Home / Romansa / Kupinang Mantan Istriku / 53. Makhluk astral

Share

53. Makhluk astral

Author: diara_di
last update Last Updated: 2022-05-23 15:13:41

Ayudia bersyukur telah melewati trimester pertama dengan baik. Berat badannya cukup terkuras akibat susah makan selama tiga bulan. Di trimester kedua, Ayudia sudah bisa menyajikan masakan untuk Adam. Anehnya, ia malah jadi tak doyan makan nasi masakan di rumahnya sendiri.

Mau tidak mau, setiap sehari tiga kali ia bergantian dengan Adam membeli sebungkus nasi untuknya makan.

Sore nanti di rumah Adam dan Ayudia akan digelar acara empat bulanan. Sebagai tanda syukur karena diusia empat bulan, ruh jabang bayi akan ditiupkan ke dalam kandungan. Sungguh luar biasa Kuasa Tuhan, dari setetes sari pati tanah, bisa bertumbuh hingga terlahir sebagai bayi mungil nan lucu.

Ayudia juga sangat bahagia karena di usia kandungannya saat ini, ia sudah mulai bisa merasakan gerakan-gerakan halus dari adik bayi. Yang membikin perempuan tersebut lebih bahagia adalah, hari ini juga bertepatan dengan hari ulangtahunnya yang ke dua puluh lima tahun.

Acara diadakan sederhana, hanya mengundang keluarga dan beber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kupinang Mantan Istriku    54. Terserah

    Sudah satu bulan Ayudia rajin belajar berkendara mobil, meski perutnya semakin besar, ia tetap bergerak aktif. Baru hari ini Adam tega membiarkan sang istri keliling pasar membawa kendaraan sendiri. Usai perayaan hari ulangtahun Ayudia, Adam juga memutuskan untuk berhenti bekerja di Asmaul Husna. Ayudia tidak tahu pasti alasan berhentinya Adam dari sana, namun Adam bilang ingin bekerja di rumah saja.Sebagai istri, Ayudia mendukung saja setiap keputusan yang Adam ambil. Tak berpikir macam-macam, Ayudia menikmati saja momen kebersamaan mereka yang lebih intens.Akan tetapi, hari ini Ayudia sedikit melihat perubahan suaminya. Tubuh Adam tampak kurus, rahangnya semakin terlihat tipis. Kalau ditanya, Adam biasa akan bilang kelelahan, jadi berat badannya juga ikut menyusut.Awalnya Ayudia percaya dengan alibi-alibi yang dibuat Adam, tetapi kali ini ia ragu. Ayudia sampai membeli timbangan digital untuk mengukur berat badan, apakah benar dugaannya kalau berat badan Adam turun sangat kontras

    Last Updated : 2022-05-24
  • Kupinang Mantan Istriku    55. Oksigen Gratis

    Keriuhan tercipta dari alas kaki yang saling bersahutan, menggema di gendang telinga Ayudia. Mengusik mimpi indah dan memaksa perempuan itu mengerjap dan bangun dalam keadaan kaget.Ia spontan menghadang langkah Ammar dan memegangi lengan ptia itu. "Kak, ada apa? Kenapa dengan Mas Adam?"Ayudia rasa tindakannya biasa saja, karena ia pun tak memiliki gelayar aneh, terlebih pada kondisi mencekam dan kritis sang suami. Namun berbeda dengannya, Ammar justru diam beberapa sekon, meneliti mata indah Ayudia, barangkali dan sedikit berharap dapat menemukan sebuah pantulan namanya di sana. Sampai Ayudia sedikit menghentak tangan Ammar, membuat sang pemilik harus rela mengaburkan khayalan yang sangat ngaco pagi itu."Kak, Kak Ammar dengar ndak sih? Aku tanya sama Kakak? Ada apa dokter lari-lari?"Wajah Ayudia sudah dipenuhi dengan kecemasan bukan main, Ammar tergeragap. Mengusap wajahnya karena malu. "Itu, tadi aku melihat Adam menggerakkan jarinya, jadi aku panggil dokter saja."Ayudia langsun

