Wong Shichien kembali menutup matanya dan meringis kesakitan tapi sesaat kemudian, dia kembali membuka matanya dan mendesah. "Kalau nanti kita berhasil menyelamatkan orang tuaku, aku ingin kembali seperti ini. Bisa kan?"Xi Feng mengangguk. "Tentu saja bisa.'"Aku sangat senang mendengarnya. Dalemin lagi, sayang. Oh... Aku siap."Xi Feng mengangguk dan mulai memasukkan batang perkasanya lebih dalam lagi."Ahhhhh." Wong Shichien mulai menemukan enaknya lagi. Walaupun masih ada rasa perih, tapi, dia mulai merasa enak.Xi Feng merasakan dia menerobos sesuatu yang sangat sempit. Paling sempit dari semua yang pernah dia terobos dengan barang pusakanya ini.Semakin lama Xi Feng memainkan rudalnya di dalam bagian sensitif milik Wong Shichien ini, Xi Feng mulai ketagihan.Karena Xi Feng merasakan barang yang sangat sempit. Karena itu, dia mulai mempercepat gerakannya dia mulai menutup matanya meresapi yang sedang terjadi.Wong Shichien sendiri terus menahan sakit karena diterobos oleh benda
Dengan ini, Xi Feng bisa sangat leluasa untuk menghujamkan miliknya di dalam sana. Menerobos liang sempit yang setiap incinya baru pertama kali diterobos oleh kejantanan seorang lelaki itu. Milik Xi Feng yang jumbo itu terus menerobos. Mundur dengan cepat untuk maju dengan lebih cepat lagi, menusuk hingga ke batas terdalam membuat Wong Shichien menjerit dalam nikmat.Wong Shichien tidak lagi merasakan perih di bagian kewanitaannya karena yang dia rasakan saat ini hanya sensasi dari gesekan benda besar yang menerobos di kedalaman miliknya yang menghadirkan sensasi luar biasa nikmat.Wong Shichien melenguh dan terus melenguh setiap kali benda perkasa itu masuk keluar di tubuhnya. Tidak ada momen yang dirasanya tanpa kenikmatan."AWHHH ... TERUS, AHHHHH ... XI FENG. OWH."Terdengar teriakan panjang dari Wong Shichien tanda dia sudah mencapai sesuatu yang tidak dia mengerti tapi sangat enak. Membuat candu, membuat tubuhnya mengejang.Wong Shichien juga merasa ada cairan hangat yang kelua
Besoknya, Xi Feng dan Wong Shichien sudah berjalan menuju ke tempat yang dibilang oleh Wong Shichien, yaitu tempat perbudakan yang banyak menelan korban yang belakangan menelan korban orang terdekatnya, yaitu orang tuanya. Hingga akhirnya mereka berdua berada di atas sebuah bukit dan dari tempat inilah Wong Shichien menuju ke arah bawah"Lihat. Itulah tempat kedua orang tuaku disandera dan harus bekerja untuk para penjahat itu."Sejenak, Xi Feng melihat ke arah bawah. Dia melihat ada banyak orang yang bekerja di sungai, sementara juga ada para pengawas mereka yang nampak duduk-duduk tertawa-tawa dan terus mengawasi orang-orang yang sedang bekerja itu di pinggir sungai. Setelah mengamati kondisi lapangan, Xi Feng berkata, "oke. Rencananya adalah seperti ini, aku akan berusaha menarik perhatian para penjaga itu. Aku akan biarkan mereka mengejarku sementara kamu harus mencari orang tuamu dan juga menyelamatkan budak-budak senasib dengan mereka sebanyak-banyaknya dan bawa mereka menjauh
