Raisa menyilangkan tangan di dada, berkata dengan acuh tak acuh, "Mau pergi ya pergi saja. Sekali pergi, aku nggak akan kasih kamu kesempatan lagi."Aku menarik napas dalam-dalam, "Nggak perlu, Raisa. Sudah delapan tahun, aku lelah. Aku menyerah."Aku menyerahkan kunci padanya, lalu pergi tanpa menoleh.Raisa berteriak dari belakang, "Yoga, kalau kamu pergi, jangan menyesal nanti!"Lucu sekali, aku, Yoga Listono, tidak pernah melakukan hal yang kusesali.Satu-satunya noda dalam hidupku adalah terjebak dengannya selama delapan tahun. Delapan tahun yang melelahkan.Sekarang, sudah waktunya aku pergi dengan tenang.Setelah keluar, aku menginap di sebuah hotel. Saat ada waktu luang, aku memikirkan berbagai hal dan membereskan semua urusan pekerjaanku dan mengajukan pengunduran diri dari perusahaan.Begitu tahu aku mau mengundurkan diri, manajer SDM terkejut. Dia mengirimiku pesan pribadi: "Kak Yoga, ada apa? Kamu baik-baik saja, 'kan? Kok tiba-tiba mau mengundurkan diri?""Apa karena Krisn
Aku mengangguk, "Tentu saja aku rela. Bukannya kamu sendiri yang bilang? Tanpa aku, perusahaan ini tetap bisa berjalan. Kalau begitu, aku mau lihat bagaimana cara Bu Raisa menyelamatkan keadaan."Wajah Raisa langsung memerah mendengar ucapanku. Dengan marah, dia melambaikan tangan, "Krisna, awasi dia!"Krisna tentu saja menuruti perintah.Aku memeriksa formulir serah-terima dengan teliti, memastikan semuanya benar sebelum menandatanganinya, lalu mulai berkemas.Begitu semuanya selesai dan aku membawa barang pribadiku untuk pergi, Krisna tiba-tiba menghadangku."Maaf, Kak Yoga, kami perlu memeriksa barang-barangmu untuk mencegah kebocoran rahasia perusahaan."Aku menatapnya lalu tertawa sinis, "Kamu siapa, berani memeriksa aku?""Kamu pikir kamu itu bos di sini?"Wajahnya mendadak canggung, apalagi ketika semua rekan kerja mulai memperhatikan. Krisna berdiri mematung, tatapan matanya dipenuhi kebencian.Saat itu, suara terdengar dari belakang. "Yang dia maksud adalah perintahku!"Raisa
Aku menggenggam erat kepalan tangan dengan marah, kukuku menancap dalam ke kulit, tetapi aku tidak merasakan sakit.Tidak pernah terpikir wanita yang pernah kucintai, sekarang malah mempermalukan aku dengan cara seperti ini.Aku baru akan bergerak ketika sebuah suara terdengar dari sisiku, "Aku tidak merasa dia milik pribadimu. Sebaliknya, keunggulannya adalah sesuatu yang tidak bisa kamu raih.""Seorang wanita yang naik ke atas berkat pria, lalu menendangnya setelah sukses, itu adalah kebodohan terbesar.""Bukankah begitu, Bu Raisa?"Raisa memandang Citra yang berbalik, matanya langsung terbelalak lebar."Bu Citra!"Di sebelahnya, mata Krisna tampak berbinar. Aku tahu pria ini tertarik pada Citra, hanya saja Citra tidak tertarik pada penipu licik seperti dia."Yoga, kenapa kamu nggak memperkenalkan kami? Sejak kapan kamu dan Bu Citra ...."Aku memotongnya, "Bu Raisa, aku sudah bergabung dengan Ruang Cipta Teknologi. Mulai sekarang kita ini pesaing. Tolong panggil aku Pak Yoga, dan sat
