Share

Bangkit

Pov Mira

"Mas mau ke mana?"

Mas Hafidz tidak menjawab. Dia pergi begitu saja. Aku tak kuasa mengejarnya. Hanya meminta beberapa hari lagi saja. Mengapa sikapnya sangat berlebihan?

"Mir, kenapa? Gua denger lu ribut-ribut."

"Mas Hafid gak terima aku minta menenangkan diri beberapa hari lagi, Ra."

"Ya elah, lagian lu juga ada-ada aja."

"Aku hanya ingin menenangkan hati, Ra."

Air mata rembas. Kepergia Bumi menjadi pukulan telak untuk hatiku. Selama dia hidup aku belum memberikannya kebahagian. Hanya bisa membuatnya bersedih.

Bumi aku tidak mau kamu berkorban nyawa. Pengorbanan luar biasamu ini malah membuat batinku tersiksa.

"Aduh, lu malah mewek. Tapi gua maklum sih, Bumil emang sensitif."

"Kamu pasti paham, Ra."

"Iya, gua tahu sakitnya hati lu gak ada obat. Tapi, lu harus tetap memikirkan orang-orang yang sayang sama lu. Kasarnya yah, lu jangan egois. Emang lu doang yang punya hati?"

Termenung. Mungkin beberapa hari ini aku sangat egois. Mengabaikan tugas sebagai seorang istri dan ibu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Muda Wamah
cerita bagus.tp ganti2 nama dan panggilan.bunda kok ke mamah.jadi terkesan plin olah yg nulis
goodnovel comment avatar
Mendy Winona Tiono
ceritanya bagus..sayangnya endingnya harus dgn hafidz..kasian banget bumi..sampe berkorban nyawa..pdhl berharap bisa dgn bumi aja..hafidz sama yg lain aja bisa..ngapain harus Mira..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status