Sebuah pukulan keras masuk dari samping kiri Xi Feng, pukulan yang tidak sempat dia antisipasi di tengah cecaran ke arahnya.Xi Feng tidak jatuh, tapi, ini membuat kuda-kudanya goyah. Tak mau konyol, dia bergerak memutar dan melepas kultivasinya sambil bergerak sehingga musuh lainnya tidak mampu memanfaatkan kelemahannya untuk menyusulkan pukulan ke arahnya.Tapi, dia tahu, kalau terus seperti ini, dia akan segera menjadi pecundang. Sekali pun pukulan yang tadi sempat masuk ke bahunya tidak melukainya, tapi, kalau keadaan terus seperti ini, maka, dia akan jatuh juga.Saat dia tengah merasa tak berdaya, tiba-tiba, suara familiar muncul di benaknya. Suara dari Kultivator Awan Surga."Tenang. Terus edarkan kultivasimu ke segala arah. Kamu berada di ambang terobosan. Sedikit lagi, kamu akan melakukan terobosan, dan begitu kamu resmi melakukan terobosan, mereka bukan lawanmu."Mendengar kata-kata yang mendengung di telinganya itu, Xi Feng menjadi semangat. Dia pun terus melangkah, berputar
Sejenak Xi Feng memperhatikan gadis berdada montok di depannya ini. Sesuatu dalam dirinya langsung bangkit dengan hebatnya. "Baiklah. Aku terima hadiahnya. Tapi... dimana?""Jangan khawatir. Aku tahu sebuah pondok di dekat sini." Gadis itu langsung menarik tangan Xi Feng. Xi Feng tidak punya pilihan selain mengikutinya. Tidak Xi Feng sangka kalau wanita bernama Wang Cho'in ini, akan menjadikan dirinya sendiri sebagai hadiah untuknya.Gadis ini adalah seorang wanita cantik jelita yang umurnya bahkan mungkin tidak jauh di atas Xi Feng.Mungkin wanita ini berumur 4 atau 5 tahun di atas Xi Feng. Wanita ini juga sangat cantik, langsing dengan tubuh semampai dan sangat menarik bagi pandangan mata lelaki.Mungkin ada banyak lelaki yang rela membayar sangat mahal untuk menikmati wajah dan tubuh wanita ini. Tapi, wanita ini malah menghadiahkan dirinya untuk Xi Feng."Kenapa kamu cuma terdiam, Xi Feng. Harusnya kamu langsung datang dan menyerang aku karena kamu telah memiliki tubuhku pada ma
Wang Cho'in telah hanyut dan semakin melambung dalam kemesraan yang mencekam jiwanya.Xi Feng mengerti jika wanita di hadapannya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, karena Xi Feng tidak mau kehilangan momentum, maka tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk kembali meremas buah dada itu.Tak henti, Wang Cho'in mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Xi Feng di tubuhnya. Diremasnya pundak Xi Feng dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Xi Feng masih merajalela di bagian dada Wang Cho'in, membuat gairah Wang Cho'in semakin melonjak tinggi.Lidah Xi Feng melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini, kadang menjilat kadang menghisap untuk membuat Wang Cho'in semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Wang Cho'in sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Wang Cho'in semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Xi Feng me
Hasrat Xi Feng semakin meninggi saat dia mendengar suara jeritan dari Wang Cho'in itu, sehingga Xi Feng mempercepat gerakan lidahnya. Xi Feng menjilati daerah keintiman milik Wang Cho'in dari atas ke bawah, balik lagi ke atas. dia melakukannya dengan penuh sensasi.Xi Feng adalah seorang pria yang sangat berbakat karena itu walaupun pengalaman belum banyak, tapi Xi Feng selalu memastikan pasangan hubungan intimnya akan merasakan kenikmatan yang luar biasa.Berangkat dari pengalamannya bersama Zhang Lin Jun itu, maka Xi Feng kini membuat Wang Cho'in bergelinjang nikmat dengan pinggul yang terus bergerak-gerak menikmati setiap belaian dari lidah Xi Feng yang betul-betul membiusnya dalam kenikmatan yang amat sangat.Wang Cho'in kembali menarik-narik rambut Xi Feng tanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Wang Cho'in terus berteriak-teriak meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Wang Cho'in berteriak
