“Ayah, apakah ayah sudah bisa merasakan terobosan?” tanya Ming penuh harap. “Aku sudah merasakannya sejak lama," jawabnya dengan datar. "Namun, energi spiritual di sini terlalu tipis, aku sudah melucuti energi spritual dari sepuluh ribu manusia. Tapi itu tetap tidak cukup. Anakku, bagaimana dengan harga Xiao Jian itu, apakah kamu sudah mendapatkannya?” “Ayah, aku belum mendapatkannya. Wang Chong tidak berguna. Sampai detik ini dia belum berhasil menemukan harta itu." “Sampah tak berguna! Sia-sia kita memberikan banyak sumber daya untuknya,” geramnya. Tapi tiba-tiba Ayah Kaisar Ming menyeringai bak iblis. “Anakku, segera pimpin pasukan. Tapi, kamu tidak boleh membunuh mereka lebih duku, biarkan mereka berguna untuk ayah. Mungkin kedatangan mereka berkah untuk ayah. Dengan jumlah mereka, jika disempurnakan Ayah akan lebih mudah menerobos Peringkat Enam Kaisar Beladiri.” Kaisar Ming paham dengan maksud ayahnya, “aku akan melakukan yang terbaik untuk ayah. Serahkan semua padaku, aku
Xiao Tian sangat senang, walaupun sebenarnya dia masih sedikit bingung mengapa Kaisar Wei bersedia membantunya. Apakah benar ini hanya sekedar ingin berteman, atau sebaliknya? Namun, mengirim bala bantuan ketika perang, hal itu termasuk mengirim bara ketika musim dingin, dan itu adalah bantuan yang sangat berharga. “Senior, aku berterima kasih karena senior bersedia membantu. Bantuan ini akan selalu junior ingat sampai kapanpun.” Xiao Tian kemudian menatap lelaki tua di samping Kaisar Wei. “Aku juga sangat berterima kasih kepada Pemimpin Asosiasi Naga Phoenix yang terhormat, hingga bersedia turun dari tempat peristirahatannya hanya untuk membantu Junior ini.” “Tuan Muda Tian tidak perlu sungkan. Kamu memiliki hubungan pertemanan dengan Lin Hua, jadi, kamu juga adalah temanku. Sebagian seorang teman sudah sepantasnya saling membantu," balas lelaki tua itu dengan ramah. Di sisi lain, Kaisar She yang berada di samping Xiao Tian merasa sangat canggung, namun berusaha tetap tampak akrab
Ditunjuk oleh Xiao Tian, tubuh Wang Chong langsung menggigil. Bagaimana tidak, sekarang dia masih menjadi Setengah Kaisar Beladiri Peringkat Delapan, sedangkan pihak lain adalah Kaisar Beladiri Peringkat Tiga. Jadi, bagaimana dia tidak takut. "Kurang ajar! Berani sekali kau mengabaikan pertanyaan orang tua ini?" Ming Renxue berteriak murka. "Anak muda, tak peduli siapa dirimu! Karena kau datang ke tempatku dengan niat berperang, aku akan menguburmu di sini!" Meskipun terkejut bahwa seorang pemuda mampu mencapai ranah Kaisar Beladiri dan bahkan meningkatkan ranahnya tanpa bantuan obat atau keterampilan rahasia, Renxue tetap yakin bahwa ia bisa menghabisi Xiao Tian dengan mudah. Mendengar ucapan itu, Xiao Tian menghentikan tatapannya pada Wang Chong dan berbalik kepada yang lain. "Kalian boleh membunuh siapa saja yang ada di sini," perintahnya tenang namun tegas, "tetapi jangan sentuh bajingan Wang Chong. Tangkap dia hidup-hidup. Nyawa orang itu hanya bisa menjadi milikku, tidak boleh
