Home / Urban / Kubuat Mantan Suamiku Menyesal / Pertengkaran Dengan Mertua

Share

Pertengkaran Dengan Mertua

Author: Ans
last update Last Updated: 2023-03-17 00:51:49
“Bukankah Fattan sendiri yang sejak awal meminta saya menjadi istri yang selalu berada di rumah?”

“Ya, paling nggak kamu bisa donk meringankan beban suamimu. Jangan hanya tahunya belanja dan menikmati uang. Kamu harus tahu juga bagaimana membuat suamimu bisa berpikir tenang dalam menjalankan bisnisnya.”

Perkataan ibu mertuaku itu benar-benar membuatku meradang. Fattan pasti tidak menceritakan masalah sebenarnya. Komitmentku untuk menjadi istri sesuai keinginan Fattan, justru sekarang menjadi menjadi senjata utama untuk memukulku.

“Apakah Mamah tahu bahwa Fattan menceraikan aku bukan hanya karena aku tidak bisa membantunya mengelola perusahaan? Fattan mungkin tidak akan pernah mengatakan pada Mamah bahwa dia mengkhianatiku dengan keponakanku sendiri karena tidak mampu mengendalikan nafsu dalam dirinya.”

Salama terlihat terkejut karena aku bisa mengatakan hal itu dengan jujur. Namun dia tetap berusaha membela diri.

“Ya, apalagi kalau masalahnya itu. Bagaimana seorang wanita bisa mel
Ans

Hah?!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Fatih Dan Pertanyaannya

    “Adina! Ini sudah keterlaluan. Berani sekali kau mengungkit kehidupan masa laluku!” teriak Salama. “Kenapa, Nyonya? Bukankah semua orang memiliki pengalaman hidup? Justru dengan pengalaman pahit itu, ita belajar untuk mengubah hidup orang lain. Kita bisa mencegah mereka untuk tenggelam ke lubang yang sama. Atau Nyonya berbeda? Anda ingin orang lain justru merasakan penderitaan yang ibu rasakan?” Salama terlihat terengah-engah menahan emosi dalam dirinya. Selama ini aku tidak peduli dengan latar belakang keluarga Fattan. Beberapa kali Fattan pernah menceritakan padaku bahwa saat dia kecil dulu, ayahnya pernah menduakan ibunya. Pernikahan kedua yang telah mengubah ibunya. Sejak saat itu Fattan kehilangan sosok ibu penyayang dan lembut. Ibunya lebih banyak di luar rumah untuk bersenang-senang dengan teman-teman sosialitanya. Dia bisa merasakan luka ibunya lebih dari apa pun. Saat di rumah, dia akan melihat ibunya lebih banyak menangis atau bertengkar dengan ayahnya. Kebodohan yang sam

    Last Updated : 2023-03-17
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Pertemuan Anaya dan Fattan

    “Fattan?” desisku. Sayup aku mendengar suara Mbak Pia. “Silahkan masuk, Tuan,” ujar Mbak Pia. Aku yang sedang menyelesaikan secangkir kopi di ruang kerja, segera berdiri dan keluar. Baru saja pintu kubuka, mataku langsung menangkap sosok tampan yang pernah menjadi segalanya bagiku enam tahun terakhir. Rambut ikal, mata lebar dengan bulu mata lentik dan hidung macung, perpaduan keindahan yang pernah kupuja dengan cara luar biasa. Seorang pria yang pernah menjadi canduk bagi hidupku. Ini adalah pertemuan pertama kami setelah aku keluar dari rumah karena semua tragedi yang terjadi. Hatiku berdegub kencang. Dia adalah pria yang sampai sekarang masih berstatus sebagai suamiku. Perasaan ini muncul bukan lagi karena cinta. Tapi, karena kekhawatiran dan rasa benci yang berlebihan. Fattan yang sedang berdiri dengan kedua tangan masuk ke dalam kantung celana, menoleh ke arahku. Senyum sinis muncul di wajahnya, bahkan sebelum dia mulai bicara. “Hebat Adina, kau sangat luar biasa. Tidak hera