Saat aku pulang, Raisa muncul di depan pintu apartemenku.Melihatku, dia langsung maju dan mencengkeram pergelangan tanganku, menyeretku masuk ke dalam.Aku lengah sejenak, dan dia menekanku ke dinding."Raisa, apa yang kamu lakukan!""Yoga, kamu berhasil. Aku akui, setelah kamu pergi, aku jatuh terpuruk. Kembalilah padaku, bagaimana?"Dia menggenggam tanganku, berpura-pura menatapku dengan penuh perasaan. Aksinya ini malah membuatku tertawa.Melihatku tertawa, Raisa mengerutkan alis, berusaha terlihat menawan sambil menatapku. "Kenapa? Kok kamu tertawa?""Aku tertawa karena aktingmu cukup hebat. Apa gara-gara terlalu lama bersama Krisna, kemampuan aktingmu meningkat? Sayangnya, kalian berdua punya guru yang sama!"Ucapanku membuatnya tertegun seketika.Aku mendorongnya dan membuka pintu lebar-lebar. "Raisa, keluar! Kalau nggak, aku akan segera lapor polisi. Kamu pasti nggak mau jadi berita utama besok, 'kan?""'Bu Raisa Gunawan dari Gemilang Jaya Teknologi Paksa Masuk ke Apartemen den
Aku berpikir sejenak dan berkata, "Aku ingat sebelumnya Raisa pernah bilang, dia akan ikut pesta kapal pesiar mewah. Pihak penyelenggaranya adalah sebuah konsorsium dari luar negeri. Aku rasa risikonya terlalu besar, jadi aku memutuskan untuk nggak ikut."Tampaknya ada orang tertentu yang sengaja membuat Raisa menandatangani itu. Siapa orang tersebut dan apa tujuannya, aku tidak tahu.Pokoknya hal-hal ini tidak ada hubungannya denganku. Tidak, sebenarnya ada sedikit hubungannya, aku mengingatkan Citra untuk bersiap, karena bisa jadi Gemilang Jaya Teknologi akan bangkrut.Citra terkejut mendengarnya. "Sepertinya kamu nggak terlalu peduli. Kenapa?"Aku mengangkat bahu dan berkata, "Lagi pula ini nggak ada hubungannya denganku. Bisnis ya bisnis, aku di sini untuk menghasilkan uang, bukan kasih uang pada pesaing.""Selain itu, setelah mengakuisisi Gemilang Jaya Teknologi, barulah kita bisa bersaing dengan konsorsium besar.""Ya, kamu benar. Biarkan saja mereka terus beraksi!"Tidak lama ke
Ucapannya membuatku merasa sangat muak. Aku menghindarinya dan langsung naik ke atas, tetapi dia mengejarku."Yoga, jangan menghindar lagi. Aku sudah beli rumah di seberang tempatmu tinggal!""Kamu gila!"Aku akhirnya berbalik menatapnya. "Raisa, kita sudah putus. Bisa nggak kamu menjauh dariku?""Yoga, aku tahu. Delapan tahun hubungan ini menjadi kenangan mendalam bagi kita berdua. Setelah kamu pergi, aku baru menyadari betapa sulitnya negosiasi.""Krisna itu cuma pajangan. Aku menggajinya cuma untuk dilihat orang-orang itu. Jadi, kenapa kamu harus marah padanya?""Di hatiku, aku cuma memikirkan kamu. Kamu kerja sama Citra juga nggak menghasilkan apa-apa. Sudah sekian lama, kalaupun kamu berhasil menutup dua kesepakatan, itu bukan karena kemampuanmu.""Citra saja yang sengaja kasih kamu jalan supaya terlihat bagus. Jadi, Yoga, kembalilah padaku.""Aku akan urus urusan luar, kamu urus urusan dalam. Kita nggak akan terpisah lagi, bagaimana?"Melihat Raisa seperti ini, aku merasa dia san
Ketika melihat video itu, Krisna langsung mengirimkan serangkaian makian histeris, dan aku langsung memblokirnya tanpa pikir panjang.Biar saja Raisa menanggung akibat perbuatannya sendiri!Sekitar dua bulan kemudian, timku mulai menyerang secara menyeluruh. Hingga hari ini, hampir semua pelanggan lama Raisa sudah beralih ke pihakku.Sementara itu, Raisa merasa memiliki dukungan penuh dari konsorsium luar negeri sehingga sama sekali mengabaikan orang-orang tersebut.Aku juga tidak segan-segan. Begitu kontrak mereka habis, semuanya langsung kuambil alih. Dalam sekejap, aku membawa puluhan triliun bisnis ke Ruang Cipta Teknologi, menjadikannya pemimpin bisnis utama yang tak tergoyahkan.Citra memberiku saham dan mengangkatku sebagai wakil direktur. Dalam waktu singkat, aku menjadi sosok yang paling berpengaruh di perusahaan, dikenal sebagai negosiator andalan Ruang Cipta Teknologi.Setiap kali aku turun tangan, tidak ada yang tidak terselesaikan. Namun, Raisa justru tidak menghargai itu,
