Home / Pendekar / Kultivasi Awan Surga / 3 Tungku Awan Surga

Share

3 Tungku Awan Surga

Sambil menahan nafas dan memejamkan matanya, Xi Feng mulai meminum air mendidih itu.

Dia jadi sangat kaget dan membuka matanya saat dia meminum cairan itu, karena cairan itu ternyata tidaklah panas. Bahkan cairan itu boleh dibilang ternyata berisi air dingin.

Xi Feng meminum air itu sebanyak-banyaknya hingga perutnya terasa kembung.

Dia pikir tungku itu sudah hampir kosong. Tapi saat dia menurunkan tungku itu dan melirik ke arah tungku itu Ternyata isinya masih banyak, hingga sepertinya dia tidak pernah meminum isinya.

Dia tidak lagi memusingkan keanehan itu. Setelah itu, dia mulai siap-siap untuk mandi dengan air dalam tungku itu.

Setelah itu, dia pun mengikuti instruksi dari uap itu untuk menyiram air mendidih itu ke tubuhnya.

Dia sudah tidak setakut sebelumnya karena dia sudah merasakan Air ini yang ternyata tidaklah panas seperti yang dia pikir.

Karena itu dia langsung menyiramkan air itu ke sekujur tubuhnya dari rambut hingga seluruh tubuhnya.

Saat itulah dia berteriak kencang karena dia merasakan sangat panas. Merasakan tubuhnya seperti melepuh, seperti dia menyiram dirinya dengan air mendidih. Padahal sebelumnya saat dia meminum air yang terlihat mendidih itu, dia menemukan rasa air yang sangat dingin.

Tapi kenapa saat dia mandi dengan Air ini, Air ini tiba-tiba menjadi sangat panas sehingga dia takut tubuh dan wajahnya sudah terkelupas.

Dia berusaha berdiri sambil membanting wadah air mendidih itu. Kemudian dia berteriak sekencang mungkin sambil memarahi patung itu.

Dia terus melompat-lompat karena tidak tahu bagaimana caranya untuk menghentikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Xi Feng terus berteriak-teriak kesakitan seperti orang sekarat hingga akhirnya dia jatuh dan pingsan.

Entah berapa lama dia pingsan. Saat dia terbangun, dia teringat akan apa yang terjadi pada dirinya sebelum dia pingsan.

Dia berusaha menatap ke arah tangannya. Dia pikir tangannya sudah melepuh karena terkena air mendidih dari Tungku Awan Surga itu.

Tapi ternyata tangannya tidak kurang suatu apapun. Tangannya terlihat seperti biasanya.

Dia buru-buru keluar dari gua untuk mencari mata air yang sempat dia lihat sebelumnya. Kemudian dia berkaca di sungai itu, bercermin untuk melihat wajahnya.

Dan dia sangat kaget karena tubuhnya yang sudah tidak memakai baju atas itu ternyata terlihat bersih, tidak ada bekas melepuh atau sesuatu seperti itu. Demikian juga dengan wajahnya.

"Ini sangat mengherankan. Padahal aku ingat betul kalau saat itu ada sensasi terbakar. Tapi kenapa jadi seperti ini? Apakah itu hanya mimpi buruk?"

"Tapi tidak. Itu nyata. Itu bukan mimpi buruk. Lalu kenapa begini? Apa yang terjadi?"

Xi Feng sempat mondar-mandir kebingungan. Kemudian dia teringat akan keterangan di uap itu. "Betulkah Tungku Awan Surga itu bisa membuat aku bisa berkultivasi?"

Selama bertahun-tahun, Xi Feng tidak bisa berkutivasi walaupun dia sempat mempelajari cara untuk berkutivasi di Sekte Alam Agung tetapi dia terus saja gagal.

Kini dia mencoba berkutivasi mengikuti petunjuk yang dia dapat dari sektenya.

Setengah jam kemudian, dia bangkit berdiri. Mendekati sebuah dinding tebing. Kemudian, dia mulai memukulkan tebing itu dengan tangan kirinya dengan sekuat tenaganya.

PRAKKK

Terdengar suara hancurnya permukaan tebing yang sangat keras itu. Permukaan tebing ini, hancur oleh pukulan tangan kirinya.

Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya di masa lalunya

Dia pun mencoba melakukan pukulan pukulan lagi dan permukaan tebing itu hancur dengan menciptakan lubang yang dalam saat dia memukul kan dengan tangan kanannya.

Kali ini Xi Feng betul-betul kaget. "Berarti aku telah berhasil berkultivasi. Berarti uap itu memang betul adanya. Aku berhasil! Aku berhasil!"

Xi Feng sangat girang. Dia kemudian berteriak-teriak di dasar jurang ini.

Dia kembali ke gua. Dia merasa berdosa kepada patung itu karena dia sempat marah-marah kepada patung itu. Setelah sempat merasakan sakit melepuh setelah dimandikan oleh Tungku yang berada di depan patung itu.

