Share

Bab 210 Hasutan yang Gagal

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-03-13 23:03:53

Setelah makan usai, Lusi pun pulang bersama Maura menggunakan taksi. Lusi tidak bisa berlama-lama di restoran Devan karena takut Alia mencarinya.

Sepanjang perjalanan, Lusi dan Maura saling diam. Sebenarnya gadis itu sedang memikirkan sesuatu, untuk memulai pembicaraan dia harus benar-benar tenang menghadapi ini semua. Tetapi juga harus memulai agar Lusi bisa termakan dengan omongan sang gadis. Sampai akhirnya Maura pun memberanikan diri untuk berucap.

"Em, maaf sebelumnya, Mbak. Apakah Mbak memang punya hubungan khusus dengan Mas Devan?" tanya Maura membuat Lusi menoleh.

Sebenarnya dia tidak masalah dengan pertanyaan itu. Hanya saja panggilan Maura yang mengatakan Mas, membuat Lusi tidak nyaman. Wanita itu tidak mau memikirkan perasaan Maura. Dia cukup sekali dimanfaatkan oleh Mila, sampai menjadi orang yang tak enakan dengan apa pun yang dipinta oleh mantan sahabatnya itu.

Meskipun Maura itu adalah adiknya. Tetapi dia harus tetap tegas kepada sang gadis, tidak boleh menumbuhkan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 211 Adiba Mendominasi

    Sesampainya di rumah, Alia langsung menyambut kedatangan Lusi dengan antusias. Gadis itu begitu riang dan menceritakan kalau dia seharian sudah bermain macam-macam dengan Adiba. Permainan yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Mendengar itu tentu saja Lusi merasa senang. Adiba yang ada di sana pun tersenyum sembari memperlihatkan kalau dirinya itu tampak keren. Lusi mengacungkan kedua jempol kepada temannya itu. Maura yang ada di belakang Lusi tampak cemberut. Hatinya kembali memanas, merasa cemburu kepada Adiba karena ternyata Alia begitu senang bersama Adiba. Berbeda jauh dengan Maura. Alia hanya menceritakan tentang sekolah dan juga main mainan anak-anak, seperti bermain boneka dan juga rumah-rumahan. Tetapi dengan Adiba, gadis kecil itu seperti memperlihatkan sosok aslinya. Ini benar-benar membuat Maura membara. Kenapa orang-orang yang ada di sini tidak pernah mendukung keinginannya? Dia hanya dituntut belajar dan menjadi yang terbaik. Sementara tidak pernah ada yang bertany

    Last Updated : 2024-03-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 212 Si Licik

    "Kenapa? Apa kamu takut di tempat seperti ini? Kamu takut hantu atau takut aku celakai?" tanya Arya dengan tajam. Tatapannya juga sedikit meremehkan. Mendengar itu Raka juga kesal, tapi dia tidak mau mencari musuh. Saat ini yang dibutuhkan adalah sekutu. "Ya. Bukan masalah seperti itu. Apakah tidak bisa kita berbicara di cafe atau di tempat-tempat yang terlihat normal? Mungkin di taman atau di tempat lain yang bukan malah terlihat angker seperti ini," ujar Raka, kembali melihat sekeliling. Dia benar-benar takut kalau Arya akan melakukan sesuatu yang buruk kepadanya. Mungkin kalau misalkan Arya bertingkah buruk, dia bisa melawan. Tetapi bagaimana kalau ada hantu yang akan mengganggunya? Ini benar-benar menakutkan. Jujur, Raka memang takut pada hantu atau hal-hal yang berbau mistis. Ini benar-benar akan menguji dirinya dan keberanian Raka sebagai seorang laki-laki. Untung saja selama pernikahan Lusi tidak pernah mempermasalahkan apa pun. Lusi juga bukan tipe orang yang suka film hor

    Last Updated : 2024-03-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 213 Cara Ampuh, memfitnahnya.

