkan dunia. Keheningan yang menyelimuti mereka dipenuhi oleh kesedihan yang dalam, namun juga oleh rasa syukur yang tak terhingga. Mereka telah berhasil. Mereka telah menyelamatkan dunia.Kuro, dengan luka-luka yang masih menganga di tubuhnya, duduk bersila di tengah reruntuhan. Ia menatap langit yang mulai dipenuhi bintang, merasakan beban tanggung jawab yang luar biasa di pundaknya. Ia bukan hanya seorang pemimpin bagi pasukan mereka, tetapi juga seorang pemimpin bagi dunia yang baru saja mereka selamatkan—dunia yang hancur, dunia yang membutuhkan pemulihan yang panjang dan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Ancaman Muncul

    Setelah berhasil mengendalikan kekuatan Naga Bumi dan menyeimbangkan energi di dalam dirinya melalui ritual purba, Kuro merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, kedamaian itu hanyalah sementara. Ia tahu bahwa entitas kegelapan yang telah merasukinya belum sepenuhnya hilang. Ia masih merasakan bisikan-bisikan jahat di dalam pikirannya, dan ia masih melihat kilasan-kilasan gambar yang mengerikan. Ia tahu bahwa ancaman itu masih mengintai, menunggu saat yang tepat untuk menyerang kembali.Ia menghabiskan beberapa bulan berikutnya untuk berlatih dan bermeditasi, menjaga keseimbangan antara kekuatan cahaya dan kegelapan di dalam dirinya. Ia juga menghabiskan waktu bersama Sylva dan Kaien, menikmati kedamaian dan kebersamaan yang telah lama dirindukannya. Namun, ia selalu waspada, selalu siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin datang kapan saja.Suatu hari, saat ia sedang berlatih di hutan, ia merasakan perubahan di udara. Udara terasa dingin da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status