Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 30: Aryo Berniat Menjual Meli
Aryo menunduk dan menutup matanya sekejap. Rasa sesal kini hadir di dalam hatinya.
"Ya Allah! Betapa naif-nya aku selama ini. Aku berjanji akan taubat dan memperbaiki diriku. Aku tidak mau kehilangan Santi juga Meli," ucapnya spontan.
Santi menatap wajah Aryo. Ia tepuk tangan mendengar ucapan mantan suaminya.
"Aku yakin kamu menyesal ketika sedang tertimpa musibah. Kalau kamu lagi bahagia lupa pada diriku bahkan kepada sang pencipta. Aryo ... Aryo ... Kamu tidak tahu siapa pemilik perusahaan tempat kamu mengais rezeki untuk memberikan nafkah kepadaku juga Dhea. Kalau aku jahat, bisa kujebloskan kamu ke dalam balik jeruji seumur hidupmu."
"Ka-kalau boleh tahu emangnya siapa pemilik perusahaan tempat aku bekerja?" tanya Aryo pelan.
Santi melangkah menuju teras rumah. Ia duduk di kursi anyam terbuat dari rotan. Setelah ia merasa te
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 30: Aryo Berniat Menjual Meli"Nggak usah mengancam segala mau hidup bebas atau tidak. Emangnya kamu siapa? Terus aku salah apa kepada dirimu? Dasar laki-laki perebut istri orang," ucap Aryo.Satu pukulan mendarat di paha Dion. Aryo sudah tidak bisa mengontrol emosinya."Bagus ... Kamu kira bakalan menang setelah memberikan satu pukulan ke pahaku. Baik kalau kamu ingin membuktikan kalau aku ini siapa."Dion merogoh ponselnya di saku celananya. Dia mengotak atik gawainya lalu menghubungi seseorang. Tidak beberapa lama, suara dering terdengar jelas dari ponsel milik Dion."Halo! Assalamualaikum, bagaimana, Pak?" ucap seseorang.Terdengar jelas suara pria setelah sambungan telepon terhubung."Silahkan datang kemari dan jangan lupa bawa pesananku. Orangnya sudah ada di depanku. Segera meluncur kemari agar dia tidak pergi lari."Aryo heran apa maksud semua yang dilakuk
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 30: Aryo Berniat Menjual MeliMeli masih saja terlentang di pinggir jalan depan pagar Santi. Tidak ada satu orang yang peduli sama sekali kepadanya. Mungkin sudah nasibnya seperti itu."Silahkan duduk!" ucap Santi.Santi menyodorkan kursi kepada Rafli."Terima kasih, Bu."Semua sudah duduk melingkar. Pertemuan ini seperti meeting di salah satu perusahaan ternama."Silahkan baca terlebih dahulu semua transaksi yang pernah kamu lakukan ketika masih aktif bekerja di PT. Gelora Jaya Makmur," ucap Dion.Rafli memberikan map file kepada Aryo. Wajah Aryo seperti tidak menerima atas tuduhan itu."Biasa saja wajahnya! Kamu bakalan tidak bisa bisa berkutik kalau sudah melihat berkas yang sudah kamu pegang," balas Dion.Perlahan Aryo memb
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu Bram"Ide apa? Aku tidak mau kalau kamu ...."Meli menjeda ucapannya. Gerak-gerik Aryo sangat mencurigakan, sehingga Meli menaruh curiga kepada Aryo. Wajar saja dia waspada. Meli mencium aroma tidak enak."Pokoknya kamu tenang saja, sayang. Kamu harus menurut sama aku."Aryo menarik lengan Meli melanjutkan perjalanan menuju rumah kawan Aryo pertama kali dia datang ke kota ini."Kalau kamu sempat macam-macam, aku tidak akan memaafkan dirimu."Meli mengancam Aryo. Dia yakin Aryo pasti berbuat nekat kepada dirinya.'Kenapa Meli menuduh aku macam-macam?' tanya Aryo dalam hati.Aryo menepis rasa itu. Dia fokus pada misinya bagaimana caranya agar berhasil."Mas! Aku laper!" ucap Meli.Tiba-tiba, perut Meli terasa keroncongan. Matahari sudah semakin naik ke atas membuat suasana semakin panas."Aku juga lapar sayang. Cuma kita ng