    Last Updated : 2023-03-17
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Ancaman Fattan

    “Kau sedang mengancamku?” Aku melangkah perlahan mendekati Fattan. Aku terlihat berani di depan Fattan. Jika sudah berkaitan dengan Anaya, semua rasa takut akan segera kusingkirkan. Fattan boleh saja mengusik dan merusak pernikahan kami tapi tidak dengan hati dan jiwa Anaya. “Aku tidak mengancam. Akan kuwujudkan jika kau benar-benar mengajukan gugatan cerai itu.” “Lihat Fattan, betapa egosinya dirimu. Kau membawa Kalila ke rumahmu, kau menikahinya tapi kau sama tidak mau melepaskan aku.” “Demi Anaya, aku melakukan semua demi Anaya. Jangan kau pikir aku melakukan ini karena masih menginginkanmu. Kalila sudah memberiku semua yang tidak kudapatkan darimu.” Fattan berkata dengan geraham terkatup di depan wajahku. Betapa teganya Fattan menyiram lukaku dengan air garam. Begitu bangga dia dengan hubungannya dan Kalila. Inilah Fatta degan sifat aslinya. Aku yakin bahwa selama ini Fattan tidak pernah mencintaiku. Semua yang dia lakukan selama pernikahan kami hanya palsu. Sekarang dia dan

    Last Updated : 2023-03-18
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Meminta Bagian

    “Hak atas El Khairi Company? Apa maksud, Kakak?” “Jangan berlagak bodoh, Adina. Perusahaan itu adalah peninggalan Abi. Sebagai anaknya tentu saja aku juga berhak atas perusahaan itu.” “Kak, Abi sudah memberikan perusahaan itu padaku lima tahun lalu. Kenapa baru sekarang semua ini kau permasalahkan?” “Jangan banyak bicara Adina. Datanglah ke rumah dan aku akan memberitahumu semuanya!’ Kak Zahra begitu saja mematikan sambungan telepon. Aku tercengang sambil menatap layar ponselku. “Telepon dari siapa? Kamu keliatan shock banget,” tanya Marissa. “Kak Zahra.” “Oh, kakakmu. Ibunya Kalila ya?” “Kenapa Kak Zahra tiba-tiba ingin bertemu denganku dan membicarakan tentang perusahaan? Ini aneh.” “Aneh gimana?” tanya Marissa. “Selama ini Kak Zahra tidak pernah peduli dengan El Khairi Company. Bahkan ketika dia tau bahwa namanya tidak tercantum dalam surat warisan Abi, Kak Zahra tetap diam dan tidak peduli.” “Kau tidak akan tahu jika kau tidak datang menemuinya. Lagi pula, di rumah itu t

    Last Updated : 2023-03-18
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Membela Diri

    “Bukankah aku sudah katakan padamu, bahwa gugatan cerai yang kau layangkan hanya akan menambah panjang daftar masalah di antara kita.” Dua sosok yang telah menghancurkan hidupku beberapa bulan terakhir, muncul di depan pintu. Aku menoleh dan menatap tajam pada mereka. Beberapa bulan lalu, melihat pemandangan seperti ini pasti akan membuat mataku berlinangan air. Sekarang, aku tidak merasakan apa pun ketika Kalila bergelayut manja di lengan Fattan. Dia memang sengaja melakukan itu untuk memancing emosiku. Kalila selalu merasa bersaing denganku. Saatini dia sedang menunjukkan kemenangannya. Kemenangan yang bagiku tidak ada artinya lagi. Fattan hanyalah seonggok sampah yang layak dibuang. Bahkan, aku akan bersedia membuang Kak Zahra dan keluarganya dari hidupku jika mereka hanya akan menjadi duri yang menyakitkan. “Apa kau pikir caramu mengintimidasiku akan berhasil?” jawabku dengan nada tenang. “Aku tidak sedang mengintimiasimu. Ini hanya sebuah cara agar kau sadar bahwa tindakanmu