    Last Updated : 2022-05-26
  • Kupinang Mantan Istriku    56. Ammar Lengah

    Ayudia sudah menyiapkan bubur nasi yang dicampur gula aren. Bukan maunya membuat makanan aneh tersebut, melainkan Adam yang meminta. Ayudia dengan telaten membuka tablet obat satu persatu, lalu menyuapkan bubur nasi ke dalam mulut Adam. Namun, Adam malah menolak dengan menghadang sendok menggunakan tangan."Aku makan sendiri saja, Sayang. Kamu tolong siapkan kasur di ruang tengah, biar aku nanti tidur di sana saja.""Kenapa?" Ayudia mengerutkan sudut matanya."Nanti kan akan banyak tamu yang menjengukku, jadi aku ingin di ruang tengah saja.""Banyak siapa? Bukannya cuma Kak Ammar dan Abah?"Adam hanya menjawab dengan senyuman, Ayudia menjadi ingat pesan dokter Amrina bahwasannya Adam tak boleh kelelahan, sekalipun hanya lelah akibat terlalu banyak bicara. Kemudian Ayudia keluar meninggalkan Adam sendiri.Adam menyendok kan bubur ke dalam mulut. Ia hanya bisa mencecap dan sedikit merasai manisnya gula aren yang Ayudia tambahkan. Sayangnya, Adam harus kembali mengeluarkan makanan terseb

    Last Updated : 2022-05-28
  • Kupinang Mantan Istriku    57. Hujan

    Ayudia merasakan bahwa musibah meninggalnya Adam merupakan puncak kesedihan yang ia alami. Duka yang sangat dalam mengakibatkan perempuan berbadan dua tersebut tak lagi bisa mengeluarkan air matanya. Ayudia hanya diam dengan tatapan kosong, tak bisa diajak berkomunikasi bahkan ia sampai beberapa kali pingsan.Sampai raga Adam ditelan bumi, sampai semua tanah merah itu penuh dengan bunga. Tinggallah Ayudia terduduk penuh kesakitan. Jiwanya seperti baru saja terbangun dari alam lain. Ia sadar sepenuhnya akan orang-orang pelayat yang mulai bergerak menjauhi gundukan tanah basah itu.Ayudia meremas kuat nisan bertuliskan nama Adam. Inilah saat Ayudia menjatuhkan air matanya, menangis pilu dan hanya mampu mendoakan setiap kebaikan yang pernah Adam torehkan di kehidupan. Dan dihidupnya."Dia menyesal mau menikah dengan Mas Adam. Dia sangat menyesal, maafkan Dia. Mungkin Dia memang sudah digariskan menjadi sebab meninggalnya orang-orang yang Dia cintai. Andai saja Dia ndak mau dengan Mas Ada

    Last Updated : 2022-05-29
  • Kupinang Mantan Istriku    58. Dampak positif

    Cemburu kerap dibilang sebagai bumbunya cinta. Lalu, jika cemburu terus menerus, apa artinya cinta itu semakin manis karena lebih sering diberi bumbu? Tentu saja itu anggapan yang salah. Terlalu sering cemburu akan berimbas pada tak baiknya hubungan antara pasangan ataupun pertemanan.Cemburu yang terus-terusan justru bisa menyebabkan pasangan meragukan cinta itu sendiri, ia akan merasa bahwa seseorang yang mencintainya tak memiliki rasa percaya. Malangnya lagi, cemburu bisa mengingatkan seseorang pada masa lalunya. Dan ... Ammar menjadi pria yang punya rasa cemburu sangat-sangat tinggi. Bahkan melewati batas kewajaran. Ia kadang tak bisa menempatkan diri, ia lupa siapa dirinya sekarang untuk Ayudia. Bagaimana masalalu dari kegagalan yang pernah dilalui dengan Ayudia tak ia pikirkan. Padahal begitu banyak hal buruk terjadi akibat ego terhadap cemburu yang begitu besar, namun tak juga ia perhitungkan.Tanpa terasa Adam sudah meninggalkan Ayudia selama satu pekan. Hari ini menginjak har

