Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 29: Mengais Arang
Matahari sudah mulai naik, Santi berjalan menuju teras rumahnya sambil membawa gelas kopi.
Santi meneguk kopi buatannya sambil melihat berita si jago merah telah melahap sebuah rumah tidak jauh dari tempat tinggalnya.
'Bukannya alamat rumah Meli dan Aryo,' tanya Santi dalam hati.
Meli membaca berita tersebut dengan seksama. Setelah ia menemukan nama pemilik rumah itu, baru yakin kalau alamat rumah itu milik Meli.
"Permainan alam terus menyapamu wahai pelakor kelas kakap. Kamu kira Allah diam."
Santi beranjak ingin masuk ke dalam rumah. Niat hatinya mau mengambil ponselnya. Namun, kakinya terhenti ketika mendengar namanya di panggil dari luar pagar rumah.
"Santi ... Assalamualaikum! Permisi," ucap Aryo.
Supir mobil yang sengaja disewa Aryo sudah berang dari tadi. Sebut saja Maman.
"Kalau nggak punya uang buat ongkos nggak usah naik travel.
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 30: Aryo Berniat Menjual Meli"Santi tolong istriku!" teriak Aryo.Aryo menggoyang tubuh Meli mencoba membangunkannya. Berkali-kali dia menggoyang tubuh istrinya, tidak ada sama sekali bangun.'Astagfirullah! Apa yang terjadi?' tanya Aryo dalam hati.Matanya berembun selaksa menahan buliran air mata hendak jatuh membasahi pipi. Namun, dia tidak kuasa menahan bulir bening yang terus meronta."Meli ... Bangun sayang! Jangan tinggalkan aku sendirian."Aryo terus berusaha membangun Meli. Namun, tidak membuahkan hasil. Akhirnya dia pasrah dengan keadaan yang ada.Santi pergi masuk ke dalam rumah."Santi! Aku mohon tolong Meli demi aku. Jangan biarkan aku hidup menderita."Santi tidak ada sama sekali menghiraukan apa yang dikatakan Aryo. Langkah demi langka
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 30: Aryo Berniat Menjual MeliAryo menunduk dan menutup matanya sekejap. Rasa sesal kini hadir di dalam hatinya."Ya Allah! Betapa naif-nya aku selama ini. Aku berjanji akan taubat dan memperbaiki diriku. Aku tidak mau kehilangan Santi juga Meli," ucapnya spontan.Santi menatap wajah Aryo. Ia tepuk tangan mendengar ucapan mantan suaminya."Aku yakin kamu menyesal ketika sedang tertimpa musibah. Kalau kamu lagi bahagia lupa pada diriku bahkan kepada sang pencipta. Aryo ... Aryo ... Kamu tidak tahu siapa pemilik perusahaan tempat kamu mengais rezeki untuk memberikan nafkah kepadaku juga Dhea. Kalau aku jahat, bisa kujebloskan kamu ke dalam balik jeruji seumur hidupmu.""Ka-kalau boleh tahu emangnya siapa pemilik perusahaan tempat aku bekerja?" tanya Aryo pelan.Santi melangkah menuju teras rumah. Ia duduk di kursi anyam terbuat dari rotan. Setelah ia merasa te
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 30: Aryo Berniat Menjual Meli"Nggak usah mengancam segala mau hidup bebas atau tidak. Emangnya kamu siapa? Terus aku salah apa kepada dirimu? Dasar laki-laki perebut istri orang," ucap Aryo.Satu pukulan mendarat di paha Dion. Aryo sudah tidak bisa mengontrol emosinya."Bagus ... Kamu kira bakalan menang setelah memberikan satu pukulan ke pahaku. Baik kalau kamu ingin membuktikan kalau aku ini siapa."Dion merogoh ponselnya di saku celananya. Dia mengotak atik gawainya lalu menghubungi seseorang. Tidak beberapa lama, suara dering terdengar jelas dari ponsel milik Dion."Halo! Assalamualaikum, bagaimana, Pak?" ucap seseorang.Terdengar jelas suara pria setelah sambungan telepon terhubung."Silahkan datang kemari dan jangan lupa bawa pesananku. Orangnya sudah ada di depanku. Segera meluncur kemari agar dia tidak pergi lari."Aryo heran apa maksud semua yang dilakuk