Ming Renxue tidak meremehkan Xiao Tian lagi, dia mengeluarkan sebuah cambuk merah yang terus meneteskan racun. Ming Renxue terbang ke langit, dia menatap Xiao Tian dengan penuh nafsu pembunuh. “Bocah, jangan salahkan aku karena aku bersikap kejam kepadamu!” “Ciih! Berhenti bicara omong kosong! Dalam bertarung, siapapun akan bersikap kejam. Jika kamu memiliki kekuatan, tunjukkan saja, jangan terus menerus berbicara seolah-olah kamu tak terkalahkan!” “Bocah sombong!” sergah Ming Renxue, geram. Ming Renxue memutar-mutar cambuknya, hingga menciptakan pusaran besar di atas langit. Lalu, dari pusaran, melesat ribuan rantai merah yang siap melenyapkan segalanya. Melihat ribuan rantai datang ke arahnya, Xiao Tian mengangkat Pedang Karat Misterius, kemudian dia melesat dengan kecepatan tinggi. Xiao Tian tidak menunggu datangnya rantai rantai merah itu, memilih untuk melakukan serangan. Xiao Tian menebaskan Pedang Karat Misteriusnya, dan rantai-rantai yang tampak kuat itu teriris dengan m
Saat suara itu menghilang, monster laba-laba raksasa setinggi sepuluh ribu meter muncul di hadapan mereka. Laba-laba itu memiliki banyak kaki, serta mata yang berjumlah lebih dari lima belas. Aura yang ditimbulkan oleh monster laba-laba itu sangat mengerikan, membuat semua orang tidak bisa menebak ranah kekuatannya. Kehadiran laba-laba itu seperti dewa maut yang siap menebas nyawa mereka semua. Melihat kehadiran monster laba-laba tersebut, orang-orang merasa putus asa, tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Mereka merasa seolah dunia ini akan segera berakhir di tangan laba-laba mengerikan itu. Laba-laba itu menatap Xiao Tian dan yang lainnya, tatapannya begitu tajam, hanya dengan sebuah tatapan, jiwa mereka seolah-olah akan terlepas dari tubuhnya. “Di mana Ming Renxue? Mengapa dia tidak menghentikan sekelompok semut ini? Kamu malah mengganggu tidurku untuk menghadapi musuh seperti ini.” Laba-laba itu menatap Kaisar Ming dengan sangat tajam. Kaisar Ming langsung berlutut. “Tuan P
Melihat Vianshi'er begitu mudah mengalahkan keberadaan laba-laba itu. Tidak hanya orang-orang, bahkan Xiao Tian membuka mulutnya lebar-lebar. Bagaimana mereka tidak terkejut, laba-laba tadi berkata sendiri bahwa dia adalah Kaisar Beladiri Peringkat Sembilan. Jika ranah sekuat itu begitu mudah dikalahkan oleh Vianshi'er, seberapa tinggi ranah Vianshi'er? Itu yang menjadi pertanyaan di pikiran Xiao Tian. “Gadis kecil, menyingkir dari atas kepalaku!” Laba-laba itu menggunakan kakinya untuk menyerang Vianshi'er. Kaki laba-laba itu seperti sabit kematian. Jika itu orang lain, mungkin mereka sudah mati lemas saat menyaksikan kakinya saja. Tapi, tidak untuk Vianshi'er, dia malah tersenyum mengejek. Saat kaki laba-laba yang sangat besar itu tiba, Vianshi'er menahannya hanya dengan satu jari. Tidak ada riak, tidak ada ledakan. Itu benar-benar tenang. Seperti batu krikil kecil yang dilemparkan ke lautan, tidak akan menimbulkan badai apapun. Setelah itu, dia menggunakan energi spiritual untu
“Kumohon, Xiao Tian, ampuni kekhilafanku. Aku hanya terobsesi dengan harta yang dimiliki ayahmu. Namun, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Ayahmu tidak benar-benar mati, begitu pula dengan ibumu. Jasad mereka berubah menjadi ranting pohon, yang dibunuh Wang Chong bukanlah ayahmu, melainkan klon yang berasal dari ranting itu. Jadi, kumohon, selamatkan nyawa orang tua ini. Jika kau mengampuniku, aku rela menjadi sapi atau anjing peliharaanmu." “Aku tidak peduli apakah ucapanmu benar atau tidak, yang aku percaya hanyalah apa yang terlihat di mataku sendiri. Saat itu, ketika Wang Chong dan pasukannya menyerang ayahku, membantai setiap pengikut setianya, kau, sebagai Kaisar dan pemimpin kerajaanku, hanya menutup mata. Karena kau tak sudi melihat penderitaan ayahku, aku akan memastikan hal itu menjadi kenyataan!” Whoosh— Whoosh— Dengan gerakan cepat, Xiao Tian menusuk kan pedang karatnya ke arah wajah Kaisar Ming, menggali kedua matanya tanpa ragu. Saat Kaisar Ming bersiap menjerit, Xi