    Last Updated : 2023-03-18
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Sepuluh Tahun Lalu

    “Kenapa kau ada di sini malam-malam begini?” tanyaku pada Aslan setelah aku sampai di depan rumah. Alih-alih menjawab pertanyaanku, Aslan justru melihat ke arah dalam rumah. “Anaya sudah tidur?” “Ya, dia selalu tidur sebelum jam sembilan.” “Apakah Anaya bahagia berada di rumah ini?” Wajah Aslan terlihat dipenuhi dengan beban. Matanya begitu dalam dan gelap menembuskan pandangan ke dalam rumah yang berdinding kaca di hadapannya. Lampu dalamrumah sudah kami. Aku juga sedang bersiap untuk tidur ketika telepon dari Aslan masuk ke ponselku. “Anaya baik-baik saja. Dia bisa beradaptasi dengan mudah,” jawabku. “Ayo, akui ingin mengajakmu ke sebuah tempat.” “Sekarang? Di malam selarut ini?” “Kau tidak khawatir aku menculikmu, kan?” Aku tertawa kecil. Tentu saja aku tidak takut Aslan menculikku. Walau kami tidak banyak berinteraksi, tapi aku percaya pria itu tidak pernah punya niat buruk padaku. Selama ini Aslan juga tidak terlihat genit atau berusaha menggoda walau dia adalah orang ya

    Last Updated : 2023-03-18
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Malam Dan Sang Rembulan

    “Keinginanmu atasku? Maksudmu kau ingin menikah denganku?”“Kau adalah motivasiku untuk berhasil dan membangun sebuah bisnis. Kau tujuanku, agar aku diterima oleh pemilik El Khairi Company sebagai menantu. Ayahmu tidak akan menerimaku jika aku hanya pria biasa.”Dua butir air mata jatuh di pipiku. Selama ini tidak pernah ada orang yang memujaku sebanyak Aslan. Aslan selalu berada di sekitarku tanpa kutahu. Aku tidak tahu apa pun tentang pria sebelum menikah dengan Fattan. Dia adalah pria pertamaku.Bahkan jika Aslan menunjukkan wajah saat itu di depanku, aku mungkin tidak akan tertarik. Pemikiran konvensional yang dibuat oleh Abi dan Umi sangat kental dalam diriku. Bagiku, hidupku hanyalah bagaimana taat dan patuh pada orang tua. Lalu mengabdikan diri pada suami.Ternyata skenario Sang Pencipta tidak seindah harapan dan doa Abi Umi.“Kenapa kau tidak pernah mencoba? Apakah kekayaan ayahku membuatmu takut sebelum menemuinya?”Aslan memejamkan mata, menarik nafas sebelum dia mulai bicar

    Last Updated : 2023-03-18
  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Tiba Di Istanbul

    “Selamat datang, di Istanbul. Kami menyambut anda, Nyonya Adina.” Seorang gadis muda degan baju warna hitam dan hijab warna cream tersenyum dan mengulurkan tangan padaku. Aku menjabat tangannya dengan senyuman ramah. Ini adalah hari pertama aku tiba di Istanbul untuk memimpin rombongan mahasiswa yang akan melakukan pertukaran pelajar. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya aku setuju untuk pergi. Marissa benar, aku perlu berlibur dan memiliki waktu untuk diriku sendiri. Setelah aku kembali ke Indonesia nanti, ‘perang besar’ telah menanti. Tugas mengantar mahasiswa ini kujadikan ajang untuk menyegarkan diri. Sementara Anaya dan Mbak Pia berada di bawah pengawasan orang tua Marissa. Mereka menyambut Anaya dengan gembira. Dalam hitungan menit, Anaya bahkan telah akrab dengan keluarga Marissa. Perjalanan ini bisa kulakukan dengan tenang. Istanbul, lebih dari tujuh tahun lalu ketika aku terakhir kali mengunjunginya. Sejak menikah dengan Fattan, aku tidak pernah berlibur sendiri atau bersa

