Share

CH-326

last update Last Updated: 2025-03-18 16:59:26

Xiao Tian duduk bersila di atas tanah yang sedikit berdebu, mengatur napasnya dengan ritme yang stabil. Wajahnya tidak menunjukkan kesakitan yang berarti, tetapi ada kilatan kepahitan di dalam matanya. Dia merasakan efek dari serangan balasan yang menghantam tubuhnya.

Sambil menghela napas pelan, dia berbicara kepada sosok dalam dunia dantiannya, Leihuo Dashi.

"Leihuo Dashi, aku tidak menyangka masih terluka seperti ini setelah menggunakan kekuatanmu. Padahal tubuh fisikku sudah mencapai Tingkat 17 Tubuh Abadi Semesta," ujar Xiao Tian dengan nada datar, meskipun dalam hatinya dia sedikit jengkel.

Di dalam dunia dantiannya, seekor Binatang Api Petir raksasa dengan tubuh berselimutkan nyala api dan percikan petir melayang di atas lautan energi. Leihuo Dashi menyipitkan matanya sebelum tersenyum kecil, suaranya terdengar menggelegar tetapi penuh keyakinan.

"Bukan tubuh Abadi Semestamu yang masih lemah," jawabnya dengan nada bangga. "Tetapi kekuatan Dewa ini yang terlalu kuat. Jika kamu i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-327

    Xiao Tian dan para pemuda lainnya segera memasuki Danau Abadi. Begitu tubuh mereka menyentuh permukaan air yang keemasan, energi spiritual yang kaya langsung menyelimuti mereka, meresap ke dalam pori-pori dan merangsang kekuatan internal mereka.Tanpa ragu, mereka mulai menyelam lebih dalam. Seiring dengan bertambahnya kedalaman, mereka dapat merasakan bahwa kandungan energi spiritual semakin padat dan murni.Namun, meski energi ini menawarkan manfaat luar biasa, tidak semua tubuh manusia mampu menampungnya. Energi yang terlalu besar bisa mengoyak meridian, membebani tubuh, atau bahkan menyebabkan ledakan energi yang tidak terkendali. Karena itu, masing-masing dari mereka menyesuaikan diri dengan batas kemampuan mereka sendiri.Mereka yang memiliki tubuh lebih lemah tetap berada di lapisan dangkal, sementara yang lebih kuat berani menyelam lebih dalam.Tetapi bagi Xiao Tian, kedalaman biasa tidak cukup.Dia terus menyelam lebih dalam. Semakin turun, semakin murni energi spiritual yang

    Last Updated : 2025-03-18
  • Kultivator Inti Semesta   CH-328

    Xiao Tian kembali duduk bersila di dasar Danau Abadi. Gelombang energi spiritual yang kaya mengalir di sekelilingnya, membentuk pusaran yang semakin padat.Namun, kali ini bukan tubuh fisiknya yang akan ditempa, melainkan jiwanya!Dia mulai membentuk segel tangan, mengaktifkan teknik khusus untuk memperkuat lautan jiwanya.Saat ini, jiwanya telah mencapai tingkat Jiwa Immortal tingkat satu.Tetapi itu belum cukup!Jika dia bisa menembus tingkat dua, maka dia akan berdiri sejajar dengan para ahli tua di Alam Zuwu—eksistensi yang jarang ditemui dan dihormati oleh para kultivator lainnya!Kesadarannya segera masuk ke dalam Lautan Jiwanya—sebuah dimensi internal yang hanya bisa diakses oleh dirinya sendiri.Xiao Tian menatap pemandangan luas yang terbentang di depannya.Lautan jiwanya luas dan dalam, berwarna biru pekat dengan kilauan emas di permukaannya.Namun, yang paling mencolok adalah beberapa bintang yang bersinar terang di langit dimensi ini.Bintang-bintang itu adalah perwujudan