Xiao Tian tidak peduli dengan apa yang di katakan oleh Wang Chong, baginya Wang Chong sangat pantas menerima hukuman itu. Xiao Tian kemudian mengambil Pedang Karat Misterius, dengan gerakan cepat, dia mengoyak mulut Wang Chong sehingga lidahnya terputus. Darah segar terus menyembur dari mulut Wang Chong. Saat ini, dia tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Tidak hanya lidahnya yang terputus, bahkan tenggorokannya juga hancur. Penderitaan demi penderitaan kini dia alami akibat perbuatannya. Setelah sedikit menyiksa Wang Chong, Xiao Tian langsung mengirim pria itu ke dalam kandang yang sudah disusun menggunakan keterampilan formasi. Anjing-anjing yang terbuat dari kekuatan jiwanya memasuki kandang, menggonggong menakutkan, dan perlahan mulai menggigit tubuhnya. Wang Chong ingin berteriak histeris karena rasa sakit yang luar biasa begitu menyiksanya. Setiap anjing itu menggigit tubuhnya, rasa sakitnya akan langsung menembus jiwanya. Terlebih lagi, formasi itu sangat istimewa, walau
Para Tetua di ruangan itu tetap diam. Tidak ada satu pun yang berani berbicara. Mereka tahu, Patriark klan Xiao cabang telah memasuki mode siaga tinggi. Jika penyelidikan itu menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi di luar dugaan mereka, maka situasi di Alam Langit Berbintang bisa berubah dalam sekejap. Setelah pria bertopeng itu pergi, Patriark Klan Xiao cabang tidak langsung tenang. Wajahnya masih dipenuhi tekanan batin yang belum surut. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk beberapa Tetua lainnya di ruangan itu. “Kalian pergi dan bawa anak yang bernama Xiao Tian. Tapi ingat, kalian jangan melakukan kekerasan. Biarkan aku yang menginterogasinya secara langsung!” “Baik, Patriark!” jawab para Tetua serempak sebelum membungkuk dan segera meninggalkan ruangan. Begitu ruangan kembali sepi, Patriark Klan Xiao cabang menatap tajam ke arah Xiao Kun yang masih berlutut. Tatapannya dingin, tidak lagi menyimpan toleransi. “Kau juga pergi,” ucapnya pendek. Xiao Kun menunduk dalam, lalu ber
Xiao Tian bertemu kembali dengan Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Pertemuan itu terjadi sesaat setelah mereka berbicara dengan Pemilik Villa Hati Seribu Bintang. Ketika percakapan mereka selesai, keempatnya bersiap untuk meninggalkan istana. “Kakak Tian, kemana kamu akan pergi?” tanya Niu Gan sambil berjalan di sisi Xiao Tian. Xiao Tian menggelengkan kepala pelan. “Aku belum tahu. Aku hanya mengikuti ke mana langkahku membawaku.” “Hmm, jika seperti itu...” Niu Gan tampak berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Tian dengan harapan. “Bersediakah kakak Tian pergi bersama kami untuk menjenguk seseorang?” “Menjenguk siapa?” “Orang yang membesarkan kami,” jawab Jilang cepat. “Sekarang beliau sedang terluka. Kami keluar untuk mencarikan obat. Awalnya kami hanya mencoba peruntungan, berharap kakak Tian bisa mendapat hasil positif dalam kompetisi ini. Ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Kami berhasil mendapatkan juara tiga.” Bairu melanjutkan dengan semangat yang tulus. “Dan ini semua berkat ka