    Last Updated : 2023-03-18

Latest chapter

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Memilih Bersamamu

    “Betul, Adina. Maaf karena aku terlambat memberitahumu tentang hal ini. Atau bahkan sebenarnya aku tidak perlu memberitahumu.” Manaf tertunduk lesu. Berita kematian Vivian seperti tenggelam di telan oleh kabar yang Manaf berikan. Semua ini terjadi secara tiba-tiba. Aku bahkan tidak mengerti bagaimana seharunya berekspresi dengan semua ini. Jika aku adalah anak angkat El Khairi, maka artinya aku dan Tara sama sekali bukan saudara. Tidak ada darah yang sama diantara kami. Keesokan harinya, Maaf meninggalkan Indonesia dan kembali ke Turki. Tara tinggal di mansion yang sama denganku. Hubungan kami menjadi sangat canggung dan aneh, terutama ketika kami hanya berdua saja. Di depan Anaya, Rayyan dan Jafar semua terlihat normal. Namun saat itu hanya tentang aku dan Tara, maka kami menjadi dua orang asing yang sedang belajar saling mengenal. “Nyonya, malam ini akan ada pesta di Deluxe Building. Tuan Tara meminta anda bersiap untuk ikut bersamanya.” Harry menyampaikan pesan Tara saat aku seda

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Kematian Vivian

    “Adina, maafkan aku. Aku sudah melakukan yang terbaik, tapi ini semua di luar kendaliku.” Kata-kata Tara semakin membuatku khawatir. Aku yakin ada hal buruk yang terjadi. “Tara, katakan dengan jelas. Jangan menganggapku terlalu lemah untuk mendengar apa pun. Aku lebih kuat dari yang kau bayangkan. Aku ingin tahu semuanya. Katakan!” Aku tidak bisa lagi menahan amarah karena Tara terlalu lama diam dan berusaha menahan tiap detik untuk berbicara “Vivian tewas tertembak.” Sebuah bom meledak di kepalaku. Ponsel di tanganku meluncur ke bawah dan mendarat di atas lantai batu taman. Tentu saja panggilan telepon dari Tara terputus. Aku membeku tanpa ekspresi. Berita ini terlalu sulit untuk diterima dan diidentifikasikan dengan kata. Dari kejauhan Harry berlari dan mendekatiku. Setelah sambungan telepon kami terputus, Tara pasti langsung menghubungi Harry. Karena itulah Harry datang untuk memastikan keadaanku baik-baik saja. Harry tertegun elihat ponselku yang hancur di atas tanah. Dia berl

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Di Tempat Yang Seharusnya

    “Ke tempat dimana seharusnya anda berada, Nyonya.” Harry menyahut dari kursi penumpang depan tanpa menoleh ke arahku. Aku yang duduk bersama Anaya di kursi belakang memilih diam. Anaya tertidur nyenyak dengan kepala di pangkuanku sejak kami mulai meninggalkan cluster. Aku tidak pernah meragukan Tara atau Harry. Bahkan dengan menutup mata dan tanpa memberikan detail, aku akan mengikuti mereka dengan rasa percaya. Sebuah tempat yang Harry katakan itu akhirnya adalah sebuah mansion yang berada di perbatasan Jakarta-Bogor. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan bahkan dengan sebuah imajinasi tentang Adina El Khairi. Pintu gerbang mansion itu berada sekitar dua kilometer dari bangunan utama. Gerbang emas tinggi dengan penjagaan beberapa security berbadan tegap. Saat tiba di depan pintu gerbang, para penjaga mansion berlarian dan bergegas membuka pintu. Mobil yang kami naiki dan empat mobil lain di belakang kami masuk dengan lancar. Jalanan menuju ke bangunan utama adalah sebuah taman de

