Dengan posisi berdiri seperti ini, Xi Feng terus memasukkan batang kebanggaan miliknya ke dalam liang kenikmatan Zhang Linjun. Zhang Linjun menerima masuknya batang ini dengan menggigit bibir.Zhang Linjun kembali merasakan perihnya saat liang kewanitaannya dimasuki benda besar yang berukuran tidak normal itu.Xi Feng tidak peduli dengan ekspresi wajah Zhang Linjun itu. Xi Feng terus memasukkan batang kebanggaannya hingga kedalaman sana. Xi Feng yakin kalau Zhang Linjun sudah mulai terbiasa diterobos oleh batang miliknya ini. Xi Feng yakin kalau liang kewanitaan Zhang Linjun itu, pasti sudah lebih akrab dengan benda jumbo miliknya ini.Xi Feng menggerakkan tubuhnya ke depan dengan pelan untuk dia tarik lagi ke belakang. Xi Feng melakukannya berulang-ulang dengan gerakan lambat hingga rasa perih yang tadi dirasakan Zhang Linjun, dengan cepat menjadi rasa nikmat.Zhang Linjun menikmati terobosan penuh kenikmatan yang dilakukan Xi Feng di bawah sana. Setiap terobosan yang terjadi, men
Saat Xi Feng bangun, dia merasakan rasa panas dalam tubuhnya. Ada rasa panas di bagian pusar yang membuat dia pun langsung mengambil posisi duduk untuk berkultivasi. Dia merasakan ada kekuatan yang meledak-ledak dalam dirinya yang harus segera dikendalikan sebelum merugikan tubuhnya. Sesaat kemudian, dia menyadari kalau kekuatan yang meledak-ledak itu bisa menjadi penghantar bagi dia untuk naik ke level selanjutnya, menerobos ke level kedua. Karena itu, dia terus berusaha untuk mencari terobosan kedua dalam hidupnya itu. Setelah bertahun-tahun tidak bisa berkultivasi, ternyata hanya dalam waktu singkat dia berhasil berkultivasi dan bahkan bisa menerobos level 1 dan saat ini berada di ambang terobosan menuju ke level 2.Ini membuat Xi Feng sangat tercengangAkhirnya dia membuka mata dan menarik nafas lega. "Level kedua. Aku sudah berhasil mencapai level kedua. Tapi, apa yang terjadi padaku?"Saat ini, Xi Feng mencoba mencari-cari tulisan-tulisan seperti tulisan-tulisan di Jurang T
Walau terlihat bersusah payah, akhirnya Xi Feng berhasil juga naik di atas panggungSaat naik di atas panggung, dia tidak menyembunyikan nafasnya yang ngos-ngosan. Hal ini membuat banyak orang menertawakan dirinyaKerumunan bersorak. "Dia baru saja menandatangani kematian dirinya. Hidupnya tidak akan lagi panjang.""Ya. Dia begitu bodoh karena berani menantang Zhong Li di tempat ini, padahal biasanya dia cuma menerima saja saat Zhong Li memukulinya di luar arena. Tapi, sekali masuk ke arena beladiri ini, maka hanya ada satu yang bisa keluar dari tempat ini!"Arena beladiri ini terkenal Memang sebagai tempat bagi orang untuk menuntaskan dendam mereka di sekte luar ini. Jarang sekali orang yang bisa hidup setelah bertempur di arena beladiri ini, karena sekali masuk di arena beladiri ini, maka kehidupan seseorang atau hak hidup seseorang sudah dicabut. Siapapun yang sudah menandatangani surat kematian di bawah panggung, maka dia harus menerima nasibnya, antara membunuh atau dibunuh di
Yang berbicara adalah Kultivator Awan Surga, yang berbicara di alam pikirannya Xi Feng. Saat itulah baru Xi Feng sadar akan apa yang terjadi. Semua orang di bawah panggung masih terheran-heran dengan apa yang terjadi. Zhong Li, salah satu murid terkuat di antara murid sekte luar, berhasil ditumbangkan hanya dalam satu gebrakan. Hal ini masih sukar dipercayai. Terjadi banyak konspirasi teori di antara kerumunan. "Mungkinkah Xi Feng dibantu seseorang? "Apa maksudmu?""Tidak mungkin kan seorang pecundang lemah seperti Xi Feng bisa mengalahkan Zhong Li. Iya kan? Jadi, bisa saja kan ada yang menyerang Zhong Li secara diam-diam dari belakang.""Itu tidak masuk akal. Kalau ada yang membokong, dengan adanya tetua di sini, hal itu tidak akan mungkin bisa dilakukan.""Ya. Kau benar.""Lalu, apa penjelasannya?"Bagaimana kalau Zhong Li cuma pura-pura?""Ya. Itu mungkin."Pada saat itu, seorang tetua sekte luar, naik ke atas panggung untuk memeriksa keadaan Zhong Li. Kerumunan terdiam. Semu
