Home / Fantasi / Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas / Part 03: Kiriman Poto Mesra Aryo

Share

Part 03: Kiriman Poto Mesra Aryo

Author: Pemanis Aksara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal

Part 03: Kiriman Poto Mesra Aryo

"Argh ....!" teriak Meli mengacak-acak rambutnya dan melempar semua barang yang ada di atas nakas.

"Baru satu hari jadi istri, Aryo. Dia sudah menderita dan ditinggal pergi olehnya.

'Awas kalau kamu datang, kubuat kau menyesal!' ucap Meli dalam hati.

Meli melihat ponselnya sudah penuh dengan pesan chatt dan notif pemberitahuan dari akun sosial media berwarna ungu. Meli membuka pesan chatt aplikasi gagang telepon berwarna hijau pelan-pelan.

[Aryo, kawan kantorku, baru saja menikah dengan Meli. Namun, Dia memilih menghabiskan malam pertamanya bersamaku.]

Sebuah caption tertulis dari status aplikasi hijau hasil tangkapan layar

yang di kirim Nilma rekan kerja Meli, sebelum risaign. Meli dan Aryo satu kantor, dari situlah Meli jatuh hati pada Aryo.

[Kenapa bisa Aryo menghabiskan malam pertamanya bersama perempuan lain?] pesan chatt masuk dari Ayu, saudara kandung Meli.

Telepon seluler milik Meli berdering memekakan telinga. Di layar ponselnya tertera 'Mbak Ayu memanggil.'

'Aku nggak mau menjawab panggilan telepon dari Mbak Ayu. Dia pasti marah-marah kalau aku menjadi pelakor,' ucapnya dalam hati.

Ayu menghubungi Aryo, suaminya, Meli. Lima kali sudah Ayu melakukan panggilan, tapi tidak ada sama sekali dijawab, Aryo.

'Kenapa tidak ada jawaban darinya?' ucap Ayu dalam hati.

Ayu mencoba kembali menelpon Aryo, tidak membuahkan hasil sama sekali.

'Kacau, kalau sempat Meli viral menjadi pelakor, mau diletakan di mana wajahku juga wajah ibu,' ucap Mbak Ayu dalam hati.

"Aku harus cepat menjumpai Meli, untuk mengetahui sebenarnya apa yang terjadi?" ucap Mbak Ayu spontan.

Netranya melihat jam yang melingkar di lengannya sudah menunjukkan pukul dua puluh tiga lewat lima menit. 'Akh, sial! Nggak mungkin lagi aku pergi ke hotel tempat Meli bulan madu. Besok siang saja aku ke rumah barunya. Kalau aku paksakan sekarang, takut terjadi sesuatu,' ucapnya dalam hati.

****

Pagi telah tiba, mentari sudah menyapa bumi. Kendaraan sudah lalu lalang ke sana-kemari. Ayu terkejut mendengar jam beker berbunyi. Netranya diarahkan ke arah jam, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit.

Ayu bringsut dari atas ranjang dan menuju kamar mandi. Suara gemercik air terdengar menyiram tubuhnya.

Tidak butuh waktu lama, usai sudah Ayu mandi dan dia sudah rapi. Dia segera berangkat menuju rumah Meli. Jarak rumahnya ke rumah Meli butuh waktu tempuh dua jam.

Ayu berjalan keluar rumah menuju garasi. Dia membuka pintu mobil dan duduk di dasboard, dia menstater mobil lalu menekan tuas gas kemudian melaju pelan. Sementara Pak satpam sudah membuka pagar rumah.

Tepat di post satpam, Ayu membuka kaca mobil dan menekan klakson permisi kepada Pak satpam. Dia mengulas senyum kemudian menutup kembali mobil yang dia setir melaju kencang laksana anak panah yang lepas dari busurnya.

****

Meli sendirian di hotel, padahal malam pertama. Nasibnya tidak seperti pengantin baru pada biasanya. Meli menelan pahitnya kenyataan hidup, menjadi istri kedua dengan cara merebut laki orang tidak seperti yang dibayangkan. Meli sendirian cek out dari hotel menuju rumah barunya. Hatinya nelangsa karena sudah siang Aryo belum kunjung datang ke rumah.

Tidak berapa lama, Ayu sampai di  depan rumah Meli yang baru. Klakson mobil sengaja dia tekan agar Meli keluar cepat dan membuka pagar rumahnya.

Ayu nggak sabar menunggu Meli membuka pagar rumah, sehingga klakson mobil dia tekan kuat dan lama.

