Share

47. Hijau Bolu Pandan

Ayudia masih berduka, berturut-turut ditinggal orang-orang tercinta bukan perkara mudah. Apalagi usai semua pergi, Ayudia dengan terpaksa akan meninggalkan pulau terpencil itu demi jalani hidup.

Seperti sepeninggal Atuk kemarin, rombongan Abah mendahului undur diri. Adam menemani hingga Ayudia siap dan lega mengucap selamat tinggal. Bersyukur sudah ada yang bisa mendekap kerapuhan Ayudia, memungut setiap keping hati yang retak. Ayudia terpukul.

Hari ini mereka tengah berberes usai riungan semalam, peringatan tiga hari wafatnya Uti. Selain mengembalikan tikar tetangga, Ayudia sekalian pamit pada mereka. Tetangga yang dikenal baik dan mau ikut sekedar menemani hari Uti.

"Makasih ya Buk, sudah meminjamkan tikar sampai berhari-hari. Dia sekalian mau pamit, Dia mau ikut suami ke Sandur."

"Sama-sama. Terus rumah kamu gimana?"

"Untuk sementara biar kosong dulu, nanti barangkali ada pasangan keluarga yang belum punya rumah, ibu bisa tawarkan. Mau atau ndak kalo nempatin rumah Dia."

"N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status