    Last Updated : 2022-05-30
  • Kupinang Mantan Istriku    59. Terharu

    Ammar sudah siap ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Dengan jantung berdebar tak karuan, Ammar berusaha untuk tetap tampak rileks dan biasa saja. Ia juga sudah mulai membiasakan diri untuk berhati-hati ketika hendak berbicara, dengan siapapun. Takut jika ucapannya kembali melukai hati seseorang, terutama Ayudia.Lisan memang memiliki kapasitas lebih besar untuk menyakiti hati seseorang. Bahkan karena lisan, seseorang bisa sampai terluka dan sulit untuk memaafkan. Kini Ammar menghindari berbicara tanpa dasar, ia akan mulai berpikir lebih dahulu saat akan mengungkapkan apapun.Sebelumnya Ammar telah mengirimkan pesan lebih dahulu ke Ayudia agar ia menunggu di depan rumahnya. Dan benar saja saat Ammar sampai, Ayudia sudah bersiap dengan gamis hitam berpadu kerudung warna latte. Sungguh perpaduan yang sempurna untuk wajah Ayudia, Ammar menelan ludah kepayahan, ia gugup. Tapi mendadak fokusnya pecah saat mendapati Ayudia yang tiba-tiba berdiri dan mondar-mandir sambil meme

    Last Updated : 2022-06-01
  • Kupinang Mantan Istriku    60. Carikan Jodoh

    Ayudia masih bisa hidup layak setelah dua bulan kepergian Adam. Ternyata di dalam tabungan yang Adam berikan, berisi lebih dari seratus juta rupiah. Sepertinya Adam memang bukan tipe pria yang boros. Jikalau Ayudia hanya hidup dari mengandalkan upah honornya, jelas tak akan mencukupi semua kebutuhan yang semakin hari semakin mahal.Ayudia tak serta merta bersantai dan merasa tenang dengan adanya tabungan tersebut. Jika uang tersebut dipakai terus menerus pasti akan habis. Ia memutar otak, berpikir bagaimana cara agar uang tidak cepat habis dan malah menjadi semakin banyak. Namun, bukan dengan menggandakan uang layaknya lintah darat ya, itu jelas dilarang oleh agama dan sudah tertulis jelas di dalam Al-Qur'an.Akhir-akhir ini Ammar sering sekali membelikan Ayudia kudapan. Entah nasi bowl ataupun jajanan lain. Sore ini, Ammar kembali mengirimkan makanan, dan hampir semua wadahnya menggunakan styrofoam. Ayudia memandangi wadah itu cukup lama, lalu sebuah ide mampir di kepala."Kenapa nda

    Last Updated : 2022-06-02
  • Kupinang Mantan Istriku    61. Bicara Serius

    Ammar melajukan motor matic dengan sangat santai, ia sengaja menutup helm agar tak dilihat orang lain kalau bibirnya sedang melengkung akibat senyum yang sulit diredupkan.Ia lihat jarum indikator bensin sudah jatuh ke huruf E, yang berarti emergency atau darurat. Ammar berbelok ke toko yang menyediakan bahan bakar ecer. Membuka helmnya dan memanggil pedagang."Isi penuh ya, Pak.""Mas Ammar mau kemana, tumben pakai motor sendirian? Oya, kemarin Pak Joko mencari Mas Ammar lho, tapi ndak ketemu." Kata pemilik toko yang tangannya trampil menuangkan bensin ke teng motor.Ammar masih berada di komplek kelurahannya, jadi sudah menjadi hal biasa kalau semua warga satu kelurahan mengenali wajah dan tahu namanya. Tidak heran. Beda lagi dengan Ammar yang hanya mengenal beberapa gelintir orang saja."Pak Joko? Rumahnya dimana, Pak? Ada perlu dengan saya apa bagaimana?"Pria berkacamata minus itu menaruh selang bensin pada tempatnya, lalu kembali berbalik dan menerima uang dari Ammar seraya menj