    Last Updated : 2025-03-18
  • Kultivator Inti Semesta   CH-329

    Langit di atas wilayah Klan Peri Kuno dipenuhi oleh puluhan, bahkan ratusan kapal perang yang mengambang dengan megah dan menebarkan tekanan yang menyesakkan. Cahaya dari formasi pertahanan Klan Peri Kuno berpendar samar, seakan merespons ancaman yang baru saja datang.Para tetua Klan Peri Kuno segera bergerak, melesat ke udara dengan ekspresi penuh kewaspadaan. Bahkan, kepala klan mereka, Tantai Lie, yang jarang sekali menampakkan diri, ikut keluar untuk menyambut tamu tak diundang ini. Wajahnya tetap tenang, tetapi matanya memancarkan sorot tajam.Di atas kapal perang yang paling besar, sosok-sosok berjubah agung berdiri dengan aura menekan. Di antara mereka, terdapat para Tetua Agung dari Rumah Sembilan Surga, tokoh-tokoh berpengaruh yang namanya mengguncang seluruh Alam Zuwu. Namun, yang paling menonjol adalah seorang pria paruh baya dengan postur tegap, mengenakan jubah hitam berbordir emas. Matanya tajam bak elang, dan auranya menindas seperti gunung yang siap runtuh.Dengan lan

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-330

    Di dalam cermin yang masih memancarkan cahaya redup, bayangan sosok-sosok lain mulai tampak di belakang Xiao Tian.Xia Meimei, Qiancheng, Houdo, dan anggota kelompok lainnya.Mereka berdiri agak jauh, wajah mereka tampak tegang. Kilatan cahaya yang dipantulkan dari cermin menyoroti ekspresi mereka yang penuh keterkejutan, seolah-olah mereka baru saja menyaksikan sesuatu yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat.Adegan yang terpampang di cermin bukan sekadar peristiwa biasa—itu adalah pembantaian.Mata-mata yang menyaksikan, baik yang berada di sisi cermin maupun di luar cermin, menegang. Jantung mereka berdegup kencang, tetapi tak ada seorang pun yang berani berbicara.Ketika pemandangan itu semakin jelas, mata Jun Bawei langsung memancarkan nafsu membunuh yang mengerikan.Aura haus darah yang terpancar darinya seketika menyelimuti wilayah itu. Udara terasa lebih berat, dan suhu seakan menurun drastis meski tidak ada angin yang berembus."Villa Immortal, Rumah Suci Wewangian, dan Klan

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-331

    Jun Bawei mendengus dingin. “Aku tidak menyangka semut sepertimu rela mengorbankan nyawamu untuk melindungi sampah bernama Tian itu! Semut, tidak peduli kamu membakar kekuatan hidupmu, itu tidak akan mengubah apa pun!”Langit yang sebelumnya cerah tiba-tiba diliputi kegelapan. Tekanan yang begitu kuat merambat di udara, membuat banyak orang merasa seolah-olah mereka berdiri di bawah bayangan maut. Angin menderu, menyapu tanah dan mengguncangkan pepohonan di kejauhan. Suasana yang tadinya penuh kesombongan dan tawa berubah menjadi mencekam.Jun Bawei berdiri tegap. Tatapannya penuh penghinaan saat ia menatap Fang Dai, seolah yang ada di hadapannya bukanlah manusia, melainkan serangga yang tinggal menunggu ajalnya.Tanpa ragu, ia melambaikan tangannya.Sekelebat cahaya menyala, dan seketika gelombang energi dahsyat melesat dari tubuhnya. Kekuatan yang bisa menghancurkan gunung menjadi abu dan membalikkan lautan menjadi kering kini bergerak menuju Fang Dai. Udara bergetar, dan tanah di s