Keduanya saling kulum untuk beberapa saat. Keduanya saling sentuh, pakaian keduanya, mulai berjatuhan. Tiba-tiba, Wong Shichien tinggalkan sejenak bibir Xi Feng untuk melangkah keluar dari kamar dan menuju ke pintu rumah. Sebagai perempuan, dia ingin memastikan pintu itu sudah terkunci dengan aman. Setelah memastikan mengunci pintu keluar, Wong Shichien mulai melangkah pasti kembali menuju ke arah kamar sambil membuka bajunya satu-persatu.Hasrat Wong Shichien belum pernah turun sejak dia mengambil keputusan. Dia ingin menyerahkan mahkotanya pada Xi Feng.Itulah rencana yang ada di benak Wong Shichien. Sekarang ini, dia akan mulai melaksanakan rencananya dengan cara menggoda Xi Feng.Sementara di kamar, Xi Feng masih dalam keadaan bingung. Dia bingung dengan permintaan gadis ini. Saat gadis ini meninggalkan kamarnya, dia pikir, gadis ini sudah membatalkan keinginannya, dan hendak beranjak pergi. Dia pun mulai memakai pakaiannya. Dia masih memikirkan akan kehadiran gadis yang ing
Sebelum dia merelakan mahkotanya, Wong Shichien ingin melakukan servis terbaiknya kepada Xi Feng agar supaya Xi Feng mengingatnya dan agar supaya Xi Feng mau menolong dirinya dan keluarganya.Wong Shichien terus mengulum benda besar ini dengan penuh minat. Lidahnya bermain membasahi benda besar di dalam mulutnya ini.Wong Shichien menggerak-gerakan kepalanya maju mundur. Mendorong dan menarik kepalanya sehingga kejantanan milik Xi Feng ini terus masuk keluar menemukan kenikmatan di dalam mulutnya.Ini membuat Xi Feng semakin keenakan. Karena itu dia putuskan untuk merebahkan kepalanya di atas ranjang. Dia biarkan Wong Shichien terus membelai keperkasaannya dengan berposisi di pinggir ranjang.Wong Shichien terus melakukan kreasinya. Lidahnya memutari bagian kepala dari senjata perkasa milik Leon sambil terkadang menenggelamkan senjata perkasa itu di dalam mulutnya.Wong Shichien kembali menarik mulutnya hingga ke ujung senjata perkasa milik Xi Feng itu. Setelah itu, dia kembali meneng
Xi Feng merasa seperti sempat menembus sesuatu. Sesuatu yang harusnya tidak ada di dalam sana.Xi Feng sempat mengerutkan keningnya tapi dia kembali melakukan usahanya untuk menusuk-nusuk bagian kewanitaan Wong Shichien lebih dalam lagiTeriakan kesakitan Wong Shichien semakin kencang hingga membuat Xi Feng mulai menghentikan genjotannya.Karena teriakan kesakitan dan bahasa tubuh Wong Shichien saat ini, bukanlah bahasa tubuh yang biasa terjadi pada wanita yang merasa sakit karena kewanitaannya diterobos oleh benda jumbo milik Xi Feng.Ini bahasa tubuh yang lain. Ini beda dan sekalipun Xi Feng belum pernah melihat ekspresi wajah wanita sesakit ini sebelumnya, tapi, Xi Feng yakin kalau ekspresi di wajah Wong Shichien saat ini adalah ekspresi dari seorang wanita yang perawannya baru direnggut.Xi Feng menatap wajah Wong Shichien lekat-lekat. Dia melihat ekspresi wajah kesakitan yang tidak biasa.Karena itu Xi Feng segera berbisik, "apa kamu masih perawan?"Wong Shichien tidak menjawab p
Wong Shichien kembali menutup matanya dan meringis kesakitan tapi sesaat kemudian, dia kembali membuka matanya dan mendesah. "Kalau nanti kita berhasil menyelamatkan orang tuaku, aku ingin kembali seperti ini. Bisa kan?"Xi Feng mengangguk. "Tentu saja bisa.'"Aku sangat senang mendengarnya. Dalemin lagi, sayang. Oh... Aku siap."Xi Feng mengangguk dan mulai memasukkan batang perkasanya lebih dalam lagi."Ahhhhh." Wong Shichien mulai menemukan enaknya lagi. Walaupun masih ada rasa perih, tapi, dia mulai merasa enak.Xi Feng merasakan dia menerobos sesuatu yang sangat sempit. Paling sempit dari semua yang pernah dia terobos dengan barang pusakanya ini.Semakin lama Xi Feng memainkan rudalnya di dalam bagian sensitif milik Wong Shichien ini, Xi Feng mulai ketagihan.Karena Xi Feng merasakan barang yang sangat sempit. Karena itu, dia mulai mempercepat gerakannya dia mulai menutup matanya meresapi yang sedang terjadi.Wong Shichien sendiri terus menahan sakit karena diterobos oleh benda