“Cukup!” Pria itu sedikit mengernyit, dia sangat terkejut dengan orang yang menghentikannya, bukan karena identitasnya, melainkan karena ranahnya. Awalnya dia hanya melihat orang ini tidak lebih dari sampah, dia hanya peringkat 6 alam Mulia, tapi saat ini dia tidak bisa merasakan auranya, yang ada energi yang sangat luas seperti lautan, dia tidak mampu melepaskan diri dari cengkraman orang ini. Orang ini tidak lain adalah Jiu Enlai. Jiu Enlai menatap pria itu sambil tersenyum. “Istirahatlah dengan tenang.” Boom— Jiu Enlai sedikit menyalurkan energinya ke tangan pria itu, energi itu langsung menjalar masuk ke seluruh tubuh pria itu, dan membuat pria itu meledak menjadi kabut darah karena tidak mampu menampung energi yang sangat besar. Setelah membunuh pria itu, Xiao Tian menatapnya. “Ranahmu?” Jiu Enlai tersenyum. “Jangan banyak bicara dulu, sekarang kita harus segera pergi, pertarungan mu sudah banyak menarik perhatian, pasti akan banyak tokoh terkemuka dari kota Anyang yang aka
Xiao Tian membentuk segel tangan, lalu dia memecahkan segel dalam bonggol itu, setelah itu, dia mengamati tulisan kuno dalam lempengan emas itu. “Ternyata ini adalah kayu guntur, pantas saja dia bilang bisa berguna untukku.” gumamnya. Xiao Tian tidak segan-segan, dia langsung memurnikan bonggol kayu itu, dan dia juga memurnikan lempengan emas itu juga. Melihat energi yang sangat besar dalam harta itu, Jiu Enlai yang memperhatikannya dari jauh tersenyum. “Anak ini memang bisa diandalkan, aku tidak salah menilainya, tapi dari kemampuan yang dia miliki, dan cara berkultivasi nya, dia lebih mirip seperti anggota Klan Xiao, klan penguasa galaksi saat ini. Walaupun aku belum pernah bertemu dengan Klan Xiao, Klan Xiao pernah tinggal di alam ini juga, dan mereka memiliki banyak catatan tentang kemampuan Klan nya, jika Tian benar-benar anggota Klan Xiao?” Jiu Enlai sudah menyeringai penuh semangat, dia tidak bisa membayangkan bisa berteman dengan anggota Klan penguasa Galaksi yang segani oleh
Xiao Tian mengeluarkan sebuah jubah khusus dari cincin dewanya, dia sengaja membuat jubah seperti itu untuk menghindari pandangan orang lain. Namun, di Alam Qinwu dia belum pernah menggunakan hasil karyanya ini, jadi sekarang dia ingin menggunakan kegunaan jubah ini di Klan Liu. Shoot— Setelah Xiao Tian menggunakan jubah, dia langsung hilang dari pandangan. Lalu, dia terbang memasuki Klan Liu. Jiu Enlai yang meninggalkan Xiao Tian, sekarang dia sedang berdiri di atas awan untuk memperhatikannya. "Anak ini memiliki banyak sarana, bahkan dia memiliki jubah yang sangat luar biasa, bahkan dengan ranahku, aku tidak bisa merasakan kehadirannya." Sebenarnya jubah itu tidak bisa mengatasi kultivator alam Suci Beladiri, hanya jarak Jiu Enlai terlalu jauh, jadi dia tidak bisa melihat dan merasakan keberadaan Xiao Tian. Setelah berada di wilayah Klan Liu, Xiao Tian terus terbang untuk menuju area terlarang. Dia menemukan anggota Klan Liu yang berlaga di mana-mana, tidak hanya Kultivator alam
