Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 33: Bram Tidak Percaya
Bram terkejut mendengar suara Aryo. Dia bergegas memakai baju dan celana."Apa yang kamu lakukan wahai pria bangsat?!" amuk Aryo.
Aryo melayangkan satu pukulan ke tubuh Bram. Namun, Bram lebih sigap menghindar serangan Aryo.
Dadanya bergemuruh, wajahnya memerah akibat terbakar cemburu melihat istrinya di sentuh pria lain.
"Dasar brengsek! Ternyata kamu sengaja memberi motormu agar aku pergi dari rumah ini. Kamu licik dan pembohong!"
Bram masih sibuk mengancing bajunya, dia memasang celana dengan santai. Namun, dia tetap waspada terhadap serangan Aryo kepada dirinya.
"Pengkhianat kamu bilang! Hei .... Kamu sadar nggak sih?! Mana ada orang baik mengasih tumpangan gratis kepada suami istri. Terus kamu kenapa nggak mikir, aman tidak kalau aku meninggalkan istriku di rumah seorang duda yang sudah lama haus belaian dan kasih sayang?"
Aryo se
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 33: Bram Tidak Percaya"Bukan tega, tapi aku terpaksa."Bram menggeleng, dia merasa aneh ada suami yang tega menjual istrinya kepada hidung belang."Terus buat apa hasilnya?""Aku akan menggunakannya untuk membayar hutang-hutangku kepada Santi. Dia memberi durasi waktu tiga hari untuk melunasi hutang-hutang ku kepadanya."Semakin sulit teka-teki yang diberikan Aryo kepada Bram. Masa seorang suami istri bisa mempunyai hutang setelah resmi bercerai."Ini tidak mungkin? Logikanya saja lah, kalau sepasang suami istri sudah resmi cerai tidak meninggalkan hutang, tapi bagi harta selama hidup bersama."Aryo mengerti apa maksud Bram. Namun, masalah yang dia hadapi berbeda dengan yang lain."Selama aku bekerja di perusahaan tempatku mengais rezeki, aku mentransfer uang milik perusahaan ke rekening Meli. Bahkan, Meli diam-diam mentransfer uang perusahaan satu M kepada kelua
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 33: Bram Tidak PercayaAryo salah ucap membuat Meli negatif thinking."Bu-bukan begitu, sayang. Kenapa kamu nggak pakai busana. Itu aku yang mengganti bajumu yang basah. Aku dan Pak Bram lagi cerita-cerita bagaimana caranya agar kita bisa bangkit kembali dari keterpurukan kita sayang."Aryo bersilat lidah. Dia sengaja menutupi kebohongannya demi melancarkan aksinya dengan Bram."Kalau memang betul bajuku basah, coba ambil! Aku pengen tahu sesungguhnya. Seingatku, aku dibekap pria brengsek itu," jelas Meli.Meli menunjuk ke arah Bram. Bram mengukir senyum smirk."Mana bajuku!" Meli mulai mengamuk."Sudahlah! Nggak usah buang-buang energi. Lagi pula mana mungkin Pak Bram sebejat itu. Kita menumpang loh sayang di rumahnya. Tolong jaga sikap dan perkataanmu."Meli buang muka, wajahnya masih merah padam melihat wajah Bram. Perlahan Meli mulai mengin
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 33: Bram Tidak Percaya"Itu 'kan Meli, Mbak," ucap Dion sambil menyetir mobil yang dia kemudikan."Mana?" tanya Santi.Sesekali Meli mengusap peluh di keningnya. Keringatnya menganak sungai tiada henti. Burung-burung mulai kembali ke sarngnya."Bisa juga mereka jadi gembel. Disaat mereka lagi di atas, nggak ingat kalau kehidupan ini laksana roda pedati. Kadang di atas, terkadang di bawah."Santi mengukir senyum, tidak perlu marah-marah atau menjambak rambutnya atau adu jotos untuk membalas semua perbuatannya. Alam takambang yang memberi pelajaran kepada Aryo dan Meli."Tolong mutar arah dan berhenti di depan mereka. Aku mau memastikan kenapa mereka berdua ada di tepi jalan raya di saat senja ingin pamit."_"Baik, Mbak!"Dion melajukan mobil yang dia setir putar arah. Kendaraan lain membuat dirinya susah untuk mengakses jalan putar arah."Mas!
