Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 31: Aryo Ketemu Bram
"Kalau begitu, Pak Aryo dan Bu Meli naik angkot umum saja! Ini alamatku," ucap Bram menyodorkan kartu namanya.
****
Malam telah tiba, Bram dan Aryo sedang berbincang-bincang di teras rumah Bram. Sementara Meli rebahan di dalam kamar.
Oh ya, Pak. Sudah berapa lama bapak keluar dari bilik jeruji besi?"
Aryo sangat lancang bertanya kepada Bram.Dia tidak ada sama sekali menjaga perasaan Bram. Padahal dia dan istrinya menumpang di rumah Bram.
"Aku belum bebas pulsa."
"Ma-maksudnya, Pak?" tanya Aryo penasaran.
Aryo mengernyitkan dahi, tidak mengerti maksud dari belum bebas pulsa.
"Maksudnya itu, aku bebas, tapi bersyarat. Sekali seminggu kudu wajib melapor ke kantor polisi."
Aryo mengangguk seolah paham maksud Bram. Di mene
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu Bram'Kamu kira menginap di rumahku ini gratis. Tidak ada kebaikan yang benar-benar baik kecuali ada maunya. Aku berpura-pura baik, karena ada maunya dan ingin balas dendam.'Aryo melangkah masuk ke dalam rumah. Matanya sudah berat tidak sanggup lagi melihat dunia ini. Jalannya saja sudah seperti orang mabuk."Meli sayang, buka pintunya," panggil Aryo.Aryo sudah tidak sanggup menahan matanya yang sudah satu watt. Rasanya dia ingin langsung tidur lelap di atas ranjang yang empuk.Meli beranjak dari atas ranjang lalu membuka pintu kamar."Mas Aryo, ada apa? Kenapa kamu bisa jadi begini?" tanya Meli.Meli memapah Aryo masuk ke dalam kamar. Aryo langsung terlentang begitu saja di atas ranjang. Meli menarik selimut menutupi sebagian tubuh Aryo."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 32: Aryo Meminta Maaf Kepada SantiBram telah selesai melampiaskan dendamnya kepada Meli. Dia memakai bajunya kembali dan menarik resleting celananya."Terima kasih buat malam ini. Jangan pernah cerita kepada Aryo, Ayu atau ibumu. Aku terpaksa melakukan ini karena rasa dendam ini belum tersalurkan kepada Ayu.""Kamu jahat! Aku tidak ada sama sekali hubungan dengan kamu. Kenapa kamu balas dendamnya ke aku?"Meli bringsut mengambil bajunya yang sudah berserak di lantai kamar. Air matanya terus jatuh mengalir laksana mata air."Aku tidak peduli. Selagi kamu masih di rumah ini. Kamu wajib melayaniku setiap malam sebagai sewa menginap di rumahku."Bram masih menaruh dendam kepada Ayu. Perbuatan Ayu kepada dirinya belum setimpal dengan apa yang dia balas kepada Meli."Cih!"Meli mendec
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 32: Aryo Meminta Maaf Kepada Santi"Beliau sudah bangun, dia segan keluar. Makin saja ya, Pak. Dia kurang enak kumpul bersama kita. Soalnya cuma dia sendirian perempuan."Aryo berkata seperti itu untuk menjaga perasaan Bram. Dia belum tahu peristiwa kemaren malam. Meli tidak ada cerita kepada dirinya."Santai saja, Pak Aryo. Oh iya, aku tadi sudah beli sarapan pagi. Kalau misalnya Bu Meli segan bergabung dengan kita. Boleh makam di kamar kok, Pak. Mana enaknya dan dirasa nyaman saja, Pak."Aryo merasa segan kepada Bram. Bangun-bangun eh sudah ada sarapan pagi. Padahal dia dan Meli sudah merepotkan Bram."Te-terima kasih banyak, Pak. Aduh ... Maaf dan maaf sekali, Pak. Kehadiranku dengan istriku membuat bapak repot dan susah."Padahal di dalam benak Aryo rezeki nomplok bisa makan gratis. Dia tidak tahu, dibalik kebaikan Bram tersimpan rasa dendam kesumat yang tidak ada maafnya.