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-332

    Di dalam area terlarang Klan Peri Kuno, Xiao Tian masih belum mengetahui apa yang telah terjadi di luar. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada petunjuk yang terpahat di dinding Danau Abadi.Cahaya keemasan samar-samar memancar dari ukiran kuno itu, membentuk pola misterius yang perlahan terurai dalam benaknya. Wajahnya yang biasanya dingin kini menampakkan kegembiraan yang luar biasa.“Tian, apakah kamu menemukan sesuatu?” Suara Qiancheng terdengar saat ia menghampiri dengan langkah ringan.Xiao Tian mengangguk, matanya berkilat tajam. “Aku menemukan lokasi ruang bawah tanah. Tempat itu berada tiga puluh ribu mil ke arah utara dari danau ini.”Seketika, perhatian semua orang tertuju padanya. Xia Meimei, Houdo, dan yang lainnya mendengarkan dengan penuh antusias.Xiao Tian menatap mereka satu per satu sebelum bertanya, “Apa kalian akan ikut pergi ke sana?”Xia Meimei tertawa lepas, suaranya nyaring menggema di udara. “Hahaha, tentu saja! Kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan terbaik

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-333

    "Apa yang kamu katakan?"Nada suara Huangfu Dho dipenuhi keterkejutan, seolah merasa salah dengar. Houdo berani mengatakan bahwa dia bodoh?"Hmph... Kau bodoh, Huangfu Dho. Apakah itu masih kurang jelas?"Houdo tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Justru, ia mengulang kata-katanya dengan nada yang lebih keras dan penuh penghinaan.Mata Huangfu Dho berkilat marah. Wajahnya berubah gelap."Bajingan! Kau meminta kematian!"Di belakangnya, para pengikutnya langsung bereaksi. Mereka menunjuk Houdo dengan wajah merah padam karena emosi, siap meluapkan kemarahan mereka.Namun, bukannya gentar, Houdo justru menyeringai semakin lebar. Seolah menikmati situasi ini, ia menatap Huangfu Dho dengan penuh ejekan."Huangfu Dho, ternyata kau benar-benar bodoh." Ia mendesah pelan, seakan merasa kasihan. "Bahkan kau tidak mengerti situasimu sendiri! Tapi karena kau terlalu bodoh, aku tidak keberatan memberitahumu."Huangfu Dho semakin mengernyit, tetapi Houdo tetap melanjutkan, suaranya penuh sindir

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kultivator Inti Semesta   CH-334

    Xiao Tian dan Huangfu Dho membuka mata, lalu menyadari bahwa dunia di sekitar mereka telah berubah.Suasana yang semula berisi riuh suara pertempuran kini digantikan oleh keheningan yang menyesakkan. Dinding-dinding batu yang mengelilingi mereka tampak kehitaman, seolah terbakar oleh waktu. Permukaannya kasar, penuh retakan yang seakan menyimpan kisah panjang tentang kehancuran dan kematian. Tidak ada pintu, tidak ada celah, hanya ruang tertutup yang mengurung mereka dalam kehampaan.Namun, mereka segera melupakan ruangan itu karena sesuatu yang lebih mencolok berada di hadapan mereka.Sebuah kerangka duduk bersila di tengah ruangan.Tubuhnya telah lama menjadi tulang belulang, tetapi sisa-sisa kain lusuh yang masih menyelimuti rangkanya menunjukkan bahwa ia pernah menjadi seseorang yang luar biasa. Meskipun tak lagi bernyawa, aura yang terpancar darinya tetap terasa mengerikan. Seolah-olah di saat hidupnya, ia adalah seorang yang melampaui batas manusia biasa.Mata Xiao Tian menyipit

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   CH-422

    Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber

  • Kultivator Inti Semesta   CH-421

    Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka

  • Kultivator Inti Semesta   CH-420

    Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m

  • Kultivator Inti Semesta   CH-419

    Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian

  • Kultivator Inti Semesta   CH-418

    Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak

  • Kultivator Inti Semesta   CH-417

    Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-416

    Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan

  • Kultivator Inti Semesta   CH-415

    Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c

  • Kultivator Inti Semesta   CH-414

    Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status