Meli membuka pintu rumahnya, kemudian memakai sendal dan berjalan menuju pagar. Dia membuka pagar rumahnya, lalu Ayu menyetir mobil masuk ke dalam halaman. Pintu pagar masih terbuka lebar. Meli berjalan dan masuk kembali menuju teras rumah.

Ayu tidak membuang-buang waktu dan dia bergegas mematikan mobil, lalu melepas seat belt dan membuka pintu mobil. Dia menghampiri adiknya, sebuah tamparan ia tepiskan di wajah, Meli.

Plak!

"Dasar wanita murahan! Kau bangga meng-upload poto kemesraanmu dengan seorang pria dan dia itu ternyata masih suami sah wanita lain."

Ayu merah padam dan sangat kecewa dengan Meli. "Asal kamu tahu! Aku sangat jijik dan malu melihatmu sekarang! Kau sudah membohongiku juga ayah dan ibu di kampung."

Meli mengelus pipinya, rasa panas akibat tamparan yang di tepiskan Ayu membuat hatinya geram.

"Malu Mbak, bilang? Aku lebih malu setiap pulang ke rumah selalu mendapat hinaan perawan tua dari tetangga. Aku nikah dengan suami orang, salah! Nggak nikah sama sekali, semakin salah. Hidup di dunia ini memang susah."

Meli meneteskan air mata, hatinya tersaruk pilu mengingat cemoohan netizen di kampung.

"Menikah itu ibadah, tapi bukan dengan cara yang salah!" sentak Ayu.

"Salah, Mbak bilang?"

"Iya! Kalau kamu menikah dengan pria single atau duda. Nggak apa-apa. Masalahnya kamu sengaja merebut suami orang dan kamu begitu bangga mengumbarnya di sosial media. Aku nggak Habis pikir, Meli."

Ayu mendengus kesal, dia menarik napas kasar kemudian membuangnya.

"Cukup! Hentikan semua perkataanmu, Mbak. Kalau memang merasa malu mempunyai adek seorang pelakor, itu hakmu! Aku sama sekali nggak peduli. Daripada setiap aku pulang ke rumah, selalu mendapat comoohan dengan sebutan perawan tua, ditambah ayah dan ibu tidak pernah berhenti bertanya kapan kamu nikah. Sekarang aku menikah, Mbak bilang salah."

Ayu nggak habis pikir kalau Meli menempuh jalan yang salah. Dia memijit keningnya yang tidak sakit.

"Kamu itu perempuan, Meli! Coba kamu berpikir sejenak dengan menggunakan hati dan perasaanmu!" nasihat Ayu.

Meli bergeming, dia menghapus buliran air matanya yang sempat luruh tanpa pamit. Sakit! Inilah kenyataan yang harus diterima. Sesal kian mendera, akhir sebuah kenyataan. Dia bringsut dan meletakkan bobotnya di atas kursi lalu menunduk meratapi nasibnya.

"Ingat, Meli! Segala sesuatu itu perlu dipikirkan! Salah atau tidaknya yang kamu lakukan? Kalau menikah dengan pria yang sudah beristri, apakah dia ridha dan ikhlas menerima suaminya berbagi. Secara tidak langsung kehadiranmu mematahkan sayapnya menggapai sakinah, mawaddah warohmah dalam membangun bahtera rumah tangga.

Ayu mencoba mendekati Meli dan mengangkat wajahnya. "Jadikanlah kejadian ini pelajaran yang paling berharga. Sebelum terlanjur sakit. Segera gugat cerai suamimu!" perintah Ayu.

"Aku tidak mau menjadi janda dan hidup jatuh miskin, Mbak!"

Meli terisak, air matanya kembali jatuh mendengar perkataan Ayu. Dirinya saat ini laksana makan buah simalakama.

"Tidak ada jalan lain! Berani berbuat harus berani bertanggungjawab," ucap Ayu.

Meli tergugu dan tersaruk pilu. Pilihan yang sangat berat untuk ditentukan.

"Kamu pasti bisa! Mbak yakin. Bangkitlah dan jangan bersedih."

Meli mendongak, "Bagaimana nasib janin yang ada di dalam perutku," jawab Meli semakin terisak.

Bersambung ....