Setelah Wang Cho'in mulai bergerak menikmati milik Xi Feng yang besar itu, maka Wang Cho'in mulai merasakan sensasi yang luar biasa.Karena walaupun pada saat ini Xi Feng sama sekali tidak bergerak, Xi Feng bersikap pasif, tetapi milik Xi Feng terus berhasil menyentuh titik-titik sensitif di kedalaman tubuh Wang Cho'in.Wang Cho'in terus mendesis nikmat pada saat dia merasakan setiap gerakan pinggulnya membuat milik Xi Feng berhasil mengenai sesuatu yang membuat dia mulai merasa geli.Karena itu, hanya dalam waktu singkat saja, Wang Cho'in kembali sudah berada di jalur untuk menuju puncak ketiganya.Wang Cho'in termasuk wanita yang berpengalaman yang dari semasa dia masih remaja sudah mencoba beberapa macam terong tetapi tidak ada yang sebesar ini dan tidak ada yang se-asyik ini.Karena terong yang sedang dirasakan oleh Wang Cho'in sekarang ini, sanggup memberi sensesi lebih, mengguncang bagian inti tubuh Wang Cho'in kemanapun Wang Cho'in bergerak.Saat Wang Cho'in mencoba terong-tero
Wajah Zhou Jiangxi adalah topeng kekecewaan total.Dia tidak berniat mempermalukan dirinya sendiri, tapi keraguan sesaat telah membuatnya dipermalukan.Bahkan murid-muridnya sendiri melemparkan pandangan sinis ke arahnya.Dari kejauhan, kerumunan murid berkumpul, menyaksikan tontonan itu."Siapa Zhou Jiangxi ini? Dasar pengecut! Sebagai murid elit, dia bahkan tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk menjawab tantangan publik dari murid sekte dalam.""Kamu tidak tahu setengahnya. Dia bukan hanya seorang murid elit; dia juga bagian dari Balai Penegakan Hukum.""Ini adalah pemandangan yang langka untuk melihat kura-kura yang tidak bertulang. Dia benar-benar hina..."...Cemoohan dan tunjuk jari dari para penonton membuat Zhou Jiangxi merasa sangat malu, dia berharap bumi akan menelannya secara utuh.Murid berotot itu bertatapan dengan Xi Feng dan berteriak, "Zhao, kamu sudah gatal untuk sebuah tantangan, bukan? Baiklah, saya di sini untuk menantangmu. Jika Anda punya nyali, datang dan ha
Jika diberi pilihan, Xi Jika diberi pilihan, Xi Feng pasti tidak akan keluar dari jalurnya untuk memprovokasi Cao Yunde. Tapi dengan Cao Yunde yang mengejarnya, Xi Feng tidak akan hanya duduk diam dan menunggu malapetaka."Saya tidak tertarik untuk mengenal Anda, karena Anda akan mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini," kata Cao Yunde dengan meremehkan, tidak repot-repot menyembunyikan penghinaannya dengan kata-katanya yang kasar.Dia bermaksud untuk menunjukkan keberanian yang mengesankan, tapi Xi Feng telah mengubahnya menjadi bahan tertawaan. Meskipun dia berhasil mempertahankan wajah poker, jauh di lubuk hatinya, Cao Yunde mendidih dengan kebencian terhadap Xi Feng."Kakak Senior Cao, sebagai murid elit, Anda telah mencapai Lapisan Kelima Tahap Bawaan, sementara saya hanyalah seorang murid sekte dalam di Lapisan Keempat. Bukankah agak tidak pantas bagimu untuk menantangku?" Xi Feng berkata sambil tersenyum."Kamu pikir kamu siapa? Berani menguliahi Kakak Senior Cao tentang atu
