Share

Bab 129

Penulis: Silla Defaline
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-13 16:38:50

Bab 129 

Matahari pagi mulai bersinar, menghalau mbun di atas dedaunan, menciptakan suasana yang lebih hangat. 

     

Di sebuah cafe kecil, George menyeruput beberapa kali minuman kopi hangat di hadapannya.

     

Ya George bersama Davin dan Divan memang biasa menghabiskan waktu lari pagi bersama di taman pusat kota. 

Cafe kecil namun terkesan rapi dan segar tersebut menjadi pilihan mereka untuk melabuhkan lelah.

Tak heran jika ketiganya terlihat akrab dan jarang ada yang percaya jika hubungan mereka bukanlah anak dan ayah kandung.

     

Sedari dulu, dua anak tersebut memang dekat terhadap sang papa. 

     

Dari kejauhan sepasang mata menatap iri sekaligus benci pada kebersamaan tersebut.

     

"Cuaca pagi ini sangat mendukung ya, Pa." ucap Divan sembari mencomot gorengan yang terhidang di depan matanya. 

 
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 130

    Bab 130"Pak George, bisakah Bapak meluangkan waktu untuk bicara denganku barang sejenak." Arza menghampiri George. "Mau bicara apa ?" jawab George tanpa menoleh. Arza menelan saliva melihat sikap dingin yang ditunjukkan oleh George. "Maaf Pak George, apa Bapak tidak berkenan dengan kedatanganku keruangan Bapak?" tanya Arza mulai merasa tidak enak terhadap sikap George yang baginya terlampau berubah. "Maaf, sebenarnya kau tahu sendiri, bahwa sekarang diriku sedang berada dalam jam kerja. Aku tidak menerima pembahasan lain di luar dari ranah pekerjaan." sahut George sembari masih sibuk dengan komputer di depannya. "Kalau begitu, baiklah saya akan menunggu Bapak ketika pulang nanti. Maafkan jika kehadiranku mengganggu kinerja Pak George!" suara Arza mendayu-dayu bak suara perempuan yang tengah merayu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 131

    Bab 131 Arza kebingungan . Sejak awal ia tidak mengira jika George akan bertanya sedetail itu, sebagaimana selama ini sikap George yang tidak terlalu banyak bertanya. Jelas saja Arza tergagap. "Mmm ... Foto ini saya dapatkan dari teman. Saya hanya ingin memberitahu hal ini sama Pak George agar bapak tidak terkecoh dengan sikap licik Nadine." Arza mengucapkan sesuatu yang tidak bisa dipercaya oleh George. "Teman yang mana?" lagi-lagi pertanyaan yang semakin membuat arza kalaf. "Hmm! Kalau masalah itu saya tidak bisa memberi tahu Bapak sekarang. Dia meminta untuk menjaga privasinya. Katanya sih begitu." ucapkan Arza. "Jika benar demikian kenyataannya, apakah kau berani mempertanggungjawabkan keaslian foto ini?" pertanyaan Arza semakin membuat Arza terpojok.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 132

    Bab 132 "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Arza terus mencari cara. "Oh ya, coba aku menghubungi Zea saja sekarang. Siapa tahu dia bisa membantuku dalam masalah ini." Arza merogoh tas kecil yang sedari tadi ia sandang. Tangan kanannya mengeluarkan sebuah benda pipih. Tidak butuh waktu terlalu lama untuk menunggu jawaban dari Zea. "Ya halo selamat siang Arza!" Sapa Zea. "Zea, apa kau bisa membantuku sekali ini saja." "Oh ya? Membantu ngapain lagi emangnya? Sepertinya aku sudah malas bekerja sama denganmu. Kau tidak pernah bisa membuktikan yang telah kau ucap. Dari dulu kau bilang dan meyakinkan aku kalau George pasti akan menceraikan Nadine. Tapi nyatanya hingga saat ini belum ada titik terang. Udahlah! Aku malas bekerja sama dengan orang yang tidak jelas macam

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 133

    Bab 133 "Dia ini kan...," "Ah enggak, Mas George. Davin tidak kenal sama aku! Aku kemari hanya untuk ingin bertemu sama Mas." sanggah Zea cepat. "Ada urusan apa lagi kamu ingin bertemu sama suamiku?" potong Nadine. "Ya tanya sendiri suamimu lah! Kenapa sampai aku kemari. Toh dia sendiri yang suruh aku datang!" jawab Zea. "Apa? Kapan aku menyuruhmu kemari?" George amat terkejut dengan jawaban wanita yang belum lama tiba tersebut. "Apa-apaan ini, Pa?" Nadine tak kalah sok melihat Zea yang sedemikian percaya diri dalam berbicara. "Nggak tau, Ma. Saya juga tidak mengerti sama ucapannya." jawab George merasa bingung. "Aduuh ... tolong Mama jangan percaya dulu sama dia, Ma?" cegat George cepat. "Laki-laki pembohong