Ketika aku mendengar kabar tentang Raisa lagi, seluruh Gemilang Jaya Teknologi sudah di ambang kehancuran, dan para klien yang tersisa pun berangsur-angsur pergi.Aku dan Citra bergerak cepat, mengambil alih semua sumber daya mereka.Begitu Gemilang Jaya tumbang, semua pihak di industri mulai bertindak. Namun, kami sudah lebih dulu bertindak, sejak awal langsung membidik perusahaan itu. Ketika yang lain mulai bergerak, hampir tidak ada yang tersisa.Raisa yang dulunya adalah seorang direktur yang dihormati, kini menjadi pecundang yang dicemooh semua orang.Krisna hanya bisa bertengkar, membuat keributan, dan meminta uang darinya, tetapi tidak memberikan apa-apa.Menurut Raisa, sekarang dia tidak punya apa-apa lagi, hanya anak dalam kandungannya. Dia ingin kembali membangun rumah tangga.Konyol. Krisna itu tipe orang seperti apa?Begitu Raisa benar-benar kehabisan uang, Krisna langsung pergi, meninggalkannya untuk menggantungkan diri pada orang lain yang lebih kaya.Raisa marah besar da
Ketika aku mendengar kabar tentang Raisa lagi, seluruh Gemilang Jaya Teknologi sudah di ambang kehancuran, dan para klien yang tersisa pun berangsur-angsur pergi.Aku dan Citra bergerak cepat, mengambil alih semua sumber daya mereka.Begitu Gemilang Jaya tumbang, semua pihak di industri mulai bertindak. Namun, kami sudah lebih dulu bertindak, sejak awal langsung membidik perusahaan itu. Ketika yang lain mulai bergerak, hampir tidak ada yang tersisa.Raisa yang dulunya adalah seorang direktur yang dihormati, kini menjadi pecundang yang dicemooh semua orang.Krisna hanya bisa bertengkar, membuat keributan, dan meminta uang darinya, tetapi tidak memberikan apa-apa.Menurut Raisa, sekarang dia tidak punya apa-apa lagi, hanya anak dalam kandungannya. Dia ingin kembali membangun rumah tangga.Konyol. Krisna itu tipe orang seperti apa?Begitu Raisa benar-benar kehabisan uang, Krisna langsung pergi, meninggalkannya untuk menggantungkan diri pada orang lain yang lebih kaya.Raisa marah besar da
Ketika melihat video itu, Krisna langsung mengirimkan serangkaian makian histeris, dan aku langsung memblokirnya tanpa pikir panjang.Biar saja Raisa menanggung akibat perbuatannya sendiri!Sekitar dua bulan kemudian, timku mulai menyerang secara menyeluruh. Hingga hari ini, hampir semua pelanggan lama Raisa sudah beralih ke pihakku.Sementara itu, Raisa merasa memiliki dukungan penuh dari konsorsium luar negeri sehingga sama sekali mengabaikan orang-orang tersebut.Aku juga tidak segan-segan. Begitu kontrak mereka habis, semuanya langsung kuambil alih. Dalam sekejap, aku membawa puluhan triliun bisnis ke Ruang Cipta Teknologi, menjadikannya pemimpin bisnis utama yang tak tergoyahkan.Citra memberiku saham dan mengangkatku sebagai wakil direktur. Dalam waktu singkat, aku menjadi sosok yang paling berpengaruh di perusahaan, dikenal sebagai negosiator andalan Ruang Cipta Teknologi.Setiap kali aku turun tangan, tidak ada yang tidak terselesaikan. Namun, Raisa justru tidak menghargai itu,