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 32: Aryo Meminta Maaf Kepada Santi"Kalau itu jalan yang terbaik untuk saling menjaga dan menghormati. Nggak apa-apa, Pak. Sebelumnya terima kasih banyak, Pak.""Sama-sama. Santai saja, Pak."Aryo beranjak dari tempat duduknya menuju kamarnya. Baru beberapa langkah, dia teringat sarapan yang dibeli Bram.Hampir saja aku lupa," ucap Aryo.Aryo mengambil bungkusan plastik di atas meja. Bram geleng kepala sambil tersenyum tipis."Belum tua sudah pelupa iya, Pak," canda Bram."Efek nggak ada uang sepertinya, Pak," sahut Aryo sambil berjalan menuju kamar. Hampir saja dia menabrak pintu kamar.****"Assalamualaikum, Santi ...!" ucap Aryo.Aryo baru saja tiba di depan pagar rumah mantan istrinya. Dia tidak sabar menunggu.Mentar
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 32: Aryo Meminta Maaf Kepada Santi"Kenapa diam? Malu Atau ...?"Putus sudah harapan Aryo untuk menaklukkan hati mantan istrinya. Wajahnya pucat pasi, matanya berkedip seperti orang yang kelilipan."Aku khilaf, Santi! Maka dari itu, aku datang kemari untuk meminta maaf."Santi buang muka, ia menahan sesak di dada. Sebenarnya ia ingin merah padam kepada Aryo, tapi tidak ada gunanya buang-buang energi memarahi mantan suaminya."Khilaf! Semudah itu kamu mengatakan khilaf?! Sekarang aku balik bertanya pada kamu. Kamu itu terlahir dari rahim seorang wanita atau bukan? Tolong jawab dengan jujur!" paksa Santi.Aryo hanya diam mencoba memikirkan jawaban yang benar dan tepat. Dia tahu, kondisi saat ini masih terbakar emosi."Aku tidak butuh jawaban bisu, Mas! Apa perlu aku berdoa kepada sang kuasa agar kamu benar-benar bisu? Doa orang yang terzolimi sangat makbul. K
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 32: Aryo Meminta Maaf Kepada SantiPerasaan Aryo sudah diobrak-abrik Santi. Mulai dia datang sampai sekarang telinganya terasa penuh mendengar cemoohan mantan istrinya."Kalau begitu maafkan aku yang sudah menyia-nyiakan kamu. Aku baru sadar telah mencampakkan berlian ke dasar lautan," ucap Aryo sendu.Kedua bola matanya berair, tidak pernah dirinya meratapi setiap kejadian yang datang menyapa dirinya. Kali ini, dia rapuh dan lemah. Jiwanya tidak kuasa menahan buliran air mata yang terus meronta mengalir membasahi pipi."Kamu kira aku iba kepadamu? Aku tahu, air mata yang kamu keluarkan di hadapanku sekarang ini paling air mata buaya. Nggak usah kamu berakting menangisi yang telah tiada."Pahit, getir bercampur menjadi satu. Salivanya terasa pahit laksana empedu. Aryo mencoba menelan kesedihan yang menyapa dirinya."Ka
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 33: Bram Tidak PercayaBram terkejut mendengar suara Aryo. Dia bergegas memakai baju dan celana."Apa yang kamu lakukan wahai pria bangsat?!" amuk Aryo.Aryo melayangkan satu pukulan ke tubuh Bram. Namun, Bram lebih sigap menghindar serangan Aryo.Dadanya bergemuruh, wajahnya memerah akibat terbakar cemburu melihat istrinya di sentuh pria lain."Dasar brengsek! Ternyata kamu sengaja memberi motormu agar aku pergi dari rumah ini. Kamu licik dan pembohong!"Bram masih sibuk mengancing bajunya, dia memasang celana dengan santai. Namun, dia tetap waspada terhadap serangan Aryo kepada dirinya."Pengkhianat kamu bilang! Hei .... Kamu sadar nggak sih?! Mana ada orang baik mengasih tumpangan gratis kepada suami istri. Terus kamu kenapa nggak mikir, aman tidak kalau aku meninggalkan istriku di rumah seorang duda yang sudah lama haus belaian dan kasih sayang?"Aryo se
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 33: Bram Tidak Percaya"Bukan tega, tapi aku terpaksa."Bram menggeleng, dia merasa aneh ada suami yang tega menjual istrinya kepada hidung belang."Terus buat apa hasilnya?""Aku akan menggunakannya untuk membayar hutang-hutangku kepada Santi. Dia memberi durasi waktu tiga hari untuk melunasi hutang-hutang ku kepadanya."Semakin sulit teka-teki yang diberikan Aryo kepada Bram. Masa seorang suami istri bisa mempunyai hutang setelah resmi bercerai."Ini tidak mungkin? Logikanya saja lah, kalau sepasang suami istri sudah resmi cerai tidak meninggalkan hutang, tapi bagi harta selama hidup bersama."Aryo mengerti apa maksud Bram. Namun, masalah yang dia hadapi berbeda dengan yang lain."Selama aku bekerja di perusahaan tempatku mengais rezeki, aku mentransfer uang milik perusahaan ke rekening Meli. Bahkan, Meli diam-diam mentransfer uang perusahaan satu M kepada kelua
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per