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu BramMeli asal ngomong dan dia nggak tahu kalau Bram itu korban pemerasan harta. Biang keroknya adalah Ayu."Ayu ... Seperti nggak asing nama itu."Suara klakson mobil dan motor sangat kuat memekakkan telinga. Lampu merah sudah berubah menjadi hijau itu sebabnya kendaraan yang di belakang motor Bram pada menekan klaksonnya.Bram melajukan motornya mencari tempat parkir. Padat saat memutar ke arah timur, Bram melihat Aryo mengamen juga."Aryo!" ucap Bram.Bram semakin percaya kalau itu Aryo. Dia mulai pikiran negatif kepada Meli."Syukur lah! Akhirnya lampu hijau. Aku harus pergi dari sini. Nggak mau lagi ketemu sama pria bangsat itu."Meli beranjak dari tempat dia mengamen. Dia berjalan menghampiri Aryo."Sial! Baru saja aku semangat mengamen sudah dapat cobaan seperti ini."Meli mendengus kesal. Ternyata mengamen tidak
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu BramAryo, Meli dan Bram menikmati makan siang di rumah makan Padang."Sayang! Pelan-pelan dong makannya. Nggak elok dilihat Pak Bram," tegur Aryo.Meli sengaja makan seperti anak kecil agar Bram jijik melihatnya. Namun, pandangan pengunjung tidak sama."Makan di rumah makan Padang saja kelihatannya seperti tidak pernah makan dua tahun. Kasihan sekali iya," ledek salah satu pembeli.Meli berhenti makan, dia mengarahkan netranya ke asal suara itu. Niat hatinya hanya membuat Bram jijik. Malah komentar pengunjung beda.'Sial! Kenapa mulutnya setajam silet,' ucap Meli dalam hati.Meli mencoba cuek atas nyinyiran netizen."Maaf sebelumnya, Pak Aryo. Aku mau ngomong sama bapak."Bram memulai percakapan sambil menikmati makan siang. Dia meneguk es teh manis dengan nikmat."Dengan senang hati, Pak. Ngomong saja! Nggak usah sungk
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu Bram"Kalau begitu, Pak Aryo dan Bu Meli naik angkot umum saja! Ini alamatku," ucap Bram menyodorkan kartu namanya.****Malam telah tiba, Bram dan Aryo sedang berbincang-bincang di teras rumah Bram. Sementara Meli rebahan di dalam kamar.Oh ya, Pak. Sudah berapa lama bapak keluar dari bilik jeruji besi?"Aryo sangat lancang bertanya kepada Bram.Dia tidak ada sama sekali menjaga perasaan Bram. Padahal dia dan istrinya menumpang di rumah Bram."Aku belum bebas pulsa.""Ma-maksudnya, Pak?" tanya Aryo penasaran.Aryo mengernyitkan dahi, tidak mengerti maksud dari belum bebas pulsa."Maksudnya itu, aku bebas, tapi bersyarat. Sekali seminggu kudu wajib melapor ke kantor polisi."Aryo mengangguk seolah paham maksud Bram. Di mene
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 31: Aryo Ketemu Bram'Kamu kira menginap di rumahku ini gratis. Tidak ada kebaikan yang benar-benar baik kecuali ada maunya. Aku berpura-pura baik, karena ada maunya dan ingin balas dendam.'Aryo melangkah masuk ke dalam rumah. Matanya sudah berat tidak sanggup lagi melihat dunia ini. Jalannya saja sudah seperti orang mabuk."Meli sayang, buka pintunya," panggil Aryo.Aryo sudah tidak sanggup menahan matanya yang sudah satu watt. Rasanya dia ingin langsung tidur lelap di atas ranjang yang empuk.Meli beranjak dari atas ranjang lalu membuka pintu kamar."Mas Aryo, ada apa? Kenapa kamu bisa jadi begini?" tanya Meli.Meli memapah Aryo masuk ke dalam kamar. Aryo langsung terlentang begitu saja di atas ranjang. Meli menarik selimut menutupi sebagian tubuh Aryo."
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 32: Aryo Meminta Maaf Kepada SantiBram telah selesai melampiaskan dendamnya kepada Meli. Dia memakai bajunya kembali dan menarik resleting celananya."Terima kasih buat malam ini. Jangan pernah cerita kepada Aryo, Ayu atau ibumu. Aku terpaksa melakukan ini karena rasa dendam ini belum tersalurkan kepada Ayu.""Kamu jahat! Aku tidak ada sama sekali hubungan dengan kamu. Kenapa kamu balas dendamnya ke aku?"Meli bringsut mengambil bajunya yang sudah berserak di lantai kamar. Air matanya terus jatuh mengalir laksana mata air."Aku tidak peduli. Selagi kamu masih di rumah ini. Kamu wajib melayaniku setiap malam sebagai sewa menginap di rumahku."Bram masih menaruh dendam kepada Ayu. Perbuatan Ayu kepada dirinya belum setimpal dengan apa yang dia balas kepada Meli."Cih!"Meli mendec