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 134

    Bab 134"Sok tahu semua kalian ini! Apa kalian semua tahu bagaimana kehidupan rumah tanggaku? Tidak kan? Makanya kalau kalian tidak tahu apa-apa, jangan banyak omong!" ujar Zea dengan menepis rasa malu yang mendera hatinya. "Sudahlah, keluarlah disini, Zea! Sudah nyata-nyata kamu adalah penipu ulung." cemoh George merasa jijik. "Tega kau mengatakan aku seperti itu, Mas!" Zea seperti hampir terisak. Tepatnya terisak menahan malu. Sebab, Arza berucap begitu kasar padanya. Apa lagi itu George lakukan di hadapan Nadine. "Zea, ku katakan baik-baik, lebih baik kau pulang saja sekarang! Aku sungguh tak suka jikalau rumahku disinggahi oleh penipu, pembohong. Ditambah lagi kau perempuan yang bahkan tidak bisa menyayangi dan menghargai keluarga sendiri. Tepatnya seorang ibu yang tidak peduli akan suami dan putranya. Mengenaskan sekaligus menyedihkan!" sambung George.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 135

    Bab 135Hampir saja Zea memutuskan untuk berlari dari depan laki-laki yang baru saja datang tersebut. Namun apa daya sepertinya itu mustahil untuk dilakukan. Sungguh Zea tidak pernah mengharapkan pertemuan dengan laki-laki itu apalagi dalam kondisi dan situasi seperti yang tengah ia hadapi sekarang ini. Mimpi buruk seakan tak kunjung berlalu bagi Zea. Ia panik. "Mengapa bersikap begitu, Zea? Apa kau takut melihatku tiba-tiba berada di sini?" laki-laki tersebut lanjut bicara. Zia diam dan tetap diam. "Kau telah membohongi kami, Zea!" laki-laki tersebut berucap kembali. "Siapa dia, Zea? Mengapa harus datang dengan membawa kemarahan?" tanya arza penasaran. "Tidak. Dia bukan siapa-siapa. Abaikan saja dia!" Zea menjawab.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 136

    Bab 136Zia termenung. Kata-kata terakhir Bagas sedikit menyentuh hatinya. "Hidup Roni tidak akan lama lagi. Mari kita temani hidupnya bersama-sama sebelum dia meninggalkan kita untuk selama-lamanya, Zea. Di dunia ini aku hanya punya Roni. Dokter yang menanganinya sendiri yang memprediksikan bahwa hidup Roni tidak akan bertahan lebih lama dari perkiraan. Kau tahu bagaimana perasaanku sekarang, Zea? Aku hancur, Zea! Hancur! Di dunia ini hanya Roni yang paling kucintai. Dia adalah nyawaku, penyemangat hidupku. Tapi ... tapi .. takdir berkata lain. Penyakit yang ia derita akan memaksa kita untuk berpisah dengannya."Hiks ... hiks ...!Bagas benar-benar menangis. Berat benar sepertinya beban yang ia pikul. Zea diam. "Zea, sejahat-jahat apapun seorang wanita. Aku amat yakin, sedikit banyak mereka mempunyai naluri keibuan yang kuat. Aku yakin k

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17
  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 137

    Bab 137"Debbie, Bagaimana rencana kita selanjutnya?" Zea bertanya. "Sabar dulu. Masih dalam proses." jawab Debbie. "Proses apalagi? perasaan udah berapa hari. Tapi kok belum terlihat ada tanda-tanda apapun." sungut Zea. Debbie menyeruput minuman dingin di tangannya. "Mbak pikir semuanya akan berjalan cepat sesuai keinginan apa?" Debbie balik bertanya sengit. "Bukan begitu, tetapi ya setidaknya udah ada sesuatu yang menandakan usahamu membuahkan hasil kan?" Zea coba kembali bicara.Debbie semakin tak suka mendengarnya. "Mbak, selama ini yang melakukan semuanya siapa?" tanya Debbie. "Apa Mbak turut membantu usahaku selama ini? Apakah ada hal besar yang telah Mbak lakukan? Adakah Mbak sadar akan hal itu?" Debbie bicara kesal.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18