Ucapannya membuatku merasa sangat muak. Aku menghindarinya dan langsung naik ke atas, tetapi dia mengejarku."Yoga, jangan menghindar lagi. Aku sudah beli rumah di seberang tempatmu tinggal!""Kamu gila!"Aku akhirnya berbalik menatapnya. "Raisa, kita sudah putus. Bisa nggak kamu menjauh dariku?""Yoga, aku tahu. Delapan tahun hubungan ini menjadi kenangan mendalam bagi kita berdua. Setelah kamu pergi, aku baru menyadari betapa sulitnya negosiasi.""Krisna itu cuma pajangan. Aku menggajinya cuma untuk dilihat orang-orang itu. Jadi, kenapa kamu harus marah padanya?""Di hatiku, aku cuma memikirkan kamu. Kamu kerja sama Citra juga nggak menghasilkan apa-apa. Sudah sekian lama, kalaupun kamu berhasil menutup dua kesepakatan, itu bukan karena kemampuanmu.""Citra saja yang sengaja kasih kamu jalan supaya terlihat bagus. Jadi, Yoga, kembalilah padaku.""Aku akan urus urusan luar, kamu urus urusan dalam. Kita nggak akan terpisah lagi, bagaimana?"Melihat Raisa seperti ini, aku merasa dia san
Aku berpikir sejenak dan berkata, "Aku ingat sebelumnya Raisa pernah bilang, dia akan ikut pesta kapal pesiar mewah. Pihak penyelenggaranya adalah sebuah konsorsium dari luar negeri. Aku rasa risikonya terlalu besar, jadi aku memutuskan untuk nggak ikut."Tampaknya ada orang tertentu yang sengaja membuat Raisa menandatangani itu. Siapa orang tersebut dan apa tujuannya, aku tidak tahu.Pokoknya hal-hal ini tidak ada hubungannya denganku. Tidak, sebenarnya ada sedikit hubungannya, aku mengingatkan Citra untuk bersiap, karena bisa jadi Gemilang Jaya Teknologi akan bangkrut.Citra terkejut mendengarnya. "Sepertinya kamu nggak terlalu peduli. Kenapa?"Aku mengangkat bahu dan berkata, "Lagi pula ini nggak ada hubungannya denganku. Bisnis ya bisnis, aku di sini untuk menghasilkan uang, bukan kasih uang pada pesaing.""Selain itu, setelah mengakuisisi Gemilang Jaya Teknologi, barulah kita bisa bersaing dengan konsorsium besar.""Ya, kamu benar. Biarkan saja mereka terus beraksi!"Tidak lama ke
Saat aku pulang, Raisa muncul di depan pintu apartemenku.Melihatku, dia langsung maju dan mencengkeram pergelangan tanganku, menyeretku masuk ke dalam.Aku lengah sejenak, dan dia menekanku ke dinding."Raisa, apa yang kamu lakukan!""Yoga, kamu berhasil. Aku akui, setelah kamu pergi, aku jatuh terpuruk. Kembalilah padaku, bagaimana?"Dia menggenggam tanganku, berpura-pura menatapku dengan penuh perasaan. Aksinya ini malah membuatku tertawa.Melihatku tertawa, Raisa mengerutkan alis, berusaha terlihat menawan sambil menatapku. "Kenapa? Kok kamu tertawa?""Aku tertawa karena aktingmu cukup hebat. Apa gara-gara terlalu lama bersama Krisna, kemampuan aktingmu meningkat? Sayangnya, kalian berdua punya guru yang sama!"Ucapanku membuatnya tertegun seketika.Aku mendorongnya dan membuka pintu lebar-lebar. "Raisa, keluar! Kalau nggak, aku akan segera lapor polisi. Kamu pasti nggak mau jadi berita utama besok, 'kan?""'Bu Raisa Gunawan dari Gemilang Jaya Teknologi Paksa Masuk ke Apartemen den
Aku menggenggam erat kepalan tangan dengan marah, kukuku menancap dalam ke kulit, tetapi aku tidak merasakan sakit.Tidak pernah terpikir wanita yang pernah kucintai, sekarang malah mempermalukan aku dengan cara seperti ini.Aku baru akan bergerak ketika sebuah suara terdengar dari sisiku, "Aku tidak merasa dia milik pribadimu. Sebaliknya, keunggulannya adalah sesuatu yang tidak bisa kamu raih.""Seorang wanita yang naik ke atas berkat pria, lalu menendangnya setelah sukses, itu adalah kebodohan terbesar.""Bukankah begitu, Bu Raisa?"Raisa memandang Citra yang berbalik, matanya langsung terbelalak lebar."Bu Citra!"Di sebelahnya, mata Krisna tampak berbinar. Aku tahu pria ini tertarik pada Citra, hanya saja Citra tidak tertarik pada penipu licik seperti dia."Yoga, kenapa kamu nggak memperkenalkan kami? Sejak kapan kamu dan Bu Citra ...."Aku memotongnya, "Bu Raisa, aku sudah bergabung dengan Ruang Cipta Teknologi. Mulai sekarang kita ini pesaing. Tolong panggil aku Pak Yoga, dan sat