“Bajingan, siapa yang telah memberimu keberanian untuk menyusup ke dalam Klan Liu ku? Kamu pikir bisa pergi begitu saja setelah memasuki Klan Liu dan mengambil sesuatu dari kami? Bodoh!” Seorang Tetua dengan ranah alam setengah Suci mendengus ke arah Xiao Tian. Orang-orang dari Klan Liu tidak langsung menyerang, mereka sedang menunggu Tetua dengan ranah alam Suci, ataupun alam yang lebih tinggi, karena Xiao Tian bisa menyusup ke dalam Klan-nya, dan mengakibatkan formasi inti memberikan pengingat, berarti Xiao Tian memiliki kemampuan yang tinggi. Jika tidak, dia tidak akan mampu melewati area terlarang tanpa sedikitpun terdeteksi. Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Xiao Tian mendengus dingin. “Aku sarankan kalian tidak menyerang, maka masalah ini tidak akan berlanjut.” “Hahahaha, kamu pikir kamu siapa? Seenaknya memasuki Klan Liu dan ingin pergi, kamu bermimpi!” Boom— Tetua yang memiliki ranah alam setengah Suci langsung mengeluarkan penindas-nya. Xiao Tian sedikit bingung, karen
“Bajingan tercela, kamu sengaja memancingku untuk mendekat, sehingga kamu bisa melepaskan rune peledak tanpa disadari!” Liu Meng sangat marah, jika rune peledak itu tidak muncul tiba-tiba, dia tidak mungkin langsung dibuat sengsara seperti ini. Jiu Enlai tersenyum dingin. “Rune adalah senjata dalam pertarungan, dan strategi sangat diperlukan dalam pertarungan. Liu Meng, sepertinya kamu sudah menjadi Patriark yang sia-sia, bahkan hal sederhana seperti ini kamu tidak mengetahuinya!” Liu Meng menggertakan giginya. “Sebenarnya siapa kamu? Jika kamu memiliki keberanian, tunjukkan wajahmu!” Jiu Enlai tertawa geli. “Liu Meng, sebenarnya kamu sangat mengenalku, andai kamu tidak memegang kendali atas formasi inti, kamu tidak akan memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu terhadapku.” Liu Meng menjadi tambah kesal, dia menatap para Tetua lainnya. “Apa yang kalian lihat, cepat serang dia! Aku akan mengaktifkan formasi inti tanah terlarang, agar dia tahu konsekuensi seperti apa jika berani
Xiao Tian mengerutkan kening. Dia bergumam dalam hatinya sambil tersenyum sinis. “Ayahanda tercinta, lihat Klan Xiao mu begitu menyedihkan. Klan Xiao mu hanya menjadi alat untuk menindas orang lain. Sebenarnya aku tidak peduli, tapi karena aku juga memiliki darah Klan Xiao, aku akan mengubah semuanya. Aku tidak akan sepertimu yang membiarkan orang lain berbuat semaunya menggunakan Klan Xiao untuk melakukan kejahatan!” “Tian, ini peta untukmu, dengan ini kamu tidak akan tersesat. Aku akan pergi dulu, setelah aku berhasil menyatukan semua jiwaku, aku sendiri yang akan menghubungimu.” Xiao Tian menangkap peta yang dilemparkan Jiu Enlai. “Sepertinya kamu sudah meninggal sedikit jejak dalam tubuhku sehingga kamu bisa dengan mudah menemukan ku. Sebenarnya aku bisa saja menghapus jejak ini. Namun, aku menantikan kamu menghubungiku dan melakukan perjalanan ke setiap area terlarang yang kamu janjikan.” “Hahahaha, kamu tenang saja, aku bukan tipe orang yang mengingkari kata-kata ku, sekarang
“Bocah miskin! Rindu mudaku ingin kau minggir! Jadi kau minggir! Apakah kamu tidak memiliki telinga atau sudah bosan hidup?” Salah satu dari mereka berteriak, dia adalah seorang lelaki terlihat memiliki usia 33 tahun. Wanita muda itu mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan pengawalnya. “Apakah kamu tidak ingin minggir?” “Hmm, mengapa aku harus minggir ketika ini adalah alam bebas.” Xiao Tian tidak memperdulikan ucapan wanita itu. “Meneliti kematian, kamu berani berbicara seperti itu terhadap rindu mudaku, jadi kematianmu sudah bisa dipastikan!” Whooss— Dua orang langsung menyerang Xiao Tian menggunakan rantai hitam. Rantai itu tidak hanya kuat, tapi memiliki ujung seperti tombak. “Cih!” Baang— Ketika rantai itu sudah mendekati Xiao Tian, Xiao Tian hanya mendengus, dan rantai tersebut langsung hancur berkeping-keping. Melihat pemandangan itu, puluhan orang tercengang, tapi tidak untuk peringkat dua setengah Suci. Dia langsung melesat dengan cepat, seketika dia berada d