Bab terbaru

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Notes

    Selamat sejahtera untuk semua pembaca Novel KKBS (Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu) 🤚🤚🤚 Author mau kasih info terbaru nih buat teman-teman pembaca semua. Author kasih tahu kalau sekarang udah update sekuel novel KKBS ya. Dengan judul : Ketika Istriku Mulai Membangkang Pembaca boleh kepoin novelnya sekarang ya, hehee. Othor usahain akan update rutin setiap hari. Jadi para pembaca semua tidak usah khawatir kalo nanti Author jarang update, jarang nongol, apalagi sampai novelnya nggak tamat. Oh iya, Author boleh minta dukungannya ya, dukung Author dengan rate bintang lima, terus tambahkan novelnya ke pustaka. Hehee ... Makaciih semua pembacaku... Semoga novel "Ketika Istriku Mulai Membangkang" ini bisa menghibur para pembaca semua. Amiiin Suksesnya seorang Author tak lepas dari dukungan para pembaca setianya. peluk jauh dari Author....😘😘😘😘😘

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 162 The End

    Bab 162 "Aduuuh!" Zea menengadahkan kepala. Menahan sakit. Sekarang sakit itu kian naik ke ubun-ubun. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Di tengah malam sepi ini ia sendiri berbaring di ranjang rumah sakit. "Ya Tuhan tolong aku!" dalam kegelisahannya, Zea mengadu dan memohon kepada Tuhan. Karena kesakitan yang ia rasakan, sejenak ia melupakan derita masalah ekonomi yang tengah ia hadapi. Ya, malam ini adalah malam terakhir Zea dirawat di rumah sakit ini. Sebenarnya masih panjang riwayat perawatan yang harus ia kalani, namun karena semua biaya yang mengalir benar-benar telah menguras kering semua isi tabungan. sekaligus kendaraan dan apapun yang dimiliki telah hangus terjual tanpa tersisa. Tidak ada lagi yang bisa ia gunakan untuk menjalani prosedur kesehatan. Untuk selan

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 161

    Bab 161 "Ibu!" Arza tergagap. Arza kembali mencoba menyentuh telapak tangan sang Bunda. Lagi lagi hanya dingin terasa. Mendadak Arza jatuh lunglai. "Ibu ...!" gumamnya lirih. Air matanya menetes. Namun sebanyak apapun tetesan air mata yang meleleh di pipinya, semua itu tidak akan pernah mengembalikan nyawa ke raga sang ibu yang kini telah terbaring dingin dan kaku. Arza menangis sendiri. Memperhatikan keadaan orang tuanya yang terbaring sendirian sejak malam menjelang. Arza menyesal. Setelah menemui ibunya yang telah terbujur dengan kaku. Sepertinya nyawa telah lama melayang meninggalkan raga si ibu. Sedangkan Arza baru saja menyadari bahwa ibunya telah tiada sejak semalam.***  

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 160

    Bab 160 "Silakan kamu bayar dulu uang tunggakan kontrakan selama 2 bulan belakangan ini Arza!" suara Bu Dian terdengar kasar. Muka Arza memerah menahan rasa malu sebab suara Bu Dian menggema dan didengar oleh orang-orang yang menguping pertengkaran mereka. "Tuh orang kaya, bayar dulu kontrakanmu! Katanya kaya, tapi kontrakan nunggak, mana selama dua bulan lagi. Aduh, kaya dari mana? Aku saja yang merasa orang miskin tidak pernah Tunggak menunggak. Nggak malu tuh ngaku-ngaku sebagai orang kaya?" suara laki-laki yang tadi bertengkar dengannya membuat kuping Arza memanas. Dengan bergegas ArzaMelangkah mendekati Bu Dian. "Iya Bu, saya pasti bayar kok tapi tolong bicaranya jangan terlalu keras. Bisa malu saya kalau didengar sama tetangga." Arza berusaha untuk merayu. "Kalau mau

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 159

    Bab 159"Kau pasti sudah dengar kalau aku bilang apa?" pria tua tersebut memandang tajam. "Jangan pernah kau merendahkan aku seperti tadi, Pria tua busuk!" sergah Arza. "Nah jika kau tidak ingin dibilangi tak baik, seharusnya kau juga jangan keterlaluan bicara kotor dan menyinggung perasaan lawan bicaramu. Bagaimana kau sakit hati mendengar ucapan buruk orang terhadapmu, maka begitu juga perasaan orang lain ketika menerima ucapanmu!" Arza menghela nafas panjang. Kekesalan nampak jelas pada raut wajahnya. Arza sungguh tidak terima akan ucapan laki-laki tersebut. "Tapi kau tidak bisa balik mengatakan aku seperti itu" Arza menunjuk muka lelaki itu."Mengapa tidak? Nukankah aku juga bisa bicara, Arza?" "Tapi aku tidak bisa terima kau bilang aku miskin." sergah Arza. "Lhoo, kenapa nggak bi