Aku mengangguk, "Tentu saja aku rela. Bukannya kamu sendiri yang bilang? Tanpa aku, perusahaan ini tetap bisa berjalan. Kalau begitu, aku mau lihat bagaimana cara Bu Raisa menyelamatkan keadaan."Wajah Raisa langsung memerah mendengar ucapanku. Dengan marah, dia melambaikan tangan, "Krisna, awasi dia!"Krisna tentu saja menuruti perintah.Aku memeriksa formulir serah-terima dengan teliti, memastikan semuanya benar sebelum menandatanganinya, lalu mulai berkemas.Begitu semuanya selesai dan aku membawa barang pribadiku untuk pergi, Krisna tiba-tiba menghadangku."Maaf, Kak Yoga, kami perlu memeriksa barang-barangmu untuk mencegah kebocoran rahasia perusahaan."Aku menatapnya lalu tertawa sinis, "Kamu siapa, berani memeriksa aku?""Kamu pikir kamu itu bos di sini?"Wajahnya mendadak canggung, apalagi ketika semua rekan kerja mulai memperhatikan. Krisna berdiri mematung, tatapan matanya dipenuhi kebencian.Saat itu, suara terdengar dari belakang. "Yang dia maksud adalah perintahku!"Raisa
Raisa menyilangkan tangan di dada, berkata dengan acuh tak acuh, "Mau pergi ya pergi saja. Sekali pergi, aku nggak akan kasih kamu kesempatan lagi."Aku menarik napas dalam-dalam, "Nggak perlu, Raisa. Sudah delapan tahun, aku lelah. Aku menyerah."Aku menyerahkan kunci padanya, lalu pergi tanpa menoleh.Raisa berteriak dari belakang, "Yoga, kalau kamu pergi, jangan menyesal nanti!"Lucu sekali, aku, Yoga Listono, tidak pernah melakukan hal yang kusesali.Satu-satunya noda dalam hidupku adalah terjebak dengannya selama delapan tahun. Delapan tahun yang melelahkan.Sekarang, sudah waktunya aku pergi dengan tenang.Setelah keluar, aku menginap di sebuah hotel. Saat ada waktu luang, aku memikirkan berbagai hal dan membereskan semua urusan pekerjaanku dan mengajukan pengunduran diri dari perusahaan.Begitu tahu aku mau mengundurkan diri, manajer SDM terkejut. Dia mengirimiku pesan pribadi: "Kak Yoga, ada apa? Kamu baik-baik saja, 'kan? Kok tiba-tiba mau mengundurkan diri?""Apa karena Krisn
Aku disiram segelas air oleh klien, tubuhku gemetar saat menghadapi makiannya, sementara Raisa Gunawan memeluk asistennya sambil menatapku dengan dingin."Yoga, hal kecil seperti ini saja nggak bisa kamu selesaikan. Perusahaan nggak butuh pemalas!"Aku menyeka air di wajahku, mengambil gelas dan menenggaknya sekaligus. Lalu, tanpa ragu, aku menuang segelas lagi dan menyiramkannya balik!Siapa yang mau kerja di sini, silakan ambil alih. Aku tidak peduli lagi!....Perutku berulang kali terasa nyeri. Aku baru saja keluar dari rumah sakit dan sampai di rumah, pergelangan tanganku langsung dicengkeram oleh Randy."Hebat banget. Tahu nggak apa kata Pak Liman tentangku?""Dia bilang aku terlalu memanjakanmu. Yoga, kontrak ini gagal karena kamu, jadi kamu harus minta maaf pada Pak Liman!"Aku melepaskan tangannya dan berkata dengan datar, "Nggak mau. Aku nggak peduli sama klien sampah yang nggak bisa menghargai orang.""Kalau perusahaan tetap mau bekerja sama dengan klien seperti itu, baiklah