“Bocah bodoh, binatang buas yang kamu sempurnakan, walaupun kebanyakan dari mereka memiliki ranah peringkat sepuluh setengah Suci, energi yang bisa disempurnakan hanya sebanding dengan setengah Suci peringkat 4, jadi sudah bersyukur kamu bisa membuat terobosan!” Leihuo Dashi berteriak marah juga terhadap Xiao Tian. “Binatang tua, walaupun itu peringkat empat, itu peringkat empat alam setengah Suci, bukan Alam Mulia, sedangkan aku adalah alam Mulia, bagaimana itu bisa seperti ini?” “Bodoh! Katamu tidak hanya membutuhkan energi alam yang lebih besar untuk membuat terobosan kultivasi beladiri karena ada aku. Kamu juga memiliki tubuh fisik yang bisa menampung energi alam dengan jumlah besar, akibat tubuh fisikmu lah yang menyebabkan kamu memerlukan energi alam yang jauh lebih besar daripada biasanya!” Leihuo Dashi memelototi Xiao Tian dengan marah. “Kamu menyebutkan itu diakibatkan oleh tubuh fisikku, padahal kamu tinggal bilang bahwa energi alam itu habis dimakan olehmu! Cih, berpura-
Xiao Rui mengerutkan kening. Matanya menyipit, dan pandangannya menjadi jauh lebih tajam. “Garis darah Klan Xiao, tapi bukan dari Klan cabang. Lalu dari mana asalnya? Berani sekali menggunakan nama Klan Xiao.” “Tuan muda, benar. Tapi kebanyakan dari kami menyangka dia berasal dari Klan Inti. Sekarang aku akan menunjukkan potretnya. Apakah Tuan muda mengenalnya?” Tetua dari Klan Xiao cabang melangkah maju. Di tangannya tergenggam sebuah gulungan kuno berlapis pelindung energi. Dengan gerakan halus namun terlatih, ia membuka gulungan itu, menampilkan potret seseorang yang tak asing lagi bagi para pembaca, namun asing total bagi para tokoh yang berdiri di hadapan gambar tersebut. Sosok dalam gambar itu adalah Xiao Tian. Tatapan tajam, rahang tegas, dan aura tenang namun mengancam terpancar dari lukisan tersebut. Begitu gambar itu terlihat jelas, Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue mengerutkan kening bersamaan. Bahkan Xiao Fa yang jarang menunjukkan perubahan ekspresi ikut memperlihatk
Melihat seluruh hadirin berlutut seolah dunia ini telah tunduk kepada mereka, dua pemuda dari Klan Xiao inti hanya tersenyum dingin. Tidak ada rasa bangga yang terpancar dari mata mereka, seolah penghormatan dari puluhan juta makhluk itu tidak lebih dari angin lalu. Namun, satu di antara mereka masih membuka suara dengan nada netral namun penuh tekanan. “Bangun.” Hanya satu kata. Satu kalimat pendek tanpa penekanan emosi, namun suara itu menggema tajam di setiap telinga yang mendengarnya. Tanpa satu pun berani menunda, seluruh yang berlutut segera berdiri. “Terima kasih, Tuan.” Pemuda itu hanya mengangguk ringan, seperti sudah terbiasa dengan pemujaan semacam ini. Tatapannya kemudian beralih ke pria paruh baya yang berdiri dengan tenang di belakang mereka. “Tetua Xiao Fa, apakah kamu bisa tahu hal apa yang ada di balik cahaya itu?” Pria itu melangkah setengah maju. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi gugup, meskipun kini sedang menjawab langsung pertanyaan dari generasi muda Kl