    Raka terdiam sebentar. Sebenarnya, dia tahu apa yang dimaksud oleh Arya. Hanya saja pria itu tidak tahu bagaimana caranya, karena sudah pernah dia juga bersekongkol dengan Maura untuk mencoba menghasut kedua orang itu. Sayangnya gagal. Sepertinya Raka juga tahu kalau Maura itu masih kecil untuk urusan seperti ini. Jadi, bisa dikatakan kalau Maura adalah amatir. Harus benar-benar hati-hati agar tidak ketahuan. Bagaimanapun gadis itu masih remaja, terbawa akan suasana atau egonya sendiri. Melihat Raka yang masih kebingungan seperti ini, tentu saja Arya juga ikut bingung. Kenapa pria itu malah diam saja? Seperti sedang memikirkan sesuatu."Kenapa kamu diam saja? Bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kita itu akan bersekongkol untuk menghancurkan Devan? Tetapi kenapa malah diam?" tanya Arya, ingin tahu.Raka menatap Arya sebentar, lalu menghela napas panjang. Dia mengguyar kepalanya dengan kasar."Begini, aku tahu apa maksudmu. Tapi, aku tidak tahu caranya. Jujur, untuk masalah kejah

    Last Updated : 2024-03-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 214 Resmi Bersatu

    "Kamu yakin Devan tidak akan mau dengan gadis kecil sepertinya?" tanya Arya masih meragukan, karena dia takut kalau perkiraan Raka itu salah. Arya jadi teringat kalau Raka tidak punya pengalaman mengerjakan satu misi seperti ini. "Ya, siapa juga yang mau dengan gadis ingusan seperti itu? Apalagi seharusnya Maura dijadikan Adik, bukan malah dijadikan kekasih. Aku yakin, selera Devan juga tinggi. Lihat saja mantan istriku! Lusi itu bukan wanita sembarangan. Jadi, sudah dipastikan itu tidak akan terjadi. Kalau pun misalkan suatu hari nanti Maura memaksa, kita tinggal buat gadis itu tidak berdaya. Buat dia menjadi bersalah dan ancam, bereskan kan?" ucap Raka. Dia tidak berpikir sama sekali apa yang akan terjadi jika sudah melakukan itu semua. Arya terdiam sejenak, memikirkan apa yang barusan dikatakan oleh pria di depannya ini."Ya, ya. Kamu benar juga. Kalau memang tidak ada pilihan lain, ya sudah. Sertakan gadis itu. Aku juga ingin melihatnya," ucap Arya, penasaran. Raka pun langsu

    Last Updated : 2024-03-18
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 215 Perhatian Teralihkan

    "Kenapa jadi seperti ini, sih, Maura? Kamu bilang, kamu bisa menangani semua ini dan membuat anakku dekat denganku kembali. Dengan begitu aku juga bisa kembali kepada Lusi. Ini kan yang kamu katakan? Kamu sendiri yang menawarkan kerja sama denganku, tapi malah seperti ini. Bagaimana?" tanya Raka. Dia jadi kesal sendiri karena ternyata ada saja halangan untuk mereka menjalankan aksi. Maura kebingungan, dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Cuma, tentu saja Maura tidak mau disalahkan. Dia juga sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghasut Alia. Hanya saja, gadis itu seperti punya pendirian dan sampai dipatahkan oleh Lusi sendiri. "Ya, kamu jangan nyalahin aku sepenuhnya, dong! Mana ada yang tahu kalau ada orang baru datang di rumah ini, dan lebih sialnya lagi orang itu lebih dekat dengan Mbak Lusi dibandingkan aku. Aku juga sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghasut Alia agar kembali percaya kepadamu, tapi ternyata gadis itu masih bisa dikendalikan oleh ibunya. Aku bingung harus ber

    Last Updated : 2024-03-19
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 216 Tantangan Maura

