Share

Bab 106

Mama terlihat mengernyitkan keningnya. Dilihatnya aku dan suami bergantian, seakan mencari jawab atas kebenaran yang kusampaikan.

"Iya, Ma. Dia ngambil semester pendek, jadi, sudah mau selesai," timpal suami.

"Tuh, Ma, hebat kan, menantu kamu, sampai ngebut selesaikan kuliah demi menuruti maumu," ujar Papa menimpali.

"Semester pendek?" Mama bertanya seakan tak percaya.

"Iya, Ma. Hampir nggak ada hari libur, kecuali Minggu. Jadi, maaf ya, kalau lama nggak ke rumah Mama," ujar calon ayah Wijaya kecil, dengan memegang tangan Mama. Nampaknya ada sesal di sana, sebab memang sudah lama sekali kami berdua tidak ke sana.

Kulihat sosok mungil itu di sana, di dekat pagar pembatas ruangan ini. Ia sedang tersenyum, manis sekali. Wajahnya tak asing lagi.

"Kusuma … ," gumamku lirih, saat ia tak terlihat lagi.

"Sayang, kamu kenapa?"

Calon ayah Wijaya kecil sudah memegang lenganku, lantas mengikuti arah pandanganku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status