“Binatang tua, pertarungan tidak harus menggunakan kekuatan terus menerus. Tetapi membutuhkan kecerdasan juga. Kesempatan ini sangat berguna untuk melatih kecerdasanku, apakah aku bisa keluar hidup-hidup dalam kondisi saat semua orang memburuku atau tidak. Jika aku tertangkap dan mati, itu hanya bisa dikatakan otakku tak berfungsi.” Leihuo Dashi tertawa keras dalam pikirannya. “Hahaha, bagus. Jika kultivator takut mati, diam saja di rumah menjadi manusia biasa. Kalau ingin bertambah kuat, berarti harus berani menantang kematian!” Ketika semua orang menatap pilar cahaya yang masih memancar ke langit, keheningan seketika terpecah oleh getaran aneh yang berasal dari atas. Langit, yang semula hanya menjadi latar bagi cahaya, tiba-tiba bergemuruh hebat. Awan-awan terbelah, angin menjerit seperti menyambut kehadiran sesuatu yang tak biasa. Lalu, tanpa aba-aba, sebuah celah dimensi robek dengan paksa di angkasa. Retakan itu seolah membuka pintu menuju dunia lain. Dari balik retakan ters
“Niu Gan, Jilang, Bairu. Walaupun aku pergi, kita pasti akan bertemu lagi,” ucap Xiao Tian, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang dalam. Ketiga sosok di hadapannya menatap dalam diam sejenak. Mata mereka menyimpan kesedihan, tetapi tidak satu pun yang memohon Xiao Tian untuk tetap tinggal. Mereka tahu, jalan yang dipilih oleh Kakak Tian bukanlah jalan biasa. “Baiklah Kakak, hati-hati. Aku harap Kakak Tian mendapatkan keberuntungan di Alam Guijian. Walaupun anggota klan Xiao inti kemungkinan datang, Kakak tidak boleh kalah oleh mereka,” ujar Niu Gan akhirnya. Suaranya serak tertahan, namun penuh semangat. Xiao Tian menanggapi dengan senyum tipis yang hanya muncul di saat-saat seperti ini—bukan sekadar senyum, melainkan ketegasan yang telah melalui ribuan pertarungan. “Tentu saja.” Tanpa kata tambahan, dia melangkah mengikuti Jue Giang yang telah bergerak menuju sisi utara halaman tempat formasi kuno disembunyikan. Pepohonan rimbun menggantungkan dedaunan panjang ke tanah
"Anak muda, aku tidak menyangka kamu bisa mengetahui kondisiku tanpa memeriksaku secara langsung," ucapnya pelan namun penuh wibawa. Xiao Tian tidak menjawab, hanya tersenyum kecil. Sejak masuk rumah ini, ia telah mengaktifkan mata langitnya dan memeriksa keadaan lelaki itu secara mendalam, tanpa menyentuh satu pun bagian tubuhnya. "Senior belum menjawab pertanyaanku," ujar Xiao Tian, nadanya datar tapi penuh penekanan. Pria itu menghela napas panjang, kemudian memutar tubuhnya perlahan agar lebih tegak. Ia menatap langit-langit rumah yang mulai menghitam karena waktu senja. "Aku hanya ingin membuat Niu Gan dan yang lainnya merasakan dunia luar. Mereka terlalu lama tinggal di tempat ini, terlalu nyaman dan terlalu tertutup. Tapi aku memang benar-benar menyuruh mereka mencarikan obat. Bukan karena aku sakit parah, tapi karena aku tahu... tanpa perbaikan pada jiwaku, aku akan selamanya terjebak sebagai Setengah Dewa peringkat satu." Xiao Tian mendekat satu langkah. Tatapannya tidak
Xiao Tian, Niu Gan, Jilang dan Bairu tiba di kota Lizuang. Begitu mereka mendarat di dataran rendah, langkah Xiao Tian terhenti sejenak. Pandangannya menyapu jalan berbatu dan bangunan-bangunan tua yang berdiri dalam kesunyian yang menekan. Alisnya mengerut. Bahkan tanpa menajamkan persepsi, ia bisa merasakan betapa tipisnya energi spiritual di wilayah ini. Kering dan mati, seperti tanah yang sudah lama tidak tersentuh kehidupan. “Alam seperti ini masih ada di Langit Berbintang?” bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri. Udara yang ia hirup seakan tak memiliki daya, hanya beban kosong yang membungkam kekuatan batin. Dalam diam, kenangan tentang kampung halamannya perlahan menyeruak. “Alam ini hampir sama dengan Alam Tianwu, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Alam Qinwu.” Suara gumamannya terdengar oleh Niu Gan. Anak muda itu menoleh dengan cepat. “Kakak Tian, kenapa?” tanyanya, suara pelan namun penuh perhatian. “Tempat ini sangat tipis dari energi spiritual. Apakah kalian tum