Next?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Mantap mbak ayu sadarkan adekmu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 04: Pelakor Jumpa Pelakor

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 04: Pelakor Jumpa PelakorAyu terkejut mendengar ucapan Meli. "Ja-jadi ka-kamu ini sedang hamil?" tanya Ayu terbata. Mulutnya membulat seperti huruf o.Meli mengangguk dan tidak berani berkata."Se-serius?" tanya Ayu seolah tidak percaya."Iya."Meli dengan terpaksa mengakui atas kejadian yang sesungguhnya.Ayu tidak tahu mau berkata apa, seolah lidahnya kelu. Kedua tangannya memijit keningnya, mencoba mencari solusi. Namun, tidak ketemu selain menggugat cerai."Mbak! Aku mohon informasi ini jangan sampai kepada ayah dan ibu di kampung. Aku tidak mau mereka risau dan ...."Meli menjeda ucapannya lalu memijit keningnya dan terus menangis."Apa sebenarnya yang kamu kejar dari Aryo?" tanya Ayu. Dia membetulkan duduknya, suasana tegang menyelimuti teras rumah.Meli bergeming, hanya tangisan yang bisa dia perbuat saat ini. "A-aku terpaksa

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 05: Alia Berhasil Mencelakai Meli

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 05: Alia Berhasil Mencelakai Meli"Silahkan! Aku nggak peduli. Perlu kamu ingat! Jika kamu mau bunuh diri jangan di rumahku ini, ok!" bisik Aryo ke daun telinga Meli."Kamu sungguh kejam, Mas.""Aku tidak kejam, Meli. Aku hanya memberikan pelajaran bagi kamu yang terlalu ambisi merebut harta kekayaanku."Kata demi kata yang keluar dari tepi bibir Aryo sangat menyakitkan. Meli menelan saliva, rasanya sangat pahit laksana sepahit empedu."Meli, ayo kita pergi dari rumah ini. Aku nggak sudih kau meneruskan pernikahan ini kalau membuatmu tersiksa," ajak Ayu sambil menarik lengannya."Bagus! Akhirnya kamu mengangkut sampah dari rumahku. Asal Mbak Tahu, aku menikahi Meli untuk membuktikan tanggung jawabku kepada dia, karena aku sudah terlanjur menyemai benihku ke dalam rahimnya. Untung saja aku masih baik, mau bertanggungjawab."Mulut Ayu menganga dan berpikir sejenak. 'B

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 06A

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 06: Tak Perlu Balas Dendam "Bukan urusanmu! Lepaskan ... dan biarkan aku pergi!" Akhirnya Alia membiarkan Meli pergi begitu saja. Meli dan Ayu beranjak pergi menuju mobil. Ketika mau masuk, kaki Meli, tiba-tiba terpeleset. "Aw!" ucapnya lirih. Meli menahan sakit sambil memijit kakinya terkilir. Dia sadar kotak emasnya jatuh menggelinding menuju pagar rumah. Netranya mengikuti kotak emas itu dengan sorot mata membulat. "Meli," teriak Ayu. Ayu berlari menghampiri Meli. Dia takut janin yang dikandung Meli terjadi sesuatu di luar dugaan. "Perutku sakit sekali, Mbak," ucap Meli. Dia menahan sakit sekitar perutnya. "Kita harus ke dokter," balas Ayu sambil menuntun Meli menuju mobil. "Ko-kotak emasku menggelinding dekat pagar," ucap Meli terbata. "Kesehatanmu jauh lebih penting daripada emas itu," balas Ayu. Mereka berhenti sejenak.

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 06B

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 06: Tak Perlu Balas Dendam "Siapa lagi kalau bukan pria yang ada di depan mata kepalaku sendiri." Aryo menghela napas, ucapan Santi sangat membuat dirinya terpukul. Namun, dia tidak mau memperlihatkan kondisi yang sesungguhnya. "Kalau kamu pandai merawat tubuhmu seperti waktu gadis, aku tidak akan berpaling darimu." Aryo selalu berkata seperti itu sebagai senjata yang bisa dia katakan. "Kamu mau tahu, kenapa aku tidak merawat tubuhku?" tanya Santi. Dia memancing Aryo, apakah mantan suaminya itu penasaran. "Nggak penting! Lagi pula kamu bukan istriku lagi. Ngapain aku kepo dengan mantan ...." Ucapannya sengaja dijeda. Santi merasa lega mendengar jawaban Aryo. "Mungkin pada saat ini kamu merasa di atas dan mempunyai segalanya. Sehingga lupa diri kepada seorang istri yang membawa kamu sukses dan memiliki segalanya. Kesuksesanmu itu suatu