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 30: Aryo Berniat Menjual MeliMeli masih saja terlentang di pinggir jalan depan pagar Santi. Tidak ada satu orang yang peduli sama sekali kepadanya. Mungkin sudah nasibnya seperti itu."Silahkan duduk!" ucap Santi.Santi menyodorkan kursi kepada Rafli."Terima kasih, Bu."Semua sudah duduk melingkar. Pertemuan ini seperti meeting di salah satu perusahaan ternama."Silahkan baca terlebih dahulu semua transaksi yang pernah kamu lakukan ketika masih aktif bekerja di PT. Gelora Jaya Makmur," ucap Dion.Rafli memberikan map file kepada Aryo. Wajah Aryo seperti tidak menerima atas tuduhan itu."Biasa saja wajahnya! Kamu bakalan tidak bisa bisa berkutik kalau sudah melihat berkas yang sudah kamu pegang," balas Dion.Perlahan Aryo memb
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu Bram"Ide apa? Aku tidak mau kalau kamu ...."Meli menjeda ucapannya. Gerak-gerik Aryo sangat mencurigakan, sehingga Meli menaruh curiga kepada Aryo. Wajar saja dia waspada. Meli mencium aroma tidak enak."Pokoknya kamu tenang saja, sayang. Kamu harus menurut sama aku."Aryo menarik lengan Meli melanjutkan perjalanan menuju rumah kawan Aryo pertama kali dia datang ke kota ini."Kalau kamu sempat macam-macam, aku tidak akan memaafkan dirimu."Meli mengancam Aryo. Dia yakin Aryo pasti berbuat nekat kepada dirinya.'Kenapa Meli menuduh aku macam-macam?' tanya Aryo dalam hati.Aryo menepis rasa itu. Dia fokus pada misinya bagaimana caranya agar berhasil."Mas! Aku laper!" ucap Meli.Tiba-tiba, perut Meli terasa keroncongan. Matahari sudah semakin naik ke atas membuat suasana semakin panas."Aku juga lapar sayang. Cuma kita ng
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu BramMeli asal ngomong dan dia nggak tahu kalau Bram itu korban pemerasan harta. Biang keroknya adalah Ayu."Ayu ... Seperti nggak asing nama itu."Suara klakson mobil dan motor sangat kuat memekakkan telinga. Lampu merah sudah berubah menjadi hijau itu sebabnya kendaraan yang di belakang motor Bram pada menekan klaksonnya.Bram melajukan motornya mencari tempat parkir. Padat saat memutar ke arah timur, Bram melihat Aryo mengamen juga."Aryo!" ucap Bram.Bram semakin percaya kalau itu Aryo. Dia mulai pikiran negatif kepada Meli."Syukur lah! Akhirnya lampu hijau. Aku harus pergi dari sini. Nggak mau lagi ketemu sama pria bangsat itu."Meli beranjak dari tempat dia mengamen. Dia berjalan menghampiri Aryo."Sial! Baru saja aku semangat mengamen sudah dapat cobaan seperti ini."Meli mendengus kesal. Ternyata mengamen tidak
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu BramAryo, Meli dan Bram menikmati makan siang di rumah makan Padang."Sayang! Pelan-pelan dong makannya. Nggak elok dilihat Pak Bram," tegur Aryo.Meli sengaja makan seperti anak kecil agar Bram jijik melihatnya. Namun, pandangan pengunjung tidak sama."Makan di rumah makan Padang saja kelihatannya seperti tidak pernah makan dua tahun. Kasihan sekali iya," ledek salah satu pembeli.Meli berhenti makan, dia mengarahkan netranya ke asal suara itu. Niat hatinya hanya membuat Bram jijik. Malah komentar pengunjung beda.'Sial! Kenapa mulutnya setajam silet,' ucap Meli dalam hati.Meli mencoba cuek atas nyinyiran netizen."Maaf sebelumnya, Pak Aryo. Aku mau ngomong sama bapak."Bram memulai percakapan sambil menikmati makan siang. Dia meneguk es teh manis dengan nikmat."Dengan senang hati, Pak. Ngomong saja! Nggak usah sungk
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu Bram"Kalau begitu, Pak Aryo dan Bu Meli naik angkot umum saja! Ini alamatku," ucap Bram menyodorkan kartu namanya.****Malam telah tiba, Bram dan Aryo sedang berbincang-bincang di teras rumah Bram. Sementara Meli rebahan di dalam kamar.Oh ya, Pak. Sudah berapa lama bapak keluar dari bilik jeruji besi?"Aryo sangat lancang bertanya kepada Bram.Dia tidak ada sama sekali menjaga perasaan Bram. Padahal dia dan istrinya menumpang di rumah Bram."Aku belum bebas pulsa.""Ma-maksudnya, Pak?" tanya Aryo penasaran.Aryo mengernyitkan dahi, tidak mengerti maksud dari belum bebas pulsa."Maksudnya itu, aku bebas, tapi bersyarat. Sekali seminggu kudu wajib melapor ke kantor polisi."Aryo mengangguk seolah paham maksud Bram. Di mene
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per