Xiao Tian keluar dari ruangan kultivasinya. Langkahnya tenang, dan wajahnya tidak menunjukkan perubahan besar. Ia menahan aura peningkatannya. Meskipun ia kini berada di peringkat enam Alam Maha Agung, yang ia perlihatkan tetap peringkat tiga. Itu cukup untuk membuat Bai Ruochen tidak terlalu waspada. Begitu melihat Xiao Tian keluar dari ruangan, Bai Ruochen langsung melangkah cepat ke arahnya. Sorot matanya tajam, tidak ada basa-basi dalam ucapannya. “Sekarang, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian tidak terburu-buru menjawab. Ia melihat sekeliling sejenak sebelum membuka suara. “Aku masih di sini, kamu bersikap seolah-olah aku akan pergi saja. Dimana Ayahmu? Aku tidak melihatnya.” “Ayahku ada urusan. Dia harus memimpin perbaikan alun-alun akibat ulahmu. Sekarang jangan mengalihkan pembicaraan, cepat serahkan Hati Nirwana!” Xiao Tian mengeluarkan Hati Nirwana. Tapi saat Bai Ruochen hendak mengambilnya, ia menangkap tangan wanita itu. “Meneliti kematian!” Suara Bai Ruochen m
Setelah Xiao Tian menerima hadiahnya, Bai Ruochen melangkah maju dan mendekatinya. Tatapannya tajam, dan tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan hal yang sejak awal telah menjadi tujuannya. “Sekarang katakan, apakah kamu berhasil mendapatkan Hati Nirwana?” Xiao Tian menoleh ringan ke arahnya. “Tentu saja aku berhasil, tapi aku akan memberikan Hati Nirwana setelah aku memulihkan diri. Putri Suci tidak perlu khawatir, aku berada di Istanamu, jadi aku tidak akan melarikan diri. Hanya, apakah aku bisa meminjam ruangan untuk pemulihan diri?” Ia berbicara langsung dan jelas, tidak menyembunyikan niatnya. Tidak ada basa-basi dalam ucapannya, dan itu cukup untuk membuat Bai Ruochen menyipitkan mata. “Mengapa kamu tidak menyerahkannya sekarang saja?” tanyanya datar. “Aku tidak ingin setelah memberikannya kamu langsung membunuhku. Jadi sebelum itu terjadi, aku juga harus memastikan keselamatanku.” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang tidak ikut mencampuri urusan antara putrinya dan Xiao Tian
Setelah menyerahkan Xiao Wei, Xiao Tian tiba-tiba terhuyung-huyung. Tubuhnya terlihat melemah, dan tangan kanannya perlahan menekan dadanya. Wajahnya tampak menegang, sorot matanya menyiratkan rasa sakit yang dalam seolah ada luka yang tidak bisa ia tahan. “Teman muda, apa yang terjadi padamu?” Pemilik Villa Hati Seribu Bintang segera melangkah cepat dari sisi arena. Begitu melihat Xiao Tian mulai kehilangan keseimbangan, ia langsung menjangkau dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh. “Senior, aku terkena serangan balasan karena mengaktifkan teknik rahasia,” ujar Xiao Tian pelan. Nada bicaranya terdengar lemah dan terbata, namun tetap stabil. “Hmmp.” Pemilik Villa mengerutkan alis, lalu dengan satu gerakan ringan ia memeriksa kondisi Xiao Tian melalui sentuhan di bahunya. Persepsinya menyapu tubuh pemuda itu dalam sekejap, dan yang ia temukan bukan tubuh yang terluka. Tubuh itu tidak mengalami kerusakan. Aliran kekuatan dasar tetap utuh, dan ritme hidup Xiao Tian sama sekali tidak
Namun di balik aura dan tekanan yang mengguncang langit dan bumi, Xiao Tian masih berdiri tenang. Di dalam hatinya, senyum pahit perlahan terbit. “Binatang tua, mengapa kamu membuat keributan seperti ini?” “Bocah, ini bukan lagi pertarungan antara kamu dan bocah Xiao Wei itu. Ini adalah pertarungan garis darah! Apakah kamu ingin garis darahmu diinjak-injak oleh garis darah rendah itu?!” Xiao Tian menarik napas panjang dalam hatinya. “Bukankah ini akan menimbulkan kegaduhan bagi orang-orang?” “Terlambat. Kamu sudah mendeklarasikan namamu Xiao Tian, dan menunjukkan sayap api petir. Itu saja sudah membuat kegaduhan. Jadi jika ingin membuat kegaduhan, jangan tanggung-tanggung.” “Hahaha, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan sekarang! Tapi jangan terlalu besar, tubuhku belum bisa menampung kekuatanmu jika lebih dari tiga puluh persen.” “Kali ini pengecualian. Aku akan membuat tubuhmu mampu menanggung kekuatanku lebih dari empat puluh persen!” “Sial, jika kamu bisa melakukan