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 07A

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 07: Tabungan Santi dikuras Aryo "Apakah kamu mau membantu aku," tanya Meli kembali. Sorot matanya sayu mengharap uluran tangan Santi agar membantu dirinya. Santi masih berpikir menentukan pilihan yang amat berat. "Jikalau kamu tidak mau, nggak apa-apa. Mungkin wanita seperti aku tidak pantas dan tidak layak di tolong oleh wanita yang aku sakiti," ucap Meli. Matanya berkaca-kaca, lalu dia pergi melangkah. Rasa sakit yang terlahir di perutnya sudah mulai hilang. Ayu mengikuti langkah Meli menuju mobil. Sepatah kata pun tidak ada yang keluar dari tepi bibirnya. Apalagi mau meminta tolong kembali kepada Santi, dia sudah sungkan. Santi masih berusaha melawan antara perasaan dan kata hatinya. Ia memejamkan mata sejenak mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Tiba-tiba, Aryo membuyarkan lamunannya. "Ngapain lagi kamu berdiri si situ?" Santi terkejut mendengar perka

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 07B

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 07: Tabungan Santi dikuras Aryo"Aku bisa kok, Mbak," balas Meli keras kepala.Santi bingung mau naik apa pulang ke rumahnya. Dari tadi dia mengotak-atik ponselnya untuk pesan transportasi online, sudah dua menit tidak ada sama sekali ditemukan. Akhirnya dia luluh juga untuk membantu Meli, walaupun dalam keadaan pasrah, tapi tidak rela."Mbak, aku mau membantu menyetir mobil milik Meli," ucap Santi.Ayu berhenti dan mengarahkan tubuhnya ke asal suara itu."Se-serius?" tanya Ayu terbata. Dia laksana mendapat mukjizat yang tak disangka-sangka.Santi mengangguk dan mengulas senyum."Bu-bukan bohong 'kan?" tanya Ayu meyakinkan."Aku serius, Mbak."Sementara Meli sudah menekan pedal gas untuk melaju pergi."Meli," teriak Ayu dan Santi serentak.Ayu dan Santi berlari menghentikan Meli, agar tidak menyetir mobil itu."Meli jangan

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 08A

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 08: Panggilan Nomor BaruPikiran Meli nanar, hatinya nelangsa. Matanya berembun membuat pandangannya tidak jelas.'Lebih baik aku mati daripada menanggung malu di dunia ini. Tidak ada lagi gunanya aku hidup,' ucapnya dalam hati.Meli menginjak tuas gas semakin kuat. Dia menyetir mobil dengan kecepatan seratus KM per jam."Mbak, kita kok bisa kehilangan jejak?" tanya Santi. Hatinya ikut was-was terjadi sesuatu pada Meli."Kurang tahu juga, San. Mungkin dia ngebut agar kita nggak bisa mengejarnya," jawab Ayu.Ayu fokus menyetir, dia takut konsentrasinya buyar kalau terlalu berpikiran negatif memikirkan Meli."Apa sebaiknya kita berhenti sejenak?" ucap Santi.Sebenarnya dia takut mengutarakan itu, tapi Santi memberanikan diri. Niatnya untuk menelpon Alia agar membujuk Aryo menghubungi Meli. Santi yakin, kalau Aryo menelpon Meli. Dia pasti tidak beran

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 08B

    Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 08: Panggilan Nomor BaruAryo meneguk minumnya lalu menghembuskan napas kasar."Sekali lagi jangan pernah ikut campur lagi masalah mantan istriku. Aku nggak suka, sayang."Alia mengangguk dan melingkarkan jari kelingkingnya menandakan sebuah perjanjian yang tidak boleh dilanggar."Maaf iya, sayang. Aku tadi sudah marah padamu."Aryo berdiri dan mengecup kening Alia. Sebenarnya ia merasa jijik karwna Aryo mencium keningnya.'Kalau bukan karena terpaksa butuh uang, aku nggak mau dicium segala sama Aryo lelaki buaya darat,' ucap Alia dalam hati. Ia mencoba membalas senyum Aryo walaupun terpaksa."Nggak apa-apa, santai saja."Gawai milik Alia bergetar dan mengalihkan perhatiannya. Ternyata sebuah notif pesan chatt dari Santi."Ada pesan chatt masuk sayang, sin

Latest chapter

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 57: Tamat

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56C

    Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56B

    Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56A

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55E

    Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55D

    Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55C

    Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55B

    "Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55A

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per

DMCA.com Protection Status