Melihat emosi penonton meningkat, Zhou Jiangxi tidak bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan ekspresi kepuasan. Namun, itu belum cukup."Semuanya, segera ikuti arahan saya," serunya, suaranya didukung oleh gelombang energi yang tulus. Setelah semua mata tertuju padanya, dia mengangkat tangannya dan berteriak, "Zhao Hai, keluarlah sekarang!""Zhao Hai, keluarlah sekarang!" teriak para murid, suara mereka menggelegar."Berhentilah bersembunyi dan diam. Aku tahu kau ada di dalam sana!" Zhou Jiangxi berteriak sekali lagi."Berhentilah bersembunyi dan diam. Aku tahu kau ada di dalam sana!" paduan suara para murid semakin keras."Zhao Hai, jika kau adalah pria sejati, tunjukkan dirimu. Jangan bertingkah seperti pengecut, hanya mampu bersembunyi di kamarmu.""Zhao Hai, jika Anda seorang pria sejati, tunjukkan diri Anda. Jangan bertingkah seperti pengecut, hanya mampu bersembunyi di kamarmu."Keheningan menguasai dari dalam. Tampaknya Xi Feng terlalu terintimidasi oleh kerumunan orang untuk
Zhou Jiangxi menyadari adanya perubahan dalam sikap murid yang bermarga Cao itu dan melanjutkan, "Apakah Anda benar-benar perlu memusingkan diri Anda dengan orang seperti itu? Pikirkanlah, bagaimanapun juga Zhou Jianghe adalah sepupumu. Kamu tidak bisa membiarkan dia meninggal dengan kebencian. Jika tersiar kabar, orang hanya akan mengatakan kita tidak kompeten."Murid bernama Cao tampak tidak terpengaruh oleh himbauan emosional itu. "Cukup. Zhou Jianghe membawa ini pada dirinya sendiri. Dia mencoba menyakiti orang lain dan akhirnya terluka. Dia mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan."Tepat ketika Zhou Jiangxi kehilangan harapan, percakapan berubah. "Namun... Saya agak tertarik dengan murid baru yang Anda sebutkan. Siapa namanya?""Namanya Zhao Hai. Dia saat ini tinggal di Kolam Air Jernih." Bersemangat untuk mengambil kesempatan, Zhou Jiangxi dengan cepat menambahkan, "Dia seharusnya masih di halaman. Aku bisa menunjukkan jalannya.""Baiklah, tidak ada waktu seperti saat ini. Aku
"Jiang He..."Zhou Jiangxi, menyaksikan pemandangan di hadapannya, sepertinya akhirnya tersadar dari keterkejutannya, menangis dalam penderitaan yang menyayat hati.Seandainya dia bersikap tegas sejak awal, menolak untuk mengindahkan keinginan Zhou Jianghe dan hanya membunuh Du Yu dan Zhang Liang, mungkin dia bisa menyelamatkan Zhou Jianghe.Sayangnya, dia akhirnya menuruti keinginan Zhou Jianghe, berniat untuk menyelamatkan ketiga nyawa itu dan bahkan mempertimbangkan serangan balik terhadap Xi Feng.Memang, keserakahan bisa menjadi kejatuhan seseorang."Adik Zhou, saya turut berduka cita..." Murid kecil itu mendekati Zhou Jiangxi, dengan lembut menepuk pundaknya sebagai tanda penghiburan, "Sekaranglah waktunya untuk memberikan sepupumu pemakaman yang layak ..."Sekarang, prajurit pendek itu mungkin sudah memahami situasinya. Namun, dengan ketiga almarhum, tampaknya tidak ada gunanya untuk menyelidiki lebih jauh tentang masalah ini."Terima kasih, Saudara Senior, atas bantuan Anda ha
setelah mendengar kata-kata itu, wajah zhou jianghe menjadi gelap, dan matanya berkobar-kobar dengan amarah. di luar bayangannya bahwa Xi Feng akan melakukan aksi seperti itu padanya.Namun, taktik itu tidak dapat disangkal lagi sangat cerdas.Xi Feng mungkin masih percaya bahwa air itu beracun, dan bahwa du Yu dan Zhang Liang telah menelan obat penawar racun. tapi sebagai penyusup yang tak terduga, dia tentu saja tidak meminum obat penawar racun.Dia tertawa kecil pada dirinya sendiri, mengagumi kelihaian Xi Feng, tetapi mengasihani kekecewaannya yang tak terelakkan. bagaimanapun juga, dia sudah meminum obat penawarnya sebelum tiba.Dengan senyum ramah, dia berkata, "jika adik zhao memaksa, maka saya, zhou jianghe, akan menurutinya. tetapi jika saya tetap tidak terluka setelah meminumnya, itu akan mengkonfirmasi kemurnian air tersebut, dan Anda harus memegang teguh kata-kata Anda.""Saya tidak akan mengingkari," jawab Xi Feng dengan riang.Zhou Jianghe menatapnya dengan tajam, meneng