    Last Updated : 2022-06-03

Latest chapter

  • Kupinang Mantan Istriku    Extra part

    Tiga hari sudah Ammar menjabat sebagai suami dari Ayudia Prasasti. Ia sangat menikmati perannya tersebut. Ia ingin menjadi suami yang terbaik untuk Ayudia, tidak akan mengulang kesalahan dahulu, atau bisa fatal akibatnya. Selama tiga hari, Ammar senantiasa membantu Ayudia dalam hal apapun. Ia cekatan merawat Fa dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring dan mencuci pakaian. Ammar juga memutuskan untuk tidak pergi ke luar kota, dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Sementara hanya menerima pekerjaan dari rumah, agar bisa menghabiskan banyak waktu bersama.Hari ini, Ammar mengajak Ayudia untuk pindah ke rumah baru mereka. Tempat yang akan menaungi hari-hari keluarga kecil Ammar ke depan. Rumah yang berhasil Ammar wujudkan dalam kurun waktu satu bulan. Ia mendesain sendiri rumah itu. Berkonsep minimalis dan estetik. Sengaja Ammar hanya memberi dua kamar pada rumah tersebut, dengan alasan agar Ayudia tidak kelelahan membereskan pekerjaan rumah saat ia sedang ke luar k

  • Kupinang Mantan Istriku    73. Ikrar Cinta (Ending)

    Ayudia mematut dirinya di depan cermin, memandang dan menatap detail tubuhnya yang terbalut gamis berwarna navy dengan kerudung senada, menutup sampai di bawah perut. Pakaian sederhana berbahan brukat tanpa pernak-pernik apapun. Namun, aura kecantikan tetap memancar dari wajah ayu itu. Ia memoles bedak dan lipstik. Tidak perlu foundation, tidak perlu eyeliner, blashon dan lain sebagainya. Ayudia pikir, hanya lamaran, tak perlu tampak berlebihan juga.Fa juga terlihat tampan dengan kemeja abu, pakaian yang Ammar belikan. Bocah kecil itu anteng sekali sejak tadi, seakan ia paham benar suasana hati sang ibu. Bahagia. Sudah pukul delapan malam, Ammar juga sudah mengabarkan jika ia sudah berjalan dengan rombongan menuju rumah Ayudia. Akan tetapi, sudah lebih dari sepuluh menit belum juga sampai."Mbak, ayo keluar. Mas Ammar sudah datang. Biar Fa, aku yang gendong.""Sudah sampai? Kok ndak kedengeran suara mobil?"Najma tersenyum, "Ya ndak, orang jalan kaki."Ayudia membelalak, kurang yakin

  • Kupinang Mantan Istriku    72. Kupinang Mantan Istriku

    Dua hari kemudian Ammar baru menanyakan lagi perihal jawaban Ayudia. Sebab ... semakin ditunggu, Ayudia justru semakin kelihatan menjauh, membuat Ammar dilanda kegalauan. Dengan amat sangat terpaksa, Ammar membuang urat malu dan melapisi wajahnya dengan tembok, Ammar menagih jawaban Ayudia. Dengan santai dan hanya dalam sebuah pesan singkat. Ayudia menjawab dengan Jawaban yang masih sama. Tetap iya, membuat Ammar merasa bingung akibat tak mau terlalu percaya diri dulu dan akhirnya kecewa. Lalu ia desak lagi agar menuliskan jawaban yang jelas menggunakan kalimat, bukan sekedar satu kata. [Iya, Dia mau kembali dengan Kakak.] Pesan yang Ayudia kirim barusan, Ammar pandangi sampai lama, sampai seluruh kepingan jiwa dan kewarasannya kembali. Lalu ... "Yey! Yes! Alhamdulillah ya Allah ...! Alhamdulillah! Hore ... Umi ... Dia mau, Dia mau, Mi ....!" Umi tidak heran, sebab beliau begitu paham dengan tabiat anaknya yang memuja Ayudia. Janggal jikalau Ammar tidak jingkrak-jingkrak. Jika sud