Mereka berjalan menyusuri jalan utama kota. Aktivitas sudah mulai ramai. Para kultivator dengan berbagai pakaian dan lambang sekte berlalu-lalang. Xiao Tian memilih restoran yang menempati tiga lantai dan terletak di perempatan jalan yang paling sibuk. Begitu mereka masuk, aroma makanan langsung menyambut. Ruangan penuh dengan suara tawa dan obrolan para pelanggan yang sebagian besar memiliki ranah tinggi. Xiao Tian bahkan melihat tiga orang Setengah Dewa sedang berbicara di lantai dua. Mereka duduk di lantai pertama, di meja dekat jendela. Pelayan datang dengan senyum sopan, tidak menunjukkan sedikit pun kecurigaan. “Apa yang bisa saya sajikan, tamu sekalian?” “Apa pun yang spesial di tempat ini,” jawab Xiao Tian tanpa menoleh. Pelayan mencatat, lalu berlalu. Beberapa menit berlalu. Xiao Tian terus memerhatikan sekitar. “Kakak Tian, mereka tidak memperhatikan kita sama sekali,” ujar Jilang sambil menyesap tehnya. “Itu artinya berhasil,” sahut Niu Gan. “Tapi aku tetap merasa de
“Dengan begini, aku tidak kesulitan membuat pil yang bisa membuat persepsi Setengah Dewa tak berfungsi.” Tanpa menunda, ia segera mengeluarkan tungku Naga Azure. Tungku itu berdiri kokoh di hadapannya, dan begitu dibakar, nyala apinya menyala dengan warna tenang namun menyimpan kekuatan yang mengintimidasi. Xiao Tian langsung mengontrol apinya dengan sangat presisi. Ia tidak ingin terjadi gangguan sekecil apa pun. Untungnya, seluruh ruangan sudah diperkuat dengan formasi isolasi, jadi tidak ada suhu maupun aroma obat yang bocor keluar. Tungku mulai memanas secara bertahap. Xiao Tian membuka tutupnya dan memasukkan berbagai jenis tanaman obat. Semua telah ia siapkan dengan perhitungan yang sangat ketat. Tidak ada tanaman yang digunakan secara sembarangan, karena setiap komposisi harus selaras dengan kekuatan jiwa dan struktur energi yang ingin ia bentuk dalam pil. Begitu semua tanaman masuk, energi jiwanya menyembur keluar. Ia mulai mengatur suhu tungku, membentuk sirkulasi panas ya
“Kamu tunggu sebentar,” ucap Xiao Tian kepada Kaisar Obat Suci. “Aku akan mencarikan jumlah yang lebih banyak.” Ia menarik kesadarannya keluar dari dunia itu dan segera menghubungi Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Cincin dewa milik anggota klan Han sebelumnya telah ia bagikan kepada mereka. Xiao Tian tahu, kemungkinan besar masih ada sisa sumber daya di dalamnya. Beruntung, ketiganya merespons dengan cepat. Mereka memeriksa isi cincin masing-masing dan menemukan bahwa masih terdapat cukup banyak batu immortal, serta sembilan Vena batu ilahi. Sumber daya itu adalah hadiah dari Villa Hati Seribu Bintang setelah mereka memenangkan posisi ketiga dalam kompetisi pemburuan manik-manik bintang. “Maafkan aku,” ucap Xiao Tian. “Aku akan meminjam ini dulu dari kalian. Di lain waktu, aku pasti akan menggantinya.” Namun balasan dari mereka membuat Xiao Tian sedikit terdiam. “Kakak, kamu sudah banyak membantu kami. Tanpa kakak, mana mungkin kami bisa mendapatkan juara tiga secara bersamaan. Jadi