Ekspresi prajurit pendek itu berubah saat dia memahami maksud dari kata-kata zhou jiangxi. dia awalnya mengira zhou jiangxi mencari-cari alasan untuk pergi karena zhou jianghe, mungkin untuk menghindari konflik kepentingan. tapi sekarang, sudah jelas bahwa maksud sebenarnya adalah untuk melindungi zhou jianghe.bagaimanapun juga, mereka adalah saudara; seseorang tidak bisa hanya berdiam diri dan melihat anggota keluarga dalam bahaya.Sebagai murid elit dari balai penegak hukum dan sangat akrab, Zhou Jiangxi dengan halus menyampaikan maksudnya, dan pendekar pendek itu merasa terdorong untuk menyampaikan rasa hormat itu.Setelah menemukan dua orang yang dimaksud, dia hampir siap untuk melapor kembali. merenungkan hal ini, pendekar pendek itu berhenti sejenak."Kakak Yang, aku sudah menanyai Jiang He, dan tidak ada kebenaran atas tuduhan peracunan itu. Zhao Hai telah menjebaknya dengan jahat," murid jangkung itu menyela, sebelum mengalihkan tatapan dingin ke arah Xi Feng, "mengapa kau de
pendekar yang lebih pendek yang dikenal sebagai kakak senior Yang tampak tidak terpengaruh dan terus menuntun Xi Feng menuju kolam air jernih.Ketika mereka berjalan, Xi Feng secara diam-diam mengamati sosok pendekar yang tinggi dan berotot itu yang mundur. firasatnya mengatakan bahwa murid ini sangat mencurigakan, mulai dari tatapannya yang terus menerus hingga pertanyaan yang konfrontatif tadi.Begitu hilang dari pandangan mereka, murid yang tinggi dan berotot itu dengan cepat berbelok, mengambil jalan pintas dengan langkah cepat menuju kolam air jernih.Tak lama kemudian, dia sampai di halaman dekat kolam air jernih yang telah disebutkan oleh Xi Feng, melihat Zhou Jianghe yang sedang berjaga-jaga dari kejauhan. ekspresinya langsung berubah masam.zhou jianghe mengamati daerah itu dan segera memperhatikannya, wajahnya bercampur panik dan terkejut. menjatuhkan keangkuhannya yang sebelumnya, dia tergagap, "cous ... sepupu, apa yang membawamu kemari secara tiba-tiba?""Apa yang kau lak
Setelah berkelok-kelok selama setengah jam, Xi Feng dengan santai berjalan kembali ke halaman.Berpura-pura haus, dia dengan cepat memasuki rumah, mengambil mangkuk besar, dan dengan cepat mengisinya dengan mata air sebelum kembali ke kamar tidur.Dia memeriksa airnya - jernih sekali, tanpa ada tanda-tanda gangguan. Ketika dihirup, hanya ada aroma segar alami dari air tersebut.Mencelupkan selembar kertas penyerap ke dalam air, ia memindahkan beberapa tetes ke dalam wadah yang tidak larut, di mana tetesan itu berguling-guling sebelum mengendap."Ini mengandung bisa ular berbisa, bersama dengan Gut Cutting Grass, biji ephedra, dan sejumlah kecil kacang galega. Bahan-bahan ini tidak hanya menetralkan bau amis dari bisa ular, tetapi juga mudah larut dalam air, tanpa meninggalkan warna atau rasa. Efeknya bertahan selama kurang lebih dua belas jam," Awan Surga melaporkan setelah menganalisis sampel.Xi Feng mengangguk tanda setuju. "Tampaknya orang-orang ini memang berniat untuk membunuh s