  • Kupinang Mantan Istriku    71. Ingin Rujuk

    Ayudia memanggil-manggil Umi dan Abah. Sayangnya tidak ada sahutan. Albi lalu meninggalkan Ammar di kursi saja, dan pergi keluar. Fatma malah meringkuk dengan Fa, tidak mungkin Ayudia membangunkan, yang ada Fa akan kaget. Akhirnya ia sendiri yang menangani Ammar."Kak, Dia siapkan air hangat untuk mandi ya? Tapi di kamar mandi belakang, Kakak ambil bajunya dulu di kamar.""Ndak kuat, Dia ... tolong sekalian."Meski ragu-ragu, Ayudia tetap membuka pintu kamar Ammar, lalu menghidupkan lampu kamar."Dia ..." Panggil Ammar,Ayudia terlonjak, "Ya.""Ehm, itu ... itunya ... ndak usah."Ayudia berbalik dan mendekati Ammar. Ia tidak mengerti apa yang sedang Ammar bicarakan. "Itu itunya itu apa sih, Kak?""Ya itu, ndak usah. Di belakang ada."Ayudia menggeleng, masih tidak paham ia melengos dan masuk ke kamar lalu membuka lemari. Barulah saat pupilnya menangkap segitiga berkerut, bulu kuduknya meremang. Ia baru memahami ucapan Ammar tadi. Mengalihkan pandangan lalu menarik satu kaos dan celana

  • Kupinang Mantan Istriku    70. Temaram

    Pukul sebelas malam, Ayudia dan Ammar baru saja akan pulang dari bidan Diva. Fa tidak perlu pengobatan serius karena memang hanya mau pilek biasa. Kegelapan menemani sepanjang perjalanan mereka, tak nampak sepercik sinar kehidupan dari rumah-rumah warga, semua gelap dan mencekam.Cuaca memang sering tidak terduga, bulan yang seharusnya menjadi musim panas, tiba-tiba terguyur hujan lebat. Biasa begitu kalau lama tidak hujan, giliran hujan petir tampil paling garang. Ayudia yang terkantuk-kantuk sambil mengepuk-ngepuk paha Fa, memaksa buka suara untuk menemani Ammar yang tengah menyetir."Kak ... nanti langsung pulang ke rumah Kak Ammar saja, Dia biar pulang sendiri. Baju Kak Ammar kan basah, takut masuk angin."Ammar mengangguk dalam temaram. Entah terlihat atau tidak. Bibirnya sudah tidak mampu lagi mengatup, dingin yang menyeruak sampai ke tulang sumsum, membuat pria itu menekan gigi-giginya untuk menahan getaran pada tubuh. Rasanya Ammar sudah ingin ambruk, akan tetapi ... dua malai

  • Kupinang Mantan Istriku    69. Penuh Arti

    Semua aktivitas sudah berjalan seperti sediakala. Ayudia sudah terlepas dari bayang-bayang trauma. Ia fokus mengasuh Fa dan mengelola rumah semai bersama Najma. Sedang Ammar juga sibuk sendiri dengan proyek yang membanjiri peminat jasanya. Ya, Ammar memutuskan untuk berhenti mengajar, karena merasa bosan dan itu memang bukan bidangnya. Sudah hampir sepuluh hari Ayudia tidak melihat wajah teduh pria yang semakin sering membayangi dirinya. Selama itu juga Ammar hanya beberapa kali mengirim pesan. Terakhir kemarin siang, pesan yang menanyakan kesehatannya dan Fa. Namun, saat Ayudia membalas, pesan hanya centang satu abu-abu ... sampai hari ini. Ingin bertanya kepada Najma, namun Ayudia sedikit malu. Seakan ia tidak bisa menahan rindu yang menggunung. Iapun hanya pasrah menanti kepulangannya. Kadang terbersit prasangka buruk; apakah Ammar benar-benar dengan perasaan dan pernyataannya? Atau sekedar menghibur dirinya yang kesepian? Ayudia tidak paham. Tetapi, lebih dari seminggu tanpa kab