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Tidak Akan Pernah Kembali

    “Ya kita berangkat.” Aku mengangguk. Harry mengangkat tangan dan memberikan instruksi pada beberapa orang pria yang berbaju hitam di luar gerbang. Mereka masuk ke dalam rumahku dan mulai berbicara dengan para pelayan dan pengasuh. Ibu-ibu tetangga yang melihat pemandangan itu mendadak diam. Mereka tentu saja bingung karena ini adalah hal berbeda dari yang biasa mereka saksikan. Sebaliknya, Meylani justru mencibir. “Oh! Jadi memang kamu sudah berniat tidak tinggal lama ya di cluster ini. Pantas saja kamu tidak peduli dengan ketentraman cluster ini,” ujar Meylani sinis. “Iya! Bener tuh! Baguslah dia pergi. Jadi cluster kita kembali aman dan damai!” “Dia memang tidak pantas tinggal di sini.” “Itu pasti orang-orang suruhan suaminya. Dia mungkin istri kedua atau simpanan seorang pejabat.” Suara-suara terdengar di sekitar telingaku. Para wanita itu bergumam dengn opini mereka sendiri. Satu hal yang pasti, tidak ada opini baik yang kudengar di sana. Aku hanya diam dan membiarkan semuan

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Sejuta Pertanyaan

    “Kita akan menuju ke tempat seharusnya kita berada. Tempat ini bukan tempat seharusnya kita tinggal.” Aku menggeser berdiriku dan melihat keluar jendela. Tatapanu menyapa sekitar di mana sebelumnya kami berharap banyak pada kehidupan. Mbak Pia diam. Dia bingung dengan apa yang aku katakan. Pembantuku itu selalu percaya pad keputusan apa pun yang aku buat. Dia tidak bertanya lebih banyak. Setelah mengangguk tanda mengerti, dia beranjak ke dapur. Beberapa saat kemudian, rumah kami sedikit riuh karena pengasuh Jafar dan Rayyan mulai mengemas barang-barang pribadi dua bayi itu. Belum lagi sesekali tangisan muncul dri keduanya. Aku bahkan perlu sedikit beradaptasi mendengar suara-suara yang tidak biasa aku dengar. Sejak Anaya beranjak dewasa, di rumah kami segalanya menjadi tenang. Nyaris tidak pernah terjadi keributan dan tangisan seperti yang terjadi saat ini. Aku menenangkan diri di dalam kamr setelah Anaya pulang dari sekolah dan menyelesaikan makan siangnya. Sebuah ketukan memaksa

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Keputusan Baru

    “Banyak hal yang berjalan dan tidak bisa kita ubah.” Aku menegaskan pada Andre. Sejujurnya ini terasa seperti sedang membunuh harapan dalam diriku sendiri. Semua ini jauh lebih baik daripada terus tenggelam dalam mimpi. Harapan tentang hubungan mereka bagiku nyaris seperti hamparan pasir yang tidak ingin digenggamnya. Semakin erat aku merapatkan tangan, akan semakin banyak yang harus rela untuk kulepaskan. “Din, kita sudah jauh berjalan. Masa depan yang pernah aku bayangkan adalah bersamamu.” Andre menggenggam tanganku. Aku tersenyum dan menarik tanganku dari genggaman Andre. “Terima kasih sudah begitu percaya pada hubungan kita, Ndre. Keputusan ini aku ambil bukan murni karenamu. Ini juga tentang diriku sendiri.” “Apa maksudmu dengan tentang dirimu sendiri? Apakah kau memang tidak ingin bersamaku sejak awal? Lalu kenapa kita berdua harus membuang waktu jika kau memang tidak serius dengan semua ini sejak awal?” Andre memaksa agar arah angin berpihak padanya. Aku menggeleng ringan.