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliAryo ditabrak sepeda motor yang melaju kencang.Pemilik warung dan massa pada diam mematung. Tragedi yang terjadi seperti mimpi. Darah segar mengalir dari kepala Aryo."Mas Aryo ...!" teriak Meli dari seberang jalan.Meli beranjak dari tempat duduknya. Dia ingin menyusul suaminya yang sudah terkapar di atas aspal."Kenapa pada diam dan mematung? Cepat tolong dia!" ucap salah satu pria yang berbaju biru muda.Tidak ada satu orang pun yang bergerak. Semua pada saling adu pandang. Takut dituduh membunuh."Meli ... Kamu kenapa? Terus Mas Aryo mana?" tanya Santi.Santi baru saja membuka jendela kaca mobil. Ia melepas seat belt lalu membuka pintu. Perlahan ia melangkah menghampiri Meli."Mas Aryo ...," jawab Meli.Dia tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Dia hanya menunjuk ke ujung sana. Santi mengarahk
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliMau tidak mau, Santi terpaksa mengambil keputusan."Mohon maaf, bapak-bapak. Boleh aku minta tolong. Bantu aku mengendong Meli masuk ke dalam mobil?"Santi terpaksa minta tolong kepada orang yang ada di sekitar. Satu sama lain saling adu pandang. Sudah dua menit tidak ada sama sekali yang mau menghiraukan perkataan Santi."Terima kasih, kalau begitu."Tidak ada satu orang pun yang mau membantu Santi. Ia terpaksa memapah Meli masuk ke dalam mobil dengan sekuat tenaga.****Aryo sudah di dorong perawat dan suster menggunakan brangkar."Santi ... Aku sangat mencintaimu."Seketika hati Meli remuk dan hancur. Jiwanya nelangsa. Pria yang sudah singgah dalam hidupnya masih saja mengingat Santi. Padahal Santi sudah menggugat cerai.
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada Meli"Apa aku nggak salah dengar. Tugas suami adalah memberi nafkah kepada seorang istri. Wajar dong dia kerja keras demi membiayai biaya hidupku. Wajar dong dia mencurahkan kasih sayang kepadaku. Pada saat itu aku itu istrinya. Paham!"Santi mulai tersulut emosi mendengar penuturan Meli."Kamu sudah jatuh miskin, masih saja sombong!" ledek Santi.Suasana hening seketika."Bagaimana? Siapakah yang bertanggung jawaban atas pasien ini?" tanya dokter kembali."Dia," jawab Santi dan Meli serentak.Meli dan Santi saling tuduh menuduh satu sama lain. Tidak ada yang mau mengambil risiko.'Nggak ada gunanya berdebat dengan wanita jalang ini. Alangkah baiknya aku angkat kaki dari sini untuk mencari aman.'Santi berjalan melangkah perlahan. Ia tidak peduli dengan dokter dan Meli. Dion mengikuti Santi di belakang.'Sial! Kemana aku men
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliDokter melangkah masuk ke dalam ruang ICU. Proses operasi dilakukan oleh dokter dan perawat. Sementara Mi cemas dan khawatir dapat dimana biaya berobat suaminya.'Apa aku minta tolong kepada Mbak Ayu saja atau ke umak?' tanya Meli dalam hati.****Sudah satu jam lebih, dokter dan perawat bekerja di dalam ruangan ICU. Belum ada juga kabar atau informasi perkembangan Aryo."Ya Allah! Kenapa lama sekali. Sudah ada satu jam lebih, belum ada kabar."Meli mulai cemas dan panik. Otaknya sepertinya mumet dan sudah tidak sanggup lagi berpikir. Dia serba salah, mau ke kamar mandi saja buang air kecil dia tahan agar tidak ketinggalan informasi. Dia takut, kalau pergi ke toilet, dokter atau perawat keluar tidak ada sama sekali dirinya menunggu."Ah! Berarti hidup sendir
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 34: Sindiran Tajam Kepada MeliMeli sesak, bola matanya berair. Perawat dan suster terus mendorong brangkar. Aryo masih menatap Meli ke arah belakang dalam posisi terbaring di atas brangkar."Tidak mungkin, Mas! Pasti halusinasi kamu saja itu," sungut Meli.Tiba-tiba, Meli merasa terperangah mendengar perkataan Aryo. Dia menapaki lorong rumah sakit dengan perlahan."Tuhan! Kenapa cobaan datangnya selalu bertubi-tubi? Aku sudah tidak sanggup lagi menjalani hidup jikalau seperti ini setiap hari," keluh Meli sambil menahan sesak di dada.Meli merasa hancur dan tidak ada gairah hidup. Setitik cahaya tidak ada yang menerangi hatinya membuat jiwanya nelangsa. Bagaimana tidak hancur? Rahimnya telah tiada, rumahnya tinggal puing-puing, uang tabungannya lenyap sekejap."Bu ... Kenapa masih diam dan berdiri di sini?" tanya perawat dengan nada takut.Meli menatap ke a
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per