  • Kupinang Mantan Istriku    68. Gagal lagi

    Malam nanti aqiqah akan diselenggarakan, seluruh ketering sudah Ammar serahkan pada pihak pemotongan kambing. Ammar juga yang sibuk memesan berbagai macam kudapan untuk menambah suguhan para tetangga yang hadir. Tak lupa pria tersebut memesan tenda agar seluruh tamu bisa tertampung, dan juga tenang saat sedang menyelenggarakan marhabanan. Tidak takut kalau hujan tiba-tiba mengguyur.Rumah Ayudia sangat sesak dengan kehadiran para guru-guru dari sekolahnya mengajar dan dari Asmaul Husna. Ramai dan penuh tawa kebahagiaan. Banyak yang melempar ledekan kepada Ammar, sayangnya pria itu tak bisa lama-lama menanggapi candaan-candaan receh yang membuatnya tersenyum. Ia harus wara-wiri mendampingi pemasang dekor dan tenda. Ia ingin semua sempurna. Enak dipandang dan indah. Sesuai keinginannya. Ah, sudah seperti pemilik event organizer, saja."Am ... buruan dilamar, keburu disabet bujang-bujang yang lebih unggul darimu!" Kata Iqbal."Santai aja, Bal. Meski banyak yang lebih unggul, tapi pesonak

  • Kupinang Mantan Istriku    67. Pesan Singkat

    Ayudia menutup kembali buku itu, meletakkan di laci lemari seperti sediakala. Hatinya sudah plong, pikirannya jauh lebih ringan. Tiba-tiba semua suara yang entah sejak kapan suka sekali berbisik di telinga, lenyap begitu saja. Ayudia bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Apakah semua adalah pengaruh dari setan? Ah ya sudah lah, yang terpenting kini ia merasa lebih baik. Perempuan tersebut berjalan menapaki semua ruangan di rumahnya. Mencari dimana gerangan gadis yang izin memasak tadi. Ayudia memanggil-manggil gadis itu. Rasanya tak sabar mengabarkan untuk segera mencari bayi kecilnya yang kemarin ia tolak."Najma ... Najma ... di mana, Najma?" Ayudia bertanya pada dirinya, matanya memindai seluruh ruangan tak terkecuali. Ingin berjalan ke belakang, mencari di 'Rumah Semai', namun kewanitaan miliknya masih terasa nyeri. Darah nifas mengalir dengan derasnya. Akhirnya ia duduk di ruang tamu. Bahkan sekarang perempuan berstatus janda dua kali itu, sedang senyum-senyum sendiri. Hatinya se

  • Kupinang Mantan Istriku    66. Ayudia Merasa Lepas

    Akhirnya Adam kecil dibawa pulang oleh Umi yang diantar Andre. Ammar menunggu Ayudia, dan Najma pergi membeli perlengkapan bayi bersama Habibi. Andre harus mengalah karena diamanahi oleh Najma untuk menjaga rumah semai di kediaman Ayudia. Keesokan pagi, Ammar membawa Ayudia pulang. Kondisinya sudah stabil, meski ia masih tampak lesu dan banyak diam. Najma yang menjaga Ayudia semalaman, ikut pulang dengan mobil Ammar. Dua pria yang tengah gencar mendekatinya sudah kembali ke daerah masing-masing. Gadis itu mencoba membuka obrolan agar Ayudia berbicara. "Mbak Dia, kemarin Andre mengantar benih mahoni 250 pohon. Baru Najma bayar setengah, setengahnya nanti kalau sudah laku seluruhnya." Tidak bergeming, Ayudia tetap diam. Najma dan Ammar saling pandang melalui kaca tengah. Lalu Najma mengangkat bahu, kode bahwa ia tak bisa berbuat banyak. Kini giliran Ammar berusaha mengalihkan perhatian Ayudia dari hilir-mudik kendaraan di jalan. "Dia ... bagaimana jika nanti saat sampai di rumah, aku

DMCA.com Protection Status