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 158

    Bab 158Arza duduk dan menikmati secangkir kopi di teras kontrakan. menyeruput kopi hangat sambil memperhatikan gadis-gadis remaja berlalu lalang di depan kontrakan. Mereka sedang berjalan menuju ke sekolah terdekat. Sesekali nampak bibir Aeza tersenyum nakal.Deretan kontrakan tersebut memang terlihat kumuh. Di tambah dengan ketersediaan air bersih yang kurang memadai. keadaan itu membuat sebagian besar penduduk pergi kesungai yang tidak bisa di bilang bersih untuk mencuci pakaian dan sebagainya. Untuk minum, mereka menggantungkan kebutuhan air minum pada saluran pdam yang kecil dan hanya tersedia di siang hari saja. Itupun terkadang tidak menentu. Oleh sebab itulah mereka terpaksa menggantungkan kebutuhan selain untuk minun pada air sungai yang jauh dari standar kesehatan. Karena nampak jelas jika aliran sungai tersebut menghitam dan bau. namun karena keterpaksaan, mereka terpaksa melakukan itu. Apalagi pada cuaca panas kala ini.

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 157

    Bab 157 "Pak Arza, saya punya kabar besar buat Bapak." Farid datang tergopoh-gopoh menghampiri Arza yang tengah duduk beristirahat. "Kabar apa?" Arza tak terlalu mempedulikan pria yang baru saja datang padanya. Sebenarnya ia tak terlalu suka terhadap sosok Farid yang beberapa waktu lalu Arza anggap taelah merendahkan harga diri Arza. "Pak, ini kabar sangaat penting. Apa Bapak ingin dengar?" Farid memainkam sebelah mata "Jangan bertele-tele. Katakan saja terus terang." sergah Arza. "Pak Arza ... tidak bisa asal memberitahu doang, dong. Kita perlu ini .." Farid terkekeh seraya mengisyaratkan jarinya. Bermaksud mengatakan jika Arza harus membayar. "Kau ingin meminta bayaran hanya untuk sebuah berita yang kau bawa?" "Tentu saja!" Pak Farid tersenyum. &n

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 156

    Bab 156 "Ada apa ini, Pak? Apa-apaan ini?" Zea bertanya kaget.Tentu saja ua kaget melihat orang-orang itu datang secara tiba-tiba. "Kami membawa surat perintah penangkapan terhadap Ibu Zea Marlinda. Atas dugaan tersangka kasus percobaan pembunuhan." Seorang lelaki menyodorkan selembar kertas surat perintah. Zea menyipitkan mata. Merasa aneh dan bingung.Dalam kebingungannya, Zea memperhatikan durat perintah itu dengan seksama. Mata Zea menelisik huruf demi huruf, poin demi poin yang tertera di sana. Tak terasa air mata Zea meleleh. "Apaaa?" Zea terkesiap melihat data dirinya memang tertera dengan jelas di sana. "Ini tidak mungkin." Zea menggelengkan kepala. "Ini semua sudah berdasarkan fakta se

  • Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu   Bab 155

    Bab 155 Zea duduk di sisi sofa menghadap televisi yang tengah menyala. Namun perhatian perempuan itu bukanlah tertuju pada layar televisi. Melainkan kembali teringat pada ucapan-ucapan dokter spesialis yang ia datangi tadi siang. "Aku akan ikuti semua saran dokter. Tak peduli jika aku harus mengeringkan isi rekening." Zea bertekad dalam hati. Untuk melakukan semua prosedur pengobatan, Zea sadar jika ia harus menguras banyak uang.Sekarang, yang menjadi masalahnya adalah, ia mempertanyakan apakah seluruh isi rekeningnya cukup untuk melakukan seluruh biaya pengobatan tersebut Atau tidak?Zea sadar, ia harus segera mencari bantuan. sebab uang di rekening yang telah jauh menipis akibat hidup foya-foyayang ia lakukan sebelumnya.Untuk mencoba mencari jalan keluar buat menghadapi kemungkinan tersebut, Zea menghubungi beberapa teman seperjuangan yang ia mili

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status