Kepala Villa tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada Xiao Tian yang terus melangkah ke langit, dan setiap langkahnya disertai dengan satu teratai api petir yang muncul di bawah telapak kakinya, membentuk tangga yang tidak berasal dari dunia ini. “Putriku, itu bukan langkah biasa. Lihat baik-baik. Setiap langkahnya membentuk teratai api petir yang menjadi pijakan. Itu… itu adalah keterampilan yang hanya dikuasai sempurna oleh satu orang dalam sejarah Klan Xiao—Yang Mulia Dewa Tertinggi, Xiao Jian.” Nada suaranya mengeras seiring kalimatnya berlanjut. “Di Klan Xiao inti, hanya ada empat atau lima orang yang mampu mempelajarinya. Tapi tidak satu pun dari mereka mampu menyempurnakan keterampilan itu. Menurut catatan resmi, ketika Yang Mulia Dewa Tertinggi Xiao Jian menggunakan keterampilan itu, ia pernah menghancurkan ribuan bintang dan membunuh miliaran kultivator yang tersebar di dalamnya. Dengan keterampilan itu, Xiao Jian diakui sebagai penguasa galaksi terkuat sepanjan
Klan cabang belaka, bertingkah sangat arogan,” ucap Xiao Tian, nadanya mengeras. “Sepertinya kamu hanya katak dalam sumur, tidak pernah melihat luasnya dunia ini. Sekarang, tunjukkan padaku keterampilan kebanggaanmu itu.” “Kamu akan melihatnya!” Xiao Wei membentuk segel tangan. Dalam sekejap, tubuhnya mulai bersinar terang. Bukan hanya cahaya biasa, melainkan kilauan yang menyelimuti seluruh pori-porinya. Dalam waktu singkat, langit di atas alun-alun menjadi gelap seperti ditelan malam. Petir multi warna mulai muncul dari segala penjuru, menyambar dan berkumpul di satu titik. Lautan api mengikuti, saling terjalin dan berputar di langit, membentuk pusaran kekuatan yang luar biasa besar. Tombak Xiao Wei yang semula berdiri tegak di depannya, mulai bergetar. Kemudian, tombak itu melesat sendiri ke atas langit, bergabung ke dalam pusaran petir dan api di atas sana. Seluruh kekuatan itu berkumpul di satu titik pusat, seperti menyusun sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud, namun sudah c
Untungnya, formasi pelindung yang diciptakan Kepala Villa Hati Seribu Bintang masih bertahan dengan tenang. Meskipun energi ledakan itu cukup untuk meruntuhkan gunung kecil dalam sekejap, formasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda retak. Jika bukan karena perlindungan ini, banyak penonton dengan kultivasi rendah pasti sudah hancur oleh getaran energi yang tidak bisa diredam. Namun, perhatian sebagian besar orang tidak hanya tertuju pada kekuatan dua pemuda yang bertarung di tengah formasi. Yang paling menakjubkan justru terletak pada lantai alun-alun itu sendiri. Meskipun dihantam gelombang serangan dari dua kultivator yang sudah melampaui batas kekuatan biasa, lantai alun-alun tetap utuh. Tidak ada retakan, tidak ada debu yang terangkat. Semuanya tetap bersih dan tenang. Ini bukan karena kebetulan. Ini membuktikan satu hal—bahwa kekuatan Villa Hati Seribu Bintang jauh melampaui dugaan. Struktur dan material alun-alun ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan hanya dengan kekua