    Setelah makan malam usai, Lusi pun pamit undur diri. Karena banyak sekali pekerjaan yang belum selesai. Tadi Lusi pergi bersama Devan. Dia juga harus mengecek beberapa laporan keuangan dan berkas-berkas lain yang belum sempat tersentuh. Alia pun memilih untuk pergi ke kamar, karena akan mengerjakan PR dan langsung istirahat. Yang tersisa tinggal Adiba dan Maura saja. Sebenarnya gadis itu juga harus pergi ke kamar untuk sekolah besok. Tetapi entah kenapa ada yang menahannya di sini, seolah kalau dirinya itu harus memperjelas batasan yang membuat dirinya merasa tidak suka dengan sikap Adiba. Saat ini Maura membereskan piring bekas makan malam mereka dan menyimpannya di wastafel. Sebenarnya di sana ada mesin cuci piring. Dia tidak repot mencucinya. Hanya saja ada yang ingin dia sampaikan kepada Adiba. Mungkin sedikit berpura-pura baik kepada gadis itu. Tidak masalah, dibandingkan dirinya yang terus memperlihatkan ketidaksukaan kepada Adiba. "Biar aku bantu, ya, Mbak," ucap Maura ti

    Last Updated : 2024-03-20
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 217 Tantangan dari Adiba

    Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Maura pun sudah bangun. Dia menyiapkan sarapan untuk hari ini. Ada beberapa menu makanan yang tersedia. Semalaman gadis itu sudah bertekad dalam hati, akan mengalahkan apa pun yang dilakukan Adiba. Meskipun usianya baru 17 tahun, bukan berarti kalau dia itu bisa dikalahkan oleh orang dewasa. Apalagi Adiba itu seumuran dengan Lusi, yang harusnya sudah mempunyai suami dan anak. Tetapi sayangnya sampai detik ini Adiba belum menemukan tambatan hati. Dia memasak makanan apa saja yang sekiranya Maura bisa, karena selama di kampung pekerjaan rumah dan segala apa pun yang berkaitan dengan keseharian, Maura lakukan. Gadis itu benar-benar terniat. Bahkan dia bangun sebelum Subuh berkumandang. Juga sebelum Adiba bangun. Tepat pukul 04.00 pagi, Adiba bangun dan hendak memasak. Tetapi dia dikagetkan dengan kehadiran Maura, apalagi gadis itu sudah menyajikan beberapa menu makanan di atas meja. Ya, menunya itu sederhana sekali, khas kampung dan dia tahu kemungki

    Last Updated : 2024-03-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 218 Masakan Maura

    "Kenapa diam saja? Ayo jawab! Kamu takut mendapatkan tantangan dariku atau kamu sudah yakin kalau akan kalah dariku?" tanya Adiba, sengaja memancing emosi Maura. Dia tahu, gadis seusia Maura itu mudah sekali terpancing sebab masih labil. Jadi, untuk mempermainkan Maura juga butuh sebuah trik, yaitu dengan cara membuat Maura kesal. Hingga gadis itu mau mengikuti semua permintaan dan keinginan Adiba.Tantangan itu sebenarnya adalah umpan agar Maura bisa mengikuti semua peraturan Adiba. Dengan begitu anak ini tidak akan melenceng dari aturan dan norma. Takutnya jika dibiarkan, Maura akan benar-benar menghancurkan Lusi. Maura masih tampak kebingungan. Sebenarnya, merasa berat, takut jika Adiba itu melakukan sesuatu yang aneh kepadanya. "Ya sudah, kalau kamu tidak mau berarti sudah dipastikan kamu kalah, ya. Dan ingat, kamu harus mengikuti semua keinginanku." Maura terkesiap. Dia langsung menggelengkan kepala. "Loh, kok aturannya kayak gitu? Kan dari awal juga nggak seperti itu. Aku be

    Last Updated : 2024-03-24

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status