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Mari Menjauh

    “Apakah aku perlu memberikan alasan untuk bertemu denganmu?” tanyaku. Andre tertawa kecil di seberang sambungan. “Tentu saja tidak. Aku hanya terkejut kau ingin bertemu denganku setelah keributan kemarin. Aku pikir kau akan kesal atau marah padaku. Kau bahkan tidak mempersilahkan aku masuk. Kau juga tidak menghubungiku.” Aku diam. Marah dengan Andre? Tentu saja aku marah. Aku bahkan tidak ingin lagi berada di dalam kondisi di mana aku tidak punya kekuatan untuk mengendalikannya. Dua jam kemudian aku sudah duduk di sebuah café dan Andre ada di depanku. Aku lebih tenang meninggalkan rumah karena dua keponakan Mbak Pia sudah datang untuk membantunya mengasuh Jafar dan Rayyan. Seorang security sengaja ditempatkan di rumahku oleh Harry. Pria yang memakai baju security itu sebenarnya adalah salah satu bodyguard Tara dibawah kepemimpinan Harry. Kadang aku merasa takjub dengan hal-hal kecil yang seolah sudah disiapkan oleh Tara. Harry tidak mungkin mengambil keputusan tanpa perintah dari T

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Kedatangan Rayyan

    “Tuan Tara memberikan alamat ini padaku. Tolong buka pintunya, Tuan Muda Rayyan perlu istirahat segera.” Aku yakin itu adalah orang suruhan Harry yang membawa Rayyan. Ternyata Tara berhasil mengeluarkan Rayyan dari Singapura. Aku bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka seukuran tubuh, aku mundur ke belakang dengan cepat karena pria itu menerobos masuk. Seorang bayi laki-laki tertidur pulas di pelukannya. Pria dengan rambut coklat gelap dan tubuh tegap itu berdiri dengan wajah tegang. Beberapa kali dia menoleh ke belakang seolah sedang cemas jika sesuatu mengikutinya. Aku keluar dari pintu gerbang, menoleh ke kanan dan ke kiri. Entah apa yang aku cari. Aku hanya memastikan semuanya aman. “Kau tidak membawa mobil?” tanyaku ketika masuk kembali ke dalam gerbang. Pria itu menggeleng. Lalu dia melihat ke arah pintu gerbang yang terbuka. “Tolong cepat tutup pintunya,” ujar pria itu. Aku mengangguk dan segera menutup pintu gerbang. Tidak lupa aku kembali memasang gembok pengaman. Wa

  • Kubuat Mantan Suamiku Menyesal   Fattan dan Kebohongannya

    “Kembali padamu? Apa kau serius dengan kata-katamu?” tanyaku menyelidik. Segumpal harapan seolah berhasil Fattan dapatkan. Dia terdengar antusias ketika menjawab pertanyaanku. “Tentu saja, aku serius. Aku sangat serius. Aku memang bukan pria yang baik untukmu, tapi aku akan berusaha memperbaiki semuanya.” Jantungku ingin meledak karena tawa yang tertahan di dalam sana. Hari ini benar-benar luar biasa. Begitu banyak kejutan dan kecemasan yang datang bersamaan. Bersama dengan senyum, butiran air mata berjatuhan di pipiku. “Kau bodoh, Fattan!” Aku mengucapkan dengan nada ketus yang pasti menusuk telinga siapa pun yang mendengarnya. “Kau pikir aku selugu dulu ketika masih menjadi istrimu?” “Apa maksudmu, Din? Buka pintunya. Biarkan aku masuk dan mari kita bicara.” Fattan memohon. “Tidak! Jika kau bilang kau bukanlah pria baik, lalu untuk apa aku harus memberikan lagi hidup, waktu dan hatiku untuk pria yang tidak baik? Lalu kau berjanji untuk memperbaiki diri. Kalau kau tidak berhasil

DMCA.com Protection Status