Tapi saat dia tiba di dalam gua di tempat di mana Patung itu berada, ternyata patung itu tidak lagi berada di sana.

Dia tidak tahu di mana patung itu. Yang bisa dia lakukan hanya berterima kasih kemudian melakukan kongtow berlutut di tanah di tempat sebelumnya patung itu berada dan menundukkan kepalanya sebanyak 20 kali sambil berkata, "Terima Kasih, Guru. Terima kasih atas karuniamu. Aku tidak akan melupakan ini."

Saat Xi Feng mengangkat kepalanya dia sangat heran karena di dinding di ujung sana dia melihat ada huruf-huruf yang sebelumnya tidak ada di sana.

Dia berdiri mendekati dinding itu dan membaca huruf-huruf kuno sama seperti yang pernah dia dapat sebelumnya di uap Tungku Awan Surga.

Bunyi dari tulisan itu adalah, "Terima kasih karena kamu telah menganggapku sebagai guru. Sudah sekian lama aku tidak memiliki seorang murid. Aku sangat senang karena bisa memiliki seorang murid lagi."

"Guru, selama ini aku tidak bisa berkutivasi. Tapi sekarang, aku sudah bisa berkultivasi setelah meminum ramuan yang kamu berikan. Sekarang ini, aku ingin mempelajari teknik milikmu. Bolehkan, guru?"

Sekian lama Xi Feng menunggu. Tapi tidak ada jawaban do dinding di depannya ini. Kemudian Xi Feng memalingkan wajahnya ke belakang.

Saat itulah dia melihat huruf-huruf lain berada di tembok belakang. Padahal sebelumnya huruf-huruf itu tidak ada di sana.

Xi Feng mendekati dinding di belakang sana dan mulai membaca

"Tentu saja bisa. Tetapi ilmuku sangatlah rumit kamu harus mempelajari dasarnya dulu. Untuk itu, kamu harus memperdalam Kultivasi Awan Surga dengan cara terus melakukan kultivasi dan untuk sementara aku akan menurunkan jurus pertama dari jurus, Tangan Penahan Badai."

Tulisan itu hanya sampai di situ saja, tapi sekarang ini, Xi Feng sudah tahu kalau tulisan selanjutnya akan berada di dinding belakang tempat dia berdiri saat ini.

Dia segera membalikkan tubuhnya dan di sana dia melihat gambar-gambar dan juga tulisan-tulisan kuno yang berada di dinding itu yang sebelumnya tidak ada di sana.

Itu adalah gambar orang melakukan gerakan-gerakan. Di situ juga ada gambar seperti angin yang melanda orang itu tapi orang itu melakukan gerakan-gerakan untuk menahan angin itu.

Xi Feng mulai melakukan gerakan-gerakan yang ada dalam gambar itu.

Seluruh tembok gua ini, sudah penuh dengan gambar dan tulisan-tulisan petunjuk akan gambar-gambar itu dan sepertinya tulisan dan gambar itu sudah tertulis di sana sejak lama hanya saja baru muncul lagi seperti kemauan guru dari Xi Feng ini.

Dia belajar begitu tekun dan menyelinginya dengan berkultivasi.

Hanya dalam beberapa waktu lamanya dia mulai menguasai jurus pertama dari Tangan Penolak Badai itu.

Setelah 5 hari. Dia berkata, "nampaknya aku sudah siap untuk jurus kedua. Apakah jurus kedua itu, guru?"

Setelah melakukan pertanyaan itu, dia kembali menoleh ke arah belakang dan di belakang sana dia menemukan jawabannya. Dia pun segera membacanya.

"Kamu harus menyempurnakan jurus pertama dari Tangan Penolak Badai itu dulu. Caranya adalah, kamu harus bertarung."

"Bertarung? Tapi caranya bagaimana? Aku pikir aku seorang diri di dasar jurang ini. Jadi bagaimana caranya aku bertarung?"

Di bagian tembok belakang dia kembali menemukan jawabannya. "Kamu memang sendirian di dasar jurang ini. Untuk itu, kamu harus naik ke atas sana dan melakukan pertarungan supaya kamu bisa menyempurnakan ilmumu dengan pertarungan."

"Tapi kultivasiku masih terlalu rendah untuk naik ke atas sana. Aku tidak sanggup naik ke atas sana, guru."

"Pergilah di depan batu besar berwarna hijau. Dari situ kamu akan aku hempaskan naik ke atas sana."

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan segera naik ke atas sana." Setelah itu, aku akan turun lagi ke bawah sini untuk jurus berikutnya. Iya kan?"

"Tidak! Ini pertama kalinya kamu datang ke jurang tanpa dasar ini dan terakhir kalinya juga kamu datang ke jurang tanpa dasar ini. Kamu tidak akan pernah lagi bisa kembali ke tempat ini hidup-hidup."

"Kenapa begitu? Lalu bagaimana caranya aku memperoleh jurus keduaku dan jurus berikutnya lagi?" tanya Xi Feng penasaran.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status